Anda di halaman 1dari 31

TRAUMATIC INJURY

E.S. YUNI ASTUTI, Dr. drg., Sp.KGA


TRAUMATIC INJURY PADA GIGI SULUNG DAN
PERMANEN MUDA

◦ Traumatic injury : cedera/luka oleh karena trauma bisa


mengenai jaringan keras (gigi) dan jaringan lunak.

◦ Fraktur gigi adalah patahnya fragmen suatu gigi atau


retaknya gigi yang disebabkan oleh trauma /
benturan.
Insiden dan prevalensi
- Prevalensi : gigi sulung 11-30 % & gigi permanen 5-29 %

- Gig sulung → tidak ada perbedaan


- Gigi permanen → laki-laki > perempuan

- Insiden puncak : usia 2-4 th & 9-10 th pada laki-laki,


usia 2-3 th pada perempuan

- Gigi yang terkena : 37% insisivus sentral atas, 18% insisivus sentral
bawah, 6 % insisivus lateral bawah, 3% insisivus lateral atas

- Injury yang paling sering :


gigi sulung → Luksasi
gigi permanen → fraktur mahkota tidak kompleks

- Injury / luka di wajah lebih sering pada anak laki-laki usia 6-12 tahun,
terjadi pada mandibula
KLASIFIKASI FARKTUR MENURUT
Ellis dan Davey
◦ Klas I : Fraktur pada mahkota gigi yang mengenai email.
◦ Klas II : Fraktur pada mahkota gigi yang melibatkan email dan
dentin.
◦ Klas III : Fraktur pada mahkota gigi yang melibatkan email,dentin &
pulpa.
◦ Klas IV : Fraktur mengakibatkan gigi non vital dg atau tanpa
kehilangan mahkota gigi
◦ Klas V : Fraktur menyebabkan gigi avulsi.
◦ Klas VI : Fraktur akar gigi dengan atau tanpa kehilangan mahkota
◦ KlasVII : Fraktur mengakibatkan gigi berubah letak.
◦ KlasVIII: Fraktur yang mengakibatkan kehilangan seluruh mahkota
gigi.
◦ Klas IX :Fraktur pada gigi sulung.
◦ Klas I ◦ Klas III

◦ Klas II
◦ Klas IV
◦ Klas VII
◦ Klas V

◦ Klas VIII

◦ Klas VI

◦ Klas IX
Modifikasi Klasifikasi menurut Mc. Donald

◦ Klas I : Fraktur mahkota sederhana yang melibatkan sedikit atau


tanpa dentin.
◦ Klas II : Fraktur mahkota luas yang melibatkan dentin tetapi pulpa
belum terbuka.
◦ Klas III : Fraktur mahkota luas dengan pulpa terbuka.

◦ Klas IV : Hilangnya seluruh mahkota gigi


Pemeriksaan Subyektif & Obyektif
Pem. Subyektif (Anamnesis)

1. Riwayat injury
- Kapan injury terjadi ? → menentukan bila kasus avulsi akan dilakukan reimplantasi
- Dimana injury terjadi ? → apakah daerah injuri terjadi akan menyebabkan
tetanus→perlu propilaksis
- Bagaimana injury terjadi ? → untuk menentukan daerah lain yang mungkin terlibat
injury.
- Apakah ada periode ketidaksadaran → ada tanda2 gegar otak : sakit kepala,
amnesia, muntah, mual, mata tidak focus → perlu perawatan medis.
- Apakah ada gangguan pada oklusi → adakah oklusi terlibat sehingga
terjadi gangguan oklusi
- Apakah ada cedera sebelumnya pada gigi tsb ? → apakah gigi pernah
terjadi injuri sebelumnya ?

2. Medical History
- Adakah Riwayat alergi, kelainan perdarahan, dan kondisi lain yang mempengaruhi
perawatan, apakah sudah vaksin tetanus.

Pemeriksaan Obyektif
A. Extraoral
- Palpasi otot muka dan mandibula → pembengkakan jaringan lunak, memar, atau
laserasi pada wajah dan bibir ada luka krn fragmen gigi atau benda asing lainnya
B. Intra Oral
Pemeriksaan harus sistematis dan dilakukan pencatatan:
• pembengkakan, laserasi, perdarahan mukosa mulut, gingiva
• kelainan pada oklusi
• gigi yang hilang, bergeser atau bergerak, mahkota yang retak, atau
retakan pada enamel.

