Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Prevalensi karies di indonesia mencapai sekitar 90% dari populasi
anak balita di Indonesia. Jenis karies gigi sulung umumnya terjadi adalah
rampan karies dan sindroma karies botol.
Rampan karies adalah karies yang terjadi sangat cepat dan mengenai
beberapa gigi serta sering menimbulkan rasa sakit sehingga anak sulit
makan dan rewel . Karies ini sering ditemukan pada anak usia di bawah
lima tahun (balita), dengan penyebaran yang tertinggi pada anak usia tiga
tahun.
Wei (1989) menyatakan bahwa rampan karies terjadi karena adanya
aktivitas

mikroorganisme

dalam

plak

dan

saliva

akibat

yang

mengkonsumsi makanan olahan yang mengandung sukrosa diantara dua


waktu makan, serta menurunya sekresi saliva. Kesehatan gigi anak yang
buruk seperti rampan karies yang dapat menyebabkan rasa sakit dan
kesulitan mengunyah akan menyebabkan gangguan pada pemasukan
makanan yang akhinya akan mempengaruhi kedaan gizi anak sehingga
tumbuh kembang anak terganggu.
Hasil penelitian Ayhan (1996) menujukan berat dan tinggi badan
anak penderita rampan karies dan sindroma karies botol lebih rendah di
bandingkan dengan anak yang bebas karies. Early childhood caries terjadi
pada gigi yang baru erupsi dan anak pra-sekolah. Gigi rahang atas lebih
sering terkena dibanding gigi rahang bawah karena dilindungi oleh lidah
selama gerakan menghisap atau minum susu. Early childhood caries
(ECC) dapat didefinisikan sebagai adanya satu gigi atau lebih yang terkena
karies pada anak usia 6 tahun atau lebih muda. Salah satu bakteri yang
terdapat dalam Early childhood caries adalah streptococcus mutans. ECC
biasanya membutuhkan perawatan yang lama dan jika tidak diobati dapat
merusak gigi anak dan berpengaruh pada kesehatan umum anak.
KELOMPOK 1 | GIGI GELIGI RUSAK PARAH PADA ANAK 1

Menurut laporan penelitian oleh pusat pengendalian dan pencegahan


penyakit pada tahun (2007) menunjukan bahwa gigi berlubang telah
meningkat khususnya pada anak balita dan anak pra sekolah, meningkat
dari 24 % menjadi 28 %. Untuk anak usia 25 tahun meningkat 70 % dari
karies yang di temukan.
Indonesia mencatat kemajuan yang cukup berarti dalam penyajian
nutrisi bagi anak sehingga harapan mencapai target millennium
development goals tahun (2015). Salah satu makanan tambahan pada anak
balita adalah susu formula. Diharapkan pemberian susu formula untuk
balita

diberikan

agar

kebutuhan

gizi

terpenuhi

selama

masa

pertumbuhanya. Prioritas utama adalah tetap pada air susu ibu sedangkan
susu formula berfungsi hanya sebagai pengganti susu ibu jika memang
produksi ASI tidak berhasil. Dalam susu formula ada tambahan nutrisi
yang sudah terukur dan disesuaikan dengan gizi yang dibutuhkan bayi
karena itu pemberian susu formula harus disesuaikan dengan kebutuhan
bayi dan kandungan yang telah dianjurkan. Banyak pilihan rasa serta
kandungan yang berbeda beredar di pasar dewasa ini membuat para
konsumen khususnya orang tua mempunyai banyak pilihan untuk
menentukan susu formula apa yang harus dibeli.
1.2

Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari uraian latar belakang yang telah dikemukakan, maka
dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.2.1
1.2.2
1.2.3
1.2.4
1.2.5
1.2.6
1.2.7
1.2.8

Jelaskan definisi karies dini pada gigi anak!


Jelaskan etiologi karies dini pada gigi anak!
Jelaskan klasifikasi karies dini pada anak!
Jelaskan mekanisme terjadinya karies dini pada anak!
Bagaimana pencegahan karies dini pada anak?
Anamnesis dan pemeriksaan klinis karies dini pada gigi anak!
Diagnosis karies pada kasus!
Bagaimana penanganan dan tahap-tahap perawatan karies karies

1.2.9

dini pada anak?


Dampak karies dini pada gigi anak!

KELOMPOK 1 | GIGI GELIGI RUSAK PARAH PADA ANAK 2

1.3

Tujuan
Tujuan dari pengamatan ini adalah sebagai berikut:

1.4

1.3.1
1.3.2
1.3.3
1.3.4
1.3.5
1.3.6

Untuk mengetahui definisi karies dini pada gigi anak.


Untuk mengetahui etiologi karies dini pada gigi anak.
Untuk mengetahui klasifikasi karies dini pada anak.
Untuk mengetahui mekanisme terjadinya karies dini pada anak.
Untuk mengetahui pencegahan karies dini pada anak.
Untuk mengetahui anamnesis dan pemeriksaan klinis karies dini

1.3.7
1.3.8

pada gigi anak.


Untuk mengetahui diagnosis karies pada kasus.
Untuk mengetahui penanganan dan tahap-tahap perawatan karies

1.3.9

karies dini pada anak.


Untuk mengetahui karies dini pada gigi anak.

Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh,yaitu:
1.4.1
1.4.2
1.4.3

Dapat dijadikan referensi dalam pembuatan makalah selanjutnya.


Dapat menambah wawasan pembaca, terutama bagi penulis.
Dapat menambah jumlah inventaris makalah diperpustakaan
kampus.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Definisi Karies Dini Pada Gigi Anak


Karies dini atau Early Childhood Caries (ECC) adalah penyakit
rampan gigi yang paling banyak menyerang anak-anak. Menurut
American Dental Association (ADA), ECC ditandai dengan satu atau lebih
kerusakan gigi, baik lesi dengan kavitas atau tanpa kavitas, kehilangan gigi
KELOMPOK 1 | GIGI GELIGI RUSAK PARAH PADA ANAK 3

(karena kerusakan), atau adanya tambalan pada permukaan gigi decidui


pada anak usia dibawah 6 tahun.
Menurut AADP, karies dini atau ECC yakni terdapatnya satu atau
lebih kerusakan (berupa lesi kavitas maupun non kavitas) kehilangan gigi
(karena kerusakan), atau adanya tambalan pada permukaan gigi decidui
pada anak usia dibawah 6 tahun.
Karies dini pada anak adalah penyakit yang disebabkan diet yang
ditandai dengan onset yang awal dan progres yang cepat. Sehingga
mengakibatkan gangguan yang fungsional, estetik, dan psikologis anak
serta perhatian besar dari orang tua dan dokter gigi.
Penyakit tersebut juga dikenal sebagai karies susu botol yang
merupakan sindroma kerusakan gigi yang parah terjadi pada bayi atau
anak-anak, berkembang dengan cepat dan mengakibatkan gangguan
kesehatan yang panjang pada anak-anak.
Prevalensi ECC mencapai tingkat yang tinggi pada negara-negara
berkembang, keparahannya meningkat seiring pertambahan usia. Gigi
sulung dalam kondisi yang baik sangat penting untuk perkembangan
sistem stomatognatik anak yang baik dan adekuat. Gigi-geligi sulung yang
sehat penting untuk kemampuan bicara, mastikasi, pencegahan kebiasaan
oral yang buruk dan berperan sebagai penuntun erupsi gigi permanen.
Selain itu, pada masa kanak-kanak, estetika dari gigi anterior mendorong
perkembangan kepribadian yang normal sehingga kepercayaan diri akan
meningkat secara positif, dapat mempengaruhi kualitas hidup anak pada
masa depannya.
2.2

Etiologi Karies Dini Pada Gigi Anak


Karies gigi adalah penyakit multifaktorial yang dimulai dengan
pergeseran mikrobiologi yang dipengaruhi oleh aliran saliva dan
komposisi, paparan fluoride, konsumsi gula diet, dan perilaku pencegahan.
Penyakit ini awalnya reversibel dan dapat dihentikan pada tahap apapun,
bahkan ketika beberapa kavitasi terjadi, bisa dihentikan.
KELOMPOK 1 | GIGI GELIGI RUSAK PARAH PADA ANAK 4

