Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KARIES GIGI PADA ANAK


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karies Karies gigi adalah penyakit jaringan keras gigi yang ditandai oleh rusaknya email dan
dentin yang progresif yang disebabkan oleh keaktifanmetabolisme plak bakteri. Disebabkan oleh
tiga faktor yang berhubunganyaitu makanan, host dan bakteri (Behrman, 2002). Proses karies
gigi ditandaidengan terjadinya demineralisasi pada jaringan keras gigi, terjadinya invasibakteri
dan kerusakan pada jaringan periapikal dan menimbulkan rasa nyeri(Riyanti, 2005). Apabila
kondisi ini dibiarkan berlanjut akan mempengaruhiasupan makanan dan intake gizi yang
mengakibatkan gangguan-gangguanpertumbuhan yang akan mempengaruhi status gizi sehingga
dapatmenyebabkan menurunnya fungsi biologis tubuh atau malnutrisi (Hamrui,2009).

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penyebab karies gigi

2. Bagaimana gejala karies gigi

3. Bagaimana Diagnose karies gigi

4. Bagaimana Indeks Tooth Caries-WHO

5. Bagaimana cara pencegahan dan perawatan karies gigi

C. Tujuan

1. Menjelaskan tentang penyebab karies gigi

2. Menjelaskan tentang gejala karies gigi

3. Menjelaskan tentang diagnose karies gigi

4. Menjelaskan tentang Indeks Tooth Caries WHO

5. Menjelaskan tentang cara pencegahan dan perawatan karies gigi

D. Manfaat

1. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca

2. Semoga pembaca mengerti tentang karies gigi

3. Semoga pembaca mengerti tentang gejala karies gigi

4. Semoga pembaca mengerti tentang cara mendiagnosa karies gigi

5. Semoga pembaca mengerti tentang cara pencegahan dan perawatan kariesgigi


BAB II

PEMBAHASAN

A. Etiologi Karies Gigi

Etiologi atau penyebab karies atas faktor waktu penyebab primer yang langsung mempengaruhi
biofilm (lapisan tipis normal pada permukaan gigi yang berasal dari saliva) dan faktor modifikasi
yang tidak langsung mempengaruhi biofilm. Karies terjadi bukan disebabkan karena satu
kejadian saja seperti faktor host atau tuan rumah, agen atau mikroorganisme, substrat atau diet
dan faktor waktu, tetapi merupakan interaksi dari faktor - faktor tersebut. Pada tahun 1960-
anoleh Keyes dan Jordan (cit. Harris and Christen, 1995), kariesdinyatakan sebagai penyakit
multifaktorial yaitu :

1. Host atau tuan rumah

2. Agen atau mikroorganisme

3. Substrat atau diet dan

4. Waktu.

Gambar : Faktor ± factor yang mempengaruhi terjadinya karies.

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Karies Gigi

1. Keturunan

2. Ras tertentu dengan mempunyai rahang yang sempit, menyebabkan gigi tumbuh tidak teratur
sehingga menyembabkan sukar untuk membersihkangigi dan ini akan mempertinggi prosentase
karies pada ras tersebut.

3. Jenis kelamin Volker. Dkk mengatakan bahwa prevalensi karies gigi tetap wanita lebih tinggi
dibandingkan pria. Demikian juga halnya anak-anak, prevalensi karies gigi sulung anak wanita
lebih tinggi di bandingkan anak-anak laki-laki.

4. Usia Sejalan dengan pertambahan usia seseorang, jumlah karies pun bertambah.Hal ini jelas
karena factor resiko terjadinya karies akan lebih lama berpengaruh terhadap gigi.

5. Vitamin berpengaruh pada proses terjadinya karies gigi. Terutama pada periode pembentukan
gigi.

6. Unsur kimia Unsur kimia yang mempunyai pengaruh terhadap tejadinya karies gigi masih
dalam penelitian. Unsur kimia yang paling berpengaruh adalah Flour

7. Air ludah

1. Campuran bahan-bahan yang terkandung didalamnya

2. Derajat keasaman

3. Jumlah/ volume
4. Faktor anti bakteri

5. Letak geografis

6. Kultur social penduduk

C. Karies Gigi

Gejala karies gigi bukan hanya satu gejala saja, adapun gejala- gejalanya sebagai berikut :

1. Gigi sangat sensitif terhadap panas,dingin, manis. Gigi terasa sangant sensitive terhadap
panas, dingin, manis dan asam menandakan karies gigisudah sampai bagian dentin.

