Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PROSES TERJADINYA KARIES

DOSEN PENGAMPU: Drg, Deliyana I, Katili, M.Kg

KELOMPOK 1

OLEH:

RIFKA SAFITRI LAWALANDA NADIVA DATUAGE RENALDI IBRAHIM

DITHYA PEBRIANI LAUHI SINTIA NASIKI

ANGELIA LAONGAN AINUN KARIM

POPI PARAMUDITYA SIDIKI ENJEL MUSA

JURUSAN TERAPIS GIGI

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA GORONTALO

2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Karies gigi adalah penyakit pada jaringan keras, yang meliputi enamel, dentin, dan
sementum, yang disebabkan oleh aktivitas jasad renik dalam karbohidrat yang dapat
difermentasikan (Abu Bakar, 2012). Penyakit karies gigi disebabkan karena terjadinya
demineralisasi enamel dan dentin (Worotitjan et al, 2013). Karies gigi merupakan penyakit gigi
dan mulut yang paling banyak ditemukan di masyarakat. Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar
menunjukan bahwa prevalensi penyakit karies gigi di Indonesia adalah mencapai 72,1% dari
jumlah penduduk yang berjumlah 205.132.458 jiwa (Soendoro, 2008).
Anak-anak pada usia 8-10 mempunyai resiko yang tinggi terhadap karies gigi, karena pada
usia tersebut anak-anak mempunyai kebiasaan makan jajanan yang kariogenik (Worotijan et al,
2013). Pola jajan merupakan hal yang perlu dijaga untuk mencegah terjadinya karies. Makanan
yang menyebabkan terjadinya karies disebut makanan kariogenik. Makanan kariogenik seperti:
cokelat, permen, roti dan susu sangat disukai oleh banyak anak-anak sekolah dasar, karena
memiliki warna yang menarik, harga terjangkau dan rasa yang nikmat. Makanan kariogenik
banyak mengandung gula dan bersifat lengket (Budisuari et al, 2010).
Masalah lain yang harus diperhatikan untuk mencegah terjadinya karies gigi adalah
kebiasaan menggosok gigi. Sisa makanan atau food debris yang ada pada permukaan gigi akan
dengan cepat berubah menjadi plak apabila tidak dibersihkan dengan benar. Anak-anak SD harus
memiliki kebiasaan menggosok gigi yang baik dan benar, yaitu kebiasaan menggosok gigi
dengan cara dan waktu gosok gigi yang tepat. Hal ini erat kaitan dengan proses terjadinya karies,
apabila sukrosa yang tinggal dalam waktu yang lama pada rongga mulut dan tidak segera
dibersihkan maka hal itu akan menyebabkan kemungkinan terjadinya penyakit karies gigi. Gosok
gigi akan mengurangi kontak sukrosa dan bakteri, sehingga resiko terjadinya karies gigi akan
berkurang (Budisuari et al, 2010).

B TUJUAN
Tujuan disusunnya makalah ini adalah:
1. Agar pembaca dapat mengetahui mengapa gigi bisa berlubang
2. Agar pembaca dapat mencegah gigi sebelum berlubang
3. Agar lebih mengetahui perkembangan penanganan masalah gigi berlubang
BAB II
PEMBAHASAN
A. KARIES DAN PROSESNYA

