Anda di halaman 1dari 43

Departemen Pedodontia..

Early
Childhood
Caries (ECC)
Kelompok 7 Integrasi A 2022
Pembimbing:
Prof. Dr. Roosje Rosita Oewen, drg., Sp.KGA(K)
Nama Anggota.

Andini Nur Fadillah, S.KG 2011-16-025

Andry, S.KG 2022-16-026

Anisa Widiya Suryani, S.KG 2022-16-027

Anisyah Mecha Putri Ridani, S.KG 2022-16-028


Pediatric dentistry.

01
Pendahuluan
You can describe the topic of the section here
Latar Belakang
Salah satu permasalahan kesehatan mulut global
yang mempengaruhi gigi sulung adalah Early Childhood
Caries (ECC). Karies gigi berkembang ketika plak tidak
dibersihkan secara teratur dan paparan gula
terus-menerus.
Menurut WHO di tahun 2018, prevalensi ECC di
Indonesia mencapai 94,3% sehingga diperlukan tindakan
preventif untuk mengurangi resiko terjadinya ECC dan
tindakan kuratif jika ECC sudah merusak struktur gigi.
Pediatric dentistry.

02
Tinjauan Pustaka
You can describe the topic of the section here
KLASIFIKASI ECC.
1) Berdasarkan Tingkat Keparahan

TIPE 1 TIPE 2 TIPE 1


Mild Moderate to severe Mild
Adanya lesi karies yang Terdapat ‘lesi labiolingual’ Lesi karies yang
melibatkan gigi seri dan yang mempengaruhi gigi seri mempengaruhi hampir
atau molar. atas, dengan atau tanpa semua gigi termasuk gigi
karies molar -> tergantung seri rahang bawah.
Penyebab umum -> karena usia anak.
makanan dan kurang Kombinasi zat makanan
menjaga kebersihan mulut Penyebabnya penggunaan kariogenik dan kebersihan
botol susu / ASI / kombinasi mulut yang buruk adalah
dengan atau tanpa penyebab jenis ECC ini.
kebersihan mulut yang buruk.
KLASIFIKASI ECC.
2 ) Berdasarkan Tampak Klinis

1 2 3

TIPE 1. TIPE 2. TIPE 3.


Lesi yang terkait Lesi pada permukaan Terjadi pada 14 atau 20
dengan kerusakan halus (lesi labial-lingual, gigi sulung, termasuk
perkembangan lesi molar aproximal) setidaknya satu insisif
(rusaknya pit dan mandibula.
fissure dan hipoplasia)
PREVALENSI ECC.

Prevalensi Global Indonesia (2018) WHO

23,8%-57,3% 60%-90%

Di Indonesia kasus ECC terbilang masih sangat tinggi,


bahkan ada kecenderungan meningkat dari tahun ke tahun
FAKTOR RESIKO ECC

1. Mikroorganisme Kariogenik

Streptococcus mutans dan Streptococcus sobrinus adalah


mikroorganisme paling umum yang terkait dengan ECC.
Bakteri SM memetabolisme gula untuk menghasilkan asam,
yang berkontribusi pada demineralisasi struktur gigi. Bakteri
ini dapat ditularkan dari ibu ke anak.
FAKTOR RESIKO ECC
2. Diet
● Praktik pemberian makan yang tidak tepat → memperpanjang paparan
gigi terhadap karbohidrat yang dapat difermentasi → memperburuk
kemungkinan ECC. Pemberian susu botol selama waktu tidur dapat
sebabkam inisiasi dan perkembangan karies.

● Pada bayi yang sering mengonsumsi gula, sering ngemil, minum


minuman manis, berbagi makanan dengan orang dewasa, serta status
karies ibu, kebersihan mulut dan kebiasaan makan mempengaruhi
kolonisasi SM awal dan pembentukan jumlah SM yang tinggi.
FAKTOR RESIKO ECC
3. Faktor Lingkungan
● Kurangnya praktik kebersihan mulut yang baik mendorong
perkembangan ECC. Status sosial pengasuh, kemiskinan, etnis,
jumlah tahun pendidikan, dan cakupan asuransi gigi adalah faktor
lain yang mempengaruhi kebiasaan kebersihan mulut anak-anak.

