Anda di halaman 1dari 17

Nama: Syahnaz Zuhra Saliha

NIM: 1913101010032

1. Identifikasi Istilah Asing


a. Karies botol : Keadaan yang dimana berhubungan dari kebiasan anak pada saat
ASI, minum susu botol yang mengandung bahan manis. Salah bentuk karies atau
kerusakan gigi yang dipicu sisa minuman akibat anak sering tertidur saat masih
menyusu, baik botol maupun ASI dalam kurun waktu yang ditentukan.
b. Karies rampan : Kerusakan yang meliputi beberapa gigi dan terjadi dengan cepat
pada gigi yang tidak rentan karies.
c. Anamnesis : Kegiatan komunikasi sosial yang dilakukan oleh dokter sebagai
pemeriks kepada pasien yang bertujuan untuk mengetahui kondisi pasien untuk
menetukan diagnosis penyakit.
2. Identifikasi Masalah
a. Nama pasien : Anak
b. Umur : 5 tahun
c. Keluhan : Gigi berlubang dan sering sakit
d. Anamnesis : Riwayat minum susu melalui botol sampai tertidur sejak usia 1
tahun.
e. Pemeriksaan klinis : - Gigi 55 51 61 64 85 karies mencapai pulpa
- Gigi 72 dan 82 karies dentin
- Gigi 75 karies dentin yang dalam pada permukaan mesial
f. Rencana perawatan yang dilakukan pada pasien
3. Analisa masalah
a. Apa definisi dari karies rampan?
b. Apa definisi dari karies gigi decidui?
c. Apa definisi dari karies botol?
d. Apa perbedaan dari karies botol dengan karies rampan?
e. Apa faktor yang mempengaruhi karies gigi decidu?
f. Bagaimana etiologi dari karies rampan dan botol?
g. Bagaimana mekanisme terjadinya karies rampan dan karies botol?
h. Bagaimana upaya pencegahan dari karies botol dan karies rampan?
i. Bagaimana peran orang tua dalam mengatasi karies pada anak?
j. Bagaimana diagnosis dari karies rampan dan karies botol?
k. Bagaimana klasifikasi karies pada anak?
l. Bagaimana perawatan yang dilakukan pada karies anak?
m. Apakah kerusakan gigi susu berakibat kepada pertumbuhan dan perkembangan gigi
permanen?
n. Bagaimana mekanisme terjadinya nyeri?
4. Strukturisasi
5. Learning objective
Karies Gigi Decidu
1. Definisi Karies Gigi Decidui
2. Macam-Macam Karies Gigi Decidui
2.1 Karies Rampan
2.1.1 Definisi
2.1.2 Gambar Klinis dan Radiograf
2.2 Karies Botol
2.2.1 Definisi
2.2.2 Gambar Klinis dan Radiograf
3. Etiologi Karies Decidui
4. Mekanisme Karies Hingga Nyeri
5. Pencegahan Karies Decidui
6. Perawatan dan Pemilihan Bahan Restorasi
7. Perbedaan Karies Rampan dan Karies Botol
Karies Gigi Decidui
1. Definisi Karies Gigi Decidui
Karies gigi decidui atau gigi sulung adalah salah satu gangguan kesehatan gigi
pada anak. Dampaknya, gigi menjadi keropos, berlubang, bahkan patah. Karies gigi
membuat anak mengalami kehilangan daya kunyah dan terganggunya pencernaan, yang
mengakibatkan pertumbuhan kurang maksimal.
Pada anak usia di bawah 3 tahun, segala tanda karies pada permukaan gigi yang
halus diindikasikan sebagai severe childhood caries (SECC) yang merupakan suatu pola
karies yang akut dan progresif. SECC ini biasanya terjadi pada anak usia 3-5 tahun.
Weddell dan Klein memeriksa 441 anak yang diperiksa dalam usia 6 hingga 36
bulan dan tinggal di komunitas dengan fluoridasi air. Mereka menemukan karies gigi di
4.2% dari anak-anak usia 12 sampai 17 bulan, 19.8% dari yang berusia 24 hingga 29
bulan, dan 36,4% dari yang berusia 30 hingga usia 36 bulan. Anak-anak pada kelompok
sosial ekonomi menengah ke bawah dan menengah menunjukkan kecenderungan ke arah
yang lebih tinggi frekuensi karies.
Edelstein dan Tinanoff menemukan bahwa 30. 5% dari 200 anak prasekolah
mengalami karies yang terdeteksi pemeriksaan visual atau radiografi. Anak-anak ini
direkrut dari kantor gigi anak swasta dan berkisar dalam usia dari 5 bulan sampai 5 tahun
11 bulan (rata-rata, 3 tahun 8 bulan).

