PERAWATAN ORTHODONSIA
NO. MODEL :
040958/P25/1204017
MODUL MALOKLUSI
No. RM : 042917/P21/
No.Model : 040958/P25/1204017
drg/Operator : Mierza Farizi, S.KG
DATA PASIEN
1. Tempat/tanggal lahir : Yogyakarta, 16 Desember 1996 Usia: 23 Tahun
2. Jenis kelamin : Perempuan
3. Pekerjaan : Mahasiswi
4. Agama : Islam
5. Suku : Jawa
6. Nama Ayah : Purwoko
Suku : Jawa Usia : 43 Tahun
7. Nama Ibu : Wagirah
Suku : Jawa Usia : 45 Tahun
8. Pekerjaan Orang Tua : Swasta
9. Alamat Orang Tua : Pingit JT 1/ 79 YK
Tanggal Pendaftaran : 4 April 2017
Tanggal Pencetakan : 12 April 2017
1
7. Alergi terhadap obat : tidak ada
8. Alergi terhadap makanan : Telur
ANAMNESIS
1. Keluhan Utama :
Pasien mengeluhkan giginya yang kurang rapi terutama pada bagian depan rahang atas,
sehingga membuat tidak percaya diri dan ingin dirapikan giginya.
2. Riwayat Perjalanan Penyakit :
Keluhan tersebut dirasakan sekitar 1 tahun yang lalu dan pasien memiliki keinginan untuk
merawat gigi geliginya sejak 3 bulan yang lalu.
3. Riwayat Kesehatan Oral :
Pasien pernah datang untuk mencabutkan giginya yg sudah mati ke Koas gigi. Pasien
memiliki kebiasaan sikat gigi 2 kali sehari, yaitu pada saat mandi pagi dan mandi sore.
Mengunyah dua sisi, dan kebiasaan menyikat gigi dengan teknik yang salah. Pasien
mempunyai kebiasaan menopang dagu dan mendorong-dorong lidah.
4. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi Geligi :
a. Gigi Desidui : Gigi decidui pasien tumbuh normal dan tidak ada
gigi yang berlubang
,b. Gigi Bercampur : Pergantian gigi decidui dan permanen terjadi
secara normal dan pernah dicabut sewaktu SD da nada yang
tanggal sendiri, serta teratur
kontrol ke dokter gigi
c. Gigi Permanen : Gigi permanen pasien tumbuh agak tidak teratur sejak umur
17 tahun
*Gigi kanan bawah pernah berlubang dan saat ini sudah di cabut
2
5. Kebiasaan Jelek yang berkaitan dengan keluhan pasien :
Jenis Kebiasaan Durasi Frekuensi Intensitas Keterangan
1. Menopang dagu Sejak SMP Jarang Sedang Kebiasaan
hingga saat ini selama 10-15 tersebut kadang
(10 tahun yang menit masih dilakukan
lalu) terutama pada sisi
sebelah kiri.
Biasa dilakukan
saat sedang
belajar di kelas
2.mendorong-dorong Sejak masuk SD Jarang Sedang Kebiasaan masih
gigi dengan lidah sampai SMA selama 5-10 sering dilakukan
menit dan biasanya
dilakukan pada
gigi-gigi bagian
depan. Biasa
dilakukan saat
santai
3
PEMERIKSAAN FISIK
1. Vital Sign :
a. Tekanan darah : 110/80 mmHg (normal)
b. Nadi : 85 x / menit (normal)
c. Pernafasan : 18 x/menit (normal)
d. Suhu : Afebris
e. Berat badan : 53 kg
f. Tinggi Badan : 150 cm
2. Pemeriksaan Ekstra Oral :
(kepala/muka, kulit, mata, hidung, bibir, telinga, muskulus skeletal, sistem pengunyahan,
kelenjar ludah dan limfe).
a. Kepala :
Indeks Kepala =Lebar Kepala (155mm) x 100 = 93,93 mm
Panjang Kepala (165mm)
Bentuk Kepala : Hiper Brachisepali
b. Muka :
Indek muka = Jarak N – Gn (90 mm) x 100 = 61,6 mm
Lebar Bizygomatik (146 mm)
Bentuk muka : Hipo Euriprosop
c. Garis Simon (Orbital) : Posisi rahang terhadap bidang orbital/Simon
Maksila
Kanan : 1/3 distal C (normal )
Kiri : 1/3 distal C (normal)
Mandibula
Kanan : inter C-P (normal)
Kiri : inter C-P ( normal)
d. Sendi Temporomandibular (TMJ) : normal
e. Tonus Otot Mastikasi : Normal
f. Tonus Otot Bibir : Normal
g. Bibir Posisi Istirahat : Normal (menutup)
h. Free Way Space : 2,1 mm
Sentrik oklusi : 56,1 m
Rest posisi : 58,2 mm
4
Fasial Neuromuscular K. Ludah K. Limfe Tl. Rhg TMJ
Gangguan
TAK TAK TAK TAK TAK TAK
Fungsi
PEMERIKSAAN FISIK
5
(Berikan ciri-ciri dan letak lesi serta Diferensial Diagnosisnya)
2,4 : Terdapat lekukan sejajar dengan dataran oklusal, bilateral, sepanjang M2
sampai P2, sewarna dengan mukosa, hilang jika diregangkan dan tidak
sakit jika dipalpasi/asimptomatik.
