BAB I
PENDAHULUAN
pengalaman, penilaian, dan pengalaman yang cukup memadai pada setiap dokter gigi.
Trauma pada gigi selalu harus dipertimbangkan sebagai suatu keadaan darurat dan
harus segera dilakukan perawatan untuk mengurangi rasa sakit, mengurangi resiko
Pada gigi sulung maupun gigi permanen, trauma paling sering mengenai gigi
anterior, terutama gigi insisif sentral rahang atas. Hal ini disebabkan posisinya yang
paling menonjol dalam mulut dan yang paling sering menerima pukulan langsung.
Etiologi terjadinya trauma gigi pada anak dibagi menjadi trauma langsung dan trauma
tidak langsung. Trauma langsung terjadi bila gigi terbentur langsung oleh suatu objek
seperti bola yang keras, trauma tidak langsung terjadi akibat gerakan mandibula yang
menutup secara tiba tiba atau oklusi dengan cepat dank eras terhadap rahang atas
misalnya karena benturan yang keras di dagu ketika terjatuh atau berkelahi.
Klasifikasi trauma pada gigi didasarkan oleh beberapa factor seperti etiologi,
klasifikasi Ellis.
2
1.3. Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. DEFINISI
Menurut American Dental Association (ADA), fraktur dental atau patah gigi
merupakan hilangnya atau lepasnya fragmen dari satu gigi lengkap yang biasanya
disebabkan oleh trauma atau benturan. Fraktur gigi dapat dimulai dari ringan
(melibatkan chipping dari lapisan gigi terluar yang disebut email dan dentin) sampai
berat (melibatkan fraktur vertikal, diagonal, atau horizontal akar). Email dan dentin
adalah dua lapisan pelindung terluar gigi. Email adalah permukaan terluar yang keras
dan berwarna putih. Dentin adalah lapisan kuning yang terletak tepat di bawah email.
Email dan dentin keduanya berfungsi melindungi jaringan gigi bagian dalam.
Mahkota terlihat sepertiga dari gigi, sedangkan sisanya dua pertiga yang ditutupi
Klasifikasi yang sering digunakan adalah seperti klasifikasi Ellis, klasifikasi Ellis dan
1 Fraktur simpel/Klas I fraktur hanya email atau hanya melibatkan sedikit dentin.
terkena.
3 Fraktur kias III fraktur gigi yang mengenai dentin dan pulpa sudah
terkena.
4 Fraktur kias IV fraktur karena trauma sehingga gigi menjadi non vital,
gigi tersebut.
6 Fraktur kias VI fraktur akar gigi tanpa atau diserta hilangnya struktur
mahkota gigi.
7 Fraktur klas VII pindahnya tempat gigi tanpa disertai fraktur akar maupun
mahkota.
8 Fraktur KIas VIII fraktur mahkota disertai dengan perubahan tempat gigi
ybs.
6 kelompok dasar :
2.3 Etiologi
Menurut penelitian Peng pada tahun 2007, kebanyakan penyebab fraktur dental
adalah benturan atau trauma terhadap gigi yang menimbulkan disrupsi atau kerusakan
email, dentin, atau keduanya. Disamping itu, faktor lain yang ditambahkan oleh
besar struktur gigi, paparan email gigi terhadap suhu ekstrim, tambalan pada gigi,
2.3.1 Trauma
Dalam satu penelitian yang dilaku oleh Schwartz, katakan selama masa remaja,
cedera olahraga merupakan kasus yang umum namun pada usia dewasa, kasus seperti
cedera olahraga, kecelakaan sepeda motor, kecelakaan industri, dan kekerasan dalam
kontak fisik merupakan penyebab umum fraktur dental, seperti sepakbola dan bola
6
basket. Olahraga tanpa kontak fisik seperti berkuda terdapat menyebabkan fraktur
dental. Benturan atau trauma, baik berupa pukulan langsung terhadap gigi atau
tonjolan-tonjolan gigi, terutama gigi-gigi posterior. Selain itu, tekanan oklusal yang
berlebihan terutama terhadap tumpatan yang luas dan tonjol-tonjolnya tak terdukung
Keparahan fraktur bisa hanya sekedar retak saja, pecahnya prosesus, atau sampai