a. Pengertian Karies Gigi


Penyakit karies gigi adalah penyakit yang mengenai jaringan keras gigi yang disebabkan
oleh kuman Streptococcus mutan. Penyebab utama dari penyakit karies gigi adalah makanan
camilan/ snack yang banyak mengandung sukrosa.
Ada ceruk yang sempit dan dalam pada permukaan gigi belakang yang kita pakai untuk
mengunyah, tidak rata dan datar sehingga sisa-sisa makanan terjebak dan sangat sulit dibersihkan
oleh sikat gigi meskipun kita sudah menggunakan sikat gigi dengan buku sikat paling halus.
Kondisi ini sangat kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan bakteri, yang lama
kelamaan berkembang menjadi karies gigi. Hal ini dapat terjadi lebih sering pada anak-anak
dimana terdapat gigi tetap yang baru tumbuh. Namun dapat juga terjadi pada orang dewasa.
Salah satu ciri khas karies yang terjadi pada gigi orang dewasa adalah karies menggaung,
di mana permukaan gigi secara kasat mata tampak utuh dan bagus tapi sebetulnya karies sudah
mencapai lapisan dentin yang jauh lebih lunak dan mudah terserang Karies, seperti ini baru
terdeteksi saat dokter gigi melakukan pemeriksaan dengan menelusuri pit dan fissure dengan
instrumen yang ujungnya runcing, yang disebut sonde.
Bila ada suatu titik dimana sonde tersangkut, besar kemungkinan disitulah letak akses
karies ke lapisan dentin. Lubang yang sangat kecil ini bila dipreparasi oleh dokter dengan
menggunakan bur dapat menjadi besar, karena lapisan email yang tidak terdukung oleh lapisan
dentin harus diambil sebab jika dibiarkan pun lama-lama email tersebut akan pecah. Setelah itu
barulah terlihat lubang yang menganga dibawahnya. Salah satu cara yang dapat mencegah karies
pit dan fissure adalah dengan menutup bagian tersebut dengan suatu bahan adhesive yang dapat
mengalir dengan baik ke dalam pit dan fissure.
Waktu terbaik adalah sesegera mungkin setelah gigi molar (geraham) pertama baru
tumbuh/erupsi, yaitu saat anak berusia 6 tahun. Setelah itu prosedur ini juga perlu dilakukan pada
saat gigi molar kedua baru erupsi, yaitu saat anak berusia 12 tahun. Yang jelas, kesadaran
masyarakat untuk datang ke dokter gigi enam bulan sekali perlu ditumbuhkan agar kualitas
kesehatannya terjaga optimal Dan mencegah timbulnya komplikasi atau penyakit berat lainnya.
Proses terjadinya karies dimulai dari demineralisasi struktur gigi, yaitu hilangnya mineral dari
email, dentin, dan sementum (Fejerskov, 2008). Proses demineralisasi jaringan keras gigi diikuti
oleh kerusakan bahan organiknya, sehingga terjadi invasi bakteri dan kematian pulpa serta
penyebaran infeksi ke jaringan periapeks yang dapat menyebabkan nyeri (Kidd & Bechal, 1999).
Karbohidrat ini bereaksi dengan bakteri untuk membentuk asam yang berperan pada struktur
keras gigi, mengakibatkan hilangnya mineral. Struktur gigi yang kandungan mineralnya telah
hilang menjadi lunak, karena proses berlanjut, dapat terbentuk lubang. Streptococcus mutans
dan Lactobacillus adalah dua tipe bakteri yang diketahui mendukung terjadinya karies (Scheid &
Weiss, 2013).

B. Hal-hal yang Mendukung Terjadinya Karies Gigi


1. Gigi yang Peka
Gigi yang peka yaitu gigi yang mengandung sedikit fluor atau memiliki lubang. lekukan maupun
alur yang menahan plak

2. Bakteri
Mulut mengandung sejumlah besar bakteri, tetapi hanya bakteri jenis tertentu yang menyebabkan
pembusukan gigi yang paling sering adalah bakteri Streptococcus Mutans

3. Sisa-sisa makanan
Dalam keadaan normal, di dalam mulut terdapat bakteri. bakteri ini mengubah semua makanan
(terutama gula dan karbohidrat) menjadi asam. Bakteri, asam, sisa makanan dan ludah bergabung
membentuk bahan lengket yang disebut plak, yang menempel pada gigi. plak paling banyak
ditemukan di gigi geraham belakang.