Ralph, E Mc Donald, dkk. 2004. Dentistry For The Child and Adolescent. 8th edition. Page 109-
110

2. Macam-macam Karies Gigi Decidui


2.1 Karies Gigi Rampan
2.1.1 Definisi
Karies rampan adalah lesi karies pada gigi sulung yang terjadi dengan cepat,
menyebar secara luas dan menyeluruh sehingga cepat mengenai pulpa,
biasanya mengenai gigi yang bebas karies yaitu gigi anterior bawah.

Jurnal Biomedik (JBM) Universitas Sam Ratulangi Manado , Volume 7, Nomor 1, Maret 2015,
hlm. 23-28
2.1.2 Gambaran Klinis dan Radiograf

Belum ada kesepakatan mengenai gambaran klinis karies rampan,hal yang harus
diperhatikan adalah menentukan apakah orang tersebut benar-benar memiliki kerentanan yang
tinggi dan karies yang benar-benar rampan dengan onset mendadak atau apakah kondisi mulut
menunjukkan pengabaian bertahun-tahun dan perawatan gigi yang tidak memadai. Remaja
tampaknya sangat rentan terhadap karies yang merajalela, meskipun telah diamati pada anak-
anak dan orang dewasa dari segala usia

Gambar 2.4-2. Pasien remaja dengan karies rampan. Kadang-kadang ekstraksi mulut
penuh harus direkomendasikan jika terjadi kerusakan parah dengan keterlibatan pulpa.
Gambar 2.4-3.Karies gigi yang rampan dan bukti pengabaian gigi pada anak prasekolah. Telah
terjadi kerusakan parah pada mahkota klinis gigi sulung. B, Molar permanen pertama yang baru
erupsi dengan lesi karies yang luas. Proses penghancuran gigi sulung pada usia dini diperkirakan
akan berlanjut pada gigi permanen. C, Pasien yang sama pada usia 10 tahun. Program preventif dan
korektif telah mempertahankan gigi permanen.

Ralph E. McDonald, David R. Avery, Jeffrey A. Dean - Dentistry for the Child and Adolescent:208-
210 - 8th Edition (2004)

2.2 Karies Botol


2.2.1 Definisi
Early childhood caries (ECC) yang juga dikenal sebagai karies susu botol
merupakan sindroma kerusakan gigi yang parah, terjadi pada bayi dan anak, merupakan
penyakit infeksi yang berkembang dengan cepat dan mengakibatkan gangguan kesehatan
yang panjang pada anak. Sindroma ini dapat disebabkan oleh penggunaan botol yang
tidak sesuai. Kebanyakan ECC tidak tertangani sampai anak usia 20 bulan.
Selama bertahun-tahun telah diketahui bahwa, setelah erupsi gigi sulung dimulai,
sering terjadi karies botol susu dan / atau ASI berkepanjangan yang sering dikaitkan
dengan karies dini dan merajalela. Ada keterlibatan karies awal dari gigi anterior rahang
atas, rahang atas dan bawah molar pertama pertama, dan terkadang rahang bawah gigi
taring. Biasanya gigi seri rahang bawah tidak terpengaruh. Diskusi dengan orang tua
sering kali terungkap pola makan yang tidak tepat, yaitu anak telah ditempatkan tidur
siang dan / atau malam hari dengan botol menyusui berisi susu atau yang mengandung
gula minuman. botol susu dan / atau botol atau ASI berkepanjangan sering dikaitkan
dengan karies dini dan merajalela.
Karies botol atau nursing bottle caries adalah suatu keadaan yang
menggambarkan karies pada anak yang dihubungkan dengan kebiasaan minum susu
menggunakan botol susu yang berisi cairan (karbohidrat) yang dapat di ragikan maupun
cairan manis lainnya seperti susu dan juz buah sepanjang hari dan saat tidur siang
maupun malam hari.
Jurnal Dentofasial Universitas Hasanuddin, Vol.10 No.3 Oktober 2011: 179-183
2.2.2 Gambaran Klinis dan Radiograf