Karies anak usia dini adalah bentuk agresif dari karies gigi yang
diawali oleh pembusukan, seperti permukaan labial gigi insisivus rahang
atas. Karies anak usia dini disebabkan oleh penggunaan botol/dot pada
bayi yang berkepanjangan dan pemberian ASI terutama pada waktu tidur.
Faktor resiko utama, yaitu makanan kariogenik, perkembangan
mikroorganisme, host yang rentan dan plak gigi.
Faktor resiko yang terkait lainnya, yaitu pemberian susu botol/ASI
pada bayi ketika sedang tidur, kebersihan mulut yang buruk, perilaku dan
hubungan dengan kesehatan gigi, faktor sosial dan ekonomi.
(Early Childhood Caries : Etiology, clinical considerations, consequences
and management- Sobia Zafar, Soraya Yasin Harnekar, Allauddin Siddiqi.
INTERNATIONAL DENTISTRY SA VOL.11, NO.4)
Karies dianggap sebagai penyakit infeksi, mudah menjalar dan
multifaktor yang disebabkan oleh 3 faktor yaitu, mikroorganisme
kariogenik, substrat kariogenik dan host atau gigi yang rentan. Faktorfaktor

tersebut

menyebabkan

berinteraksi

dalam

ketidakseimbangan

periode
dalam

waktu

tertentu

demineralisasi

dan
serta

remineralisasi antara permukaan gigi dan lapisan plak.


Sukrosa merupakan makanan kariogenik utama dan paling umum
digunakan.

Sukrosa

mengubah

makanan

non-kariogenik

dan

antikariogenik menjadi kariogenik. Pengolahan sederhana makanan


kariogenik tidak menjadi faktor resiko karies gigi tetapo frekuensi dan
lamanya kontak antara substansi tersebut dengan gigi merupakan faktor
resiko karies.
Karies dini sering dipicu oleh pemaparan cairan yang mengandung
gula yang sering dan dalam waktu lama. Susu dan formula juga dapat
memperbesar kerusakan, khususnya jika anak-anak juga memperoleh
makanan yang manis dari sumber lain.

KELOMPOK 1 | GIGI GELIGI RUSAK PARAH PADA ANAK 5

Faktor resiko host terhadap perkembangan karies, antara lain email


pasca-erupsi yang imatur, adanya kerusakan email terumata hipoplasia, ciri
morfologi dan genetik gigi serta gigi crowded. Saliva merupakan sistem
pertahanan host yang utama terhadap karies yang berfungsi sebagai tempat
penyimpanan

mineral

kalsium

dan

fosfat

yang

penting

untuk

remineralisasi email serta mengandung subtansi anti bakteri, terutama bagi


individu yang kurang aliran salivanya akan mengakibatkan kerentanan gigi
terhadap karies terutama pada bayi ketika sedang tidur.
Proses karies dan faktor resiko terjadinya pada gigi tetap dan gigi
sulung tidak berbeda, namun pada gigi sukung lebih cepat menyebar,
meluas dan lebih parah dibandingkan dengan gigi tetap.
(Fajriani, Hendrastuty Handayani. Jurnal Kedokteran Gigi Dentofasial.
FKG UH. Vol.10. No.3. Makassar Oktober 2011)
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya karies gigi pada gigi
sulung, yaitu:
1.

Karakteristik anatomi gigi sulung


Proses kalsifikasi gigi sulung yang belum selesai saat gigi
erupsi, dentin yang belum tertutup email dengan sempurna, pit
dan fissure yang mudah bagi plak untuk menempel, dan
mempercepat terjadinya karies.

2.

Susunan gigi pada lengkung rahang. Gigi yang berjejal tidak


memiliki self cleansing.

3.

Faktor keturunan. Bentuk morfologi gigi yang memudahkan


terjadinya karies merupakan sesuatu yang diturunkan dari orang.

(Dewi Elianora, Al Supartinah, Ratinah. Majalah Kedokteran Gigi. Vol.16,


No.2, Desember 2009)

KELOMPOK 1 | GIGI GELIGI RUSAK PARAH PADA ANAK 6

Keyes (1961) mengemukakan teori tentang 3 faktor utama penyebab


karies, yaitu gigi dan saliva, mikroorganisme serta subtrat atau makanan,
maka pada umumnya disepakati bahwa ke-3 faktor utama tersebut harus
ada dan saling berinteraksi untuk dapat terjadi proses karies.
Nowburn (1977) teori 3 faktor ini ditambah dengan faktor waktu
sehingga menjadi 4 faktor penyebab karies gigi. Keempat faktor tersebut
berinteraksi dan saling mempengaruhi sehingga terjadi karies pada gigi.
Dengan demikian timbul batasan yang menyatakan bahwa karies gigi
adalah proses patologis yang merupakan interaksi antara faktor-faktor
yang ada didalam mulut disebut multifaktorial disease.
Selain faktor-faktor yang ada didalam mulut yang langsung
berhubungan dengan karies, terdapat faktor-faktor yang tidak langsung
yang disebut faktor resiko luar, yang merupakan faktor predisposisi dan
faktor penghambat terjadinya karies. Faktor luar antara lain adalah usia,
jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi, lingkungan, sikap dan
perilaku yang berhubungan dengan kesehatan gigi.
(Harun Achmad, Marhamah F. Singgih, Muliyati Yunus, Adam Malik.
Karies dan Perawatan Pulpa pada anak secara komprehensif. FKG UH)
Karies hanya bisa terjadi apabila ada 4 faktor, yaitu:
1. Host
2. Mikroorganisme
3. Substrat
4. Waktu
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya karies gigi pada gigi sulung,
yaitu: (predisposisi)
2.3

Klasifikasi Karies Dini Pada Gigi Anak


Proses Karies gigi sulung, akibat kerusakannya, penyebarannya
dapat diketahui, karena dapat memberi tanda-tanda ( karakter ) tertentu.

KELOMPOK 1 | GIGI GELIGI RUSAK PARAH PADA ANAK 7

1. Jenis

Karies

Gigi

sulung

berdasarkan

proses

kecepatan

terbentuknya karies
a. Proses karies gigi sulung dapat dengan cepat dari email terus ke
denrtin terus ke pulpa ( Karies Akut )
b. Ada juga proses kariesnya lambat ( Karies Kronis ) dan
c. Ada juga malahan terhenti ( Karies terhenti = Arrested ) , dan juga
d. Kadang-kadang setelah terhenti kemudian timbul lagi ( Karies
Intermitten )
2. Jenis Karies gigi sulung berdasarkan Penyebarannya di seluruh
Gigi di dalam Mulut
Terdiri dari :
1. Kelas I : Ada Karies di Gigi Molar Sulung
2. Kelas II : Ada Karies di Gigi Incisivus dan Gigi Caninus Atas
3. Kelas III : Ada Karies di Gigi Insisivuc, Caninus Atas dan Gigi
Molar
4. Kelas IV : Ada Karies di Gigi Insisivus dan Gigi Caninus
bawah tanpa atau dengan karies gigi lain.
3. Jenis Karies Gigi Sulung berdasarkan Lokasi Kariesnya
Berdasarkan Lokasi Kries dapat dengan mudah diketahui berapa
permukaan yang terkena ( satu atau lebih permukaan ) , juga dapat
diketahui di mana letak kariesnya ( bukal , oklusal atau permukaan lain ) .
Luas dan Letak permukaan gigi yang karies menentukan jenis perawatan ,
antara lain menentukan jenis restorasi yang akan dipilih sesuai dengan
kariesnya.
4. Jenis Karies berdasarkan keganasan dan perluasannya
Ada tiga macam Karies menurut keganasan dan perluasannya
1. Karies Biasa
2. Karies Rampan
3. Karies Botol