Jika tidak dibersihkan maka plak akan membentuk mineral yang disebut karang gigi (kalkulus,
tartar). Plak dan kalkulus bisa mengiritasi gusi sehingga timbul gingivitis. Gejaki

Tidak semua nyeri gigi disebabkan karena kavitasi. Sakit gigi dapat terjadi karena:
●akar tercemar, tetapi tidak membusuk

●terlalu kuat mengunyah

●gigi patah.

Penyumbatan sinus bisa menyebabkan gigi atas menjadi peka. Biasanya, suatu kavitasi di
dalam enamel tidak menyebabkan sakit; nyeri baru timbul jika pembusukan sudah mencapai
dentin. Nyeri yang dirasakan jika meminum-minuman dingin atau makan permen menunjukkan
bahwa pulpa masih sehat. Jika pengobatan dilakukan pada stadium ini, maka gigi bisa
disclamatkan dan tampaknya tidak akan timbul nyeri maupun kesulitan menelan.

Suatu kavitasi yang timbul di dekat atau telah mencapai pulpa menyebabkan kerusakan yang
tidak dapat diperbaiki. Nyeri tetap ada walaupun perangsangnya dihilangkan (contohnya air
dingin). Bahkan gigi terasa sakit meskipun tidak ada perangsangan (sakit gigi spontan). Jika
bakteri masuk ke dalam pulpa dan pulpa mati, maka untuk sementara waktu nyeri akan hilang.
tetapi tidak lama kemudian (beberapa jam sampai beberapa hari) jika dipakai untuk menggigit
atau jika lidah maupun jari tangan menekan gigi yang terkena, maka gigi menjadi peka karena
peradangan dan infeksi telah menyebar keluar dari ujung akar dan menyebabkan abses
(penumpukan nanah). Nanah yang terkumpul di sekitar gigi cenderung akan mendorong gigi
keluar dari kantongnya. proses menggigit akan mengembalikan gigi ke tempatnya, disertai nyeri
yang luar biasa.

Nanah bisa terus terkumpul dan menyebabkan pembengkakan pada gusi di dekatnya atau bisa
menyebar lebih jauh melalui rahang (selulitis) dan mengalir ke dalam mulut atau bahkan
menembus kulit di dekat rahang.

C. Definisi Karies Gigi Karies gigi (kavitasi) adalah daerah yang membusuk di dalam gigi yang
terjadi akibat suatu proses yang secara bertahap melarutkan email (permukaan gigi sebelah luar
yang keras) dan terus berkembang ke bagian dalam gigi. Jika tidak diobati oleh seorang dokter
gigi, karies akan terus tumbuh dan pada akhirnya menyebabkan gigi patah.
Tergantung kepada lokasinya, pembusukan gigi dibedakan menjadi :
1. Pembusukan Permukaan yang Licin atau Rata Merupakan jenis pembusukan yang paling bisa
dicegah dan diperbaiki, tumbuhnya paling lambat.
Sebuah karies dimulai sebagai bintik putih dimana bakteri melarutkan kalsium dari
email. Pembusukan jenis ini biasanya mulai terjadi pada usia 20-30 tahun.

2. Pembusukan Lubang dan Lekukan


Biasanya mulai timbul pada usia belasan, mengenai gigi tetap dan tumbuhnya cepat.

Terbentuk pada gigi belakang, yaitu di dalam lekukan yang sempit pada permukaan gigi untuk
mengunyah dan pada bagian gigi yang berhadapan dengan pipi. daerah ini sulit dibersihkan
karena lekukannya lebih sempit daripada bulu-bulu pada sikat gigi.

3.Pembusukan Akar Gigi


Berawal sebagai jaringan yang menyerupai tulang, yang membungkus permukaan akar
(sementum).
Biasanya terjadi pada usia pertengahan akhir. Pembusukan ini sering terjadi karena penderita
mengalami kesulitan dalam membersihkan daerah akar gigi dan karena makanan yang kaya akan
gula. Pembusukan akar merupakan jenis pembusukan yang paling sulit dicegah.