dx. Cheek Bite
28,29 : Terdapat vasodilatasi pembuluh darah linier berjumlah dua, berwarna biru
di ventral lidah, tidak sakit jika dipalpasi/asimptomatik.
dx. Variskositas
17 : Terdapat gigiva kemerahan, papila interdental membulat, konsistensi
lunak, tekstur unstipling
dx : Gingivitis
33,34. : Terdapat selaput berwarna putih pada permukaan dorsal lidah , dapat
dikerok dan tidak meninggalkan bekas.
dx : Coated tongue
ODONTOGRAM :
UNE
6
UNE UNE
7
8
3. Relasi
a. Relasi Molar Pertama Kanan :-
Molar Pertama Kiri : Kelas I Angle
b. Relasi Kaninus Kanan : Kelas II Angle
Kaninus Kiri : Kelas I Angle
8
9
9
10
Tampa
k
Depan
Tampak depan senyum
Bentuk Muka : hiperleptoprosop
Tampak samping
Profil Muka : Cembung
10
11
Tampak Depan
11
12
12
13
Rahang atas
Rahang bawah
13
14
2 6 6,1 6.05– 8.10 Normal / Normal 2 5,6 5,4 5.45–6.85 Normal / Normal
3 7.5 7.2 7.05–9.32 Normal / Normal 3 6.4 6.4 6.15–8.15 Normal / Normal
5 7,1 7,1 6.00–8.10 Normal / Normal 5 7,1 6.7 6.80–9.55 Normal / Normal
7 10,4 10,5 8.75–10.87 Normal / Normal 7 10,5 10.1 8.90–11.37 Normal / Normal
Kesimpulan :
1. Semua gigi geligi pada rahang atas dan rahang bawah mempunyai ukuran
mesiodistal yang normal
PERHITUNGAN – PERHITUNGAN
1. Metode Pont
Jumlah Lebar Mesiodistal 2 1 | 1 2 = 27,5 mm
Jarak P1-P1 pengukuran : 35,9 mm
Jarak P1-P1 perhitungan : ∑ I x 100 = 27,5 x 100 = 34,37 mm
80 80
Diskrepansi : 35,9 mm – 34,7 mm = 1,53mm
14
15
2. Metode Korkhaus:
Jumlah Lebar Mesiodistal 2 1 | 1 2 = 27,5 mm
Tabel Korkhaus : 16,3 mm
Jarak I – (P1-P1) pengukuran : 16,8 mm
Diskrepansi : 16,8 mm – 16,3 mm = 0.5mm
Keterangan:
Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi ke arah anterior mengalami
protraksi ringan sebesar 0,5 mm
3. Metode Howes:
Jarak lebar mesiodistal M1-M1 : 91,5 mm
Jarak P1-P1 (tonjol) : 40,6 mm
Indeks P : Jarak P1-P1 x 100% = 40,6 x 100% = 44, 37 %
md M1-M1 91,5
Keterangan :
Indeks P adalah 44,47%, sehingga lengkung gigi dapat menampung gigi geligi
dalam keadaan lengkung ideal dan stabil, karena P>43%.
15
16
Kesimpulan :
Indeks premolar lebih besar dibandingkan indeks fossa canina (IP<IFC),
sehingga indikasi perawatan ekspansi .
Keterangan:
a. Rahang Atas
Jika gigi geligi rahang atas disusun dalam lengkung ideal, yaitu lengkung anterior
mengikuti gigi 11 dan 21, lengkung posterior tetap dan tidak dilakukan koreksi
maka terdapat kelebihan/kekurangan ruang:
RA kanan : -1,2 mm (kekurangan ruang)
RA kiri : - 1,5mm (kekurangan ruang)
b. Rahang Bawah
16
17
Jika gigi geligi rahang bawah disusun dalam lengkung ideal, yaitu lengkung
anterior mengikuti gigi 42, lengkung posterior tetap dan tidak dilakukan koreksi
maka terdapat kekurangan ruang:
RB kanan : 0 mm (cukup)
RB kiri : -1,4 mm (kekurangan ruang)
Overjet : 1,6 mm (diukur dari mesial gigi 11terhadap mesial gigi 41)
Overbite : 1,5 mm (diukur dari mesial gigi 11terhadap mesial gigi 41)
Pemeriksaan penunjang
DIAGNOSIS FINAL
Relasi Molar kanan : Maloklusi Angle kelas II dilihat dari relasi kaninus,
relasi Molar kiri : Maloklusi Angle kelas I tipe dental, dengan open bite gigi
13 terhadap 43 dan cross bite gigi 23 terhadap gigi 33, disertai malrelasi dan
malposisi gigi-gigi individual:
14 (54): mesiolabiotorsiversi
13(53): distolabiotorsiversi
11(51): distolabiotorsiversi
17
18
21 (61):distolabiotorsiversi
23 (63): mesiopalatotorsiversi
31 (71): distolabiotorsiversi
32 (72): Mesiolinguotorsiversi
33 (73): distolabiotorsiversi
44 (84): mesiobukotorsiversi
18
19
RENCANA PERAWATAN :
1. Penjelasan perawatan kepada pasien
2. Menghilangkan kebiasaan buruk