KELOMPOK 1 | GIGI GELIGI RUSAK PARAH PADA ANAK 8

Karies Rempan adalah merupakan karies yang akut dan


penyebarannya cepat pada gigi secara menyeluruh juga pada gigi yang
biasanya tahan terhadap karies. Bahwa Anak adalah penderita karies
rempan, umumnya ditentukan dari riwayat karies pada anak tersebut yang
mempunyai banyak karies yang relative masih baru.
Karakteristik Karies Rampan adalah terkenanya permukaan
proksimal gigi insicivus bawah dan yang berkembang hingga mengenai
daerah servikal. Proses Karies Rampan adalah sama dengan proses karies
biasa, hanya terjadinya lebih cepat.
Banyak ahli menghubungkan karies rempan ini dengan kondisi
anak sendiri, yaitu email gigi sulung lebih tipis, strukturnya yang kurang
solid, morfologi gigi yang tidak beraturan , dan kontak gigi yang
merupakan kontak bidang yang lebih luas. Keadaan saliva juga
dihubungkan juga dengan karies rampan tersebut.
Selain itu anak lebih sering makan makanan , minuman yang
bersifat kariogenik , yang akan mempermudah terjadinya karies rampan.
Bila karies rempan terjadi lebih awal dan terutama pada anak yang minum
susu dengan botol dalam waktu yang lama akan timbul corak corak karies
tertentu yang di sebut karies botol yang juga disebut nuraing-bottle caries
atau nursing bottle syndrome.
5. Jenis Karies Gigi sulung berdasarkan kedalaman karies
Diagnosis penyakit gigi yang banyak dikenal adalah diagnosis
penyakit pulpa ( antara lain pulpa yang hiperemis = hyperaemia pulpae ;
peradangan pulpa = pulpitis ).
Untuk menegakkan diagnosis penyakit pulpa tersebut perlu
informasi dari penderita. Pada anak-anak seringkali mengalami kerusakan
karena sulit dan sering salah mengungkapkan apa yang dirasakan pada
giginya.
Pada Anak-anak diagnosis gigi dapat dilakukan berdasarkan
penyakit kariesnya ( berdasarkan dalamnya kerusakan yang terjadi ).
KELOMPOK 1 | GIGI GELIGI RUSAK PARAH PADA ANAK 9

Kedalaman karies yang terjadi dapat hanya pada email mencapai dentin ,
mencapai pulpa, atau karies sudah mengenai akar.
Dengan demikian karies yang terjadi dapat dikemukakan sesui apa
yang benar-benar dapat dilihat dengan pasti oleh pemeriksa :
a. Karies Email ( KE ) apabila karies hanya pada email
b. Keries Dentin ( KD ) apabila karies mencapai dentin
c. Karies mencapai Pulpa ( KMP ) apabila karies mencapai pulpa
d. Karies mengenai Akar ( KMA ) apabila karies sudah mengenai
akar.
Pada karies yang mencapai pulpa dan karies yang mengenai akar
harus dapat ditentukan vitalitasnya, dengan memakai cara pemeriksaan
vitalitas gigi.
Dengan demikian dapat disebutkan, misalnya KE , KD , KMP
vital, KMA non vital. Bilmana sudah ada gejala pedodontitis, mka dapat
disebutkan misalnya KMP nonvital dengan periodontitis.
Apabila secara klinis , belum dapat dipastikan kedalaman
kariesnya, maka pemeriksaan foto rontgen dpat membantu menegakkan
diagnosis.
Penentuan diagnosis karies gigi sulung berdasarkan kedalaman
karies ( karies email sampai dengan karies pulpa ). Cara mendiagnosis
karies gigi sulung dengan melihat kedalaman karies menjadi lebih tepat
dan mudah , karena secara obyektif dapat dilihat keadaan kariesnya,
walaupun perlu juga dipertimbangkan keluhan dan riwayat penyakitnya
untuk lebih menegakkan diagnosis dan merencanakan perawatan.
2.4

Mekanisme Terhadinya Karies Dini Pada Gigi Anak


Secara biologi ECC merupakan proses infeksi yag dikatalis oleh
pemaparan yang sering dan dalam waktu yang lama dari susu, formula,
dan jus buah terhadap permukaan gigi. Hal ini diawali oleh kebiasaan
membiarkan anak menggunakan botolnya saat tidur pada saat siang hari
dan malam hari terpapar cairan gula yang meneyebabkan genangan bejamKELOMPOK 1 | GIGI GELIGI RUSAK PARAH PADA ANAK 10

jam di sekeliling gigi bayi dan anak-anak . selanjunya cairan gula brkontak
dengan email gigi dan bergabung dengan bakteri seperti Streptococus
Mutans yang muncul setelah gigi pertama erupsi. Jadi gula berperan pada
awal perkembangan penyakit ini. Demineralisai email dan dentin gigi
disebabkan oleh produksi asam yang dihasilkan oleh Steptocococci
Mutans dan lactobacilli.
Secara spesifik bakteri, asam, food debris dan saliva bergabung
membentuk subtansi berupa plak yang melekat pada gigi. Setipa anak
meminum cairan manis, asam akan menyerang gigi minimal 20 menit
setelah penyerangan asam tersebut, gigi akan mengalami kerusakan.
Anak penderita ECC memiliki riwayat konsumsi gula dalam bentuk
cairan dalam waktu lama dan sering. Gula penyebab karies seperti sukrosa,
glukosa, dan fruktosa yang terkandung dalam jus buah dan beberapa
makanan formula bayi dengan mudah diolah oleh streptococcus mutans
dan lactobacilli menjadi asam organik yang mengakibatkan demineralisasi
email dan dentin. Penggunaan sippy cusp mempertinggi frekuensi
pemaparan. Jenis pemberian makanan tersebut selama tidur akan
meningkatkan resiko karies, sebab pembersihan rongga mulut dan laju
aliran saliva berkurang selama tidur.
Karies dini sangat sulit dideteksi. Tampakannya tergantung pada
warnanya. Tampakan putih disekitar gusi adalah tanda pertama dan
biasanya tidak terdeteksi oleh orangtua. Bakteri muncul pada plak gigi
mengubah gula menjadi asam yang merusak mineral pada email gigi. Jika
demineralisasi tidak ditanggulangi, akan menyebabkan lubang pada gigi.
Warna kuning, coklat atau hitam disekitar servikal gigi, menandakan
demineralisasi meningkat menjadi pembusukan. Gigi yang berwarna
coklat kehitaman, menandakan kerusakan meluas menjadi pembusukan
termasuk empat gigi anterior atas.
(Dentofasial Jurnal Kedokteran Gigi Vol. 10. No. 3. 2011)

KELOMPOK 1 | GIGI GELIGI RUSAK PARAH PADA ANAK 11

Secara klinis gigi yang terkena karies dini meliputi gigi anterior
rahang atas, diikuti gigi molar pertama rahang atas dan rahang bawah,
kaninus rahang bawah, namun juga mengenai gigi insisivus rahang bawah.
(Majalah kedokteran gigi, 2009) total care pada perawatan karies rampan
anak usia 5 tahun dengan sitem blok)
1. Mekanisme pada rampan karies
Pada rampan karies urutan gigi sulungnya pertama- tama mengenai
gigi anterior atas, kemudian gigi molar sulung atas dan bawah, gigi
kaninus atas dan gigi anterior bawah jarang terkena.
(Dentika dental jurnal, 2001) karies gigi, oral hygiene dan kebiasaan
membersihkan gigi pada anak-anak panti karya pungai di binjai
2. Mekanisme pada karies botol
a. Tahap awal
Warna opak yang merupakan proses demineralisasi didaerah
serviks.
b. Tahap karies
Lesi opak meluas ke dentin, mengakibatkan perubahan warna,
permukaan labial lingual proximal terkena, dan ada rasa ngilu.
c. Tahap lesi dalam
Lesi pada anterior gigi atas lebih dalam, tahap ini berlangsung 1014 bulan.
d. Tahap karies berhenti
Bila penyebabnya dihilangkan.