4. Pembusukan Dalam Email


Pembusukan terjadi di dalam lapisan gigi yang paling luar dan keras,tumbuh secara perlahan.
Setelah menembus ke dalam lapisan kedua (dentin, lebih lunak), pembusukan akan menyebar
lebih cepat dan masuk ke dalam pulpa (lapisan gigi paling dalam yang mengandung saraf dan
pembuluh darah).

Dibutuhkan waktu 2-3 tahun untuk menembus email, tetapi perjalanannya dari dentin ke pulpa
hanya memerlukan waktu 1 tahun karena itu pembusukan akar yang berasal dari dalam dentin
bisa merusak berbagai struktur gigi dalam waktu yang singkat.
seseorang boleh mengenal pasti bahawa dia mempunyai karies gigi seperti berikut;
1. perubahan kepada warna permukaan gigi (putih kekuningan dan lembut →→ coklat dan
kehitaman)
2. perubahan kepada konsistensi gigi (keras dan kuat →→ lembut dan rapuh)
3. gigi berlubang
4. sakit gigi (apabila kerosakan tersebut telah sampai ke rongga pulpa gigi)
5. gigi menjadi sensitif terutama apabila mengambil makanan atau minuman ygsejuk atau panas
6. makanan terperangkap di dalam atau di celah-celah gigi
7. rasa atau bau yang kurang menyenangkan di dalam mulut.

d. Akibat Karies Gigi

1. Bau mulut
2. Terasa ngilu bila terkena makanan yang panas atau dingin, asam dan manis.
3. Tidak bisa tidur atau aktivitas sehari-hari terganggu
4. Keadaan yang parah, kalau tidak dicabut menyebabkan gusi bengkak, terdapat nanah dan
pilek-pilek.
5. Hilangnya gigi adalah salah satu penyebab cacatnya fungsi kunyah.
6. Penyakit pada organ lain: penyakit jantung koroner, peradangan otot, penyakit katup jantung.
penyakit ginjal, penyakit mata, panyakit kulit.

e. Jenis Makanan Yang Dapat Menyebabkan Karies Gigi


1. Makanan yang manis seperti permen, coklat, sari manis dil
2. Makanan yang terlalu panas atau dingin

f. Pencegahan Karies Gigi


Pencegahan meliputi seluruh aspek kedokteran gigi yang dilakukan oleh dokter gigi, individu
dan masyarakat yang mempengaruhi kesehatan rongga mulut. Sehubungan dengan hal ini,
pelayanan pencegahan difokuskan pada tahap awal, sebelum timbulnya penyakit (pre-
patogenesis) dan sesudah timbulnya penyakit (patogenesis). Leavell dan Clark dari Universitas
Harvard dan Colombia membuat klasifikasi pelayanan pencegahan tersebut atas 3 yaitu
pencegahan primer, sekunder dan tersier.

Pelayanan diarahkan pada tahap pre-patogenesis atau pencegahan primer timbulnya penyakit,
dengan upaya meningkatkan kesehatan (health promotion) dan memberikan perlindungan khusus
(specific protection). Upaya promosi kesehatan meliputi pengajaran tentang cara menyingkirkan
plak yang efekti atau cara menyikat gigi dan menggunakan benang gigi (flossing). Upaya
perlindungan khusus termasuk pelayanan yang diberikan untuk melindungi dari serangan
penyakit dengan membangun penghalang untuk melawan mikroorganisme.

Pelayanan yang ditujukan pada tahap awal patogenesis merupakan pelayanan pencegahan
sekunder, untuk menghambat atau mencegah penyakit agar tidak berkembang atau kambuh lagi.
Kegiatannya ditujukan pada diagnosa dini dan pengobatan yang tepat. Sebagai contoh,
melakukan penambalan pada lesi karies yang kecil dapat mencegah kehilangan struktur gigi yang
luas.

