2.1.1 Definisi
Gigi yang paling sering terkena fraktur adalah insisivus sentral rahang atas,
kemudian insisivus lateral rahang atas dan insisivus rahang bawah. Selain
kemungkinan pulpa dapat sembuh (reversibel) atau hidup terus tetapi dalam kondisi
Trauma rongga mulut merupakan suatu kondisi dengan adanya cedera pada
jaringan keras gigi, pulpa, tulang alveolar, jaringan periodontal, gingiva, dan mukosa
oral. Sebuah studi di Swedia menunjukkan sebanyak 30% anak mengalami trauma
pada gigi sulung dan 22 % anak mengalami trauma pada gigi tetap. Selain itu,
Andreasen melaporkan prevalensi trauma gigi yang paling banyak terjadi di Denmark
adalah yang mengalami cedera luksasi yaitu sebanyak 30%-77% dan fraktur mahkota
pada gigi anterior yaitu sebanyak Insiden tertinggi anak yang mengalami trauma gigi
tetap yaitu terjadi pada usia delapan hingga sebelas tahun dengan proporsi anak laki-
laki dua kali lebih banyak dari anak perempuan dan mengenai gigi anterior rahang
atas. Etiologi trauma gigi tetap yaitu terjatuh, kecelakaan saat bermain, kecelakaan
lalu lintas, kecelakaan saat olahraga, dan tindakan kekerasan. (Haryuni, Fauziah 2018)
2.2.1 Etiologi
Fraktur mahkota pada gigi permanen muda dan trauma luksasi dapat
terputusnya aliran neurovascular dari apikal. Regenerasi jaringan yang tidak terjadi
dapat menyebabkan sel-sel pulpa mengalami iskemia dan proses pembentukan akar
berhenti. Oleh sebab itu, diperlukan penanganan trauma gigi tetap muda yang tepat
agar proses fisiologis pembentukan akar gigi tetap terjadi dan tidak terjadi inflamasi
pulpa dan kelainan pada jaringan periodontal. Penatalaksanaan trauma rongga mulut
perawatan. Hal ini dimulai dari mendiagnosis trauma yang terjadi, penatalaksanaan
trauma, hingga pemilihan material yang digunakan dengan tepat. (Haryuni, Fauziah
2018)
2.3.1 Klasifikasi
sedikit atau tidak ada dentin. Fraktur ini akan terlihat berwarna putih dengan tekstur
kapur. Fraktur pada email dapat menyebabkan laserasi pada jaringan lunak karena
banyak dentin, tanpa melibatkan pulpa. Sering terjadi pada anakanak dari pada orang
dewasa. Hal ini disebabkan karena gigi anak-anak mempunyai pulpa lebih besar dari
kontak langsung.
banyak dentin dan melibatkan pulpa. Fraktur yang terpapar pada pulpa gigi dianggap
fraktur gigi yang paling serius. Dalam kasus ini dapat menyebabkan hilangnya gigi
permanen. Fraktur pada pulpa akan terlihat berwarna warna merah muda pada
bagian tengah retakan, biasanya disertai rasa sakit kecuali suplai neurovaskular gigi
Kelas 4 merupakan gigi yang mengalami trauma menjadi non vital dengan
Kelas 5 merupakan kehilangan gigi. Avulsi gigi yaitu trauma yang mengenai
Kelas 6 merupakan fraktur akar gigi dengan atau tidak melibatkan struktur
mahkota.
periodontal, tulang pendukung, dan gingiva atau oral mukosa (Andreasen, et al.,
2007). Berikut kode klasifikasi cedera jaringan keras gigi dan pulpa :
1) Fraktur mahkota
N 502.50 : Infraksi email merupakan fraktur email tanpa kehilangan bagian
dan complicated.
Terjadinya fraktur akar meliputi daerah dentin, cementum, dan pulpa, biasanya
DAFTAR PUSTAKA
- Haryuni, R. F., & Fauziah, E. (2019). Penatalaksanaan fraktur Ellis kelas II pada gigi tetap
muda. Indonesian Journal of Paediatric Dentistry, 1(2), 166-172.
- Kristanti, Y., Hadriyanto, W., & Untara, T. E. (2011). PERAWATAN SALURAN AKAR SATU
KUNJUNGAN DISERTAI EKSTRUSI DAN MAHKOTAJAKET PORSELIN FUSI METAL
DENGAN FRAKTUR ELLIS KELAS IIISUBGINGIVA (Pada Gigi Insisivus Sentralis Kanan
Maksila). Majalah Kedokteran Gigi, 18(2011).