lepasnya gigi yang tidak bisa diselamatkan lagi. Trauma secara langsung kebanyakan
mengenai gigi anterior, dan karena arah pukulan mengenai permukaan labial, garis
miring. Pada fraktur yang lain, tekanan hampir selalu mengenai permukaan oklusal,
Kebiasaan buruk yang sering menjejaskan kualitas gigi. Sebagai contoh, banyak
orang menggunakan gigi mereka sebagai alat pembuka botol dan kemasan plastik
atau mencabut label harga pada baju. Kebiasaan ini dapat menyebabkan efek
traumatis pada gigi, melemahkan tepi gigi bahkan bisa menyebabkan maloklusi.13
Menggigit pensil atau pulpen juga merupakan kebiasaan yang paling sering dilakukan
oleh banyak orang. Sama halnya dengan mengunyah es batu, menggigit benda keras
bisa menyebabkan email gigi mengalami penipisan dan fraktur. Apalagi, dilanjut
Bentuknya yang keras dan temperatur dingin dari batu es, sebenarnya dapat mengikis
Kehilangan bagian email dan dentin gigi umumnya disebabkan oleh kondisi
karies yang meluas. Gigi yang mengalami karies yang meluas akan mengurang
kekuatan gigi untuk menahan daya untuk kegiatan harian terutama mengunyah yang
menyebabkan gigi lebih rentan fraktur. Karies pada gigi yang meluas pada garis
Orang yang mepaparkan email gigi kepada suhu ekstrim seperti makan makanan
panas kemudian minum air es. Perlakuan ini melemahkan email gigi dan
2.3.5 Tambalan
Salah satu kebiasaan yang terjadi fraktur adalah ketika gigi mempunyai
tambalan yang besar. Kekuatan gigi yang rendah disebabkan oleh bahan tambalan
gigi yang tidak sama kuat dibandingkan dengan email atau dentin, dapat
gigi fraktur. Gigi yang telah dilakukan perawatan saluran akar dan diisikan dengan
gutta perca atau pasak akan mempunyai resiko fraktur yang sangat tinggi
dibandingkan dengan gigi yang asli. Waktu gigi dipreparasi untuk diisi akan
menyebabkan struktur gigi menjadi lemah dan lebih mudah fraktur. Penggunaan
sekrup dan post adalah aspek lain dari fraktur akar gigi karena efek tolak-menolak
9
(wedging). Post runcing dan berulir lazimnya menghasilkan kejadian fraktur akar
diagnosis yang tepat. Haruslah dokter gigi melakukan anamnesis terhadap pasien
supaya mengetahui riwayat medis pasien dan dapat memberikan rawatan yang betul.
Sikap seseorang dokter juga sangat penting bila memberikan diagnosis dan
rawatan kepada pasien. Dokter harus sabar dan penuh semangat untuk memberikan
rawatan yang terbaik kepada pasien. Keadaan seperti pemilihan instrumen waktu
ekstraksi gigi, tang yang diguna harus sesuai dengan gigi yang diekstraksi supaya
Menurut klasifikasi fraktur dari Ellis, fraktur terdiri dari empat kelompok dasar:
1. Fraktur Email
Fraktur mahkota yang megenai cukup banyak dentin, tanpa megenai pulpa.
Gambar 5. Fraktur terbatas pada email dan dentin dengan hilangnya struktur gigi, tapi
Gambar 6. Fraktur yang melibatkan email dan dentin dengan hilangnya struktur gigi
4. Fraktur Akar
Fraktur terbatas pada akar gigi yang melibatkan sementum, dentin, dan pulpa
Foto rontgen penting sebelum membuat diagnosis pada pasien, dan dari foto
tersebut kita dapat melihat batas fraktur sampai mana. Dari foto tersebut, lokasi yang
BAB III
PEMBAHASAN
KASUS:
Seorang anak umur 6 tahun datang ke RSGM diantar ibunya dengan keluhan gigi
depan kanan patah dan kiri atas goyang karena jatuh bermain sepeda. Dari anamnesa
diketahui anak terjatuh lebih kurang 3 jam yang lalu. Pemeriksaan klinis terlihat gigi
11 fraktur 2/3 dengan pulpa terbuka, gigi 21 mobiliti 2. Gambaran radiografis terlihat
A. Pemeriksaan subjektif
Jenis kelamin :
Umur : 6 tahun
Keluhan : gigi depan kanan patah dan kiri atasnya goyang.
