Early
Childhood
Caries (ECC)
Kelompok 7 Integrasi A 2022
Pembimbing:
Prof. Dr. Roosje Rosita Oewen, drg., Sp.KGA(K)
Nama Anggota.
01
Pendahuluan
You can describe the topic of the section here
Latar Belakang
Salah satu permasalahan kesehatan mulut global
yang mempengaruhi gigi sulung adalah Early Childhood
Caries (ECC). Karies gigi berkembang ketika plak tidak
dibersihkan secara teratur dan paparan gula
terus-menerus.
Menurut WHO di tahun 2018, prevalensi ECC di
Indonesia mencapai 94,3% sehingga diperlukan tindakan
preventif untuk mengurangi resiko terjadinya ECC dan
tindakan kuratif jika ECC sudah merusak struktur gigi.
Pediatric dentistry.
02
Tinjauan Pustaka
You can describe the topic of the section here
KLASIFIKASI ECC.
1) Berdasarkan Tingkat Keparahan
1 2 3
23,8%-57,3% 60%-90%
1. Mikroorganisme Kariogenik
● Status sosial ekonomi rendah, pendidikan orang tua yang buruk, dan
faktor gaya hidup memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ECC.
Leroy et al. melaporkan adanya hubungan yang signifikan antara
kebiasaan merokok orang tua dengan pengalaman karies anak.
DAMPAK ECC
Kualitas hidup anak-anak dapat sangat dipengaruhi oleh karies yang
parah karena rasa sakit dan ketidaknyamanan yang dapat menyebabkan :
● Infeksi akut dan kronis
● Perubahan kebiasaan makan dan tidur
● Resiko rawat inap & biaya pengobatan yang tinggi
● Hilangnya hari sekolah dengan konsekuensi berkurangnya kemampuan
untuk belajar.
● Penurunan pertumbuhan dan penurunan berat badan
● Mengubah kebiasaan makan dan tidur, asupan makanan, dan proses
metabolisme.
● Kehilangan gigi dini yang disebabkan oleh kerusakan gigi telah dikaitkan
dengan gagal tumbuh, gangguan perkembangan bicara, ketidakhadiran
dan ketidakmampuan untuk berkonsentrasi di sekolah.
TATALAKSANA PREVENTIF
KOMUNITAS
● Edukasi kesehatan mulut
● Perkembangan komunitas
● Fuoridasi air minum
TATALAKSANA PREVENTIF
1) Pencegahan transmisi bakteri ibu-anak
➢ Ibu hamil dianjurkan untuk konsumsi chlorhexidine gluconate → obat kumur /
gel / pasta gigi —> untuk mengurangi Streptococcus mutans
➢ Mengurangi aktivitas berbagi saliva dari ibu ke anak —> menghindari berbagi peralatan,
makanan, dan minuman, mencegah anak meletakkan tangannya di mulut pengasuh,
ibu tidak menjilat empeng sebelum diberikan kepada anak
○ Bayi tidak boleh ditidurkan dengan botol yang masih berisi air susu.
○ Menyusui anak yang berkepanjangan harus dihindari setelah gigi sulung pertama mulai
erupsi dan diet karbohidrat mulai diperkenalkan.
○ Orang tua harus didorong agar bayi minum dari cangkir saat mereka mendekati usia
satu tahun. Bayi harus disapih dari botol di usia 12-14 bulan.
○ Mengurangi cemilan di antara waktu makan yang berkepanjangan untuk makanan dan
jus atau minuman lain yang mengandung karbohidrat fermentasi.