● Status sosial ekonomi rendah, pendidikan orang tua yang buruk, dan
faktor gaya hidup memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ECC.
Leroy et al. melaporkan adanya hubungan yang signifikan antara
kebiasaan merokok orang tua dengan pengalaman karies anak.
DAMPAK ECC
Kualitas hidup anak-anak dapat sangat dipengaruhi oleh karies yang
parah karena rasa sakit dan ketidaknyamanan yang dapat menyebabkan :
● Infeksi akut dan kronis
● Perubahan kebiasaan makan dan tidur
● Resiko rawat inap & biaya pengobatan yang tinggi
● Hilangnya hari sekolah dengan konsekuensi berkurangnya kemampuan
untuk belajar.
● Penurunan pertumbuhan dan penurunan berat badan
● Mengubah kebiasaan makan dan tidur, asupan makanan, dan proses
metabolisme.
● Kehilangan gigi dini yang disebabkan oleh kerusakan gigi telah dikaitkan
dengan gagal tumbuh, gangguan perkembangan bicara, ketidakhadiran
dan ketidakmampuan untuk berkonsentrasi di sekolah.
TATALAKSANA PREVENTIF

HOME CARE PROFFESIONALS


● Mengatur pola makan ● Deteksi dini karies
● Menjaga OH ● Konsultasi pola makan
● Penggunaan fluoride (pasta ● Aplikasi fluoride
gigi) ● Pit & fissure sealants
● Membatasi transmisi bakteri

KOMUNITAS
● Edukasi kesehatan mulut
● Perkembangan komunitas
● Fuoridasi air minum
TATALAKSANA PREVENTIF
1) Pencegahan transmisi bakteri ibu-anak
➢ Ibu hamil dianjurkan untuk konsumsi chlorhexidine gluconate → obat kumur /
gel / pasta gigi —> untuk mengurangi Streptococcus mutans

➢ Mengurangi aktivitas berbagi saliva dari ibu ke anak —> menghindari berbagi peralatan,
makanan, dan minuman, mencegah anak meletakkan tangannya di mulut pengasuh,
ibu tidak menjilat empeng sebelum diberikan kepada anak

2) Pencegahan setelah bayi lahir


➢ mulut anak harus dibersihkan dengan menggunakan kain basah atau sikat gigi anak
dengan sedikit pasta gigi yang mengandung fluoride
➢ Mengajari anak cara menyikat gigi (usia anak 18-24 bulan)
➢ Sebaiknya tidak perkenalkan dengan permen / makanan mengandung gula
➢ Mengunjungi dokter gigi saat usia 1 tahun → pemeriksaan, dapat edukasi dan
pencegahan karies
TATALAKSANA PREVENTIF

3) Edukasi Kesehatan Mulut


➢ Edukasi kesehatan gigi dan mulut dengan memberikan sebuah informasi, kegiatan
belajar, atau pengalaman → untuk meningkatkan kesehatan mulut lebih baik lagi.
➢ The American Academy of Pediatric Dentistry (AAPD) —> pedoman antisipatif, kebiasaan
pemberian susu botol untuk mencegah ECC, dan perawatan kebersihan mulut bayi atau balita:

○ Bayi tidak boleh ditidurkan dengan botol yang masih berisi air susu.

○ Menyusui anak yang berkepanjangan harus dihindari setelah gigi sulung pertama mulai
erupsi dan diet karbohidrat mulai diperkenalkan.

○ Orang tua harus didorong agar bayi minum dari cangkir saat mereka mendekati usia
satu tahun. Bayi harus disapih dari botol di usia 12-14 bulan.

○ Mengurangi cemilan di antara waktu makan yang berkepanjangan untuk makanan dan
jus atau minuman lain yang mengandung karbohidrat fermentasi.