B. Pemeriksaan objektif
Ekstra oral : pada kasus tidak disebutkan pemeriksaan ekstraoral.
Intra oral : terlihat gigi 11 fraktur 2/3 dengan pulpa terbuka, gigi 21
mobility grade 2.
C. Pemeriksaan radiografi
Terlihat ujung akar masih terbuka.
3.2. Diagnosa
dengan mempertahankan pulpa yang vital dan atau menyingkirkan pulpa yang
pulpotomi vital pada gigi sulung, namun apeksogenesis di indikasikan untuk gigi
yang dalam masa pertumbuhan dengan foramen apical yang belum tertutup
sempurna, adanya kerusakan pada pulpa koronal sedangkan pulpa radicularnya dalam
keadaan sehat.
gigi yang mengalami avulsi dan replantasi atau sangat goyang, pada gigi yang fraktur
mahkota dan akar yang berat sehingga dibutuhkannya pada intraradikuler, gigi
dengan fraktur akar yang horizontal yang berada dekat dengan gingival, serta gigi
terpisah menjadi ion kalsium dan ion hidroksil dalam larutan dan kandungan alkali
yang tinggi (pH 11). Bahan ini digunakan dalam bentuk Setting dan Nonsetting pada
keras.
15
pembentukan jaringan keras. Termasuk kandungan alkali yang tinggi (pH 11), yang
enzim yang terlibat dalam mineralisasi. Ion kalsium mengurangi permeabilitas bentuk
kapiler baru dalam jaringan yang diperbaiki, menurunkan jumlah cairan intersel dan
meningkatkan konsentrasi ion kalsium yang diperoleh dari pasokan darah di awal
mineralisasi. Hal ini dapat memiliki dua efek pada mineralisasi, dapat memberikan
sumber ion kalsium untuk mineralisasi, dan dapat merangsang aktivitas kalsium
nekrotik dibentuk berbatasan dengan bahan, dan tergantung pada pH bahan kalsium
hidroksida, jembatan dentin langsung dibentuk berlawanan dengan zona nekrotik atau
zona nekrotik diresorbsi dan diganti dengan jembatan dentin. Pembatas ini tidak
selalu sempurna. Ion kalsium dalam kalsium hidroksida tidak menjadi tergabung
dihubungkan dengan lipopolisakarida (LPS). Hal ini dapat menghidrolisis lipid dari
nekrosis tumor faktor alpha pada monosit darah perifer. Aksi ini menurunkan
16
kemampuan bahan membunuh bakteri yang ada dan mencegah bakteri masuk lagi
dari rongga mulut ke dalam pulpa. Sifat antimikroba dari kalsium hidroksida berasal
dari beberapa faktor. pH yang tinggi menghasilkan lingkungan yang tidak baik untuk
dihancurkan, adanya kadar alkali yang tinggi merusak ikatan ion sehingga protein
bakteri dirubah, dan ion hidroksil bereaksi dengan DNA bakteri, menghambat
replikasi.