➢
TATALAKSANA PREVENTIF
4) Peranan orang tua mencegah ECC
➢ Mencegah kebiasaan makan yang bersifat kariogenik pada anak:
➢ Menginstruksikan dan memperhatikan anaknya saat menyikat gigi
➢ Gigi anak yg baru erupsi —> beri agen fluoride
5) Penggunaan FLuoride
➢ Fluoride pada pasta gigi
➢ Fluoridasi air minum —> pengurangan karies dalam komunitas
➢ Suplemen fluoride —> tidak dianjurkan untuk anak usia < 3 Tahun
6) Streptococcus mutans
➢ Streptococcus mutans biasanya ditransfer secara vertikal dari ibu kepada anak
melalui saliva
➢ Pencegahannya dengan membersihkan gigi secara rutin
➢ Mengurangi konsumsi glukosa berlebih
➢ Akumulasi patologis —> cegah dengan agen mikroba secara topikal: chlorhexidine,
cetylpyridinium chloride, amine fluoride, dan sodium dodecyl sulfate (SDS)
TATALAKSANA KURATIF
● Lesi dentin melibatkan manajemen non-invasif dan invasif
● Pengangkatan karies dan restorasi gigi diperlukan untuk mencegah kerusakan
gigi lebih lanjut,
● (GIC) —> lesi dentin berlubang, restorasi multi-surface pada gigi sulung dapat
menggunakan resin-based composite
● Anak-anak 3-5 tahun —> GIC dan rm-GIC untuk restorasi kelas I, kelas II, kelas III,
dan kelas V
● GIC tidak dapat ditempatkan di gigi yang mempunyai daya kunyah berat, (kelas II
atau untuk restorasi bagian insisal gigi insisiv)
● Resin-composite —> untuk restorasi kelas I, Kelas II, Restorasi Kelas III, dan Kelas V.
● Pasien dengan risiko karies tinggi dan kehilangan struktur gigi yang luas dapat
menggunakan crown.
Pediatric dentistry.
03
Case
Report
Kasus 1
01 02 03 04
Mahkota
Aplikasi SDF Pulpektomi Zirkonia
01 02 03 04 05
Restorasi Pasak
Gigi Karies Fiber & Inti
Kunjungan 1: non invasif untuk mengembangkan
komunikasi yang efektif dengan anak
Kunjungan 2:
● Perawatan pulpa 51, 61, 62, 64
● Ekskavasi jar. karies 65, 74, 75
● Aplikasi SDF 38% dan
restorasi GIC.
Kunjungan 3:
● Cleaning and shaping saluran akar 51, 61, 62, 64
● Obturasi menggunakan Endoflas 51, 61, 62, 64
● Perawatan pulpa 54
● Ekskavasi jar. karies 55 dan 84 kemudian aplikasi SDF 38%.
● Pulp capping indirect 85 menggunakan Dycal.
Kunjungan 4:
62.
PEMERIKSAAN OBJEKTIF
● Tahap geligi campuran
● Memiliki resiko tinggi karies —> Indeks plak pasien: sebelum sikat gigi 75%,
setelah sikat gigi 32,5%
Pemeriksaan Intraoral
Pemeriksaan Intraoral
Radiografi Panoramik
● Gambaran radiolusen email hingga dentin pada proksimal mesial-distal gigi 55,53.
● Gambaran radiolusen email hingga dentin pada proksimal gigi 52,63, 64.
● Gambaran radiolusen email hingga dentin pada gigi 51,62, 36 dan 46.
● Gambaran mahkota menghilang hingga servikal (sisa akar gigi 74,75).
● Gambaran radiolusen dari email hingga melibatkan furkasi gigi 84,85.
PERAWATAN. (10 Agustus 2019 - 16 September 2019)
Kunjugan 1. Kunjugan 2.
● Kontrol restorasi gigi 62 -> tidak ada keluhan
Perawatan pertama restorasi kelas 2 kompomer
● Restorasi kelas I kompomer gigi 55 65
gigi 62
Kunjugan 3.
● Kontrol restorasi gigi 55 65 -> tidak ada
keluhan
● Restorasi kelas II kompomer gigi 63 64
Kunjugan 4.
● Kontrol restorasi gigi 63 64 —> Tidak
ada keluhan
● Restorasi komposit kelas I gigi 36
Kunjugan 5.
● Kontrol restorasi gigi 36 —> Tidak ada
keluhan
● Restorasi komposit kelas I gigi 46
Kunjugan 6. (19 September 2019)
● Perawatan pulpotomi vital one visit gigi 52
Kunjugan 7.
● Kontrol pulpotomi gigi 52
● Penggantian tambalan sementara ->
permanen
● Preparasi mahkota gigi 52 untuk
crown indirect
● Seminggu lagi datang untuk insersi
crown
Kunjugan 8. Kunjugan 9. (15 Oktober 2019)
● Try in dan insersi crown indirect ● Kontrol restorasi indirect —> tidak
ada keluhan
● Ekstraksi radiks gigi 74 75
● Ekstraksi blok pada gigi 84 dan 85
Ekstraksi 74 75
Ekstraksi 84 85
Kunjugan 10. (5 November 2019)
● Kontrol pasca pencabutan —> tidak ada keluhan
● Melakukan kembali profilaksis dan observasi
● Pembuatan space management / regainer
○ Pencetakan RA RB -> Alginate
Kunjugan 11.