2. Jika suatu kavitasi dekat atau telah mencapai pulpa maka nyeri akan bersifat menetap
bahkan nyeri yang dirasakan bersifat sepontan, meskitidak ada rangsangan.

3. Jika bakteri telah mencapai pulpa. Dan pulpa mati maka nyeri untuk sementara akan hilang
lalu akan timbul lagi dalam beberapa jam atau haridan gigi akan menjadi peka karena
peradangan dan infeksi telah menyebar keluar dan menyebabkan abses.

D. Diagnosis

Diagnosis pertama memerlukan inspeksi atau pengamatan pada semua permukaan gigi dengan
bantuan pencahayaan yang cukup, kaca gigi, dan eksplorer. Radiografi gigi dapat membantu
diagnosis, terutama pada kasus kariesi nterproksimal. Karies yang besar dapat langsung diamati
dengan mata telanjang. Karies yang tidak ekstensif dibantu dulu dengan menemukan daerah
lunak pada gigi dengan eksplorer..

Beberapa peneliti gigi telah memperingatkan agar tidak menggunakan. eksplorer untuk
menemukan karies. Pada kasus dimana sebuah daerah kecil pada gigi telahmulai terjadi
demineralisasi namun belum membentuk lubang, tekanan melaluieksplorer dapat merusak dan
membuat lubang..

Teknik yang umum digunakan untuk mendiagnosis karies awal yang belum berlubang adalah
dengan tiupan udara melalui permukaan yang disangka, untuk membuang embun, dan mengganti
peralatan optik. Hal ini akan membentuk sebuah efek "halo" dengan mata biasa. Transiluminasi
serat optik direkomendasikan untuk mendiagnosis karies kecil.

Untuk dapat mendiagnosis maka harus mengenali bentuk-bentuk karies lokasi karies.

1. Bentuk-bentuk Karies:

a. Cara meluasnya karies

b. Dalamnya karies

c. Lokasi karies

d. Berdasarkan banyaknya permukaan yang terkena

e. Berdasarkan keparahan atau kecepatan serangan karies

Gambar : Dalamnya karies karies


Penjelesan:

a. Berdasarkan cara meluasnya karies

1. Karies Penetriende, Karies yang meluas dari email kedentin dalam bentuk kerucut
perluasannya secara penetrasi merembes ke dalam

2. Karies Unterminirende, Karies yang meluas dari email ke dentin dimana pada oklusal
keciltetapi di dalam email atau dentin sudah meluas.

b. Berdasarkan dalamnya karies.

1. Karies Superfisialis Karies yang baru mengenai lapisan email, tidak sampai dentin.

2. Karies Media Karies yang sudah mengenai dentin tetapi belum melebihi setengah dentin

3. Karies Profunda Dimana karies sudah mengenai lebih setengahnya dentin dan kadang -
kadang sudah mengenai pulpa

- Profunda pulpa terbuka, Bila pulpa sudah terbuka/ mengenai pulpa

- Profunda pulpa tertutup, Bila karies belum mengenai pulpa

c. Berdasarkan Lokasi Karies (Olah G Black)

1. Karies kelas I Karies yang terdapat pada bagian oklusal (Pits dan fissure ) dari gigi
premolar dan molar. Dapat juga terdapa ada anterior di foramencaecum..

2. Karies kelas II Karies yang terdapat pada bagian aproximal dari gigi molar atau premolar
yang umumnya meluas sampai bagian oklusal.

3. Karies kelas III Karies yang terdapat pada bagian aproximal dari gigi anterior tetapi
belum mencapai margo incisal (belum mencapai 1/3 incisal gigi).