TATALAKSANA PREVENTIF
4) Peranan orang tua mencegah ECC
➢ Mencegah kebiasaan makan yang bersifat kariogenik pada anak:
➢ Menginstruksikan dan memperhatikan anaknya saat menyikat gigi
➢ Gigi anak yg baru erupsi —> beri agen fluoride

5) Penggunaan FLuoride
➢ Fluoride pada pasta gigi
➢ Fluoridasi air minum —> pengurangan karies dalam komunitas
➢ Suplemen fluoride —> tidak dianjurkan untuk anak usia < 3 Tahun

6) Streptococcus mutans
➢ Streptococcus mutans biasanya ditransfer secara vertikal dari ibu kepada anak
melalui saliva
➢ Pencegahannya dengan membersihkan gigi secara rutin
➢ Mengurangi konsumsi glukosa berlebih
➢ Akumulasi patologis —> cegah dengan agen mikroba secara topikal: chlorhexidine,
cetylpyridinium chloride, amine fluoride, dan sodium dodecyl sulfate (SDS)
TATALAKSANA KURATIF
● Lesi dentin melibatkan manajemen non-invasif dan invasif
● Pengangkatan karies dan restorasi gigi diperlukan untuk mencegah kerusakan
gigi lebih lanjut,
● (GIC) —> lesi dentin berlubang, restorasi multi-surface pada gigi sulung dapat
menggunakan resin-based composite
● Anak-anak 3-5 tahun —> GIC dan rm-GIC untuk restorasi kelas I, kelas II, kelas III,
dan kelas V
● GIC tidak dapat ditempatkan di gigi yang mempunyai daya kunyah berat, (kelas II
atau untuk restorasi bagian insisal gigi insisiv)
● Resin-composite —> untuk restorasi kelas I, Kelas II, Restorasi Kelas III, dan Kelas V.
● Pasien dengan risiko karies tinggi dan kehilangan struktur gigi yang luas dapat
menggunakan crown.
Pediatric dentistry.

03
Case
Report
Kasus 1

Anak usia 4 tahun ditemukan lesi


karies tanpa keterlibatan pulpa di gigi
52,51,61,62,63
Rencana Perawatan

Aplikasi CPP-ACP Restorasi GIC

01 02 03 04

Preparasi Finishing &


Gigi Karies polishing
Kondisi awal Etsa 37% Insersi strip crown

Pelepasan Setelah pembuangan


Hasil akhir
strip-crown bahan berlebih
Kasus 2

Anak usia 4 tahun dengan kerusakan


parah pada gigi sulung insisif maksila
Karies Sedang
55, 65, 74, 75, 84, Karies Dalam
85 51, 52, 54, 61, 62, 64
Radiografi
Panoramik
● Periapikal : TAK
● Ruang PDL : TAK
● Tulang Alveolar : TAK

Radiodiagnosis: Karies mencapai pulpa


51, 52, 54, 61, 62, 64
Rencana Perawatan

Mahkota
Aplikasi SDF Pulpektomi Zirkonia

01 02 03 04 05

Restorasi Pasak
Gigi Karies Fiber & Inti
Kunjungan 1: non invasif untuk mengembangkan
komunikasi yang efektif dengan anak

Kunjungan 2:
● Perawatan pulpa 51, 61, 62, 64
● Ekskavasi jar. karies 65, 74, 75
● Aplikasi SDF 38% dan
restorasi GIC.
Kunjungan 3:
● Cleaning and shaping saluran akar 51, 61, 62, 64
● Obturasi menggunakan Endoflas 51, 61, 62, 64
● Perawatan pulpa 54
● Ekskavasi jar. karies 55 dan 84 kemudian aplikasi SDF 38%.
● Pulp capping indirect 85 menggunakan Dycal.
Kunjungan 4:

● Obturasi 54 menggunakan Endoflas

● Restorasi pasak endodontik 54

● Pembuatan ruang pasak 51, 61, 62

● Pengisian pasak fiber dan inti dibangun pada 51, 61,

62.