melibatkan pulpa dengan apeks akar yang belum terbentuk sempurna. Jika perawatan
membutuhkan radiopaqsity, gigi permanen anterior pada anak dengan apeks terbuka
lebar yang mengalami fraktur saat olahraga atau kecelakaan, atau gigi posterior
dengan apeks terbuka yang juga memiliki pembukaan karies kecil yang asimtomatik,
pulpa lebih dari 24 jam dan dalam keadaan apeks terbuka, dapat digolongkan ke
dahulu harus dilakukan pemeriksaan radiografi untuk memastikan keadaan gigi baik
Splinting gigi untuk periodontal, ortodontik, atau pasca trauma merupakan prosedur
umum. Splinting gigi dengan reinforcement fiber yang dapat tertanam dalam komposit telah
populer. Ribbond adalah bahan yang biokompatibel, estetik bahan yang terbuat dari fiber
polyethylsene yang berkekuatan tinggi. Berbagai keuntungan dari bahan ini termasuk mudah
beradaptasi pada kontur gigi dan mudah dimanipulasi selama proses bonding. Karena
merupakan teknik yang relatif mudah dan cepat (tidak diperlukan pekerjaan laboratorium),
prosedur sering dapat diselesaikan hanya dalam satu kali kunjungan. Fiber ribbon ini juga
memiliki kekuatan yang dapat diterima karena integrasi yang baik dari fiber dengan resin
komposit; hal ini menyebabkan secara klinis gigi dapat bertahan lama dengan baik. Karena
resin komposit yang tipis digunakan, volume dari retensi dapat diminimalkan. Selain itu,
dalam kasus fraktur selama pemakaian fiber, fiber ini dapat dengan mudah diperbaiki. Tidak
perlu untuk menghilangkan struktur gigi yang signifikan, dan membuat teknik reversibel dan
Mobilitas gigi telah digambarkan sebagai parameter klinis yang penting dalam
memprediksi prognosis. Untuk alasan ini dan untuk kenyamanan pasien, splinting telah
menjadi terapi yang direkomendasikan untuk menstabilkan gigi. Pada masa lalu, stabilisasi
langsung dan splinting gigi menggunakan teknik bonding diperlukan penggunaan wires, pin,
atau mesh grids. Bahan-bahan ini hanya bisa secara mekanis mengunci sekitar restoratif
resin. Oleh karena itu, ada potensi untuk terjadi pergeseran dan konsentrasi tegangan yang
akan mengakibatkan fraktur pada komposit dan menyebabkan kegagalan splint. Ketika
18
splinting gagal, masalah klinis yang terjadi seperti traumatik oklusi, yang jika terus
diperkenalkannya bahan bondable polietilen woven ribbon, beberapa masalah yang timbul
anestesi lokal terlebih dahulu karena keadaan pulpa yang masih vital, lalu lakukan
pemasangan isolator karet dan desinfektan pada area kerja dengan antiseptik. Buat
arah masuk ke kamar pulpa dengan bur steril dengan pendingin air secara terus
menerus, dimana semua atap pulpa dibuang tidak boleh ada dentin yang
Bagian koronal pulpa di ambil dengan ekskavator yang besar, tajam, dan steril
dilakukan pada jaringan pulpa yang lunak. Untuk gigi anterior dengan morfologi
kamar pulpa yang kecil dan saluran akar yang tidak jelas, diperlukan suatu bur untuk
mengangkat jaringan pulpa bagian mahkota. Dan sepertiga dari servikal harus
diambil, usahakan sebanyak mungkin jaringan yang tertinggal dalam saluran akar
dengan air steril untuk membersihkan sisa dentin yang tertinggal, pendarahan yang
19
terjadi dapat dikendalikan dengan meletakan kapas basah steril diatas potongan pulpa.
Sediakan kalsium hidroksida dalam bentuk pasta yang dibuat dengan air atau
pasta komersial yang terdiri dari kalsium hidroksida dan methyl cellulose (pulpdent)
kemudian aplikasikan pada pulpa yang telah di amputasi. Padatkan dan tekan pada
pulpa dengan menggunakan gulungan kapas steril. Dapat juga menggunakan kalsium
Pengisian dengan kalsium hidroksida pada pulpa paling tidak 1 sampai 2 mm,
lalu aplikasikan suatu bahan dasar semen (seng-oksida-eugenol atau seng fosfat), lalu
tutup dengan restorasi sementara atau restorasi akhir bisa dengan bahan resin
Evaluasi dari hasil perawatan apeksogenesis dapat dilakukan melalui dua cara.
Pertama, setelah dilakukan perawatan dan akar tertutup sempurna, pulpa vital tetap
dapat terjaga dan pulpotomi dengan bahan Ca(OH)2 masih dapat dipertahankan
dengan syarat pasien rajin melakukan kontrol secara berkala setiap 3 atau 6 bulan
sekali. Kedua, jika setelah perawatan dan akar telah tertutup sempurna, maka
pulpotomi dengan bahan Ca(OH)2 dapat dibongkar dan digantikan dengan teknik
dam, lalu seluruh permukaan gigi dibersihkan, dan meminimalkan ukuran gigi pada
20
(Gambar 10).