4. Karies kelas IV Karies yang terdapat pada bagian aproximal dari gigi anterior dansudah
mencapai margo incisal (telah mencapai 1/3 incisal gigi )

5. Karies kelas V Karies yang terletak di cerviks gigi anterior maupun posterior.

d. Berdasarkan Banyaknya Permukaan Yang Terkena

1. Simple kariesBila hanya satu permukaan yang terkena.

2. Kompleks kariesBila lebih dari satu permukaan gigi yang terkena

e. Berdasarkan Keparahan/ Kecepatan Serangan Karies

1. Rampant karies

2.Karies terhenti
E. Pencegahan Karies

1. Pra erupsi

Tingkat pelayanan kesehatan gigi, dapat dilakukan berdasarkan limatingkat pencegahan (five le v
els o f pre v ent ion) dari leavell and clark yangdikutip

Herijulianti (2002) didalam bukunya adalah sebagai berikut :

1. Promosi Kesehatan (Health Promotion)

2. Perlindungan Khusus (Specific Protection)

3. Diagnosa Dini dan Pengobatan Segera (Early Diagnosis AndPromptTreatment)

4. Pembatasan Cacat (Disability Limitation)

5. Rehabilitasi (Rehabilitation)

2. Pasca erupsi

Tindakan yang dilakukan pada masa pasca erupsi ini terdiri dari pencegahan primer, sekunder
dan tersier.

a. Pencegahan Primer

Yaitu pencegahan sebelum gejala klinik timbul yaitu dengan cara peningkatan dan perlindungan
khusus. Peningkatan kesehatan : pendidikan kesehatan, meningkatkan keadaan sosio
ekonomiseseorang, standart nutrisi yang baik, membatasi frekuensi makanandan minuman yang
manis-manis dan pemeriksaan berkala (Tarigan,1991)

b. Pencegahan Sekunder

Diagnosa dini dengan pengobatan yang tepat dan membatasi ketidak mampuan/cacat yaitu
pengobatan yang cepat untuk menghentikan proses penyakit dan mencegah terjadinya
komplikasi. Pada gigi yangterserang karies dan masih dapat dilakukan penambalan
makadilakukan perawatan gigi/restorasi gigi. Dengan demikian, lengkunggeligi dapat
dipertahankan dalam keadaan utuh, fungsi pengunyahandipertahankan, infeksi dan peradangan
kronis dapat dihilangkansehingga kesehatan jaringan mulut yang baik dapat dipertahankan.
Selain itu, mempertahankan gigi anter ior dapat mempertahankanfungsi estet ik , membantu
fungsi bicara dan mencegah timbulnya efek psikologis bila gigi tersebut harus dicabut (Tarigan,
1991).

c. Pencegahan Tertier

Gigi dengan karies yang sudah dilakukan pencabutan terhadaprehabilitasi dengan pembuatan
gigi palsu (Tarigan, 1991). Becker (1979) mengajukan beberapa klasifikasi perilaku yang
berhubungandengan kesehatan (H ealth Related Beha viour)salah satudiantaranyaadalah
perilaku kesehatan (H ealth Beha viour), yaitu hal-hal yang berkaitan dengan tindakan atau
kegiatan seseorang dalam memeliharadan meningkatkan kesehatannya. Termasuk juga tindakan-
tindakanuntuk mencegah penyakit, kebersihan perorangan, memilih makanan,sanitasi dan
sebagainya (Herijulianti, 2002).
F. Perawatan Karies Gigi

Gigi layak untuk ditambal bila terdapat salah satu daritanda berikut :

1. Gigi sangat sensitif terhadap panas,dingin, manis.

2. Terbentuk lubang yang rentan perlekatan plak, sisa makanan.

3. Fungsi terganggu.

4. Estetik tergangu.

Kecenderungan bergesernya gigi disebelahnya akibat kehilangan kontak dengan gigi yang
berlubang.