Pemeriksaan radiologis
◦ Dilakukan pada area gigi yang injury/cedera pada sudut yang berbeda →
- akibat pada area sekitar gigi yang terkena injury.
- fraktur gigi

- fraktur akar.
- fraktur tulang alveolar
- fragmen dari fraktur
Traumatic injury pada gigi sulung
◦ 30% pada anak prasekolah (3-5 tahun)
◦ Trauma berakibat pada benih gigi permanen :
intrusi & avulsi 52 %,
ekstrusi & sub luksasi 34%
Injury pada jaringan keras gigi dan pulpa

◦ Infraksi→ retak pada email tanpa kehilangan substansi gigi


◦ Fraktur email → fraktur pada email gigi
◦ Fraktur email dentin → fraktur pada email & dentin tanpa melibatkan
pulpa.
◦ Fraktur kompleks → fraktur email, dentin dan melibatkan pulpa.
Injury pada jaringan keras gigi, pulpa dan
tulang alveolar

◦ Fraktur mahkota akar tidak kompleks → fraktur email dentin &


sementum, tidak melibatkan pulpa
◦ Fraktur mahkota akar kompleks → fraktur email, dentin & sementum
dengan melibatkan pulpa
◦ Fraktur akar 1/3 sevikal → fraktur 1/3 arah servikal
◦ Fraktur akar 1/3 pertengahan → fraktur akar 1/3 bagian tengah
◦ Fraktur akar 1/3 apical → fraktur 1/3 arah apikal
Penanganan Fraktur
Kewajiban Dokter gigi
◦ Mempertahankan vitalitas gigi.
◦ Mengembalikan bentuk anatomi gigi.
◦ Membuat rencana perawatan.

Perawatan Segera.
- Menenangkan pasien dan orang tua.
- Meredakan rasa nyeri.
- Perlindungan pulpa.
- Penjahitan jaringan lunak.
- Splinting.

◦ Tes Vitalitas
Dilakukan pemeriksaan jangka panjang, 1 bulan
setelah trauma dan setiap 3-6 bulan selama 2 th.
Perawatan segera pada fraktur gigi sulung
◦ Enamel infarction → tanpa perawatan
◦ Fraktur enamel → restorasi komposit, selektif
grinding
◦ Fraktur enamel & dentin →restorasi GIC atau
komposit, kasus tertentu menggunakan Ca(OH)2
◦ Fraktur enamel & dentin dengan pulpa terbuka →
pulpotomi
◦ Fraktur gigi sulung dan mengenai folikel gigi
pengganti → ekstraksi
◦ Fraktur mahkota lengkap → ekstraksi
◦ Fraktur mahkota akar (email, dentin, sementum)
dengan pulpa terlibat →ekstraksi
◦ Fraktur akar, bila mahkota terjadi perubahan
letak berat →ekstraksi
Fraktur akar :
1/3 ujung akar (apeks) → tanpa perawatan, tetap vital &
resorbsi normal

1/3 tengah atau 1/2 akar → dapat terjadi perbaikan

1/3 servikal → sangat goyang → ekstraksi


Penatalaksanaan fraktur akar
- fraktur akar gigi sulung jarang terjadi →tulang alveolar lebih
lunak → perpindahan tempat (displacement).

- bila terjadi, dilakukan sesuai cara yang ada


→ gigi dilakukan stabilisasi dengan splinting
◦ Alat-alat stabilisasi fraktur akar :
- Wiring
- Wiring dan surgical arch bar
- Band dan wire splint
- Acrylic Splint
Perawatan segera injury pada gigi permanen
◦ Infraksi email → garis injury di-sealant komposit
◦ Fraktur email, bila sedikit pada sudut gigi →rekonturing,
dikurangi bagian yang farktur
◦ Fraktur email-dentin,
- bila ada keluhan ngilu, perlu proteksi Ca(OH)2
- bila tida ada keluhan ngilu, tidak perlu proteksi
→ Restorasi sementara atau restorasi komposit
◦ Reattachment crown fracture /melekatkan kembali fragmen
mahkota yang fraktur →dengan flowable komposit

◦ Restorasi komposit
◦ Fraktur email – dentin melibatkan pulpa
Untuk mempertahankan vitalitas pulpa :
Pulp Capping (direct pulp capping) bila :
- kondisi pulpa normal
- tidak ada luksasi dengan kerusakan bagian apical
- pulpa terbuka < 1mm
- pulpa terbuka tidak lebih 12 jam
- ditunggu sp 2 bulan → tidak ada keluhan, direstorasi.