2.5

Pencegahan Karies Dini Pada Gigi Anak


Pencegahan karies gigi bertujuan untuk mempertinggi taraf hidup
dengan memperpanjang kegunaan gigi di dalam muut. Pencegahan karies
gigi dapat dibagi ata 2 bagian, yaitu :
KELOMPOK 1 | GIGI GELIGI RUSAK PARAH PADA ANAK 12

2.5.1 Pra erupsi


Tindakan pra erupsi
Tindakan ini ditujukan pada kesempurnaan struktur enamel dan
dentin atau gigi pada umumnya. Seperti kita ketahui yang mempengaruhi
pembentukan dan pertumbuhan gigi kecuali protein untuk pembentukan
matriks gigi, juga terutama vitamin dan zat mineral yang mempengaruhi
atau menentukan kekuatan dan kekerasan gigi. Vitamin atau mineral
tersebut adalah :
1. Vitamin-vitami
2. Mineral-mineral

: terutama A, C, D
: terutama Ca, P, F, Mg

Oleh karena itu, ibu-ibu yang hamil sebelum terjadinya pengapuran


pada gigi bayinya dapat diberikan makanan yang mengandung unsur-unsur
yang dapat menguatkan enamel dan dentin. Pemberian Calcium diminum
dalam bentuk tablet pada ibu ada baiknya asal tidak terlalu banyak, karena
kelebihan Calcium akan menyebabkan kesukaran waktu melahirkan
karena adanya pengapuran yang terlalu cepat dari tengkorak kepala bayi
tersebut. Juga air minum yang mengandung Flour sangat penting diberikan
pada ibu yang sedang hamil.
Beberapa ahli berpendapat bahwa mineralisasi gigi permanen
dimulai tepat sebelum anak lahir dan berakhir 5-6 tahun. Pada fetus 5
bulan, mineralisasi sudah dimulai pada gigi susu dan gigi tetap. Hal ini
berlangsung terus sampai 5-6 tahun dan erupsi selesai pada umur 12
tahun.
Pada ibu yang sedang mengandung terdapat penghalang terhadap
serangan penyakit ke bayi yang disebut plasenta. Oleh karena adanya
plasenta ini sebagai penghalang suatu penyakit, maka terhadap
Flouridepun ia meruapakan penghalang tapi tidak keseluruhan, hanya
sebagai semi penghalang. Sehingga kadar flour dalam fetus lebih rendah
darpada di dalam tubuh si ibu dan ini sangat menguntungkan sehingga si
anak tidak akan kelebihan flour. Anak yang lahir di daerah yang kadar
Flournya tinggi, kadar flour di dalam gigi susu lebih rendah daripada gigi

KELOMPOK 1 | GIGI GELIGI RUSAK PARAH PADA ANAK 13

tetap. Kadar flour yang terlalu tinggi akan menyebabkan gangguan pada
tulang juga mineralisasi terganggu pada pembentukan gigi. Disamping itu
ibu yang hamil perlu diberikan diet makanan yang bergizi tinggi, daging,
ikan, sayur-sayuran, dan vitamin-vitamin.
2.5.2 Pasca Erupsi
Tindakan Pasca Erupsi
Pada dasarnya hampir sama dengan stadium Pra Erupsi, hanya ditambah
dengan
1. Kebersihan mulut dan gigi yang harus diperhatikan supaya tetap
sehat.
2. Pemeriksaan berkala 6 bulan sekali.
3. Makanan yang menguatkan gigi dan gusi.
4. Kesehatan badan.
Metode-metode yang banyak dan yang berhasil digunakan untuk
mengurangi aktivitas karies bisa dibuat secara sistematis berdasarkan
gangguan terhadap kerja bakteri dalam fermentasi karbohidrat. Dibagi atas
5 golongan kerja, yaitu :
1. Pengaturan Diet
Tidak ada diet yang mengandung karbohidrat yang terfermentasi,
yang tidak dapat menyebab karies pada manusia. Prevalensi karies
diseluruh dunia adalah sebanding dengan komsumsi fermentasi
karbohidrat.
Bakteri plak pada pada permukaan gigi bekerja sebagai kertas
penghisap terhadap gula. Bila kita meminum atau memakan gula maka
plak ini akan menghisap gula tadi. Dan setelah mencapai batas
kejenuhan, baru gula yang selebihnya tertahan. Jika biasanya badan
kita membutuhkan gula 20 sendok sehari dan kita kana sekaligus maka
hal ini lebih baik, artinya lebih banyak gula yang ditelan dibandingkan
dengan makan sedikit-sedikit. Bila kita hadapkan gigi kita dengan 20
sendok gula setiap harinya dalam 5 x 4 sendok, olak akanmenghisap 5
kali dari yang bisa diisapnya setiap waktu dan kita akan mempunyai 5
masa dekalsifikasi dalam sehari.
Pada dasarnyasemua karbohidrat dalam makanan merupakan
substrat untuk bakteri, yang melalui proses sintesa akan diubah
KELOMPOK 1 | GIGI GELIGI RUSAK PARAH PADA ANAK 14

menjadi asam dan polisakarida. Karbohidrat dengan molekul rendah


seperti sakrose ( gula bit, gula tebu, gula merah) glukose, fruktose dan
maltose, akan segera diubah menjadi zat-zat yang merusak jaringan
mulut.
Makanan yang mengandung zat pati seperti roti, kentang, nasi dan
sebagainya (tanpa gula) akan dipecah menjadi maltosa melalui proses
yang berlangsung relatif lama, dan baru kemudian akan diubah oleh
bakteri-bakteri pada plak. Ditinjau dari kesehatan gigi resiko
kerusakan jaringan mulut telah sangat berkurang. Ludah juga
mengandung karbohidrat tetapi kandungan demikian rendahnya,
berakibatkan metabolisme bakteri yang rendah.

Resiko kerusakan

jaringan mulut yang berkaitan dengan karbohidrat akan sangat


berkurang bila secara teratur permukaan gigi dibersihkan dari plak dan
bakteri.
Makin sering makan karbohidrat yang mudah dipecah makin cepat
terjadi proses demineralisasi dari jaringan keras gigi. Dari sini daoat
disimpulkan, bahwa ditinjau dari kesehatan gigi, perlu diberikan
penerangan : frekuensi dari komsumsi makanan yang mengandung
gula harus sangat dikurangi. Ditinjau dari segi kesehatan gigi maka
yang diartikan dengan mengurangi frekuensi makan adalah suatu
reduksi dari makan-makanan kecil yang dimakan antara jam-jam
makan.
2. Plak control
Plak

kontrol

meruapakn

ti]ndakan-tindakan

pencegahan

menumpuknya dental plak dan deposi-deposit lainnya pada permukaan


gigi dan sekitarnya. Suatu program yang berhasil mengurangi plak
akan berpengaruh pada pengurangan keparahan penyakit periodontal
dan kerusakan gigi. Walaupun terbukti bahwa berkurangnya karies
adalah merupakan hasil pemeliharaan kebersihan mulut dengan
menggunakan sikat gigi atau balat-alat pembersih yang lain, tetapi bila
dilakukan tanpa pasta gigi hal ini kurang efektif. Hasil yang terbaik
didapat bila gigi dibersihkan segera sesudah makan, dan pasien di
KELOMPOK 1 | GIGI GELIGI RUSAK PARAH PADA ANAK 15

instruksikan,

dimotivikasikan

untuk

tetap

menjaga

kebersihan

mulutnya.
3. Penggunaan Flour
Penggunaan flour merupakan metode yang paling efektif untuk
mencegah timbul dan berkembangnya karies gigi. Penggunaan flour
ini perlu didukung oleh sikap perorangan yang positif terhadap
kesehatan giginya.
Flour selain mempunyai pengaruh pada gigi sebelum erupsi (praerupsi), juga mempengaruhi gigi sesudah erupsi (pasca-erupsi). Proses
bersenyawanya flour dengan gigi sebelum erupsi gigi berbeda dengan
proses sesudah erupsi, karena sesudah erupsi proses ini dipengaruhi
oleh maturasi pasca-erupsi gigi terjadi pada tahun-yahun pertama, dan
dalam tahun-tahun berikutnya pengaruh ini masih ada namun sudah
berkurang kekuatannya. Flour juga menghambat kehidupan bakteri
yang ada pada plak.
Cara penggunaan flor dapat dibagi dengan dua yaitu secara :
1. Sistemik
Penggunaan flour secara sistemik yaitu untuk gigi yang belum
erupsi. Dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan
a. Flouridasi air minum
Fluridasi air minum

adalah

cara

menambahkan

konsentrasi flour dalam air minum sampai demikian


banyaknya,

yaitu

kira-kira

ppm

sehingga

menimbulkan keuntungan yang setinggi-tingginya bagi


kesehatan gigi.
Keuntungan-keuntungan flouridasi air minum antara
lain :
Frekuensi karies diturunkan kira-kira 60%
Kehilangan gigi molar I tetap diturunkan 75%
Karies pada permukaan proksimal dari ke empat

gigi insisivus atas dikurangi kira-kira 95%


Dijumpai individu-individu yang bebas karies

sebanyak 6 kali lipat.


b. Flouridasi garam dapur

KELOMPOK 1 | GIGI GELIGI RUSAK PARAH PADA ANAK 16

Dari beberapa penyelidikan yang dilakukan terhadap


garam dapur yang ditambahkan flour yang tujuannya
untuk menentukan kadar optimum flour dalam garam
dan beberapa jumlah garam dapur yang harus dimakan
setiap hari, untuk dapat mengurangi terjadinya karies,
didapat hasil bahwa untuk satu kilogram garam harus
ditambahkan 200-300 miligram flour. Pemakaian ratarata pada orang dewasa adalah 6 gram setiap hari.
Garam yang ditambahkan flour dibandingkan dengan
air yang ditambahkan flour ternyata pengaruhnya
terhadap pengurangan karies kira0kira separuhnya, ini
disebabkan karena garam yang ditambahkan dengan
flour relatif rendah.
c. Fluridasi air susu
Daya absorbsi badan terhadap flour yang ada dalam air
susu 10-15 % lebih rendah daripada yang diabsorbsi
dari air. Maka konsentrasi flourida dalam air susu lebih
tinggi daripada dalam air. RUSOFF et al (1962)
menyelidiki pemberian 1 mg flour selama 3,5 tahun
dalam susu, serta menunjukkan perbedaan nyata dari
turunnya karies. Hal ini dilakukan pada makanan anakanak sekolah.
d. Tablet atau tablet hisap flour
Selain penggunaan flouridasi air minu, pemakaian
tablet flour adalah termasuk cara efektif, menghisap
tablet yang mengandung flour akan memberikan efek
berganda secara lokal dan sistemis.
Tablet-tablet flour telah dievaluasi pada beberapa
penelitian. Hasil dari suatu penelitian di Jerman
menunjukkan bahwa umur tiga sampai empat tahun,
pengurangan sebesar 38% karies gigi pada anak-anak
dicapai setelah tiga tahun tiap haroi menelan satu tablet

KELOMPOK 1 | GIGI GELIGI RUSAK PARAH PADA ANAK 17

yang mengandung 1 miligram flour dalam bentuk


sodium floride.
2. Lokal
a. Topikal aplikasi dengan larutan flour
Yang dimaksud dengan aplikasi lokal adalah pengolesan
langsung flour yang pekat pada email. Setelah gigi
dibersihkan dan dikeringkan dengan semprotan udara,
maka permukaan gigi diolesi lauran yang dibiarkan
mengering (umumnya selama lima menit). Selama itu
penderita selama satu jam tidak boleh kakan, minum
atau berkumur.
Aplikasi larutan flour pada gigi adalah efektif dalam
mengurangi frekuensi karies gigi kira-kira 40%,
bergantung

pada

jumlah

aplikasi,

cara

aplikasi,

konsentrasi dan komposisi laruran dan lain-lain.


b. Kumur-kumur dengan larutan yang mengandung flour
Obat kumur yang mengandung flour belum berapa
banyak diselidiki kalau dibandingkan dengan tablet
flour. BIBBY dan kawan-kawan (1948) menemukan
suatu manfaat dari pemakaian flour sebagai obat kumur
untuk mencegah karies gigi.
Pemakaian flour dalam bentuk larutan merupakan salah
satu tindakan perlindungan khusus yang paling baik,
bila mana prosedur lain yang menggunakan flour tidak
dapat dijalankan dan terutama dimana konsentrasi flor
dalam air setempat adalah sangat sedikit.
c. Menyikat gigi
Menyikat gigi dengan pasta gigi
Deangan alasan kosmetik, maka sebagian besar
masyarakat memakai pasta gigi. Sebab itu,
untuk mengadakan aplikasi flour dengan dosis
kecil setiap harinya, dapat dilakukan dengan
menambah flor ke dalam pasta gigi.

KELOMPOK 1 | GIGI GELIGI RUSAK PARAH PADA ANAK 18

Untuk menghambat proses karies dapat dipakai


pasta gigi yang mengandung flour atau memakai
pasta gigi berflour dikombinasi dengan cara
aplikasi flour yang lain. Pada anak-anak
pemakaian pasta gigi berflour saja tidaklah

cukup mencegah karies.


Menyikat gigi dengan larutan flour
Menyikat gigi dibawah pengawasan dengan
memakai larutan flour atau gels merupakan
seatu metode yang juga efektif untuk mencegah
karies gigi. Penyikatan gigi dengan larutan 0,2%

NaF atau 0,8% Na2FPO3.


Menyikat gigi dengan pasta propilaksis yang
mengandung flour
Pasta-pasta propilaksis yang mengandung flour

biasanya mengandung 2% flour.


Zat-zat anti anzymatik dan anti bakterial
Diharapkan adanya suatu inhibitor enzym yang non
toksis terhadap manusia yang dapat ditambahkan
didalam gyula yang mampu mencegah terjadinya
dekalsifikasi. Salah satu yang pernah dilaporkan yaitu
vitamin K sinthesis. Sedang menurut penyelidikan
beberapa sarjana bahwa zat-zat antibakterial antara lain
Amonia, ureum dan penicilin.
4. Anti Enzim, dan
5. Anti Bakterial
Banyak hal yang dilakukan untuk menyelidiki hal-hal tentang kerusakn
gigi. Termasuk zat-zat yang menghambat reaksi enzim. Sehingga
mengurangi pembentukan asam pada permukaan gigi dan juga zat-zat
antibakterial yang akan mengurangi daya kerja bakteri pada gigi.
2.6

Anamnesis Dan Pemeriksaan Klinis Karies Dini Pada Gigi Anak


2.6.1

Kasus A
Pada kasus A didapatkan data-data sebagai berikut:

KELOMPOK 1 | GIGI GELIGI RUSAK PARAH PADA ANAK 19

1. Pasien
Seorang anak usia 5 tahun.
2. Keluhan
Sakit gigi dan bau mulut.
3. Pemeriksaan klinik
a) Terdapat karies yang merata dan meluas pada seluruh
gigi.
b) Beberapa gigi rusak parah
4. Gambaran radiografi
a) Radiolusen
: pada email dan separuh
bagian dari luar dentin
b) Radiopak
: pada mahkota yang tidak
terkena karies din
2.6.2

Kasus B
Pada kasus B didapatkan data-data sebagai berikut:
1. Pasien
Seorang anak usia 3 tahun.
2. Keluhan
Gigi rapuh dan sering minum susu botol saat tidur.
3. Pemeriksaan klinis
a) Lesi kuning. Kecoklatan kemudian hitam.
b) Gigi molar mulai terkena.
4. Gambaran radiologi
c) Radiolusen
: lesi yang terdapat pada
email luar atau pada seluruh kedalaman email.
d) Radiopak
: pada mahkota yang tidak
terkena karies dini