· Berapa jenis bahan tambal

Selama bertahun-tahun kita hanya kenal bahan tambal logam dan amalgam Namun, sekarang
telah dikembangkan bahan tambal sewarna gigi yaitu resinkomposit dan semen ionomer kaca
dan porselen. Berdasarkan metode peletakannya, tambalan terbagi dalam dua kategori, yaitu
tambalan langsung dantambalan tidak langsung. Tambalan langsung adalah tambalan yang
diletakkanlangsung pada gigi, prosedur penambalan selesai dalam sekali kunjungan.Termasuk
dalam kategori ini adalah tambalan amalgam, resin komposit.

· Pencabutan gigi

Jika kerusakan gigi telah mencapai dekat pulpa penti atau kebih kedalamlagi, maka sebaiknya
gigi dicabut untuk mencegah infeksi yang lebih lanjut.

G. Indeks Tooth Caries-WHO

Indeks DMFT yang dikeluarkan oleh WHO bertujuan untuk menggambarkan pengalaman karies
seseorang atau dalam suatu populasi. Semua gigi diperiksakecuali gigi molar tiga karena
biasanya gigi tersebut sudah dicabut dan kadang-kadang tidak berfungsi. Indeks ini dibedakan
atas indeks DMFT (decayed missingfilled teeth) yang digunakan untuk gigi permanen pada
orang dewasa dan deft(decayed extracted filled tooth) untuk gigi susu pada anak-anak.
Pemeriksaanharus dilakukan dengan menggunakan kaca mulut datar. Indeks ini tidak
memerlukan gambaran radiografi untuk mendeteksi karies aproksimal. Kriteria pemeriksaan
seperti terlihat pada Tabel 1.5. Cara perhitungannya adalah denganmenjumlahkan semua DMF
atau def. Komponen D meliputi penjumlahan kode 1dan 2, komponen M untuk kode 4 pada
subjek <30 tahun, dan kode 4 dan 5 untuk subjek >30 tahun misalnya hilang karena karies atau
sebab lain. Komponen Fhanya untuk kode 3. Untuk kode 6 (fisur silen) dan 7 (jembatan,
mahkota khususatau viner/implan) tidak dimasukkan dalam penghitungan DMFT.

Kode pemeriksaan karies dengan indeks WHO:

Kode

Gigi Susu

Gigi Permanen
Kondisi/Status

Mahkota Gigi

Mahkota Gigi

Akar Gigi

A 0 0 Permukaan gigi sehat/keras

B 1 1 Gigi karies

C 2 2 Gigi dengan tumpatan, adakaries

D 3 3 Gigi dengan tumpatan baik,tidak ada karies

E 4 - Gigi yang hilang karenakaries – 5 - Gigi dengan tumpatan silen

F 6 - Jembatan, mahkota gigiatau viner/implant

G 7 7 Gigi yang tidak erupsi – 8 8

T T - Trauma/fraktur

T T - Trauma/fraktur

Dan lain-lain: gigi yang memakai pesawat cekatortodonti atau gigi yang mengalami
hipoplasiaenamel yang berat
Umur indeks dan kelompok umur

WHO merekomendasikan kelompok umur tertentu untuk diperiksa yaitu kelompok umur 5 tahun
untuk gigi susu dan 12, 15, 35-44 dan 65-74 tahun untuk gigi permanen. Jumlah subjek yang
diperiksa untuk setiap kelompok umur minimal 25-50 orang untuk setiap kelompok. 5 tahun.
Anak-anak seharusnya diperiksa di antara ulang tahun mereka yang ke 5 dan 6. Umur ini
menjadi umur indeks untuk gigi susu karena tingkat karies pada kelompok umur ini lebih cepat
berubah daripada gigi permanen sekaligus umur 5 tahun merupakan umur anak mulai sekolah.
Namun, di negara yang usia masuk sekolahnya lebih lambat, dapat digunakan umur 6 atau 7
tahun sebagai umur indeksnya. Pada kelompok umur ini,sebaiknya gigi susu yang hilang tidak
dimasukkan ke dalam skor m (missing) karena kesulitan membedakan penyebab kehilangan gigi,
apakah karena sudah waktunya tanggal atau dicabut karena karies. 12 tahun. Kelompok umur ini
penting untuk diperiksa karena umumnya anak-anak meninggalkan bangku sekolah pada umur
12 tahun. Selain itu, semua gigi permanen diperkirakan sudah erupsi pada kelompok umur ini
kecuali gigi.