(21 November 2019)
● Insersi space regainer
● DHE + KIE
Kunjugan 12. (28 November 2019)
● Dilakukan pemeriksaan subjektif → tidak ada
keluhan
● Aktivasi sekrup ekspansi
● Aktivasi dilakukan setiap minggu dan observasi
hingga gigi dewasa tumbuh.
Pencegahan ECC dapat dilakukan dari yang pertama adalah pencegahan saat masa kehamilan dan
setelah kelahiran sebaiknya, pembatasan penularan Streptococcus mutans, edukasi orang tua untuk
menghindari makanan mengandung glukosa dan mengunjungi dokter gigi secara berkala untuk mencegah
terjadinya ECC.
Perawatan kuratif awal dilakukan ketika sudah terjadi demineralisasi pada gigi sulung sehingga harus
dilakukan perawatan berupa pengaplikasian CPPACP (Casein Phosphopeptide Amorphous Calcium
Phosphat) agar remineralisasi dapat terjadi. Melakukan erawatan restorasi untuk mengembalikan bentuk
anatomi gigi agar fungsi pengunyahan kembali. Lesi karies yang sudah mencapai dentin atau pulpa perlu
diangkat untuk mencegah kerusakan gigi lebih lanjut, menghilangkan nyeri, dan mencegah inflamasi pulpa
yang tidak diinginkan. Pasien dengan risiko karies tinggi dan kehilangan struktur gigi yang luas dapat
menggunakan crown.
DAFTAR PUSTAKA.
1. Astuti ESY. The Aetiology, Impact and Management of Early Childhood Caries (ECC). Interdental Jurnal Kedokteran Gigi (IJKG).
2020;16(2):74-79.
2. Ahmad A, Azizah A, Dewi RK. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Kesehatan Gigi dan Mulut terhadap Tingkat
Keparahan Early Childhood Caries pada Balita (Literature Review). Dentin. 2022;6(1):47-52.
3. Meyer F, Enax J. Early Childhood Caries: Epidemiology, Aetiology, and Prevention. Int J Dent. 2018.
4. Goswami P. Early Childhood Caries- A Review of Its Aetiology, Classification, Consequences, Prevention and Management. J
Evolution Med Dent Sci. 2020;9(10):798-803.
5. Tinanoff N, Baez RJ, Guillory CD, Donly KJ, Feldens CA, McGrath C, et al. Early Childhood Caries Epidemiology, Aetiology, Risk
Assessment, Societal Burden, Management, Education, and Policy: Global Perspective. Int J Paediatr Dent. 2019;29:238-248.
6. Kemala, F. Jeffrey. Perawatan Komprehensif Anak Usia 6 Tahun dengan Early Childhood Caries (Laporan Kasus). J Ilmiah dan
Teknologi Ked Gigi FKG UPDM(B). 2020;16(2):57-66.
7. Anil S, Anand PS. Early Childhood Caries: Prevalence, Risk Factors, and Prevention. Frontiers in Pediatrics. 2017;18(5):157.
8. Zuqriefa AB, Widjanarko B, Indraswari R. Analisis Praktik Pemeliharaan Gigi dan Mulut Balita sebagai Pencegahan Early Childhood
Caries oleh Orangtua/Wali di Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Kesehatan Masyarakat [Online]. 2022;10(2):201-212.
9. Colak H, Dulgergil CT, Dalli M, Hamidi MM. Early Childhood Caries Update: A Review of Causes, Diagnoses, and Treatments.
Journal of Natural Science, Biology, and Medicine. 2013;4(1):29.
10. Jeffrey. Prevention and Treatment of Early Childhood Caries (ECC). Journal of Medicine and Health. 2016;1(3):1-9.
11. Sfedu AM, Trandafir A, Savin C, Toma CM, Toma V, Adumitroaie A, et al. Treatment of Early Childhood Caries in Primary Frontal
Teeth - Case Report. Romanian Journal of Oral Rehabilitation. 2022:14(3).
12. Tyagi T, Rao D, Panwar S, Ameen S. Full Mouth Rehabilitation of Paediatric Patient with Early Childhood Caries - A Case Report.
International Journal of Science and Healthcare Research. 2021;6(1):95-100.
Pediatric dentistry.
TERIMA
KASIH