BLOK 8 MODUL 1
"PENYAKIT SISTEMIK YANG BERMANIFESTASI DI ORAL
MODUL 1
Skenario 1
Keluhan Pak Udin
Pak Udin (49 tahun) kurang lebih 2 bulan belakangan ini mengeluh luka di
gusi mandibula yang tidak sembuh-sembuh. Luka tersebut terasa sakit bila
ditekan, mudah berdarah dan pak Udin merasa mulutnya berbau tidak sedap sejak
ada luka di gusinya. Banyak obat yang telah di minum, juga obat kumur dan obat
yang dioleskan.
Siang itu Pak Udin datang ke Poliklinik gigi dan mulut RSUD Kota Baru
untuk memeriksakan diri. Pada pemeriksaan intraoral ditemukan adanya lesi
nekrosis yang tersebar pada interdental papilla, terasa sakit bila di palpasi,
gingivitis hampir semua gigi, kalkulus subgingival anterior atas dan bawah.
Dokter menawarkan dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui
adanya keganasan pada gusi Pak Udin. Disamping itu Pak Udin menderita
penyakit gula yang tidak terkontrol sehingga dokter juga merujuk Pak Udin ke
dokter intern.
Pak Udin menyetujui meskipun ia juga bingung dengan luka yang
dideritanya, karena ia mengira luka itu disebabkan karena infeksi biasa.
Bagaimana saudara menjelaskan apa yang dialami pak Udin ?
Uraian:
A. TERMINOLOGI
1. Pemeriksaan Intraoral
Pemeriksaan yang dilakukan didalam rongga mulut yang
meliputi pemeriksaan jaringan lunak (Mukosa oral, palatum,
gingiva, lidah, dan otot-otot) dan pemeriksaan gigi.
2. Palpasi
Seni menggunakan sentuhan jari atau tangan untuk mendeteksi
kelainan maupun keadaan normal suatu jaringan.
3. Kalkulus
Suatu massa terklasifikasi yang terbentuk dan melekat pada
permukaan gigi.
4. Interdental Papilla
Papilla gingiva yang terletak di ruang interdental (terletak antara
aproksimal gigi-gigi yang berdekatan)
5. Lesi
Istilah luas yang menggambarkan zona jaringan yang fungsinya
terganggu akibat penyakit atau trauma.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara Anamnesa dan Pemeriksaan Objektif pada pasien ?
2. Apa tujuan Anamnesa dan Pemeriksaan Objektif pada pasien ?
3. Apa tujuan dilakukannya pemeriksaan laboratorium?
4. Mengapa Drg merujuk pasien ke dokter intern?
5. Bagaimana prosedur dari rujukan?
6. Apakah hubungan antara luka yang tak kunjung sembuh dengan
penyakit gula yang tidak terkontrol pada pasien?
7. Apa penyebab bau mulut yang dialami oleh pasien?
C. ANALISA
MASALAH,
MELALUI
BRAIN
STORMING
anamnesis
untuk
keberhasilan
diagnosis
pada
saat
melakukan
pemeriksaan
subjektif.
3. Apa tujuan dilakukannya pemeriksaan laboratorium?
Pemeriksaan laboratorium merupakan salah satu pemeriksaan
penunjang yang bertujuan membantu tenaga kesehatan dalam
mendiagnosa
dan
mengobati
pasien
berupa
tindakan
D. SKEMA
Keluhan pada pasien
Pemeriksaan Objektif
- Ekstra Oral
- Intra Oral
Pemeriksaan Subjektif
- Anamnesa
- Keluhan Utama ( CC )
- Perjalanan Penyakit
( PI )
- Riwayat Medis ( PMH )
- Riwayat Dental (PDH )
- Riwayat Keluarga ( FH )
- Riwayat Sosial (SH )
Diagnosis Bandingi
Diagnosis Kerja
Pemeriksan
Penunjang
Rujukan
Diagnosis
Akhir
Rencana Perawatan
Prognosis
mengkonsumsi
pemeriksaan
subjektif.
Pemeriksaan
objektif
yang
dilakukan secara umum ada dua macam, yaitu pemeriksaan ekstra oral
dan pemeriksaan intra oral.
Pemeriksaan objektif dapat dilakukan dengan beberapa cara, anata
lain:
dengan
warna,
ukuran,
bentuk,
anatomis,
mengetahui
adanya
peradangan
pada
jaringan
respon syaraf.
Auskultasi : merupakan interpretasi suara yang terdengar dari
dalam tubuh.
auriculares.
