• Traumatic injury : luka oleh karena trauma bisa mengenai
jaringan keras (gigi) dan jaringan lunak.
• Fraktur gigi adalah patahnya fragmen suatu gigi atau
lepasnya gigi yang disebabkan oleh trauma / benturan.
• Gigi yang sering fraktur oleh karena trauma
Insisivus pertama pada rahang atas (RA) - Ratio anak perempuan : laki-laki = 1 : 2 - Anak dengan klasifikasi oklusi klas I type 2 atau klas II divisi 1 - Anak usia 1,5 – 2 Th anak baru pandai berjalan Overjet besar fraktur Insisivus RA meningkat Klasifikasi Fraktur Menurut Ellis dan Davey • Klas I : Fraktur pada mahkota gigi yang mengenai email. • Klas II : Fraktur pada mahkota gigi yang melibatkan email dan dentin. • Klas III : Fraktur pada mahkota gigi yang melibatkan email,dentin & pulpa. • Klas IV : Fraktur mengakibatkan gigi non vital dg atau tanpa kehilangan mahkota gigi • Klas V : Fraktur menyebabkan gigi avulsi. • Klas VI : Fraktur akar gigi. • KlasVII : Fraktur mengakibatkan gigi berubah letak. • KlasVIII: Fraktur yang mengakibatkan kehilangan seluruh mahkota gigi. • Klas IX :Fraktur pada gigi sulung. Modifikasi Klasifikasi menurut Mc. Donald • Klas I : Fraktur mahkota sederhana yang melibatkan sedikit atau tanpa dentin. • Klas II : Fraktur mahkota luas yang melibatkan dentin tetapi pulpa belum terbuka. • Klas III : Fraktur mahkota luas dengan pulpa terbuka. • Klas IV : Hilangnya seluruh mahkota gigi Penanganan Fraktur Kewajiban Dokter gigi • Mempertahankan vitalitas gigi. • Mengembalikan bentuk anatomi gigi. • Membuat rencana perawatan. Pemeriksaan yang dilakukan Ekstra oral. adanya pembengkaan,memar,laserasi, keterbatasan pergerakan dan keadaan tulang. Intra oral. Gigi fraktur - Druk (jaringan periapikal) - Perkusi (jaringan periodontal) - Palpasi (mukosa gingiva sp jaringan periosteum) - Oklusi gigi • Tes Vitalitas Dilakukan pemeriksaan jangka panjang, 1 bulan setelah trauma dan setiap 3-6 bulan selama 2 th.
• Radiografi, dapat dilihat ada tidaknya
- fraktur gigi - fraktur akar. - fraktur tulang alveolar - fragmen dari fraktur Perawatan Segera. - Menenangkan pasien dan orang tua. - Meredakan rasa nyeri. - Perlindungan pulpa. - Penjahitan jaringan lunak. - Splinting. Tindakan emergensi pada trauma jaringan lunak perlu imunisasi tetanus (lihat status imunisasi) debridement yang cukup bila indikasi suturing rujuk ke dokter keluarga. Kontrol pendarahan luka jaringan lunak yang terbuka dilakukan setelah indikasi. perlu kerja sama dengan Sp. BM / Sp. Bedah Plastik Tindakan Emergensi Dan Restorasi Temporer Fraktur Gigi Tanpa Pulpa Terbuka Reattachment : melekatkan kembali fragmen gigi yang fraktur. - menggunakan teknik resin & bonding (semen resin) - 2 hari setelah fraktur (maksimal) Restorasi sementara resin dan bonding (komposit resin) Ortodontic band bila jaringan gigi yang hilang karena fraktur banyak. SSC (stainless steel crown) pada fraktur klas IV (ssc masuk 0.5 mm di bawah gingiva margin) Perawatan Pada Fraktur Dengan Pulpa Terbuka Untuk mempertahankan vitalitas pulpa (1 & 2), perawatan : 1. direct pulp capping 2. pulpotomi bila restorasi 3. perawatan endodontik akhir membutuhkan ruang pulpa / saluran akar untuk retensi. 1. Direct pulp capping - 1-2 jam setelah fraktur - pulpa terbuka kecil, pulpa dalam keadaan moist / lembab. - ditunggu sp 2 bulan tidak ada keluhan, direstorasi. 2. Pulpotomi - pulpa terbuka karena mengalami trauma, apeks belum menutup sempurna. - pulpa terbuka walau kecil beberapa jam/hari setelah injuri. - tidak ada untuk tumpatan sementara. - inflamasi pulpa bagian korona belum menyebar lebih dalam. - gigi permanen muda dengan jar pulpa nekrose pd daerah yang terbuka & inflamasi di bawahnya. - trauma pada gigi permanen dg apeks sudah menutup yg menyebabkan pulpa terbuka & frakur akar. Obat : Ca (OH)2 / kalsium hidroksida Pulpotomi dg Ca (OH)2 pd gigi permanen muda setelah apeks menutup dilakukan pulpektomi untuk mencegah respon kalsifikasi yang berlebihan mencegah penyumbatan saluran akar (metamorfosis kalsifikasi / degenerasi kalsifikasi ). Pulpa sehat pd saluran akar dg pulpa di korona bersih tanpa laserasi jaringan & laserasi aplikasi Ca (OH)2 tanpa tekanan ditutup dg baik berhasil 3. Perawatan endodontik - pada fraktur klas III dan IV gigi permanen muda (apeks terbuka) pulpotomi apeksogenesis (pertumbuhan akar shg menutup pada keadaan gigi yang masih vital). - apeksifikasi terapi untuk merangsang pertumbuhan akar dan apek pada pulpa nekrosis gigi anterior. • Perawatan Intermediate. - Perawatan pulpa. - Restorasi semantara.
• Perawatan Jangka Panjang.
- Restorasi tetap/mahkota. - Prostodontia. - Orthodontia. Reaksi gigi terhadap trauma • Hiperemia pulpa • Perdarahan internal • Metamorfosis kalsifikasi pulpa / kalsifikasi saluran akar yang cepat / kalsifikasi distropik. • Resorpsi akar internal • Resorpsi akar peripheral / Eksternal • Nekrosis pulpa • Ankilosis / penulangan benturan pd ligamentum periodontal tjd inflamasi, diikuti invasi sel osteoklas resorpsi area saluran akar fusi/penyatuan antara tl alveolar dg permukaan akar. • Periodontitis, grinding gigi antagonis, splinting dan jangan digunakan untuk gigit. • Pulpitis, hindari perubahan temp / suhu & trauma gigit, pemberian analgetik. • Periapikal abses, drainage & pemberian antibiotik. Reaksi benih gigi permanen terhadap fraktur gigi sulung - hipokalsifikasi dan hipoplasi - produksi reparatif dentin - dilaserasi (tjd pd gigi sulung yang intrusi / pindah tempat). Perpindahan gigi anterior sulung & permannen pada trauma ; - intrusi - ekstrusi - avulsi replantasi (dimasukkan ke dalam socket gigi kembali) • Penatalaksanaan fraktur akar - fraktur akar gigi sulung jarang terjadi, krn tl. alv lbh lunak, perpindahan temp (displacement). - bila terjadi, dilakukan sesuai cara yang ada gigi distabilisasi dg splinting - fraktur 1/2 dapat tjd perbaikan - fraktur 1/3 apeks tjd perbaikan tanpa perawatan • Alat-alat stabilisasi fraktur akar : - Wiring - Wiring dan surgical arch bar - Band dan wire splint - Acrylic Splint Referensi • Mc Donald, 2009. Dentistry for the Child and Adolescent,8 thedition, Mosby, Inc., St Louis, Missouri.