1) Tahap satu/ insisal, terjadi pada anak usia antara 10-20 bulan atau lebih muda,
karies diawali dengan garis berwarna putih seperti kapur, opak (white spots) pada
insisivus maksila, gigi ini yang pertama erupsi pada rahang atas dan paling sedikit
dilindungi oleh saliva.

Garis putih pada enamel, opak (white spot), tanda awal karies
2) Tahap dua, kerusakan/karies terjadi ketika anak berusia 16-24 bulan. Lesi putih pada
insisivus berkembang dengan cepat dan menyebabkan demineralisasi enamel sehingga
mengenai dan terbukanya dentin.

Demineralisasi enamel dan terbukanya permukaandentin, kavitas kuning-coklat pada


permukaan lingual gigi.

3) Tahap tiga (lesi yang dalam), terjadi ketika anak berusia 20-36 bulan, lesi sudah
meluas pada insisivus sulung maksila, hingga terjadi iritasi pulpa.

Lesi sudah meluas pada insisivus sulung maksila, hingga terjadi iritasi pulpa.

4)Tahap empat (traumatik), terjadi ketika anak berusia antara 30-48 bulan, lesi meluas
dengan cepat ke seluruh permukaan enamel dan dentin, mengelilingi permukaan servikal,
dalam waktu singkat, terjadi kerusakan yang parah di seluruh mahkota gigi hingga terjadi
fraktur dan hanya akar yang tersisa.
Lesi meluas pada seluruh mahkota insisivus maksila.

Msefer, S., ‘Early Childhood Caries: Importance of early diagnosis of Early Childhood Caries’. J
Dent Quebec, 2006, hlm. 6-8

Eric Broderick et al, mengelompokkan kriteria dari nursing caries yang terjadi kedalam
empat tingkat perluasan, yaitu:

a. Tipe I. Minimal
Karies terdapat pada dua permukaan gigi rahang atas dan tidak terdapat pada permukaan
gigi posterior.

b. Tipe II. Mild


Karies terdapat pada lebih dari dua permukaan gigi rahang atas dan karies tidak
ditemukan pada gigi posterior.

c. Tipe III. Moderate


Dua atau lebih permukaan gigi anterior rahang atas menderita karies dan ditemukan satu
atau lebih gigi posterior menderita karies.

d. Tipe IV. Severe


Dua atau lebih permukaan gigi anterior rahang atas menderita karies, ditemukan satu atau
lebih gigi dengan pulpa terbuka, dan karies telah terlihat pada gigi anterior rahang bawah.
Gigi insisivus maksila sebagai gigi yang erupsi lebih awal pada rahang atas akan terlebih
dahulu mengalami serangan karies dan juga akan menjadi gigi yang paling lama
mengalami serangan nursing caries sehingga pada pemeriksaan gigi yang kerusakannya
paling parah pada karies ini adalah keempat gigi insisivus maksila.
Nursing caries jarang terjadi mengenai insisivus mandibula, sebab pemberian air susu
ibu atau susu botol, puting susu ataupun dot akan bersandar pada palatum selama proses
penghisapan, sedangkan posisi lidah meluas menutupi gigi anterior mandibula. Susu
ataupun cairan lainnya kemudian akan tergenang disekitar insisivus maksila, mengalir
kesekitar bagian tengah lidah dan membasahi permukaan oklusal dan lingual dari gigi
posterior.
Jurnal USU Karies Gigi Anak