KARIES GIGI: Pengukuran Risiko dan Evaluasi 18 molar tiga. Beradasarkan ini, umur 12 tahun
ditetapkan sebagai umur pemantauan global(global monitoring age) untuk karies. 15 tahun. Pada
kelompok umur ini dianggap bahwa gigi permanen sudah terekspos dengan lingkungan mulut
selama 3-9 tahun, sehingga pengukuran prevalensi karies dianggap lebih bermakna dibandingkan
usia 12 tahun. Umur ini juga merupakan usia kritis untuk pengukuran indikator penyakit
periodontal pada remaja. 35-44 tahun (rerata = 40 tahun). Kelompok umur ini merupakan
kelompok umur standar untuk memonitor kesehatan orang dewasa dalam hal efek karies, tingkat
keparahan penyakit periodontal, dan efek pelayanan kesehatan gigi yang diberikan. 65-74 tahun.
(rerata = 70 tahun). Kelompok umur ini lebih penting sehubungan dengan adanya perubahan
distribusi umur dan bertambahnya umur harapan hidup yang terjadi di semua negara. Data dari
kelompok umur ini diperlukan untuk membuat perencanaan pelayanan keseahatan bagi manula
dan memantau semua efek pelayanan rongga mulut yang diberikan.
BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Karies gigi adalah Penyakit jaringan gigi yang mengalami klasifikasi yang ditandai oleh
demineralisasi dari bagian inorganic dan dekstrusi dari subtansiorganic dari gigi atau penyakit
jaringan gigi yang di tandai dengan kerusakan jaringan , dimulai dari permukaan gigi (pit,
fissure, daerah interproksimal) meluas ke arah pulpa.

Etiologi atau penyebab kesatuan dari empat factor yaitu :

1. Host

2. Agen atau mikroorganisme

3. Substrat atau

4. Waktu

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya karies.

1. Keturunan

2. Ras

3. Jenis kelamin

4. Usia

5. Vitamin

6. Unsur kimia

7. Air ludah

8. Letak geografis

9. Kultur social penduduk

Diagnosis:

Diagnosis pertama memerlukan inspeksi atau pengamatan pada semua permukaangigi.

Pencegahan Karies

1. Pra erupsi

2. Pasca erupsiTindakan yang dilakukan pada masa pasca erupsi ini terdiri dari pencegahan

Perawatan Karies Gigi dengan Penambalanapabila kerusakan baru mencapai pada permukaan
dentin.

B. Saran

Dengan perawatan kesehatan diri yang khususnya rongga mulut, seperti sikat gigi secara teratur .
Maka resiko terjadinya karies gigi dapat dikurangi. Lapisan enamel gigi yang tipis mudah
mengalami kerusakan terutama pada gigi molar sebelum terjadinya karies pada gigi periksalah
gigi anda ke dokter gigi enam bulan sekali.
BAB IV

PENUTUP

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat-Nya karena atas perkenaan-Nya, maka makalah tentang karies Gigi ini dapat diselesaikan
dengan baik. Semoga makalah yang telah di tulis ini dapat bermanfaat bagi Civitas Akademik
semua pada umumnya dan bagi mahasiswa Kedokteran pada khususnya. Apabila ada kesalahan
dalam penyusunan makalah ini, penyusun mohon maaf yang sebesar-besarnya, dan segala saran
dan kritikan yang membangun sangat penyusun harapkan dari pembaca demi pengembangan
keterampilan menulis selanjutnya. Kiranya penyelesaian makalah ini dapat bermanfaat bagi
semuanya.
DAFTAR PUSTAKA

Behrman, 2002. Ilmu Kesehatan Anak NELSON. Vol. II. Ed. 15. Jakarta: EGC

Hamrui, 2009. Faktor-Faktor Yang Mendukung Kebiasaan Makan-MakananKariogenik Dengan


Terjadinya Karies Gigi Pada Anak Prasekolah.

Harris and Christen, 1995 karies gigi pada anak.jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai