PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Prevalensi karies di indonesia mencapai sekitar 90% dari populasi
anak balita di Indonesia. Jenis karies gigi sulung umumnya terjadi adalah
rampan karies dan sindroma karies botol.
Rampan karies adalah karies yang terjadi sangat cepat dan mengenai
beberapa gigi serta sering menimbulkan rasa sakit sehingga anak sulit
makan dan rewel . Karies ini sering ditemukan pada anak usia di bawah
lima tahun (balita), dengan penyebaran yang tertinggi pada anak usia tiga
tahun.
Wei (1989) menyatakan bahwa rampan karies terjadi karena adanya
aktivitas
mikroorganisme
dalam
plak
dan
saliva
akibat
yang
diberikan
agar
kebutuhan
gizi
terpenuhi
selama
masa
pertumbuhanya. Prioritas utama adalah tetap pada air susu ibu sedangkan
susu formula berfungsi hanya sebagai pengganti susu ibu jika memang
produksi ASI tidak berhasil. Dalam susu formula ada tambahan nutrisi
yang sudah terukur dan disesuaikan dengan gizi yang dibutuhkan bayi
karena itu pemberian susu formula harus disesuaikan dengan kebutuhan
bayi dan kandungan yang telah dianjurkan. Banyak pilihan rasa serta
kandungan yang berbeda beredar di pasar dewasa ini membuat para
konsumen khususnya orang tua mempunyai banyak pilihan untuk
menentukan susu formula apa yang harus dibeli.
1.2
Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari uraian latar belakang yang telah dikemukakan, maka
dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.2.1
1.2.2
1.2.3
1.2.4
1.2.5
1.2.6
1.2.7
1.2.8
1.2.9
1.3
Tujuan
Tujuan dari pengamatan ini adalah sebagai berikut:
1.4
1.3.1
1.3.2
1.3.3
1.3.4
1.3.5
1.3.6
1.3.7
1.3.8
1.3.9
Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh,yaitu:
1.4.1
1.4.2
1.4.3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Karies anak usia dini adalah bentuk agresif dari karies gigi yang
diawali oleh pembusukan, seperti permukaan labial gigi insisivus rahang
atas. Karies anak usia dini disebabkan oleh penggunaan botol/dot pada
bayi yang berkepanjangan dan pemberian ASI terutama pada waktu tidur.
Faktor resiko utama, yaitu makanan kariogenik, perkembangan
mikroorganisme, host yang rentan dan plak gigi.
Faktor resiko yang terkait lainnya, yaitu pemberian susu botol/ASI
pada bayi ketika sedang tidur, kebersihan mulut yang buruk, perilaku dan
hubungan dengan kesehatan gigi, faktor sosial dan ekonomi.
(Early Childhood Caries : Etiology, clinical considerations, consequences
and management- Sobia Zafar, Soraya Yasin Harnekar, Allauddin Siddiqi.
INTERNATIONAL DENTISTRY SA VOL.11, NO.4)
Karies dianggap sebagai penyakit infeksi, mudah menjalar dan
multifaktor yang disebabkan oleh 3 faktor yaitu, mikroorganisme
kariogenik, substrat kariogenik dan host atau gigi yang rentan. Faktorfaktor
tersebut
menyebabkan
berinteraksi
dalam
ketidakseimbangan
periode
dalam
waktu
tertentu
demineralisasi
dan
serta
Sukrosa
mengubah
makanan
non-kariogenik
dan
mineral
kalsium
dan
fosfat
yang
penting
untuk
2.
3.
1. Jenis
Karies
Gigi
sulung
berdasarkan
proses
kecepatan
terbentuknya karies
a. Proses karies gigi sulung dapat dengan cepat dari email terus ke
denrtin terus ke pulpa ( Karies Akut )
b. Ada juga proses kariesnya lambat ( Karies Kronis ) dan
c. Ada juga malahan terhenti ( Karies terhenti = Arrested ) , dan juga
d. Kadang-kadang setelah terhenti kemudian timbul lagi ( Karies
Intermitten )
2. Jenis Karies gigi sulung berdasarkan Penyebarannya di seluruh
Gigi di dalam Mulut
Terdiri dari :
1. Kelas I : Ada Karies di Gigi Molar Sulung
2. Kelas II : Ada Karies di Gigi Incisivus dan Gigi Caninus Atas
3. Kelas III : Ada Karies di Gigi Insisivuc, Caninus Atas dan Gigi
Molar
4. Kelas IV : Ada Karies di Gigi Insisivus dan Gigi Caninus
bawah tanpa atau dengan karies gigi lain.
3. Jenis Karies Gigi Sulung berdasarkan Lokasi Kariesnya
Berdasarkan Lokasi Kries dapat dengan mudah diketahui berapa
permukaan yang terkena ( satu atau lebih permukaan ) , juga dapat
diketahui di mana letak kariesnya ( bukal , oklusal atau permukaan lain ) .
Luas dan Letak permukaan gigi yang karies menentukan jenis perawatan ,
antara lain menentukan jenis restorasi yang akan dipilih sesuai dengan
kariesnya.
4. Jenis Karies berdasarkan keganasan dan perluasannya
Ada tiga macam Karies menurut keganasan dan perluasannya
1. Karies Biasa
2. Karies Rampan
3. Karies Botol
Kedalaman karies yang terjadi dapat hanya pada email mencapai dentin ,
mencapai pulpa, atau karies sudah mengenai akar.
Dengan demikian karies yang terjadi dapat dikemukakan sesui apa
yang benar-benar dapat dilihat dengan pasti oleh pemeriksa :
a. Karies Email ( KE ) apabila karies hanya pada email
b. Keries Dentin ( KD ) apabila karies mencapai dentin
c. Karies mencapai Pulpa ( KMP ) apabila karies mencapai pulpa
d. Karies mengenai Akar ( KMA ) apabila karies sudah mengenai
akar.
Pada karies yang mencapai pulpa dan karies yang mengenai akar
harus dapat ditentukan vitalitasnya, dengan memakai cara pemeriksaan
vitalitas gigi.
Dengan demikian dapat disebutkan, misalnya KE , KD , KMP
vital, KMA non vital. Bilmana sudah ada gejala pedodontitis, mka dapat
disebutkan misalnya KMP nonvital dengan periodontitis.
Apabila secara klinis , belum dapat dipastikan kedalaman
kariesnya, maka pemeriksaan foto rontgen dpat membantu menegakkan
diagnosis.
Penentuan diagnosis karies gigi sulung berdasarkan kedalaman
karies ( karies email sampai dengan karies pulpa ). Cara mendiagnosis
karies gigi sulung dengan melihat kedalaman karies menjadi lebih tepat
dan mudah , karena secara obyektif dapat dilihat keadaan kariesnya,
walaupun perlu juga dipertimbangkan keluhan dan riwayat penyakitnya
untuk lebih menegakkan diagnosis dan merencanakan perawatan.
2.4
jam di sekeliling gigi bayi dan anak-anak . selanjunya cairan gula brkontak
dengan email gigi dan bergabung dengan bakteri seperti Streptococus
Mutans yang muncul setelah gigi pertama erupsi. Jadi gula berperan pada
awal perkembangan penyakit ini. Demineralisai email dan dentin gigi
disebabkan oleh produksi asam yang dihasilkan oleh Steptocococci
Mutans dan lactobacilli.
Secara spesifik bakteri, asam, food debris dan saliva bergabung
membentuk subtansi berupa plak yang melekat pada gigi. Setipa anak
meminum cairan manis, asam akan menyerang gigi minimal 20 menit
setelah penyerangan asam tersebut, gigi akan mengalami kerusakan.
Anak penderita ECC memiliki riwayat konsumsi gula dalam bentuk
cairan dalam waktu lama dan sering. Gula penyebab karies seperti sukrosa,
glukosa, dan fruktosa yang terkandung dalam jus buah dan beberapa
makanan formula bayi dengan mudah diolah oleh streptococcus mutans
dan lactobacilli menjadi asam organik yang mengakibatkan demineralisasi
email dan dentin. Penggunaan sippy cusp mempertinggi frekuensi
pemaparan. Jenis pemberian makanan tersebut selama tidur akan
meningkatkan resiko karies, sebab pembersihan rongga mulut dan laju
aliran saliva berkurang selama tidur.
Karies dini sangat sulit dideteksi. Tampakannya tergantung pada
warnanya. Tampakan putih disekitar gusi adalah tanda pertama dan
biasanya tidak terdeteksi oleh orangtua. Bakteri muncul pada plak gigi
mengubah gula menjadi asam yang merusak mineral pada email gigi. Jika
demineralisasi tidak ditanggulangi, akan menyebabkan lubang pada gigi.
Warna kuning, coklat atau hitam disekitar servikal gigi, menandakan
demineralisasi meningkat menjadi pembusukan. Gigi yang berwarna
coklat kehitaman, menandakan kerusakan meluas menjadi pembusukan
termasuk empat gigi anterior atas.
(Dentofasial Jurnal Kedokteran Gigi Vol. 10. No. 3. 2011)
Secara klinis gigi yang terkena karies dini meliputi gigi anterior
rahang atas, diikuti gigi molar pertama rahang atas dan rahang bawah,
kaninus rahang bawah, namun juga mengenai gigi insisivus rahang bawah.
(Majalah kedokteran gigi, 2009) total care pada perawatan karies rampan
anak usia 5 tahun dengan sitem blok)
1. Mekanisme pada rampan karies
Pada rampan karies urutan gigi sulungnya pertama- tama mengenai
gigi anterior atas, kemudian gigi molar sulung atas dan bawah, gigi
kaninus atas dan gigi anterior bawah jarang terkena.
(Dentika dental jurnal, 2001) karies gigi, oral hygiene dan kebiasaan
membersihkan gigi pada anak-anak panti karya pungai di binjai
2. Mekanisme pada karies botol
a. Tahap awal
Warna opak yang merupakan proses demineralisasi didaerah
serviks.
b. Tahap karies
Lesi opak meluas ke dentin, mengakibatkan perubahan warna,
permukaan labial lingual proximal terkena, dan ada rasa ngilu.
c. Tahap lesi dalam
Lesi pada anterior gigi atas lebih dalam, tahap ini berlangsung 1014 bulan.
d. Tahap karies berhenti
Bila penyebabnya dihilangkan.
2.5
: terutama A, C, D
: terutama Ca, P, F, Mg
tetap. Kadar flour yang terlalu tinggi akan menyebabkan gangguan pada
tulang juga mineralisasi terganggu pada pembentukan gigi. Disamping itu
ibu yang hamil perlu diberikan diet makanan yang bergizi tinggi, daging,
ikan, sayur-sayuran, dan vitamin-vitamin.
2.5.2 Pasca Erupsi
Tindakan Pasca Erupsi
Pada dasarnya hampir sama dengan stadium Pra Erupsi, hanya ditambah
dengan
1. Kebersihan mulut dan gigi yang harus diperhatikan supaya tetap
sehat.
2. Pemeriksaan berkala 6 bulan sekali.
3. Makanan yang menguatkan gigi dan gusi.
4. Kesehatan badan.
Metode-metode yang banyak dan yang berhasil digunakan untuk
mengurangi aktivitas karies bisa dibuat secara sistematis berdasarkan
gangguan terhadap kerja bakteri dalam fermentasi karbohidrat. Dibagi atas
5 golongan kerja, yaitu :
1. Pengaturan Diet
Tidak ada diet yang mengandung karbohidrat yang terfermentasi,
yang tidak dapat menyebab karies pada manusia. Prevalensi karies
diseluruh dunia adalah sebanding dengan komsumsi fermentasi
karbohidrat.
Bakteri plak pada pada permukaan gigi bekerja sebagai kertas
penghisap terhadap gula. Bila kita meminum atau memakan gula maka
plak ini akan menghisap gula tadi. Dan setelah mencapai batas
kejenuhan, baru gula yang selebihnya tertahan. Jika biasanya badan
kita membutuhkan gula 20 sendok sehari dan kita kana sekaligus maka
hal ini lebih baik, artinya lebih banyak gula yang ditelan dibandingkan
dengan makan sedikit-sedikit. Bila kita hadapkan gigi kita dengan 20
sendok gula setiap harinya dalam 5 x 4 sendok, olak akanmenghisap 5
kali dari yang bisa diisapnya setiap waktu dan kita akan mempunyai 5
masa dekalsifikasi dalam sehari.
Pada dasarnyasemua karbohidrat dalam makanan merupakan
substrat untuk bakteri, yang melalui proses sintesa akan diubah
KELOMPOK 1 | GIGI GELIGI RUSAK PARAH PADA ANAK 14
Resiko kerusakan
kontrol
meruapakn
ti]ndakan-tindakan
pencegahan
instruksikan,
dimotivikasikan
untuk
tetap
menjaga
kebersihan
mulutnya.
3. Penggunaan Flour
Penggunaan flour merupakan metode yang paling efektif untuk
mencegah timbul dan berkembangnya karies gigi. Penggunaan flour
ini perlu didukung oleh sikap perorangan yang positif terhadap
kesehatan giginya.
Flour selain mempunyai pengaruh pada gigi sebelum erupsi (praerupsi), juga mempengaruhi gigi sesudah erupsi (pasca-erupsi). Proses
bersenyawanya flour dengan gigi sebelum erupsi gigi berbeda dengan
proses sesudah erupsi, karena sesudah erupsi proses ini dipengaruhi
oleh maturasi pasca-erupsi gigi terjadi pada tahun-yahun pertama, dan
dalam tahun-tahun berikutnya pengaruh ini masih ada namun sudah
berkurang kekuatannya. Flour juga menghambat kehidupan bakteri
yang ada pada plak.
Cara penggunaan flor dapat dibagi dengan dua yaitu secara :
1. Sistemik
Penggunaan flour secara sistemik yaitu untuk gigi yang belum
erupsi. Dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan
a. Flouridasi air minum
Fluridasi air minum
adalah
cara
menambahkan
yaitu
kira-kira
ppm
sehingga
pada
jumlah
aplikasi,
cara
aplikasi,
Kasus A
Pada kasus A didapatkan data-data sebagai berikut:
1. Pasien
Seorang anak usia 5 tahun.
2. Keluhan
Sakit gigi dan bau mulut.
3. Pemeriksaan klinik
a) Terdapat karies yang merata dan meluas pada seluruh
gigi.
b) Beberapa gigi rusak parah
4. Gambaran radiografi
a) Radiolusen
: pada email dan separuh
bagian dari luar dentin
b) Radiopak
: pada mahkota yang tidak
terkena karies din
2.6.2
Kasus B
Pada kasus B didapatkan data-data sebagai berikut:
1. Pasien
Seorang anak usia 3 tahun.
2. Keluhan
Gigi rapuh dan sering minum susu botol saat tidur.
3. Pemeriksaan klinis
a) Lesi kuning. Kecoklatan kemudian hitam.
b) Gigi molar mulai terkena.
4. Gambaran radiologi
c) Radiolusen
: lesi yang terdapat pada
email luar atau pada seluruh kedalaman email.
d) Radiopak
: pada mahkota yang tidak
terkena karies dini
klinis
sebaiknya
diikuti
dengan
pemeriksaan
Interpretasi
Pada kasus B
Interpretasi
Radiolusion ; Lesi yang terdapat pada email luar atau pada seluruh
kedalaman email
gambaran
radiolusion
pada
daerah
Intraradikuler
Kasus A
Berdasarkan data-data diatas maka disimpulkan bahwa
pasien pada kasus A mengalami rampan karies. Rampan karies
ialah suatu jenis karies yang proses terjadinya dan meluasnya
sangat cepat dan tiba-tiba, sehingga menyebabkan lubang pada
gigi, terlibatnya pulpa dan cenderung mengenai gigi yang imun
terhadap karies yaitu gigi insisivus depan bawah. Tidak ada
keterangan yang menyatakan bahwa terjadinya rampan karies
berbeda dengan karies biasa, hanya waktunya lebih cepat.
Dikatakan cepat karena dalam waktu satu tahun, gigi yang terlibat
bisa mencapai 10 buah, dan dikatakan tiba-tiba karena pulpa
langsung terlibat. Rampan karies dapat terjadi pada mulut yang
relatif bersih.
Rampan karies menurut Massler adalah karies yang terjadi
tiba-tiba, sangat cepat, menyebar dan melibatkan banyak gigi serta
menimbulkan kerusakan pulpa gigi. Perlu penanganan segera dan
tuntas supaya tidak terjadi fokal infeksi, sebab bila dibiarkan dapat
2.8.2
Kasus B
Berdasarkan data-data diatas maka disimpulkan bahwa
pasien pada kasus B mengalami karies susu botol. Karies susu
botol merupakan sindroma kerusakan gigi yang parah dan sering
terjadi pada bayi dan anak-anak. Penyakit infeksi ini muncul segera
setelah gigi bayi erupsi dan berkembang dengan cepat serta
mengakibatkan gangguan kesehatan yang berkepanjangan pada
anak-anak. Karies dianggap sebagai penyakit infeksi, mudah
menjalar dan multifactor yang disebabkan oleh 3 faktor yaitu,
mikroorganisme kariogenik, substrat kariogenik, dan host yakni
gigi. Faktor-faktor tersebut berinteraksi dalam periode waktu
tertentu
dan
menyebabkan
ketidakseimbangan
dalam
2.9
membimbing,
memberikan
perhatian,
mengingatkan,
dan
Anak
Dokter gigi
Orang Tua
dokter gigi dengan pasien anak dan orangtuanya, terdapat syarat yang
harus dipenuhi yaitu: 1. Positiveness (sikap positif) dokter gigi
diharapkan mau menunjukan sikap positif pada pesan yang disampaikan
oleh pasien anak atau orangtuanya seperti keluhan, usulan, pendapat,
pertanyaan. 2. Supportiveness ( sikap mendukung) ketika pasien atau
orang tua pasien anak nampak ragu untuk memutuskan sebuah pilihan
tindakan, maka dokter gigi diharapkan memberikan dukungan agar
keraguan
tersebut
berkurang
atau
bahkan
hilang.
3.
Equality
2.10
BAB III
PENUTUP
1.1
Kesimpulan
Karies dini atau Early Childhood Caries (ECC) adalah penyakit
rampan gigi yang paling banyak menyerang anak-anak. Menurut
American Dental Association (ADA), ECC ditandai dengan satu atau lebih
kerusakan gigi, baik lesi dengan kavitas atau tanpa kavitas, kehilangan gigi
(karena kerusakan), atau adanya tambalan pada permukaan gigi decidui
pada anak usia dibawah 6 tahun.
Menurut AADP, karies dini atau ECC yakni terdapatnya satu atau
lebih kerusakan (berupa lesi kavitas maupun non kavitas) kehilangan gigi
(karena kerusakan), atau adanya tambalan pada permukaan gigi decidui
pada anak usia dibawah 6 tahun.
Faktor utama penyebab karies dini pada anak yakni host,
mikroorganisme, substrat, dan waktu. Dimana faktor ini saling
berhubungan membentuk karies.
Klasifikasi karies dini dapat dibagi berdasarkan proses kecepatan
terbentuknya karies, berdasarkan penyebaarn diseluruh gigi dalam mulut,
berdasarkan lokasi kariesnya, berdasarkan keganasan dan perluasaanya,
dan berdasarkan kedalaman karies.
Perawatan gigi anak memerlukan suatu perencanaan yang tidak asal,
yaitu baik dan tepat. Sehingga anak mendapatkan perawatan yang
seoptimal mungkin. Prinsip perawatan anak adalah sederhana dan
sesingkat mungkin, tanpa mengurangi prinsip perawatan yang ideal.
Perawatan karies dini dilakukan berdasarkan diagnosis karies yakni
berdasarkan karies email, karies dentin, karies pulpa, dan karies akar.
1.2
Saran
1.2.1
klasifikasi,
dan
mekanisme,
pemeriksaan
klinis,
pencegahan,
dianosis,
1.2.3
DAFTAR PUSTAKA
1. Octiara, Essie, Tamba Evi Ance. 2012. Hubungan Ekonomi Keluargan
dan Pendidikan Ibu dengan Early Childhood Caries (ECC) Anak Usia
12-36 bulan. Medan : FKG Universitas Sumatera Utara, pp 78-82.
2. Zafar, Sobia, Harnekar Soraya Yasin dkk. Early Childhood Caries :
Etiology, Clinical Consideration, Consequeries, and Management.
New Zealand : School of Dentistry University of Otago.
3. Fajriani, Handayani
Hendrastuti.
2011. Penatalaksanaan
Early
Denpasar,
2002.
Denpasar
FKG
Universitas
Mahasaraswati. Denpasar.
5. Asmawati, Pasolan Fransario A. 2007. Analisis Hubungan Karies Gigi
dan Status Gigi. Makassar : Universitas Hasanuddin.
6. Elianora, Dewi, Ratina Al Supartina. 2009. Total Care Perawatan
Karies Rampan Anak Usia 5 Tahun dengan Sistem Blok. Yogyakarta :
FKH Universitas Gadjahmada, pp 19-24.
7. Achmad harun, Singgih Marhamah F, dkk. 2010. Karies dan Perawatan
Pulpa pada Anak secara Komprehensif. Makassar : Bimer, pp 4- 21.
8. Tarigan, Rosinta. Karies Gigi. Jakarta : Hipokrates, pp 49-62.
9. Heriarti Yuke Y. 2001. Silver Diamine Fluride, Salah Satu Alternatif
Impregnati Karies Rampan pada Anak. Jakarta : FKG Universitas
Trisakti.