3. Etiologi Karies Decidui


Terdapat berbagai faktor penyebab karies rampan, tetapi faktor utama ialah sering
mengonsumsi makanan kariogenik dengan kandungan sukrosa yang sangat tinggi. Karies
rampan sering menimbulkan masalah dan yang palin sering dialami oleh anak yaitu rasa
nyeri. Selain itu, akibat karies rampan juga termasuk mulut berbau tidak enak karena
adanya plak dan debris makanan yang ditumbuhi bakteri.
Terdapat bukti yang cukup bahwa gangguan emosional dapat menjadi faktor
penyebab dalam beberapa kasus karies yang merajalela. Emosi dan ketakutan yang
tertekan, ketidakpuasan dengan prestasi, pemberontakan melawan situasi rumah,
perasaan rendah diri, pengalaman sekolah yang traumatis, dan ketegangan umum dan
kecemasan terus menerus telah diamati pada anak-anak dan orang dewasa yang
merajalela karies gigi. Karena masa remaja sering dianggap menjadi waktu penyesuaian
yang sulit, peningkatan insiden karies yang merajalela di kelompok usia ini memberikan
dukungan teori untuk ini.
Gangguan emosional dapat memulai keinginan yang tidak biasa akan permen atau
kebiasaan mengemil, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi insidensi gigi karies. Di
sisi lain, defisiensi saliva yang terlihat bukanlah hal yang tidak biasa pada pasien yang
tegang, gugup, atau orang yang terganggu.

a. Host
Gigi pertama yang erupsi adalah gigi incisivus pertama bawah sekitar
umur 6-8 bulan.Kemudian diikuti oleh erupsi gigi incisivus atas.Pada umur 12
bulan biasanya seluruh gigi anterior rahang atas dan bawah sudah tumbuh. Waktu
erupsi gigi sangat bervariasi antara invdividu yang satu dengan yang lain, faktor
asupan nutrisi merupakan salah satu yang mempengaruhinya. Gigi susu lebih
mudah terserang karies daripada gigi tetap. Hal ini disebabkan gigi susu lebih
banyak mengandung bahan organik dan air sedangkan jumlah mineralnya lebih
sedikit daripada gigi tetap.

b. Bakteri
Salah satu bakteri yang berpengaruh terhadap terjadinya karies adalah
streptoccocus mutans.Bakteri ini tidak tampak pada rongga mulut anak hingga
gigi tersebut erupsi. Streptoccocus mutans tidak melekat secara kuat pada gigi,
sehingga membutuhkan plak yang telah terbentuk sebagi awal pembentukan
kolonisasi bakteri.

c. Substrat
Substrat bagi streptococcus mutans dapat berasal dari jus, susu dan larutan
yang manis yang bias menyebabkan terjadinya fermentasi karbohidrat. Bakteri
dalam rongga mulut menggunakan gula sebagai makanan utamanya, kemudian
mereka memproduksi asam yang akan merusak gigi, asam menyerang gigi sekitar 20
menit atau lebih.
Jurnal Biomedik (JBM) Universitas Sam Ratulangi Manado , Volume 7, Nomor 1, Maret 2015,
hlm. 23-28.
Jurnal Dentofasial Universitas Hasanuddin, Vol.10 No.3 Oktober 2011: 179-183

4. Mekanisme Karies Hingga Nyeri


Mekanisme karies botol diawali oleh kebiasaan membiarkan anak menggunakan botolnya
saat tidur pada siang hari dan malam hari terpapar cairan gula yang menyebabkan genangan
berjam-jam di sekeling gigi bayi dan anak-anak. Selanjutnya cairan gula berkontak dengan email
gigi dan bergabung dengan bakteri seperti Streptococcus mutans yang muncul setelah gigi
pertama erupsi. Jadi gula berperan pada awal perkembangan penyakit ini. Demineralisasi email
dan dentin gigi disebabkan oleh produksi asam yang dihasilkan oleh Steptococci mutans dan
lactobacilli. Secara spesifik bakteri, asam, food debris dan saliva bergabung membentuk subtansi
berupa plak yang melekat pada gigi. Setiap anak meminum cairan manis, asam akan menyerang
gigi minimal 20 menit dan setelah penyerangan asam tersebut, gigi mengalami kerusakan.
Aktivitas karies gigi ditandai dengan demineralisasi terlokalisasi dan hilangnya struktur
gigi, karies lesi. Mikrobioma bersimbiosis, komensal oral berusaha agar pH netral. Beberapa
bakteri masuk ke dalam biofilm untuk memetabolisme karbohidrat terkendali untuk energi dan
produksi produk sampingan asam organic ayng jika ada di ekosistem biofilm dalam jangka
waktu yang lama, dapat menurunkan pH di biofilm sampai di bawah pH kritis, sehingga
berpengaruh pada komposisi biofilm dan permukaan gigi.
Nyeri merupakan sensasi yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kejadian atau
potensial kerusakan jaringan yang diperantarai oleh serabut saraf spesifik menuju ke otak,
kemudian ditanggapi secara sadar dan dapat dimodifikasi oleh beberapa keadaan.

Infeksi yang disebabkan oleh bakteri anaerob dan gram-negatif dari karies, merupakan
salah satu penyebab terjadinya penyakit pulpa.Pada dasarnya kondisi tersebut didasari oleh
adanya respons inflamasi. Pulpa bereaksi menjadi pulpitis, yaitu inflamasi yang terjadi sebagai
respons langsung terhadap pathogen dan mekanisme imunitas. Mikroorganisme yang mendapat
akses ke pulpa melalui tubuli dentin yang terbuka karena karies, trauma, atau iritan (produk
bakteri, bakteri tersebut, endotoksin, dll) kemudian berpenetrasi serta menghancurkan odontoblas
dan sel-sel di bawahnya. Di sisi lain, faktor komplemen dan immunoglobulin berperan sebagai
mekanisme imunitas. Sebagai hasilnya, mediator inflamasi akan dilepaskan sehingga memulai
adanya proses inflamasi.
Respon awal pada tingkat vaskular yaitu vasokonstiksi yang diikuti dengan vasodilatasi,
memperlambat aliran darah lokal untuk proses akumulasi sel darah merah ke tengah vasa dan
imigrasi leukosit ke dinding vasa. Hal ini menyebabkan adanya celah pada vasa endotel dan
plasma terekstravasasi ke ruang jaringan ikat, menimbulkan edema yang meningkatkan tekanan
lokal dan menekan akhiran syaraf sehingga timbul rasa sakit.
Pada pulpitis reversible, pulpa masih vital walaupun terinflamasi dan memiliki
kemampuan self-repair jika iritan dihilangkan. Proses inflamasi yang terjadi yaitu vasodilatasi,
kongesti, stasis, thrombosis, dan aglomerasi leukosit di dalam pembuluh darah, menyebabkan
edema, pecahnya pembuluh darah, dan hemoragi lokal.Hal ini terjadi karena ada faktor eksternal
yang merangsang terbentuknya kondisi inflamasi, namun dapat kembali jika faktor tersebut
dihilangkan. Faktor tersbut antara lain prosedur restorasi, tubulus dentin yang terbuka, trauma
pulpa karena faktor iatrogenic, dan microleakage material restorasi.
Pada pulpitis ireversibel, pulpa vital, terinflamasi, namun daya self-repair rendah, bahkan
saat stimuli yang menyebabkan inflamasi dihilangkan.Bakteri mencapai pulpa dan tinggal di
dalamnya. Pulpa bereaksi dengan mensekresi mediator inflamasi sehingga menimbulkan edema
interstisial yang akan meningkatkan tekanan di dalam pulpa, menekan saraf, dan menyebabkan
nyeri yang terus menerus, baik spontan atau dengan rangsangan.

5. Pencegahan Karies Decidui


1. Pemilihan diet: Diet adalah makanan dan minuman yang dikonsumsi seharihari oleh
individu. Diet merupakan salah satu faktor utama permulaan perkembangan karies
sehingga pemilihan diet penting untuk diperhatikan. Orang tua terutama ibu harus
mencatat kuantitas dan kualitas makanan dan minuman yang dikonsumsi anak sewaktu
dan diantara jam makan. Diet vitamin dalam bentuk suplemen dan obat mulut juga harus
dicatat. Orang tua dianjurkan untuk mengurangi frekuensi gula bagi anakanak terutama
diantara jam makan.
2. Instruksi kebersihan mulut: Perawatan gigi anak sejak dini sangat penting untuk
menghidari proses kerusakan gigi, seperti karies rampan. Salah satu upaya dapat
dilakukan agar dapat menghindari terjadinya karies rampan yaitu menjaga kebersihan
mulut. Cara paling mudah dan umum dilakukan ialah dengan menyikat gigi secara teratur
dan benar; hal tersebut merupakan usulan yang dapat dilakukan secara pribadi.
3. Perawatan dengan fluor: Fluor diperoleh dari alam atau dari bentuk sediaan. Sumber
fluor alami yaitu air sumur, air kali, garam, ikan, dll. Dalam bidang kedokteran gigi,
penggunaan fluor untuk pencegahan karies yaitu penggunaan secara local dan sistemik.
Fluor masuk secara oral sehingga mempunyai efek topikal pada gigi. Penggunaan fluor
secara sistemik yaitu untuk mencapai permukaan email melalui proses pencernaan. Cara
ini berefek sejak saat sebelum erupsi dan sesudah erupsi. Penggunaannya melalui air
minum (PAM), tablet, dan obat tetes.

Atau dari sumber lain:


1. Setelah diberi makan, bersihkan gusi anak dengan kain atau lap bersih. Bersihkan atau
sikat gigi anak jika giginya sudah erupsi. Bersihkan dan pijat gusi pada area yang
ompong dan mulai flossing semua gigi anak yang telah erupsi, biasanya pada usia 2-2,5
tahun.
2. Jangan membiarkan anak tertidur sambil minum melalui botol yang berisi susu
formula atau jus buah atau larutan yang manis.
3. Jika anak membutuhkan dot untuk pemberian makan yang regular pada malam hari
atau hingga tertidur, berilah anak dot bersih yang direkomendasikan oleh dokter gigi atau
dokter anak. Jangan pernah memasukkan dot dengan minuman yang manis.
4. Jika air yang diberikan kepada anak tidak mengandung fluoride, tanyakan dokter gigi
apa yang sebaiknya diberikan pada anak.
5. Mulai berkunjung ke dokter gigi sejak tahun pertama kelahiran secara teratur. Jika
anak mempunyai masalah dengan giginya, segera periksakan ke dokter gigi.

Perawatan gigi sangat penting dimulai sejak kecil. Karena cairan yang biasa
diminum oleh anak sangat mungkin mencetuskan kerusakan gigi. Ketika anak sudah
lahir, walaupun giginya belum tumbuh, tidak ada salahnya untuk mengajarkan menyikat
gigi. Membersihkan gusi dan mulutnya secara teratur, merupakan langkah awal yang
dapat dilakukan. Dengan demikian ia terbiasa dibersihkan gigi dan mulutya.
Membersihkan gigi dan mulut sejak bayi tentunya akan membuat si kecil terbiasa,
bahkan hingga gigi susunya sudah tumbuh, pada balita penyebab kerusakan gigi yang
terbesar adalah minum susu atau cairan manis lainnya melalui botol. Upaya pencegahan
karies botol pada anak dapat dilakukan dengan cara:
a. Menggunakan pasta gigi mengandung fluor
b. Membatasi makanan yang mengandung sukrosa, menghindari konsumsi gula sebelum
tidur. Soft drink juga mengandung banyak gula.
c. Berkumur dengan air bersih setelah makan.
d. Menyikat gigi dengan teratur. Belajar menyikat gigi dilakukan sedini mungkin, mulai
saat gigi baru tumbuh, paling penting saat malam sebelum tidur.
e. Bila anak belum dapat menyikat gigi sendiri, bersihkan gigi dan mulut menggunakan
kapas atau kain kasa yang dibasahi air bersih.
f. Secepat mungkin mengganti kebiasaan minum susu menggunakan botol, segeralah
diajarkan minum susu menggunakan gelas.
g. Jangan biarkan anak minum susu botol sampai tertidur.
h. Mulailah mengajak anak mengontrol kesehatan gigi minimal 6 bulan sekali ke
pelayanan kesehatan gigi.