Gambar 9 Sebelum perawatan pada gigi anterior mandibula dengan mobilitas derajat 2; A
tampakan fasial, B tampakan lingual (Sumber: Strassler HE, Serio CL. Esthetic
considerations when splinting with fiber-reinforced composites. Dent Clin North Am 2007;
51: 507–24)
Gambar 10 Area fasial interproximal dipreparasi dengan intrumen bur diamond (Sumber:
Strassler, HE, Serio CL. Esthetic considerations when splinting with fiber-reinforced composites)
Gambar 11 Penutupan embrasur gingiva dengan bahan cetak polysiloxane tipe medium; A
tampakan fasial, B tampakan lingual (Sumber: Strassler HE, Serio CL. Esthetic considerations
when splinting with fiber-reinforced composites. Dent Clin North Am 2007; 51: 507–24)
21
floss di permukaan fasial gigi insisivus dari distal gigi insisivus lateral kiri ke distal
gigi insisivus lateral kanan. Kemudian dental floss dipotong. dan digunakan sebagai
acuan ukuran dari splint Ribbond THM dengan lebar 3 mm, yang kemudian dibasahi
dengan resin bonding. Tahapan selanjutnya gigi dietsa dengan asam fosfat pada
bagian lingual selama 30 detik, kemudian dibilas dengan air lalu dikeringkan. Pada
mengeringkan gigi-gigi untuk menghindari kelembaban yang dapat terjadi jika teknik
ini dilakukan sebelumnya (Gambar 11). Bahan cetak yang digunakan untuk menutupi
enamel yang telah dietsa, termasuk permukaan daerah interproksimal dan daerah
fasial interproksimal dan di-light cure selama 10 menit.1,8 Aplikasi selapis resin
22
komposit hibrida viskositas medium diletakkan pada permukaan fasial dari semua
bagian interproksimal gigi yang di-splint. Fiber ribbon yang telah terpotong dibasahi
dengan bonding lalu diletakkan di atas resin komposit, ditekan-tekan dengan plastic
filling sehingga tertanam di dalam komposit dan disesuaikan dengan gigi. Penyinaran
dilakukan bertahap masing-masing gigi dengan cara membatasi sinar dengan cement
spatel ditekan ke interdental gigi, lalu flowable composite diaplikasikan di atas fiber
dan dibentuk dengan plastic filling. Kelebihan resin dapat dibuang dan di-light cure
masing-masing 20 detik pada permukaan lingual. Jika splint telah selesai berfungsi
untuk menstabilkan gigi, meningkatkan fungsi, dan memenuhi estetik dari kebutuhan
kuat, estetik, mudah dimanipulasi dan menunjukkan ikatan yang sangat baik dengan
resin komposit. Fiber ini telah berhasil digunakan di berbagai kasus dalam kedokteran
gigi dalam. Fiber ini dapat digunakan pada gigi tiruan, memperkuat restorasi
komposit yang relatif besar, splinting gigi trauma, sebagai retainer lingual dan
pascaperawatan endodontik.
23
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
kan apek gigi yang belu tertutup sempurna pada gigi vital.
supaya tidak dicabut, dikarenakan usia anak – anak cepat masa pertumbuhan
tulangnya.
4.2. SARAN
tetapi masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan
masih minimnya pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu kritik dan saran
DAFTAR PUSTAKA
Mc Donald RE. Avery DR. Dentisby lu the Child and Adoleveht.St. Louis: Mosby,
1994: 485-503
Livingstonel. 1992.
Welbury RR Pediatrics Dentistry, 2nd ed. New York: Oxford University Press,
2001:241-69
Maden E, Altun C. Use of polyethylene fiber ribbond in pediatric dentistry. Arch Clin
vertical coronal fracture in molar: case report. Case Rep Dent 2012: 1–4
Strassler HE, Serio CL. Esthetic considerations when splinting with fiberreinforced