2.7 Gambaran Radiologi Karies dini pada Gigi Anak


Pemeriksaan

klinis

sebaiknya

diikuti

dengan

pemeriksaan

radiodrafis dengan menggunakan Teknik Bitewing. Perlu diketahui bahwa


diagnosis radiografi dan Klinik bisa tidak akurat. Walaupun demikian, hal
ini tidak perlu dirisaukan karena para Ahli epidemiologi yang terlatihpun
keandalannya 70-80%. Pada saat penyakit yang ada dalam tahapan masih
dini
Hal hal yang harus diperhatikan dalam penafsiran radiografi
bitewing ;
a. secara histologist karies lebih luas ketimbang yang terlihat

KELOMPOK 1 | GIGI GELIGI RUSAK PARAH PADA ANAK 20

b. terjadinya kavitas sering tidak tergambarkan, meskipun telah


dikeahui bahwa makin tinggi prevalensi karies pasien maka
makin tinggi prevalensi karies pasien maka makin tinggi pula
kemungkinan terjadi lesi.
c. Lesi bisa mengalami remineralisasi sebagian
d. Terjadinya remineralisasi pada lesi, tidak diketahui
e. Lesi yang terdapat di dalam bitewing radiograf belum dapatdi
deteksi apakah merupakan lesi aktif dan lesi pasif yang telah
terhenti, kecuali dilakukan radiografi teratur.
Namun, ada beberapa perbedaan yang nyata yang patut diperhatikan ;
a. Gigi sulung jarang mengalami karies akar kecuali yang peristensi sampai
dewasa dan
b. Akarnya terbuka
c. Karies lebih cepat mencapai pulpa
d. Gigi sulung mempunyai proporsi besar pada pulpa ketimbang email dan
dentin
e. Anak dengan rentan terhadap karies harus diperiksa lebih sering
f. Mengingat gigi sulung kecil, tindakan operative mungkin kurang dapat
dilakukan jika lesinya telah terlalu luas. Oleh karena itu para ahli
kesehatan gigi anak menganjurkan tindakan operatif pada lesinya yang
baru mencapai daerah pertautan email dan dentin.
Pada kasus A

Gigi yang terkena karies sudah mengalami kerusakan yang hebat


pada beberapa gigi.

Terdapat karies yang merata dan meluas pada seluruh RA dan RB

Interpretasi

Radiolusion ; Pada email dan seluruh bagian dari luar dentin.

Radiopac ; Pada mahkota yang tidak terkena karies dini

Pada kasus B

KELOMPOK 1 | GIGI GELIGI RUSAK PARAH PADA ANAK 21

Terdapat lesi kuning, kecoklatan kemudian hitam

Pada gigi molar mulai terkena

Interpretasi

Radiolusion ; Lesi yang terdapat pada email luar atau pada seluruh
kedalaman email

Radiopac ; Pada bagian mahkota yang tidak terkena karies dini


Adanya

gambaran

radiolusion

pada

daerah

Intraradikuler

merupakan gambaran umum pada gigi sulung dengan ganggguan pulpa.


Gambaran terlihat dengan baik pada foto rontgen dengan menggunakan
teknik bitewing. Apabila daerahi apikal tidak terlihat baik pada film,
sebaiknya gangguan pada derah tersebut di usahakan untuk di dapat.
2.8

Diagnosis Karies Pada Kasus A dan B


2.8.1

Kasus A
Berdasarkan data-data diatas maka disimpulkan bahwa
pasien pada kasus A mengalami rampan karies. Rampan karies
ialah suatu jenis karies yang proses terjadinya dan meluasnya
sangat cepat dan tiba-tiba, sehingga menyebabkan lubang pada
gigi, terlibatnya pulpa dan cenderung mengenai gigi yang imun
terhadap karies yaitu gigi insisivus depan bawah. Tidak ada
keterangan yang menyatakan bahwa terjadinya rampan karies
berbeda dengan karies biasa, hanya waktunya lebih cepat.
Dikatakan cepat karena dalam waktu satu tahun, gigi yang terlibat
bisa mencapai 10 buah, dan dikatakan tiba-tiba karena pulpa
langsung terlibat. Rampan karies dapat terjadi pada mulut yang
relatif bersih.
Rampan karies menurut Massler adalah karies yang terjadi
tiba-tiba, sangat cepat, menyebar dan melibatkan banyak gigi serta
menimbulkan kerusakan pulpa gigi. Perlu penanganan segera dan
tuntas supaya tidak terjadi fokal infeksi, sebab bila dibiarkan dapat

KELOMPOK 1 | GIGI GELIGI RUSAK PARAH PADA ANAK 22

berpegaruh terhadap kesehatan umum anak terutama anak akan


kesulitan makan dan minum yang akhirnya dapat berpengaruh
terhadap status gizi anak. Disamping itu juga berpengaruh terhadap
pengucapan dan estetik.

2.8.2

Kasus B
Berdasarkan data-data diatas maka disimpulkan bahwa
pasien pada kasus B mengalami karies susu botol. Karies susu
botol merupakan sindroma kerusakan gigi yang parah dan sering
terjadi pada bayi dan anak-anak. Penyakit infeksi ini muncul segera
setelah gigi bayi erupsi dan berkembang dengan cepat serta
mengakibatkan gangguan kesehatan yang berkepanjangan pada
anak-anak. Karies dianggap sebagai penyakit infeksi, mudah
menjalar dan multifactor yang disebabkan oleh 3 faktor yaitu,
mikroorganisme kariogenik, substrat kariogenik, dan host yakni
gigi. Faktor-faktor tersebut berinteraksi dalam periode waktu
tertentu

dan

menyebabkan

ketidakseimbangan

dalam

demineralisasi serta remineralisasi antara permukaan gigi dan


lapisan plak. Mikroorganisme kariogenik yang utama adalah
streptococci, khususnya streptococcus mutans dan streptococcus
sobrinus. Patogen tersebut dapat berkolonisasi pada permukaan
gigi da
n menghasilkan asam dengan kecepatan yang lebih cepat
dari kapasitas biofilm di bawah pH kritis 5.5 selanjutnya
menghancurkan

email gigi. Bakteri yang

ada pada gigi

menggunakan gula sebagai sumber energy untuk membentuk asam


yang menghancurkan email gigi. Asupan gula yang hampir
konstan, seperti bayi dengan susu botol, di dalam mulutnya
sepanjang hari, maka dapat terjadi kerusakan secara kontinyu
dibandingkan hanya pada waktu makan.

KELOMPOK 1 | GIGI GELIGI RUSAK PARAH PADA ANAK 23

2.9

Penanganan dan Tahap-Tahap Perawatan Karies Dini Pada Gigi


Anak

2.9.1 Penanganan Karies Dini Pada Anak


a. Penanganan karies botol
1. Karies botol dapat direstorasi.
Menggunakan tumpatan berbahan Glass Ionomer Cement (GIC),
Komposit Resin Strip Crown, dan Mahkota Stainless Steel (SSC).
Anak-anak dengan keadaan seperti ini adalah mungkin untuk
dilakukan preparasi kavitas klas III dan IV.
2. Pada bagian yang sudah mengenai saluran akar
Lakukan perawatan endodotik terlebih dahulu sebelum direstorasi.
Apabila belum mengenai pulpa dapat langsung dilakukan restorasi.
3. Penanganan dengan cara lain
Yaitu melakukan pencabutan gigi dan pulp capping atau pemberia
kalsium hidroksida untuk membentuk dentin sekunder.
4. Karies botol yang tidak dirawat akan menjadi rampan karies.
b. Penanganan rampan karies
Tujuannya adalah mencegah infeksi gigi lebih lanjut dan
mempertahankan gigi sulung sampai waktunya tanggal dalam keadaan
masih vital atau sudah non vital.
Tahap-tahap perawatan yakni:
1. Relief of pain (menghilangkan sakit)
a. Karies pulpa (K3) vital : zinc oxid eugenol
b. Karies pulpa (K3) non vital : Treparasi, tutup dengan kapas
Treparasi adalah menciptakan drainaser melalui saluran
akar atau melalui tulang untuk mengalirkan sekret luka
serta untuk mengurangi rasa sakit.
c. Premedikasi : anti biotik, analgetik
Premedikasi adalah pemberian obat-obat tertentu sebelum
tindakan anastesi.
KELOMPOK 1 | GIGI GELIGI RUSAK PARAH PADA ANAK 24

d. Abses : premedikasi dan insisi.


2. Menghentikan karies
a. Preparasi kavitas
b. Gunakan Ca (OH)2 bila perlu.
3. Diet
a. DHE
b. Oral profilaksis
c. Daya kontrol
4. Perawatan dengan restorasi
a. Penambalan
b. Perawatan saluran akar
c. Pencabutan
5. Topikal aplikasi
a. Topikal aplikasi fluor
b. Pasta gigi (fluor)
6. Evaluasi
a. Oral hygine
b. Gigi yang telah dirawat
c. Lesi baru
2.9.2

Tahap-tahap Perawatan Karies Dini Pada Anak


Perawatan gigi anak memerlukan suatu perencanaan yang tidak asal,

yaitu baik dan tepat. Sehingga anak mendapatkan perawatan yang


seoptimal mungkin. Prinsip perawatan anak adalah sederhana dan
sesingkat mungkin, tanpa mengurangi prinsip perawatan yang ideal.
Perawatan sederhana gigi sulung berdasarkan diagnosis karies gigi
dapat dikemukakan sebagai berikut.
1) Karies email
Dengan adanya tanda-tanda white spot yaitu suatu proses
permulaan dari karies = inisial caries). Biasanya karies email
belum terbentuk kavitas. Cara menghentikan karies adalah
KELOMPOK 1 | GIGI GELIGI RUSAK PARAH PADA ANAK 25

dengan mengoleskan larutan SnF2 atau AgNO3 dan


peningkatan kebersihan mulut. Tindakan ini dilakukan baik
pada gigi dengan karies kronis maupun karies akut, terutama
pada anak dengan usia yang sangat muda (balita).
2) Karies dentin
3) Karies pulpa
4) Karies akar
Selain itu dapat dilakukan impreginasi karies yang diberikan pada
karies yang baru terbentuk atau karies email dan karies dentin, misalnya
dengan pengulasan stanum flouride, silfer nitrate, atau silfer diamine
flouride.
2.8.3 Faktor yang berpengaruh pada keberhasilan perawatan karies
dini pada anak
1. Konsep Segitiga Perawatan Gigi pada Anak
Keberhasilan suatu perawatan dibidang kesehatan gigi anak
ditentukan oleh banyak hal antara lain adanya bimbingan orang tua
terhadap anak yang dipengaruhi oleh motivasi orang tua dalam
berperilaku sehat, kerjasama antara dokter gigi pasien anak dan orang tua
juga berperan penting dalam keberhasilan perawatan gigi anak oleh
karena masih banyak para orang tua yang beranggapan bahwa masalah
penanganan kesehatan gigi dan mulut anak merupakan tanggung jawab
dokter gigi sehingga dianggap peran orang tua hanya sebatas pengantar
ketempat praktik atau rumah sakit tanpa ingin terlibat lebih jauh dalam
edukasi kesehatan gigi anak. Peran serta orang tua sangat diperlukan di
dalam

membimbing,

memberikan

perhatian,

mengingatkan,

dan

menyediakan fasilitas kepada anak agar dapat memelihara kebersihan


gigi dan mulut. Pengetahuan orang tua merupakan modal penting dalam
membentuk prilaku yang mendukung atau tidak mendukung perawatan
gigi dan mulut pada anak. Dokter gigi juga sebaiknya memahami betul
bahwa pasien anak merupakan keseluruhan pribadi manusia yang ingin

KELOMPOK 1 | GIGI GELIGI RUSAK PARAH PADA ANAK 26

diperlakukan seharusnya seperti ingin didengarkan, diperhatikan dan


diperdulikan dalam porsinya sebagai anak-anak yang berbeda dengan
orang dewasa.
Untuk dicapai keberhasilan dalam perawatan gigi maka hendaknya
dokter gigi terutama memahami konsep Pedodontic Treatment
Triangle. Dengan latar belakang tersebut maka tulisan ini bertujuan agar
dokter gigi dapat memahami dan menerapkan konsep tersebut sebagai
faktor yang menentukan keberhasilan pada perawatan gigi anak.
Pedodontic Treatment Triangle adalah gambaran hubungan antar
komponen dalam segitiga perawatan pedodontik dimana setiap
komponen saling berhubungan erat, posisi anak pada puncak segitiga dan
posisi orang tua serta dokter gigi pada masing-masing sudut kaki
segitiga. Garis menunjukan komunikasi berjalan dua arah antar masing
komponen dan merupakan hubungan timbal balik.

Anak

Dokter gigi

Orang Tua

Pedodontic Treatment Triangle terdiri dari tiga komponen, yaitu:


Anak, perbedaan umum antara perawatan pasien dewasa dan anak
terletak pada teknik komunikasi. Teknik komunikasi antara pasien anak
dan dokter gigi dalam kasusnya merupakan hubungan satu untuk dua,
yang berarti anak menjadi fokus perhatian dokter gigi dan orang tua. Ini
digambarkan pada penempatan anak pada segitiga dimana anak
menempati puncak dari segitiga dan menjadi fokus dari perhatian dokter
gigi dan orangtua.
Posisi dokter gigi pada Pedodontic Treatment Triangle berada di
sudut kiri bawah. Agar dapat tercipta komunikasi antar personal oleh

KELOMPOK 1 | GIGI GELIGI RUSAK PARAH PADA ANAK 27

dokter gigi dengan pasien anak dan orangtuanya, terdapat syarat yang
harus dipenuhi yaitu: 1. Positiveness (sikap positif) dokter gigi
diharapkan mau menunjukan sikap positif pada pesan yang disampaikan
oleh pasien anak atau orangtuanya seperti keluhan, usulan, pendapat,
pertanyaan. 2. Supportiveness ( sikap mendukung) ketika pasien atau
orang tua pasien anak nampak ragu untuk memutuskan sebuah pilihan
tindakan, maka dokter gigi diharapkan memberikan dukungan agar
keraguan

tersebut

berkurang

atau

bahkan

hilang.

3.

Equality

(keseimbangan antar pelaku komunikasi) yang dimaksud dengan


kesamaan atau kesetaraan adalah bahwa diantara dokter gigi , pasien, dan
orang tua pasien tidak boleh ada kedudukan yang sangat berbeda
misalnya dokter yang menguasai semua keadaan dan pasien yang tidak
berdaya. 4. Openess (sikap dan keinginan untuk terbuka) dokter gigi bila
perlu juga mengatakan kesulitan yang dihadapinya saat menangani
masalah pasien. Dengan keterbukaan komunikasi ini maka akan
terbangun kepercayaan dari pasien anak dan orang tuanya.
Kerjasama antar komponen Pedodontic Treatment Triangle yaitu:
pasien anak, dokter gigi dan orangtua mutlak diperlukan. Tingkah laku
orangtua merupakan hal yang penting antara hubungan interpersonal
anak yang mempengaruhi respon tingkah laku anak tersebut terhadap
perawatan gigi. Pada berbagai motif dan situasi, orangtua mengambil
sikap ekstrim yang berbeda-beda terhadap anaknya, sikap itu antara lain :
1) Terlalu melindungi ( overprotection), sikap terlalu melindungi
ditunjukan dengan terlalu mencampuri dan mendominasi anak oleh
orangtuanya. 2) Penolakan ( rejection), anak yang sedikit terabaikan oleh
orang tuanya merasa rendah diri, dilupakan, pesimis dan memiliki rasa
percaya diri yang rendah. Pada perawatan gigi anak seperti ini bisa
menjadi tidak kooperatif, menyulitkan, dan susah diatur. 3) Terlalu
Cemas (overanxiety) sikap dari orangtua dengan perhatian yang
berlebihan dan tidak semestinya pada anak, hal ini selalu diiringi dengan
sikap terlalu memanjakan anak, terlalu melindungi, atau terlalu ikut
campur. 4) Terlalu Mengidentifikasi (overidentification), jika si anak