6. Perawatan dan Pemilihan Bahan Restorasi


Faktor penting dalam pengobatan karies yang merajalela adalah untuk
mengendalikan penyakit sedini mungkin. Pasien dengan multiple lesi karies aktif
memerlukan diagnosis yang tepat dan efektif pengendalian penyakit. Penilaian risiko
karies perlu dilakukan untuk mengevaluasi regimen terapeutik yang optimal untuk
pencegahan, diagnosis, non perawatan bedah, dan manajemen karies sebagai infeksi
penyakit.
Keberhasilan penanganan karies yang merajalela perlu terkoordinasi pendekatan
tim antara dokter anak, dokter gigi anak, orang tua, dan anak itu. Dokter anak harus
mendidik orang tua tentang kebiasaan menyusui dan pola makan yang baik dan
pentingnya oral yang baik kebersihan untuk kesehatan umum anak. Orang tua seharusnya
didorong untuk membawa anak mereka ke kantor gigi terlebih dahulu tahun untuk
pemeriksaan skrining dan pemeriksaan kesehatan mulut dan untuk merencanakan
intervensi yang diperlukan dan program pencegahan sebagai yg dibutuhkan
Tindakan yang dilakukan pada kunjungan pertama ialah menghilangkan rasa
nyeri yang dapat dilakukan penumpatan sementara dengan obat-obatan yang diberikan
pada kavitas. Pemberian obat dapat dilakukan secara lokal maupun oral. Pemberian obat
secara lokal dilakukan langsung dengan zinc oxide eugenol, sedangkan pemberian secara
oral yaitu obat-obatan sedativa dan analgesik. Obat ini diberikan terutama pada nyeri
yang telah lanjut, dan bermanfaat untuk mencegah pertumbuhan bakteri penyebab karies.
Bila rasa nyeri telah hilang, maka perawatan dapat dilanjutkan.
Dalam pengendalian karies, perawatan karies rampan harus dilakukan secara
sistematis dan komprehensif serta sesuai dengan prinsip pencegahan dan perawatan
secara menyeluruh. Hal selanjutnya yang dilakukan dalam perawatan ialah mengurangi
aktivitas bakteri untuk menghentikan karies, dan mencegah penjalaran yang cepat ke arah
pulpa untuk mengurangi perkembangbiakan bakteri serta adanya bau mulut. Juga perlu
dilakukan oral profilaksis dengan cara menyikat gigi secara benar dan teratur.
Dalam melakukan perawatan perlu diperhatikan penanggulangan tingkah laku
anak yang memang memerlukan keahlian tersendiri. Pada prinsipnya penanggulangan
tingkah laku dapat dilakukan dengan melakukan pendekatan yang bersahabat sehingga
tidak terkesan bahwa dokter gigi itu akan menyakiti. Dalam melakukan perawatan
khusus pada penderita karies rampan yang umumnya masih sangat muda, harus
dihindarkan kesan nyeri. Bila melakukan perawatan pilih pertama yang tidak
menyakitkan atau bahkan yang dapat menyenangkan hati anak. Perawatan harus
sesingkat mungkin agar anak tidak bosan. Selain itu pula perlu dipersiapkan teknik atau
cara untuk meningkatkan motivasi anak selama perawatan.
Mahkota prefabrikasi yang terbuat dari resin polikarbonat dengan serat kaca
mikro dapat dianggap ideal untuk penggunaan jangka pendek atau jangka panjang,
sebagai estetika, sementara untuk pasien dengan ekonomi pertimbangan. Memberikan
material polycarbonate yang memadai kekuatan dan daya tahan dan dapat dibentuk dan
dikerutkan serupa pada mahkota logam agar mudah beradaptasi dengan margin. Itu
naungan universal No. 62 dapat diatur dengan menggunakan semen dan pelapi untuk
estetika yang lebih baik di daerah anterior.
Mahkota polikarbonat, tidak seperti mahkota baja tahan karat, tidak dapat
menahan kekuatan abrasif yang kuat. Kadang-kadang, patah tulang atau copot
mahkotanya telah dicatat. Orang tua dari anak yang menerima seperti layanan harus
dibuat sadar akan masalah sesekali ini.
Gigi anterior yang dirawat secara endodontik memiliki sedikit gigi koronal
jaringan yang tersisa yang membutuhkan pasak untuk mempertahankan inti dan restorasi.
Posting serat dipilih sebagai berbagai studi berbasis laboratorium telah menunjukkan
bahwa posting ini tinggi kekuatan tarik dan modulus elastisitas, mirip dengan dentin.
Tiang serat dapat melentur di bawah beban dan mendistribusikan tekanan di antar
keduany tiang dan dentin jika dibandingkan dengan tiang logam yang kaku yang
menahan gaya lateral tanpa distorsi dan menghasilkan transfer stres ke dentin yang
kurang kaku menyebabkan akar potensial cracking dan fractur.

