Karies gigi adalah suatu proses kronis regresif yang dimulai dengan
demineralisasi (larutnya mineral email) dan terus berjalan ke bagian
yang lebih dalam dari gigi sehingga terjadi kavitasi (pembentukan lubang)
yang tidak dapat diperbaiki kembali oleh tubuh melalui proses
penyembuhan, sebagai akibat terganggunya keseimbangan antara email
dan sekelilingnya yang disebabkan oleh pembentukan asam mikrobial
dari substrat (medium makanan bagi bakteri Streptococcus
mutans dan Lactobacillus acidophilus) (Schuurs, 1993).
1) Mikroorganisme
a) Bentuk
b) Posisi
Gigi yang berjejal dan susunannya tidak teratur lebih sukar dibersihkan.
Hal ini cenderung meningkatkan penyakit periodontal dan karies. Gigi
geligi berjejal (crowding) dan saling tumpang tindih (over lapping) akan
mendukung terjadinya karies, karena daerah tersebut sulit dibersihkan.
Gigi yang mempunyai permukaan dan bentuk yang tidak teratur dapat
mengakibatkan sisa-sisa makanan terselip dan bertahan sehingga
produksi asam oleh bakteri berlangsung cepat dan mengakibatkan
terjadinya pembusukan gigi yang memicu timbulnya gigi berlubang.
c) Struktur
Komposisi gigi sulung terdiri dari email dan dentin. Dentin adalah
lapisan di bawah email. Permukaan email lebih banyak mengandung
mineral dan bahan-bahan organik dengan air yang relatif lebih sedikit.
Permukaan email terluar lebih tahan karies dibanding lapisan di
bawahnya, karena lebih keras dan lebih padat. Struktur email sangat
menentukan dalam proses terjadinya karies (Suwelo, 1992).
Keberadaan flour dalam konsentrasi yang optimum pada jaringan gigi dan
lingkungannya merangsang efek anti karies (Kidd & Bechal, 1991).
4) Waktu
Waktu menjadi salah satu faktor penting, karena meskipun ada ketiga
faktor sebelumnya proses pembentukan karies gigi relatif lambat dan
secara klinis terlihat kehancuran dari email lebih dari empat tahun (Pine,
1997).
2) Xerostomia
1) Karies Insipiens
2) Karies Superfisialis
3) Karies Media
4) Karies Profunda
Tindakan ini ditujukan pada kesempurnaan struktur email dan dentin atau
gigi pada umumnya. Ada beberapa vitamin dan zat mineral yang
mempengaruhi dan menentukan kekuatan dan kekerasan gigi. Vitamin
dan mineral tersebut adalah vitamin A, C dan D serta mineral Ca, P, F dan
Mg. Selain usia anak-anak dan dewasa, para ibu hamil pun perlu
diberikan makanan yang mengandung unsur-unsur yang dapat
menguatkan email dan dentin sebelum agar tidak terjadi pengapuran
pada gigi bayinya.
2) Kebersihan mulut dan gigi yang harus diperhatikan supaya tetap
sehat.
Menggosok gigi merupakan salah satu hal yang perlu dilakukan untuk
menjaga kebersihan mulut dan gigi dalam rangka tindakan pencegahan
karies gigi. Walaupun kegiatan menggosok gigi merupakan kegiatan yang
sudah umum namun masih ada kekeliruan baik dalam pengertiannya
maupun dalam pelaksanaannya (Besford, 1996).
Melakukan penyikatan gigi yang baik adalah dengan frekuensi dan waktu
sesuai yang disarankan Manson (1995) yaitu dua kali, pagi hari sesudah
makan dan malam hari sebelum tidur atau yang disarankan Be Kien Nio
(1982) yaitu tiga kali sehari setiap kali setelah makan dan malam
sebelum tidur (Chemiawan, 2004).
Pemeriksaan gigi pada dokter gigi atau pelayanan kesehatan yang ada
perlu dilakukan secara berkala setiap 6 bulan sekali untuk mencegah
terjadinya karies gigi.
5) Penggunaan fluor