● Restorasi komposit 51, 52, 61, 62.


Kunjungan 5:
● Pembuatan mahkota zirkonia yang disementasi dengan semen
resin light cure
● DHE dan instruksi kontrol setiap 3 bulan
Kasus 3

Anak perempuan, 6 tahun datang bersama ibunya


mengeluhkan gigi depan anaknya keropos dan
terdapat sisa akar di gigi belakang kiri bawah.
Keluhan tersebut terasa kurang lebih satu tahun yang
KUNJUNGAN PERTAMA

Dilakukan pemeriksaan objektif dan subjektif

PEMERIKSAAN OBJEKTIF
● Tahap geligi campuran
● Memiliki resiko tinggi karies —> Indeks plak pasien: sebelum sikat gigi 75%,
setelah sikat gigi 32,5%
Pemeriksaan Intraoral
Pemeriksaan Intraoral
Radiografi Panoramik

● Gambaran radiolusen email hingga dentin pada proksimal mesial-distal gigi 55,53.
● Gambaran radiolusen email hingga dentin pada proksimal gigi 52,63, 64.
● Gambaran radiolusen email hingga dentin pada gigi 51,62, 36 dan 46.
● Gambaran mahkota menghilang hingga servikal (sisa akar gigi 74,75).
● Gambaran radiolusen dari email hingga melibatkan furkasi gigi 84,85.
PERAWATAN. (10 Agustus 2019 - 16 September 2019)
Kunjugan 1. Kunjugan 2.
● Kontrol restorasi gigi 62 -> tidak ada keluhan
Perawatan pertama restorasi kelas 2 kompomer
● Restorasi kelas I kompomer gigi 55 65
gigi 62

Kunjugan 3.
● Kontrol restorasi gigi 55 65 -> tidak ada
keluhan
● Restorasi kelas II kompomer gigi 63 64
Kunjugan 4.
● Kontrol restorasi gigi 63 64 —> Tidak
ada keluhan
● Restorasi komposit kelas I gigi 36

Kunjugan 5.
● Kontrol restorasi gigi 36 —> Tidak ada
keluhan
● Restorasi komposit kelas I gigi 46
Kunjugan 6. (19 September 2019)
● Perawatan pulpotomi vital one visit gigi 52

Kunjugan 7.
● Kontrol pulpotomi gigi 52
● Penggantian tambalan sementara ->
permanen
● Preparasi mahkota gigi 52 untuk
crown indirect
● Seminggu lagi datang untuk insersi
crown
Kunjugan 8. Kunjugan 9. (15 Oktober 2019)
● Try in dan insersi crown indirect ● Kontrol restorasi indirect —> tidak
ada keluhan
● Ekstraksi radiks gigi 74 75
● Ekstraksi blok pada gigi 84 dan 85

Ekstraksi 74 75

Ekstraksi 84 85
Kunjugan 10. (5 November 2019)
● Kontrol pasca pencabutan —> tidak ada keluhan
● Melakukan kembali profilaksis dan observasi
● Pembuatan space management / regainer
○ Pencetakan RA RB -> Alginate

Kunjugan 11.
(21 November 2019)
● Insersi space regainer
● DHE + KIE
Kunjugan 12. (28 November 2019)
● Dilakukan pemeriksaan subjektif → tidak ada
keluhan
● Aktivasi sekrup ekspansi
● Aktivasi dilakukan setiap minggu dan observasi
hingga gigi dewasa tumbuh.

Kunjungan bulan Februari


2020 telah tersedia ruangan yang
cukup untuk gigi penggantinya
dan alat dipakai sampai
kebutuhan ruangan tercapai.
04
KESIMPULAN
KESIMPULAN
ECC didefinisikan sebagai adanya satu atau lebih gigi yang rusak karena karies baik dengan kavitas
ataupun tanpa kavitas (decay), gigi hilang karena karies (missing), dan permukaan gigi yang ditambal (filling)
pada gigi sulung anak di bawah usia 6 tahun.