Perawatan yang dilakukan harus disesuaikan dengan kondisi dan keluhan pasien
anak. Perawatan yang dibutuhkan pertama-tama adalah menghilangkan rasa nyeri.
Adanya rasa nyeri perlu segera ditanggulangi, karena dapat mengganggu aktivitas anak.
Penanggulangannya dapat secara lokal pada gigi maupun secara oral. Secara lokal dengan
menumpat secara langsung dengan obat-obatan eugenol melalui kapas dan selanjutnya
ditumpat sementara atau langsung dengan zinc oxide eugenol tanpa kapas. Pemberian
obat sedatif dan analgesik dapat diberikan secara oral terutama pada rasa nyeri yang telah
lanjut.
Kedua, dengan mengurangi aktivitas bekteri untuk menghentikan karies dan
mencegah penjalaran yang cepat ke arah pulpa dengan profilaksis oral, yaitu menyikat
gigi secara benar, atau keling.
Ketiga, dengan melakukan impreginasi karies yang diberikan pada karies yang
baru terbentuk atau karies email dan karies dentin, misalnya dengan pengulasan stannum
flouride, silver nitrate, atau silver diamine fluoride. Selanjutnya dapat dilakukan
penumpatan kavitas dengan tumpatan tetap merupakan tujuan utama agar kesehatan gigi
dan mulut serta fungsi dan estetiknya dapat kembali, perawatan saraf gigi bila telah
mencapai pulpa, sesuai dengan indikasinya, mencabut gigi yang sudah tidak dapat
dirawat lagi, dan pengontrolan karies secara klinis dapat dilakukan dengan memantau
kebiasaan makannya dengan cara analisis diet.

7. Perbedaan antara Karies Rampan dan Karies Botol

Karies Rampan Karies Botol


1. Jenis karies akut yang menggali dan Bentuk spesifik dari karies yang
menunjukkan keterlibatan awal merajalela
pulpa.
Melibatkan permukaan yang
biasanya kebal terhadap
pembusukan.
2. terjadi di semua kelompok umur terjadi pada bayi balita atau sebelum
termasuk masa remaja sekolah
3. terjadi di primer dan gigi permanen Mempengaruhi gigi sulung saja
4. gigi seri rahang bawah biasanya, gigi seri mandibula tidak terpengaruh
terpengaruh
5. Etiologi multifaktorialnya sering Terutama terkait dengan pemberian makan
mengonsumsi olahan lengket yang tidak benar praktik seperti memberi
berlebihan, asupan karbohidrat, susu botol atau menyusui memberi makan
penurunan, aliran saliva dan latar atau memberi makan empeng saat tidur
belakang genetik.
6. Jika pulpa terbuka, dibutuhkan pulp Jika didiagnosis pada tahap awal dapat
terapi atau RCT dikelola oleh aplikasi fluorida topikal dan
pendidikan gigi.

Anda mungkin juga menyukai