DENTAL 1
FALFASAH PERAWATAN ORTODOTI
Kelas: D / Semester 4
Tutor: drg. Albert S, SpOrt.
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
dan Rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kelainan maloklusi
dental 1 ini yang membahas tentang falfasah perawatan ortodoti. Adapun makalah
ini kami buat dengan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai
pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak
lupa menyampaikan banyak terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena
itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................i
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
mandibula; ke tiga implikasi akibat adanya modifikasi pertumbuhan
dentofasial; dan ke empat, hasil riset di masa mendatang tentang hubungan
perawatan ortopedik-ortodonti pada kelainan dentofasial.3
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
dan tubuh pada umumnya yang dapat mempengaruhi kedudukan gigi.
Juga mempelajari adanya aksi dan reaksi dari pengaruh luar maupun
pengaruh dalam terhadap perkembangan, serta pencegahan dan
perawatan terhadap perkembangan yang mengalami gangguan atau
hambatan dan pengaruh jelek.6
5. Menurut American Association of Orthodontist Ortodonti adalah ilmu
yang mempelajari pertumbuhan dan perkembangan gigi dan jaringan
sekitarnya dari janin sampai dewasa dengan tujuan mencegah dan
memperbaiki keadaan gigi yang letaknya tidak baik untuk mencapai
hubungan fungsional serta anatomis yang normal. Dengan
memperhatikan definisi-definisi di atas, Dr. Angle dan Noyes
memandang tindakan kuratif lebih dipentingkan, sedangkan mulai tahun
1922 sampai sekarang lebih mengutamakan tidakan preventifnya,
disamping tetap menjalankan tindakan kuratif.
Keadaan gigi yang tidak teratur disebabkan oleh malposisi gigi, yaitu
kesalahan posisi gigi pada masing-masing rahang. Malposisi gigi (maloklusi)
akan menyebabkan malrelasi (malfungsi), yaitu kesalahan hubungan antara
gigi-gigi pada rahang yang berbeda. Lebih lanjut lagi keadaan demikian
menimbulkan maloklusi, yaitu penyimpangan terhadap oklusi normal.
Maloklusi dapat terjadi karena adanya kelainan gigi (dental), tulang rahang
(skeletal), kombinasi gigi dan rahang (dentoskeletal) maupun karena otot-otot
pengunyahan (muskuler).
4
terhadap penampilan seseorang. Sebagian besar kelainan ortodonti lebih
banyak mempengaruhi kondisi psikososial seseorang daripada mempengaruh
kesehatan fisik.
Ada 2 alasan yang jelas dari perawatan ortodontik yaitu untuk estetika
dan fungsi, perawatan ortodontik tidak hanya dapat memperbaiki susunan
gigi geligi, tetapi dalam kasus-kasus tertentu juga dapat mempunyai dampak
yang besar pada lingkungan seseorang dan perkembangan kariernya. Selain
itu susunan gigi yang lebih baik dapat menyebabkan standar kebersihan mulut
menjadi lebih baik.
Gigi berjejal, tidak teratur, dan menonjol telah menjadi masalah bagi
beberapa individu sejak jaman dahulu, dan upaya untuk memperbaiki kelainan
ini dimulai setidaknya hingga 1000 SM. Peralatan ortodontik primitif dan
5
secara mengejutkan dirancang dengan baik telah ditemukan dalam bahan
Yunani dan Etruria.
6
langsung pada perkembangan ortodontiknya sebagai spesialisasinya, dengan
dirinya sebagai "bapak ortodontik modern".8
Gambar1. Edward H. Angle berusia 50-an, sebagai pemilik Sekolah Angle of Orthodontia. Setelah
memantapkan dirinya sebagai spesialis gigi pertama, Angle mengoperasikan sekolah ortodontik
berpemilik dari tahun 1905 hingga 1928 di St. Louis, Missouri; New London, Connecticut; dan
Pasadena, California, tempat banyak dokter ortodontis perintis Amerika dilatih.8
7
Gambar 2. Garis oklusi adalah kurva halus (catenary) yang melewati fossa sentral dari setiap
molar atas dan melintasi cingulum gigi taring atas dan gigi seri. Garis yang sama membentang di
sepanjang cusp bukal dan tepi insisal gigi bawah, sehingga menentukan hubungan oklusal dan
interark setelah posisi molar ditetapkan.8
Gambar 3. Kelas oklusi dan maloklusi normal seperti yang ditentukan oleh Angle. Klasifikasi ini
dengan cepat dan luas diadopsi pada awal abad ke-20. Itu digabungkan dalam semua skema
deskriptif dan klasifikasi kontemporer.8
8
• Kelas I: Hubungan molar normal, tetapi garis oklusi tidak benar karena
malposisi gigi, rotasi, atau penyebab lain.
• Kelas II: Posisi molar bawah di distal relatif terhadap gigi molar atas, garis
oklusi tidak ditentukan.
• Kelas III: Molar bawah diposisikan secara mesial relatif terhadap atas
molar, garis oklusi tidak ditentukan.
9
Seiring waktu berlalu, menjadi jelas bahwa oklusi yang sangat baik pun
tidak memuaskan jika dicapai dengan mengorbankan proporsi wajah yang tepat.
Tidak hanya ada masalah estetika, seringkali terbukti tidak mungkin untuk
mempertahankan hubungan oklusal yang dicapai dengan penggunaan elastik
berat dalam waktu lama untuk menyatukan gigi seperti yang disarankan Angle
dan para pengikutnya. Di bawah kepemimpinan Charles Tweed di Amerika
Serikat dan Raymond Begg di Australia (keduanya pernah belajar dengan
Angle), pencabutan gigi diperkenalkan kembali ke ortodontik pada 1940-an dan
1950-an untuk meningkatkan estetika wajah dan mencapai stabilitas oklusal
yang lebih baik.8
10
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
11
kedokteran gigi di Pennsylvania dan Minnesota pada tahun 1880-an.
Minatnya yang meningkat pada oklusi gigi dan perawatan yang diperlukan
untuk mendapatkan oklusi normal mengarah langsung pada perkembangan
ortodontiknya sebagai spesialisasinya, dengan dirinya sebagai "bapak
ortodontik modern".
3.2 SARAN
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Ucuncu N., Ertugay E., The use of the Index of Orthodontic Treatment Need
(IOTN) in a School Population and Reffered Population, J Orthod; 2001, 28:
45-52.
4. Daljit S. Gill, Orthodontics At A Glance, terj. Titiek Suta, (Jakarta: EGC, 2008),
hal. 2
8. Fields HW, Larson BE, Sarver DM. Contemporary Orthodontics. 6th Edition.
Philadelphia: Elsevier. 2018; 2-4
13