3. Analisis ketersediaan ruang
4. Mengoreksi malposisi gigi individual
5. Penyesuaian oklusi
6. Retainer
D. Determinansi Lengkung
Rahang atas
Jika gigi-gigi pada rahang atas disusun dalam lengkung gigi ideal dan
lengkung posterior tidak dilakukan koreksi maka rahang atas bagian
20
21
A. Rahang Atas
Tahap I (Ekspansi), terdiri dari:
Plat akrilik palatal
Adam klamer yang diletakkan pada gigi 16 dan 26 dengan
stainless wire Ф 0,7mm
Labial arch dengan U loop pada bagian 14 dan 24 dengan
stainless wire Ф 0,7mm
Skrup ekspansi pada palatal base ke arah lateral
Jalannya Perawatan
o Adaptasi alat selama 3-7 hari
o Pengaktifan skrup sebagai alat ekspansi untuk menggerakkan
lengkung ke arah lateral sehingga didapatkan cukup ruang untuk
21
22
susuanan gigi geligi ideal. Skrup ekspansi ke arah lateral sejauh 2,3
mm dari lengkung awal. Pengaktifan plat ekspansi 2x ¼ putaran
(1/4 putaran membuka 0,18-0,2mm), untuk mencapai 1,3 mm pada
sisi kiri dan 1 mm pada sisi kanan maka dilakukan pemutaran
sebanyak 12 kali selama kurang lebih 12 minggu.
Jalannya Perawatan
o Adaptasi alat selama 3-7 hari
o Pada tahap plat aktif, dilakukan pengurangan verkelung pada region
anterior(palatal gigi 11). Kemudian pergaktifan alat dengan
menggunakan labial arch rahang bawah dengan stainless wire Ф
0,7mm. pengaktifan U loop labial arch dengan retensi maksimal untuk
meretraksi lengkung anterior sekaligus menuntun gigi dalam bentuk
lengkung yang sesuai dengan mempertahankan pergerakan gigi
posterior seminimal mungkin.
o Adam klamer Ф 0,7mm digunakan sebagai retensi plat aktif.
o Simple spring pada 12 mendorong mesial gigi kearah labial
o Simple spring pada 22 mendorong mesial gigi kearah labial
B. Rahang Bawah
22
23
Jalannya Perawatan
o Insersi plat aktif rahang bawah tahap II
23
24
5. Penyesuaian Oklusi
Pengaturan malposisi gigi akan mengubah keseimbangan oklusal,
sehingga dapat menyebabkan traumatik oklusi. Maka dari itu,
diperlukan penyesuian oklusi setelah dilakukan koreksi malposisi
individual dengan cara :
Pasien mengigit kertas artikulasi pada posisi sentrik dalam
keadaan mengunyah.
Cek tonjol oklusal dan insisal gigi yang terdapat bekas
artikulating, menandakan adanya traumatik.
Bagian tersebut dikurangi dengan bur finishing sampai tidak
terjadi trauma lagi dan dipolishing.
6. Pemasangan Retainer
Retainer adalah alat untuk stabilisasi gigi setelah selesai perawatan
ortodontik, jadi tidak berfungsi untuk menggerakkan gigi. Pemakaian
retainer bertujuan untuk mempertahankan gigi-gigi dan lengkung gigi
yang telah dikoreksi dan menunggu terjadinya proses aposisi di sekitar
gigi, sehingga gigi menjadi kokoh kembali dan perawatan tidak relaps
seperti semula.
Untuk mempertahankan posisi gigi-gigi setelah dirawat ortodontik,
dgunakan Hawley retainer yang terdiri dari :
Plat dasar dengan verkeilung pada semua gigi
Klamer adam dengan stainless wire Ф 0,7mm
24
25
25
26
GAMBAR ALAT
Rahang Atas
Tahap 1
Keterangan :
1. Labial arch Ф 0,7 mm
2. Adam’s klamer Ф 0,7 mm
3. Basis plat rahang atas
4. Skrup ekspansi
Rahang Bawah
Keterangan :
1. Labial arch Ф 0,7 mm
2. Adam’s klamer Ф 0,7 mm
3. Basis plat rahang atas
4. Skrup ekspamsi
26
27
Tahap II
Rahang Atas
Keterangan :
5. Labial arch Ф 0,7 mm
6. Adam’s klamer Ф 0,7 mm
7. Basis plat rahang atas
8. Simple spring pada gigi 12
dan 22
Rahang Bawah
Keterangan :
5. Labial arch Ф 0,7 mm
6. Adam’s klamer Ф 0,7 mm
7. Basis plat rahang atas
8. Simple spring pada gigi 44
dan 45
27
28
Retainer RA
Retainer RB
28
29
PROGNOSIS
Menyetujui,
Dokter Gigi Pembimbing Operator
29