Pelayanan ditujukan terhadap akhir dari patogenesis penyakit yang dikenal sebagai pencegahan
tersier untuk mencegah kehilangan fungsi. Kegiatannya meliputi pemberian pelayanan untuk
membatasi ketidakmampuan (cacat) dan rehabilitasi Gigi tiruan dan implan termasuk dalam
kategori ini

Pencegahan primer yang dilakukan dokter gigi meliputi aplikasi topikal, pit dan fisur silen,
konseling diet, program kontrol plak, dan melakukan pengukuran risiko karies. Pencegahan
primer yang diberikan dalam masyarakat adalah fluoridasi air minum, fluoridasi air sekolah dan
kumur-kumur dengan larutan fluor sedangkan individu melakukan tindakan menyikat gigi
dengan pasta gigi yang mengandung fluor dan menggunakan alat pembersih gigi dan mulut
lainnya (Anonim 2008).

g. Pengobatan Karies Gigi


Jika pembusukan berhenti sebelum mencapai dentin, maka email bisa membaik dengan
sendirinya dan bintik putih di gigi akan menghilang. Jika pembusukan telah mencapai dentin,
maka bagian gigi yang membusuk harus diangkat dan diganti dengan tambalan (restorasi).
Mengobati pembusukan pada stadium dini bisa membantu mempertahankan kekuatan gigi dan
memperkecil kemungkinan terjadinya kerusakan pulpa. Pada stadium lanjut kadang timbul
demam, sakit kepala dan pembengkakan rahang, dasar mulut atau tenggorokan, diperlukan
pemberian obat antibiotik, analgetik untuk menyembuhkan pembengkakan selanjutnya bisa
dilakukan perawatan akar gigi atau pencabutan gigi. Jika gigi dicabut, harus segera diganti Jika
tidak, gigi di sebelahnya posisinya akan berubah dan mengganggu proses menggigit (Anonim
2010).
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Karies gigi atau gigi berlubang adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus
mutan, dan bakteri Bifidobacterium dentium Bd1, tetapi penyebab utamanya adalah makanan
yang banyak mengandung sukrosa.

Tidak semua nyeri gigi disebabkan karena karies gigi, Sakit gigi dapat terjadi karena akar yang
tercemar tetapi tidak membusuk, terlalu kuat mengunyah, gigi patah, bisa juga terjadi karena ada
sisa makanan camilan yang terselip di sela-sela antar gigi yang dibiarkan dan tidak dibersihkan.
Karies gigi yang berkepanjangan akan menyebabkan gigi menjadi berlubang dan akhirnya gigi
akan patah.

Pencegahan terhadap masalah karies akar gigi harus di lakukan sejak dini, bahkan sejak kita
masih berusia 6 tahun, atau setelah gigi molar (geraham) pertama baru tumbuh/erupsi.

Penemuan bakteri yang dapat di jadikan sebagai obat untuk mencegah terjadinya karies gigi oleh
peneliti asal jepang patut kita acungi jempol, dengan dibuatnya pasta gigi yang berasal dari
bakteri tersebut, akan lebih menghindarkan kita dari serangan karies gigi.
Daftar Pustaka

http://kosmo.vivanews.com/news/read/80526-cegah_bahaya_gigi berlubang

http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=77721 bakteri-

usus-penyebab-gigi-berlubang&catid=28&Itemid=48

http://seputarduniaanak.blogspot.com

http://koranindonesiasehat.wordpress.com

http://www.infogigi.com/info-gigi

http://adproindonesia.multiply.com/journal/item/141

http://tongproblem.blogspot.com/

http://www.infogigi.com/info-gigi/spesialisasi-di-bidang-kedokteran-gigi.html

http://www.infokedokteran.com/category/kesehatan-gigi

http://www.dradio1034 fim.or.id/detail.php?id=4470

(http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1071301/)

http://aimi-asi.org/2011/05/ulasan-poling-april-2011-resiko-dot/

http://www.f-buzz.com/2008/08/28
http://busaskisgz.blogspot.com/2010/10/kesehatan-gigi-karies-gigi.html

Anda mungkin juga menyukai