Pemeriksaan otot-otot mastikasi : dalam keadaan normal
biasanya
otot-otot
mastikasi
tidak
akan
terasa
nyeri.
Palpasi
Palpasi dilakukan secara bimanual.
Palpasi langsung pada regio temporal dan meminta pasien
Pterygoid Lateral
Pterygoid medial
maksila
Palpasi secara intraoral pada bagian lingual ramus mandibula
penyebab
manifestasi primer.
Tahap 4, Mengesampingkan beberapa kondisi yang tidak
b. Diagnosis Kerja
Sebelum mendapatkan diagnosis kerja kita terlebih dalulu
harus menentukan diagnosis banding. Yang mana dari sekumpulan
diagnosis banding tadi diambillah satu kemungkinan terbesar.
Kemungkinan terbesar lah disebut sebagai diagnosis kerja.
yang
dilakukan
setelah
pemeriksaan
fisik/klinis,
dapat terjadi.
Menemukan kemungkinan diagnostik yang dapat menyamarkan gejala
klinis.
secara berkala.
Mengetahui ada tidaknya kelainan atau penyakit yang banyak
patogen
Parasitologi, untuk mengamati parasit
Hematologi, menerima keseluruhan darah dan plasma.
Kimia klinik, biasanya menerima serum
Toksikologi, menguji obat farmasi, obat yang disalahgunakan,
dibiopsi
Sitologi,menguji usapan sel.
B. Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan Radiologi di bidang kedokteran gigi ada dua
macam : Radiografi Intra Oral dan Radiografi Ekstra Oral.
- Radiologi Intraoral, adalah radiografi yang memperlihatkan
gigi dan struktur disekitarnya, dengan cara menempatkan
filmnya di dalam rongga mulut
Jenis-jenis radiografi intraoral :
1. Radiografi Periapikal
Indikasi radiografi periapikal adalah:
Untuk mendeteksi adanya infeksi atau inflamasi
periapikal.
Penilaian status periodontal.
Pasca trauma gigi dan melibatkan tulang alveolar.
Radiogra
fi Periapikal
2. Radiografi Interproksimal (Bitewing)
Teknik radiografi bitewing bertujuan untuk
memeriksa crown, crest alveolar di maksila dan mandibula
dalam satu film. Pada teknik bitewing, film ditempatkan
sejajar dengan crown gigi-gigi di maksila dan mandibula.
Kemudian pasien disuruh menggigit bite tab atau bitewing
film holder dan sinar diarahkan menembus kontak gigi.
Radiografi EkstraOral
1. Radiografi Panoramik
Radiografi panoramik digunakan untuk melihat
perluasan suatu lesi/tumor, fraktur rahang, fase gigi
bercampur. Panoramik akan memperlihatkan daerah yang
lebih luas dibandingkan intraoral yaitu rahang bawah
rahang atas dalam satu film.
3. Lateral cephalometric
Digunakan untuk melihat tengkorak tulang wajah
akibat trauma suatu penyakit, serta kelainan pertumbuhan
dan perkembangan.
4. Proyeksi postero-anterior
Digunakan untuk melihat keadaan penyakit, trauma
atau kelainan pertumbuhan dan perkembangan tengkorak.
Teknik ini juga memberikan gambaran struktur wajah
antara lain yaitu sinus frontalis dan ethmoidalis, fossanalis,
dan orbita.
5. Proyeksi Waters ( waters view)
Digunakan untuk melihat sinus maksilaris, sinus
ethmoidalis, sinus frontalis, sutura zigomatikum frontalis,
dan rongga nasal.
C. Pemeriksaan Biopsi
Dalam rongga mulut, pemeriksaan biopsi digunakan untuk
mengukuhkan diagnosis dari keganasan kelainan klinis yang
dicurigai.
Macam-macam pemeriksaan biopsi dalam rongga mulut yang
dapat dilakukan adalah sebagai berikut,:
Eksisi : Eksisi dilakukan dengan cara mengambil seluruh
lesi yang dicurigai. Dilakukan untuk lesi-lesi kecil dan
mudah
dilakukan,
bertujuan
untuk
pemeriksaan
ilmu
pengetahuan,
dan
rujukan
bahan
pemeriksaan
atau tidak
Dokter gigi : Kemampuan seorang dokter gigi untuk
melakukan perawatan.
Biaya : Harus melihat keadaan sosial ekonomi pasien.
Faktor lain : kesediaan alat, bahan , fasilitas , dll.
mulai
dari
perawatan
simptomatik,
pengendalian