Pulpotomi :
- untuk gigi permanen mature atau immature dengan pulpa
terlihat memerah (pulpa terbuka)
- pulpa terbuka karena mengalami trauma, apeks belum
menutup sempurna.
- inflamasi pulpa bagian korona belum menyebar lebih dalam
- tidak ada untuk tumpatan sementara

◦ Obat : Ca (OH)2

◦ Pulpotomi dg Ca (OH)2 pd gigi permanen muda → setelah


apeks menutup → dilakukan pulpektomi untuk mencegah
respon kalsifikasi yang berlebihan → mencegah penyumbatan
saluran akar (metamorfosis kalsifikasi / degenerasi kalsifikasi )
Perawatan endodontik
-Fraktur klas III gigi permanen muda (apeks terbuka) →
pulpotomi → apeksogenesis (merangsang pertumbuhan
akar shg apeks menutup pada keadaan gigi yang masih
vital).

- apeksifikasi → terapi untuk merangsang pertumbuhan


akar & apek pada pulpa nekrosis gigi anterior.
Fraktur mahkota-akar
◦ Fraktur mahkota-akar tidak kompleks /uncomplicated
pengambilan fragmen dan perlekatan kembali gingiva,
beberapa minggu akan membaik.

◦ Fraktur mahkota-akar kompleks/complicated


- Fragment removal and surgical exposure of subgingival fracture
- Fragment removal and orthodontic extrusion
- Fragment removal and surgical extrusion
Fraktur akar
◦ Bila tidak disertai perubahan letak gigi → dilakukan fiksasi

◦ Bila disertai perubahan letak gigi → splinting


Reaksi gigi terhadap trauma
◦ Hiperemia pulpa
◦ Perdarahan internal
◦ Metamorfosis kalsifikasi pulpa / kalsifikasi saluran akar yang
cepat / kalsifikasi distropik.
◦ Resorpsi akar internal
◦ Resorpsi akar peripheral / Eksternal
◦ Nekrosis pulpa
◦ Ankilosis / penulangan
benturan pd ligamentum periodontal → tjd inflamasi, diikuti
invasi sel osteoklas → resorpsi area saluran akar →
fusi/penyatuan antara tl alveolar dg permukaan akar.
◦ Periodontitis, grinding gigi antagonis, splinting dan jangan
digunakan untuk gigit.
◦ Pulpitis, hindari perubahan temp / suhu & trauma gigit,
pemberian analgetik.
◦ Periapikal abses, drainage & pemberian antibiotik.
Traumatic injury gigi sulung → mempengaruhi
pertumbuhan & maturasi gigi permenen

1. Diskolorasi enamel putih atau kuning coklat


2. Diskolorasi enamel putih atau kuning coklat dengan hypoplasia
enamel sirkular
3. Dilaserasi mahkota
4. Odontoma like malformation
5. Duplikasi akar
6. Angulasi akar vestibular
7. Angulasi akar ke lateral atau dilaserasi
8. Pembentukan akar terhenti sebagian atau seluruhnya
9. Benih gigi permanen berhenti berkembang
10. Gangguan erupsi
Referensi

1. Mc. Donald & Every, 2020. Dentistry for the Child


and Adolescent, 11th, Elsevier, St Louis. Missouri.

2. Göran Koch, Sven Poulsen, Ivar Espelid, Dorte


Haubek. Pediatric Dentistry A Clinical Approach.
3rd Ed. Chichester, West Sussex, UK ; Ames, Iowa :
John Wiley & Sons Inc., 2017.

2. Nikhil Marwah, 2014, Textbook of Pediatric Dentistry,


3rd Ed. Jaypee Brothers Medical Pub, India.

Anda mungkin juga menyukai