Pencegahan ECC dapat dilakukan dari yang pertama adalah pencegahan saat masa kehamilan dan
setelah kelahiran sebaiknya, pembatasan penularan Streptococcus mutans, edukasi orang tua untuk
menghindari makanan mengandung glukosa dan mengunjungi dokter gigi secara berkala untuk mencegah
terjadinya ECC.

Perawatan kuratif awal dilakukan ketika sudah terjadi demineralisasi pada gigi sulung sehingga harus
dilakukan perawatan berupa pengaplikasian CPPACP (Casein Phosphopeptide Amorphous Calcium
Phosphat) agar remineralisasi dapat terjadi. Melakukan erawatan restorasi untuk mengembalikan bentuk
anatomi gigi agar fungsi pengunyahan kembali. Lesi karies yang sudah mencapai dentin atau pulpa perlu
diangkat untuk mencegah kerusakan gigi lebih lanjut, menghilangkan nyeri, dan mencegah inflamasi pulpa
yang tidak diinginkan. Pasien dengan risiko karies tinggi dan kehilangan struktur gigi yang luas dapat
menggunakan crown.
DAFTAR PUSTAKA.
1. Astuti ESY. The Aetiology, Impact and Management of Early Childhood Caries (ECC). Interdental Jurnal Kedokteran Gigi (IJKG).
2020;16(2):74-79.
2. Ahmad A, Azizah A, Dewi RK. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Kesehatan Gigi dan Mulut terhadap Tingkat
Keparahan Early Childhood Caries pada Balita (Literature Review). Dentin. 2022;6(1):47-52.
3. Meyer F, Enax J. Early Childhood Caries: Epidemiology, Aetiology, and Prevention. Int J Dent. 2018.
4. Goswami P. Early Childhood Caries- A Review of Its Aetiology, Classification, Consequences, Prevention and Management. J
Evolution Med Dent Sci. 2020;9(10):798-803.
5. Tinanoff N, Baez RJ, Guillory CD, Donly KJ, Feldens CA, McGrath C, et al. Early Childhood Caries Epidemiology, Aetiology, Risk
Assessment, Societal Burden, Management, Education, and Policy: Global Perspective. Int J Paediatr Dent. 2019;29:238-248.
6. Kemala, F. Jeffrey. Perawatan Komprehensif Anak Usia 6 Tahun dengan Early Childhood Caries (Laporan Kasus). J Ilmiah dan
Teknologi Ked Gigi FKG UPDM(B). 2020;16(2):57-66.
7. Anil S, Anand PS. Early Childhood Caries: Prevalence, Risk Factors, and Prevention. Frontiers in Pediatrics. 2017;18(5):157.
8. Zuqriefa AB, Widjanarko B, Indraswari R. Analisis Praktik Pemeliharaan Gigi dan Mulut Balita sebagai Pencegahan Early Childhood
Caries oleh Orangtua/Wali di Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Kesehatan Masyarakat [Online]. 2022;10(2):201-212.
9. Colak H, Dulgergil CT, Dalli M, Hamidi MM. Early Childhood Caries Update: A Review of Causes, Diagnoses, and Treatments.
Journal of Natural Science, Biology, and Medicine. 2013;4(1):29.
10. Jeffrey. Prevention and Treatment of Early Childhood Caries (ECC). Journal of Medicine and Health. 2016;1(3):1-9.
11. Sfedu AM, Trandafir A, Savin C, Toma CM, Toma V, Adumitroaie A, et al. Treatment of Early Childhood Caries in Primary Frontal
Teeth - Case Report. Romanian Journal of Oral Rehabilitation. 2022:14(3).
12. Tyagi T, Rao D, Panwar S, Ameen S. Full Mouth Rehabilitation of Paediatric Patient with Early Childhood Caries - A Case Report.
International Journal of Science and Healthcare Research. 2021;6(1):95-100.
Pediatric dentistry.

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai