Anda di halaman 1dari 4

Hubungan Pola Konsumsi Ikan dengan Karies Gigi Pada Masyarakat Pesisir Surabaya

1Raditya Ndaru Aji, 2Ratih Larasati, 3Ida Chairanna Mahirawatie


1,2,3 Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Surabaya

E-mail : Radityandaruaji@gmail.com

ABSTRAK

Pendahuluan : Karies gigi merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi pada email, dentin dan sementum yang
disebabkan oleh aktifitas jasad renik yang ada pada suatu karbohidrat yang diragikan. Penilaian karies gigi pada seseorang
dinilai dengan indeks karies gigi (DMF-T). Penyakit karies gigi dapat dicegah oleh berbagai faktor salah satunya yaitu pola
konsumsi ikan. Kandungan fluor yang terdapat pada ikan dapat menyebabkan proses remineralisasi pada gigi lebih cepat
sehingga dapat menekan angka karies. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan pola
konsumsi ikan dengan indeks karies gigi pada masyarakat pesisir Surabaya. Metode : Metode penelitian ini menggunakan
metode penelitian analitik dengan pedekatan cross sectional dengan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 81 orang.
Metode pengumpulan data dengan cara observasi dan kuesioner. Teknis analisis data menggunakan uji chi-square dengan
hasil nilai signifikansi 0,749. Hasil penelitian : Pola konsumsi pada masyarakat pesisir memiliki kategori sering dengan
persentase 37,0%, sedangkan nilai indeks karies gigi masyarakat pesisir memiliki kategori tinggi dengan persentase 28,4%
Hasil analisa data menunjukan bahwa tidak ada hubungan pola konsumsi ikan dengan indeks karies gigi pada masyarakat
pesisir Surabaya tahun 2017. Kesimpulan : Masyarakat yang memiliki pola konsumsi ikan dengan kategori sering tidak
memiliki hubungan yang signifikan dengan indeks karies gigi (DMF-T) masyarakat pesisir RT 07 RW 03 Kelurahan Tambak
Wedi Kecamatan Kenjeran tahun 2017.

Kata Kunci : Pola Konsumsi Ikan, Indeks Karies Gigi, Masyarakat Pesisir.

ABSTRACT
Introduction: Dental caries is a disease of hard tissue of the teeth of enamel, dentine and cementum caused by
microorganism activity present in a carbohydrate that is distributed. Assessment of dental caries in a person was assessed
by dental caries index (DMF-T). Dental caries disease can be prevented by various factors one of them is fish consumption
pattern. The content of fluoride found in fish can cause the process of remineralization in the teeth is faster so as to
suppress caries number. Purpose: This study aims to determine the relationship of fish consumption patterns with dental
caries index in coastal communities of Surabaya. Method: This research method using analytical research method with
cross sectional approach with the number of samples in this research is 81 people. Methods of data collection by means
of observation and questionnaire. Technical data analysis using chi-square test with result of significance value 0,749.
Result of research: The pattern of consumption in coastal communities have a frequent category with a percentage of
37.0%, while the index value of dental caries of coastal communities have a high category with a percentage of 28.4%
The results of data analysis showed that there is no relationship between fish consumption patterns with dental caries
index on coastal communities of Surabaya in 2017. Conclusion: Communities that have fish consumption patterns in the
category often do not have a significant relationship with dental caries index (DMF-T) coastal communities RT 07 RW 03
Tambak Wedi Village Kenjeran District 2017.

Keywords: Fish Consumption Pattern, Dental Caries Index, Coastal Communities.

PENDAHULUAN fluor. Adanya fluor yang diikat email gigi menyebabkan


proses remineralisasi pada gigi yang lebih cepat
Masyarakat pesisir adalah sekelompok warga sehingga dapat menekan angka karies (Fitriyanti dkk.,
yang tinggal di wilayah pesisir yang hidup bersama dan 2014). Karies gigi merupakan suatu penyakit mengenai
memenuhi kebutuhan hidupnya dari sumber daya di jaringan keras gigi (enamel, dentin dan sementum),
wilayah pesisir. Masyarakat yang hidup di kota-kota atau berupa daerah yang membusuk pada gigi. Hal itu terjadi
pemukiman pesisir memiliki karakteristik secara sosial akibat proses demineralisasi jaringan keras gigi dan
ekonomis sangat terkait dengan sumber perekonomian diikuti kerusakan zat organiknya, sehingga dapat terjadi
dari wilayah laut (Sukmana, 2016). Ikan mengandung invasi bakteri lebih jauh ke bagian dalam gigi yaitu
18% protein yang terdiri dari asam amino esensial dan lapisan dentin serta dapat mencapai lapisan pulpa
1-20% lemak yang mudah dicerna oleh jaringan tubuh. (Kumala, 2006).
Kandungan asam lemak tak jenuh pada ikan terdapat Persentase penduduk yang mempunyai
konfigurasi omega-3 yang terbukti mempunyai zat anti masalah gigi dan mulut menurut Riskesdas pada tahun
inflamasi dan memberikan jaringan periodontal yang 2007 sebesar 23,2% meningkat menjadi 25,9% pada
terserang bakteri patogen (Fitriyanti dkk., 2014). tahun 2013. Persentase penduduk yang menerima
Ikan laut yang banyak dikonsumsi masyarakat perawatan medis gigi dari seluruh penduduk yang
di daerah pesisir memiliki kandungan mineral contohnya mempunyai permasalahan kesehatan gigi dan mulut
meningkat 29,7% pada tahun 2007 menjadi 31,1% pada menggunakan analisa uji chi-square. Uji analisa chi-
tahun 2013. Effective Medical Demand (EMD), yaitu square digunakan ada tidaknya hubungan antara dua
persentase penduduk yang bermasalah gigi dan variabel. Skala ukur pada kedua variabel yaitu skala
mulutnya dalam 12 bulan terakhir dikali persentase ordinal.
penduduk yang menerima perawatan atau pengobatan Penilaian pola konsumsi ikan dikategorikan
gigi dari tenaga medis gigi, meningkat dari 6,9% pada menjadi lima yaitu 1x/bulan = jarang sekali, 1x/minggu
tahun 2007 menjadi 8,1% pada tahun 2013 (Sukmana, = jarang, 2-3x/minggu = kadang, 4-6x/minggu = sering,
2016). >1x/hari = sering sekali. Sedanglkan penilaian karies gigi
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan menggunakan indeks karies gigi atau DMF-T menurut
bulan Desember 2016 pada ketua RT 07 RW 03 WHO yaitu 0,0-1,1 = sangat rendah, 1,2-2,6 = rendah,
Kelurahan Tambak Wedi Kecamatan Kenjeran, bahwa 2,7-4,4 = sedang, 4,5-6,5 = tinggi, >6,6 = sangat tinggi.
masalah kesehatan gigi di wilayah tersebut merupakan
masalah kesehatan peringkat kedua setelah masalah HASIL DAN PEMBAHASAN
kesehatan mata sesuai hasil pemeriksaan kesehatan Hasil Penelitian
yang dilakukan oleh mahasiswa dari Universitas Gambaran Umum
Muhammadiyah ketika menjalani kuliah kerja nyata.
Selain itu, pada survei awal ditemukan permasalahan Responden dalam penelitian ini adalah
karies sebesar 56% atau dari 50 orang yang diperiksa masyarakat pesisir RT 07 RW 03 Kelurahan Tambak
terdapat 28 orang yang mengalami karies dengan indeks Wedi Kecamatan Kenjeran Surabaya. Jumlah responden
DMF-T rata-rata adalah 4,7. sebanyak 81 orang dengan jumlah laki-laki 31 orang dan
Global Goals for Oral Health 2010, WHO perempuan 50 orang. Hasil pengumpulan data
memiliki target indeks DMF-T pada anak usia 12 tahun dilaksanakan dengan metode pemeriksaan untuk
sebesar < 1, berarti pengalaman karies gigi permanen mengetahui angka indeks karies gigi dan metode
yang mengalami karies sudah ditumpat atau dicabut kuesioner untuk mengetahui frekuensi pola konsumsi
kurang dari 1 gigi pada anak usia 12 tahun. Jika ikan pada masyarakat pesisir surabaya tahun 2017
berdasarkan kategori menurut WHO, yaitu sangat
rendah = 0,0 – 1,1; rendah = 1,2 – 2,6; sedang = 2,7 – Hasil Pengumpulan Data Pola Konsumsi Ikan
4,4; tinggi = 4,5 – 6,5 dan sangat tinggi = > 6,6; di Masyarakat Pesisir Surabaya tahun 2017
daerah tersebut termasuk dalam kategori tinggi.
Hal ini berarti penyakit karies di daerah tersebut Tabel 1 Pola Konsumsi Ikan Masyarakat Pesisir
tergolong dalam kategori tinggi dengan DMF-T 4,7 dan No Kategori Frekuensi Persentase
tidak sesuai dengan target WHO pada tahun 2010. Maka 1 Jarang Sekali 6 7,4 %
masalah dalam penelitian ini adalah tingginya angka 2 Jarang 15 18,5 %
DMF-T pada masyarakat pesisir. Hal inilah yang melatar 3 Kadang 25 30,9 %
belakangi peneliti untuk melakukan penelitian mengenai 4 Sering 30 37,0 %
hubungan pola konsumsi ikan dengan indeks karies gigi 5 Sering Sekali 5 6,2 %
pada masyarakat pesisir. Total 81 100,0 %

METODE PENELITIAN Tabel 1 menjelaskan bahwa ada berbagai


macam kategori frekuensi pola konsumsi ikan pada
Jenis penelitian ini adalah analatik dengan masyarakat pesisir Surabaya tahun 2017. Responden
pendekatan cross sectional. Pengambilan data penelitian dengan kategori frekuensi pola konsumsi ikan yang
dilakukan di RT 07 RW 03 Kelurahan Tabak Wedi paling banyak yaitu kategori sering sebanyak 30 orang,
Kecamatan Kenjeran Surabaya tahun 2017. kemudian pada peringkat kedua yaitu kategori kadang
Populasi pada penelitian adalah masyarakat sebanyak 25 orang, kategori jarang sebanyak 15 orang,
pesisir RT 07 RW 03 Kelurahan Tambak Wedi Kecamatan kategori jarang sekali sebanyak 6 orang dan kategori
Kenjeran Surabaya yang berjumlah 408 orang. Sampel sering sekali sebanyak 5 orang.
yang diambil berjumlah 81 orang yang berusia 12 – 65
tahun dan tinggal di RT 07 RW 03 Kelurahan Tambak Hasil Pengumpulan Data Indeks Karies Gigi
Wedi Kecamatan Kenjeran Surabaya. Teknik Masyarakat Pesisir Surabaya tahun 2017
pengumpulan data indeks karies gigi (DMF-T) dilakukan
dengan pemeriksaan dan dicatat pada lembar Tabel 2 Indeks Karies Gigi Masyarakat Pesisir
pemeriksaan. Sedangkan pengumpulan data pola No Kategori Frekuensi Persentase
konsumsi ikan dengan menggunakan kuesioner. 1 Sangat Rendah 14 17,3 %
Kriteria untuk responden penelitian yaitu 2 Rendah 8 9,9 %
bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian, 3 Sedang 20 24,7 %
responden berusia 12-65 tahun dan tinggal di daerah 4 Tinggi 23 28,4 %
5 Sangat Tinggi 16 19,8 %
pesisir. Analisa data untuk mengetahui hubungan antara
Total 81 100,0 %
pola konsumsi ikan dengan indeks karies gigi pada
masyarakat pesisir RT 07 RW 03 Kelurahan Tambak
Wedi Kecamatan Kenjeran Surabaya dengan Tabel 2 menjelaskan bahwa ada berbagai
macam kategori indeks karies gigi pada masyarakat
pesisir Surabaya tahun 2017. Responden dengan Sedangkan hasil indeks karies gigi pada
kategori indeks karies gigi yang paling banyak yaitu masyarakat pesisir memiliki kategori tinggi. Menurut
kategori tinggi sebanyak 23 orang, kemudian pada observasi dan wawancara pada masyarakat pesisir masih
peringkat kedua yaitu kategori sedang sebanyak 20 tingginya angka indeks karies gigi ini dikarenakan
orang, kategori sangat tinggi sebanyak 16 orang, perilaku masyarakat yang tidak diimbangi dengan
kategori sangat rendah sebanyak 14 orang dan kategori perilaku menjaga kesehatan gigi dan mulutnya seperti
‘rendah’ sebanyak 8 orang. menggosok gigi dengan waktu dan cara yang tidak tepat.
Sebagian besar masyarakat juga cenderung menggosok
Uji Hubungan Pola Konsumsi Ikan dengan Indeks giginya pada waktu mandi saja. Sedangkan waktu yang
Karies Gigi Pada Masyarakat Pesisir RT 07 RW 03 tepat untuk menggosok gigi adalah pagi setelah sarapan
Kelurahan Tambak Wedi Kecamatan Kenjeran dan malam sebelum tidur. Jika ditinjau dari teori Blum
Surabaya cit. Notoatmodjo (2012) tidak hanya ditentukan oleh
perilaku tetapi juga ada faktor lain yang penting yaitu
Tabel 3 Uji Hubungan Pola Konsumsi Ikan dengan Indeks lingkungan (environment), pelayanan kesehatan (health
Karies Gigi Pada Masyarakat pesisir RT 07 RW 03 Kelurahan
Tambak Wedi Kecamatan Kenjeran Surabaya
service) dan keturunan (heredity).
Kategori Kategori Indeks Karies Gigi Penelitian ini juga tidak sesuai dengan teori
Pola Fejerkov dkk. (2008) yang menyatakan bahwa ikan laut
Sangat Tingg Sangat Total Sig.
Konsumsi
Rendah
Rendah Sedang
i Tinggi yang banyak dikonsumsi masyarakat di daerah pesisir
Ikan
memiliki kandungan mineral contohnya fluor. Adanya
Jarang
1 2 0 1 2 6 fluor yang diikat email gigi menyebabkan proses
Sekali
Jarang 3 1 5 4 2 15 remineralisasi pada gigi yang lebih cepat sehingga dapat
Kadang 4 3 9 6 3 25
0,749 menekan angka karies.
Sering 5 2 5 10 8 30 Berdasarkan hasil dari uji chi-square hubungan
Sering
Sekali
1 0 1 2 1 5 antara pola konsumsi ikan dengan indeks karies gigi
Total 14 8 20 23 16 81 didapatkan tidak ada hubungan antara pola konsumsi
ikan dengan indeks karies gigi. Pola konsumsi ikan laut
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS dengan pada masyarakat pesisir RT 07 RW 03 Kelurahan Tambak
menggunakan analisis data Chi-Square menunjukan Wedi Kecamatan Kenjeran Surabaya, didapatkan hasil
bahwa hasil analisis uji signifikansi data hubungan antara pola konsumsinya sering. Namun, pada hasil angka
pola konsumsi ikan dengan indeks karies gigi pada indeks karies gigi masih tergolong kategori tinggi. Hal
masyarakat pesisir Surabaya adalah 0,749. Hal ini berarti tersebut dikarenakan masyarakat pesisir RT 07 RW 03
0,749 lebih besar dari nilai signifikansi (α) yang telah Kelurahan Tambak Wedi Kecamatan Kenjeran Surabaya
ditetapkan yaitu 0,05. Maka dari itu H0 diterima dan H1 tidak diimbangi dengan perilaku menjaga kesehatan gigi
ditolak, sehingga kedua varibel tersebut tidak ada dan mulutnya. Sehingga inilah yang mungkin menjadi
hubungan. Dengan demikian tidak ada hubungan antara faktor penyebab tingginya angka indeks karies gigi pada
pola konsumsi ikan dengan indeks karies gigi pada masyarakat pesisir RT 07 RW 03 Kelurahan Tambak
masyarakat pesisir RT 07 RW 03 Kelurahan Tambak Wedi Kecamatan Kenjeran Surabaya. Faktor lain
Wedi Kecamatan Kenjeran Surabaya tahun 2017. menurut hasil pengamatan peneliti selama pengambilan
data yaitu masyarakat pesisir masih memiliki tingkat
Pembahasan kesadaran yang rendah tentang kesehatan gigi dan
mulutnya. Masyarakat cenderung memilih untuk
Hasil pola konsumsi ikan pada masyarakat mengobati gigi sendiri dibandingkan berobat ke poli gigi
pesisir memilki pola konsumsi ikan dengan kategori karena beranggapan kesehatan gigi dan mulut tidak
sering. Faktor ini dikarenakan produksi ikan laut disana terlalu mengganggu aktivitas sehari-hari.
sangat berlimpah sehingga dari segi biaya relatif
terjangkau atau mudah didapatkan. Hal ini sesuai teori SIMPULAN DAN SARAN
Prianto (2005) yang menyatakan bahwa masyarakat
yang hidup di pemukiman pesisir memiliki karakteristik Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan
secara sosial ekonomis sangat terkait dengan sumber bahwa pola konsumsi ikan dengan kategori sering tidak
perekonomian dari wilayah laut. mempengaruhi angka indeks karies gigi pada
Mineral dalam ikan mengandung banyak masyarakat pesisir, sehingga tidak ada hubungan antara
mineral termasuk magnesium, phosphor, iodium, fluor, pola konsumsi ikan dengan indeks karis gigi pada
iron, copper, zinc dan selenium. Ikan mengandung fluor masyarakat pesisir tahun 2017.
yang bermanfaat bagi kesehatan gigi. Seseorang yang
cukup mendapat fluor di dalam makanannya giginya Berdasarkan hasil simpulan, maka dapat
lebih sehat. Hal ini bisa dilihat dari orang yang tinggal di diberikan saran sebagai berikut :
daerah pesisir, sakit gigi jarang ditemui (Deptan Kota
Magelang, 2013). Kadar fluor yang paling tinggi dimiliki 1 Bagi Masyarakat Pesisir RT 07 RW 03 Kelurahan
oleh ikan laut, misalnya kadar fluor dalam ikan teri 15,4- Tambak Wedi Kecamatan Kenjeran.
24,9 ppm dan udang 63,73 mg/kg (Maulani, 2004).
Kandungan fluor pada ikan laut rata-rata 0,1-5,0 mg/kg
(WHO, 2004 cit. Tanjung, 2011).
Diharapkan agar membentuk kader di masyarakat Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku
pesisir dengan pembinaan oleh puskesmas Tambak Kesehatan. Ed. Rev. Rineka Cipta. Jakarta. Hal.
Wedi untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan 141-143.
lebih peduli dalam menjaga kesehatan gigi dan
mulutnya. Sehingga terhindar dari penyakit karies Widayati, N. 2014. Faktor Yang Berhubungan Dengan
gigi, serta masyarakat pesisir untuk melakukan Karies Gigi Pada Anak Usia 4-6 Tahun.
periksa gigi atau control rutin setiap 6 bulan sekali. Surabaya: Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga Surabaya. Jurnal Berkala
2 Bagi Peneliti Lain Epidemiologi. Vol:2, Hal 196-205.
http://journal.unair.ac.id/JBE@faktor-yang-
Diharapkan karya tulis ilmiah ini dapat dijadikan berhubungan-dengan-karies-gigi-pada-anak-
sebagai informasi untuk melanjutkan penelitian usia-4%E2%80%936-tahun-article-9653-
tentang faktor lain yang menyebabkan tingginya media-140-category-3.html. diakses pada
angka indeks karies gigi di masyarakat pesisir. Januari 2017

DAFTAR PUSTAKA Sukmana, I.B. 2016. Gambaran Karies Dengan


Menggunakan DMF-T Pada Masyarakat Pesisir
Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan. 2003. Pantai Kelurahan Takisung Kecamatan
Mengenal Gizi Ikan. Takisung Kabupaten Tanah Laut. Banjarmasin:
http://pertanian.magelangkota.go.id/informas Fakultas Kedokteran Universitas Lambung
i/artikel-pertanian/55-mengenal-gizi-ikan. Mangkurat. Dentino Jurnal Kedokteran Gigi.
Diakses pada Januari 2017 Vol:1, Hal 182-185.
http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/den
Fitriyanti Aprilia, Aning Susilowati, Uswatun N.A. tino/article/570/483. diakses pada Januari
Darjono. 2012. Perbedaan Pola Konsumsi Ikan 2017
dan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Pada
Anak Usia Sekolah Dasar (7-12Th) di Daerah
Pesisir dan Non Pesisir Kabupaten Jepara
Tahun 2012. Jepara: Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Islam Sultan Agung. Odonto Dental
Journal. Vol:1, Hal 6-10.
http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/odj/artic
le/viewfile/263/487. diakses pada Januari
2017

Hartati, Y. 2005. Faktor-Faktor Yang Berhubungan


Dengan Konsumsi Ikan dan Status Gizi Anak 1-
2 Tahun Di Kecamatan Gandus Kota
Palembang Tahun 2005. Palembang: Program
Studi Magister Gizi Masyarakat. Universitas
Diponegoro. Tesis.
http://eprints.undip.ac.id/17670/1/YULI_HAR
TATI.pdf. diakses pada Januari 2017

Kumala, P. 2006. Kamus Saku Kedokteran Dorland.


Jakarta; EGC. Diakses pada Januari 2017

Kurniawati, N, 2005. Perilaku Konsumsi Ikan Pada


Wanita Dewasa Di Wilayah Pantai dan Bukan
Pantai Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Bogor: Program Studi Gizi Masyarakat dan
Sumberdaya Keluarga. Fakultas Pertanian.
Institut Pertanian Bogor. Skripsi.
http://core.ac.uk/download/pdf/32351504.pdf
. diakses pada: Januari 2017

Kemenkes, RI. 2013. Badan Penelitian dan


Pengembangan Kesehatan Kementerian
Kesehatan RI Tahun 2013. Jakarta. Hal. 118-
119.

Anda mungkin juga menyukai