KELOMPOK 1 | GIGI GELIGI RUSAK PARAH PADA ANAK 28

tidak mau mengikuti keinginannya, orangtua anak tersebut merasa


dikecewakan. Umumnya tingkah laku anak tercermin dalam perasaan
malu-malu, mengucilkan diri sendiri, pesimis dan tidak percaya diri.
2. Penggunaan bahan,obat-obatan dan jenis perawatan yang tepat sesuai
tingkat keparahan kerusakan gigi pada anak.
3. Pemberian DHE (Dental Health Education) oleh dokter gigi kepada orang
tua pasien anak prasekolah,yang berupa :
(a) Pelaksanaan hygiene mulut yang memadai,
(b) Kebiasaan dalam mengonsumsi makanan yang tepat,
(c) Menghindari kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik untuk kesehatan
gigi dan mulut,
(d) Menggunakan fluor sesuai dengan yang dianjurkan,
(e) Pemeriksaan dan pengobatan yang tepat sedini mungkin,
4. Orang tua pasien anak sebaiknya mematuhi nasehat-nasehat dari dokter
gigi kepada anaknya dan membantu anaknya dalam menjalankannya.

2.10

Dampak Karies Dini Pada Gigi Anak


Bakteri muncul pada plak gigi mengubah gula menjadi asam yang
merusak mineral pada email gigi. Asam yang telah terbentuk ini adalah
bahan yang tajam dan mampu membuat permukaan email menjadi lunak.
Diatas permukaan email yang dilunakkan tersebut, bakteri mengebor email
sampai berlubang.
Jika telah berlubang atau karies dibiarkan saja dan tidak dilakukan
perawatan, maka akan meluas makin dalam. Gigi yang berlubang tidak
dapat menjadi utuh lagi, seperti jaringan lain yang lunak seperti kulit,
jaringan dibawah kulit, gusi, bibir jika terluka akan sembuh dengan
sendirinya. Namun, gigi tidak demikian.
Emain tidak memiliki kapiler-kapiler darah yang bisa mengirim
zat-zat pembangun email. Maka, sekali berlubang akan tetap berlubang,
bahkan akan makin dalam.
Usia 5 tahun pertama pada anak-anak merupakan waktu yang kritis
untuk perkembangan fisik dan kognitifnya. Pada masa ini terjadi

KELOMPOK 1 | GIGI GELIGI RUSAK PARAH PADA ANAK 29

pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, selain itu, anak-anak


juga mudah terkena penyakit termasuk penyakit gigi dan mulut.
Jika penyakit gigi dan mulut ini dibiarkan, maka akan dapat
menyebabkan masalah serius pada perkembangan anak selanjutnya dan
berdampak pada perkembangan fisik, emosi, sosial, dan pendidikannya.
Oleh karena itu, pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut sangatlah penting.

KELOMPOK 1 | GIGI GELIGI RUSAK PARAH PADA ANAK 30

BAB III
PENUTUP
1.1

Kesimpulan
Karies dini atau Early Childhood Caries (ECC) adalah penyakit
rampan gigi yang paling banyak menyerang anak-anak. Menurut
American Dental Association (ADA), ECC ditandai dengan satu atau lebih
kerusakan gigi, baik lesi dengan kavitas atau tanpa kavitas, kehilangan gigi
(karena kerusakan), atau adanya tambalan pada permukaan gigi decidui
pada anak usia dibawah 6 tahun.
Menurut AADP, karies dini atau ECC yakni terdapatnya satu atau
lebih kerusakan (berupa lesi kavitas maupun non kavitas) kehilangan gigi
(karena kerusakan), atau adanya tambalan pada permukaan gigi decidui
pada anak usia dibawah 6 tahun.
Faktor utama penyebab karies dini pada anak yakni host,
mikroorganisme, substrat, dan waktu. Dimana faktor ini saling
berhubungan membentuk karies.
Klasifikasi karies dini dapat dibagi berdasarkan proses kecepatan
terbentuknya karies, berdasarkan penyebaarn diseluruh gigi dalam mulut,
berdasarkan lokasi kariesnya, berdasarkan keganasan dan perluasaanya,
dan berdasarkan kedalaman karies.
Perawatan gigi anak memerlukan suatu perencanaan yang tidak asal,
yaitu baik dan tepat. Sehingga anak mendapatkan perawatan yang
seoptimal mungkin. Prinsip perawatan anak adalah sederhana dan
sesingkat mungkin, tanpa mengurangi prinsip perawatan yang ideal.
Perawatan karies dini dilakukan berdasarkan diagnosis karies yakni
berdasarkan karies email, karies dentin, karies pulpa, dan karies akar.

1.2

Saran
1.2.1

Diharapkan kepada mahasiswa agar tidak hanya sekedar


mengetahui materi tentang Gigi Geligi Rusak Parah

KELOMPOK 1 | GIGI GELIGI RUSAK PARAH PADA ANAK 31

Pada Anak tetapi juga mampu menjelaskan definisi,


etiologi,
anamnesis

klasifikasi,
dan

mekanisme,

pemeriksaan

klinis,

pencegahan,
dianosis,

penanganan dan tahap-tahap perawatan, dan dampak


karies dini pada gigi anak apabila tidak dilakukan
perawatan.
1.2.2

Diharapkan kepada mahasiswa agar lebih meningkatkan


pemahaman dengan mencari tahu hal-hal yang belum
dideskripsikan dalam makalah ini.

1.2.3

Diharapkan kepada mahasiswa agar lebih meningkatkan


kerja sama yang lebih baik dalam pelaksanaan dan
pembuatan makalah selanjutnya.

KELOMPOK 1 | GIGI GELIGI RUSAK PARAH PADA ANAK 32

DAFTAR PUSTAKA
1. Octiara, Essie, Tamba Evi Ance. 2012. Hubungan Ekonomi Keluargan
dan Pendidikan Ibu dengan Early Childhood Caries (ECC) Anak Usia
12-36 bulan. Medan : FKG Universitas Sumatera Utara, pp 78-82.
2. Zafar, Sobia, Harnekar Soraya Yasin dkk. Early Childhood Caries :
Etiology, Clinical Consideration, Consequeries, and Management.
New Zealand : School of Dentistry University of Otago.
3. Fajriani, Handayani

Hendrastuti.

2011. Penatalaksanaan

Early

Childhood Caries. Makassar : FKG Universitas Hasanuddin, pp 179183.


4. Rahma, Yudha. 2003. Prevalensi Karies Anak-anak Prasekolah di TK
Saraswati

Denpasar,

2002.

Denpasar

FKG

Universitas

Mahasaraswati. Denpasar.
5. Asmawati, Pasolan Fransario A. 2007. Analisis Hubungan Karies Gigi
dan Status Gigi. Makassar : Universitas Hasanuddin.
6. Elianora, Dewi, Ratina Al Supartina. 2009. Total Care Perawatan
Karies Rampan Anak Usia 5 Tahun dengan Sistem Blok. Yogyakarta :
FKH Universitas Gadjahmada, pp 19-24.
7. Achmad harun, Singgih Marhamah F, dkk. 2010. Karies dan Perawatan
Pulpa pada Anak secara Komprehensif. Makassar : Bimer, pp 4- 21.
8. Tarigan, Rosinta. Karies Gigi. Jakarta : Hipokrates, pp 49-62.
9. Heriarti Yuke Y. 2001. Silver Diamine Fluride, Salah Satu Alternatif
Impregnati Karies Rampan pada Anak. Jakarta : FKG Universitas
Trisakti.

KELOMPOK 1 | GIGI GELIGI RUSAK PARAH PADA ANAK 33

Anda mungkin juga menyukai