Anda di halaman 1dari 67

KONSEP

KESEHATAN
LINGKUNGAN

#kesling MT16 @yudharahina


LATAR BELAKANG

Ada hubungan antara kualitas kesehatan dg kejadian penyakit menular


dan penurunan produktivitas kerja
Data
(ISSDP 2006)
47% masyarakat BAB di sungai, sawah, kolam, kebun
dan tempat terbuka
12% mencuci tangan stlh BAB,

ISSDP : Indonesia Sanitation Sector Development Program


Data

(BHS 2006)
Tidak mencuci tangan :
9% setelah membersihkan tinja bayi/balita,
14% sebelum makan, 7% sebelum memberi makan bayi,
6% sebelum menyiapkan makanan
99,2% air minum RTdi rebus, namun 47,5 % mengandung E Coli

BHS : Basic Human Services


HL. Bloom
Kontribusi terbesar u menciptakan derajat kes adalah kualitas kesehatan lingkungan
dibandingkan dg faktor lain
PENGERTIAN KESEHATAN

Keadaan yg meliputi kesehatan fisik, mental, dan sosial yg


tidak hanya berarti suatu keadaan yg bebas dari penyakit
dan kecacatan
Keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan
UU NO 23 TH. 1992 sosial yang memungkinkan setiap orang
TENTANG KESEHATAN hidup produktif secara sosial dan ekonomis
PENGERTIAN LINGKUNGAN

Encyclopaedia of science Sejumlah kondisi di luar dan mempengaruhi


& technology (1960) kehidupan dan perkembangan organisme
Encyclopaedia Pengaruh yang ada di atas atau sekeliling organisme
Americana (1974)
A.L. Slamet Riyadi Tempat pemukiman dg sesuatunya dimana
(1976) organismenya hidup beserta keadaan dan kondisi
yang secara langsung / tidak bisa mempengaruhi
tingkat kehidupan maupun kesehatan organisme itu
PENGERTIAN KESEHATAN LINGKUNGAN

Suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang


HAKLI keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan
lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas
hidup manusia yang sehat dan bahagia

HAKLI : Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia


WHO

Suatu keseimbangan ekologi yg harus ada antara manusia


dg lingkungan agar dpt dijamin keadaan sehat dari manusia
TIGA FAKTOR YANG BERPERAN DALAM
MENIMBULKAN PENYAKIT MODEL ECOLOGY
(JHON GORDON)

LINGKUNGAN
AGENT (PENYEBAB) HOST (PEJAMU) ENVIRONMENTAL

Penyebab penyakit pada Manusia yang Segala sesuatu yang


manusia ditumpangi penyakit berada di luar
kehidupan organisme :
lingkungan fisik, kimia,
biologi.
WHAT?

Upaya perlindungan, pengelolaan dan modifikasi lingkungan


yg diarahkan menuju keseimbangan ekologi pd tingkat kesejahteraqan
manusia yg semakin meningkat
Ruang lingkup
9) Kesehatan Kerja
10) Pengendalian kebisingan
1) Penyediaan Air Minum
11) Perumahan dan pemukiman
2) Pengelolaan air Buangan dan
12) Aspek kesling dan transportasi udara
pengendalian pencemaran
13) Perencanaan daerah dan perkotaan
3) Pembuangan Sampah Padat
14) Pencegahan kecelakaan
4) Pengendalian Vektor
15) Rekreasi umum dan pariwisata
5) Pencegahan/pengendalian pencemaran
16) Tindakan sanitasi yg berhubungan dg epidemi
tanah oleh ekskreta manusia
/wabah, bencana alam dan migrasi penduduk.
6) Higiene makanan, termasuk hygiene susu
17) Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk
7) Pengendalian pencemaran udara
menjamin lingkungan
8) Pengendalian radiasi
Ruang lingkup 1) Penyehatan air dan udara
2) Pengamanan limbah padat/sampah
UU NO.23 TH. 1992 3) Pengamanan limbah cair
PS 22 AY. 3
4) Pengamanan limbah gas
TENTANG 5) Pengamanan radiasi
KESEHATAN 6) Pengamanan kebisingan
7) Pengamanan vektor penyakit
8) Penyehatan dan pengamanan lainnya : misal
pasca bencana
Sasaran kesehatan lingkungan
(Pasal 22 ayat (2) UU 23/1992

1) Tempat umum : Hotel, terminal, pasar, pertokoan, dll


2) Lingkungan pemukiman : Rumah tinggal, asrama, perumahan
3) Lingkungan kerja : Perkantoran, kawasan industri
4) Angkutan umum : Angkutan darat, laut dan udara untuk umum.
5) Lingkungan lainnya : Bersifat khusus seperti lingkungan dlm keadaan
darurat, bencana perpindahan penduduk besar2an,
tempat yang bersifat khusus
PENYEHATAN AIR DAN UDARA
PENYEHATAN AIR
PERSYARATAN

• FISIK
• KIMIA
• MIROBIOLOGI
• RADIOAKTIF
PEMENUHAN PERSYARATAN FISIK

1. Tidak keruh (jernih) : koagulasi- flokulasi, pengendapan (sedimantasi),


penyaringan (filtrasi). Koagulan yang lazim dipakai diantaranya tawas,
ferosulfat, ferichlorida, poly aluminium chlorida (PAC), biji kelor.

2. Tidak berwarna : koagulasi-flokulasi berbasis silikon, aerasi.

3. Tidak berbau / tidak berasa : distilasi, ion exchange, filter karbon aktif /
antrasit, aerasi, air stripping, deklorinasi dengan na-thiosulfat
PEMENUHAN PERSYARATAN KIMIA
1. pH tidak ekstrim: penambahan larutan kapur u menaikan atau HCl
u penurunan pH
2. Tidak mengandung Fe & Mn berlebihan. Aerasi, filter pasir aktif
media KMnO4 , filtrasi media MnO2, koagulasi-flokulasi (untuk Fe&Mn
dalam bentuk senyawa organik), ion exchange.

3. Tidak mengandung zat organik berlebihan : koagulasi kimia, aerasi,


filtrasi.
4. Tidak sadah : merebus air, ion exchange zeolit atau resin.
5. Tidak mengandung CO2 agresif : kontak / filtrasi media marmer. AERASI
PEMENUHAN PERSYARATAN KIMIA
6. Tidak salin : distilasi, freezing, demineralisasi, ion exchange, membran
RO.

7. Tidak mengandung logam berat : elektro coagulating, metal removal,


distilasi, membran RO. Teknik ini dapat menghilangkan semua partikel
terlarut, tersuspensi bahkan semua mineral juga dapat dihilangkan,
sehingga air yang diolah menjadi setara air murni.

8. Tidak mengandung racun : netralisasi racun, filter karbon aktif.

9. Tidak kekurangan mineral : penambahan mineral tertentu (mineral


enrichment).
PEMENUHAN PERSYARATAN MIKROBIOLOGI
1. Tidak terdapat nematoda : filtrasi polister.

2. Tidak mengandung patogen : disinfeksi menggunakan kaporit (Chlor),


Na-hypoklorit, KMnO4, Ozon, radiasi UV-C, perebusan / pemanasan,
sodis.

Sodis: solar water disinfection


PEMENUHAN PERSYARATAN RADIOAKTIF
Hindarkan dari sumber radiasi pengion
PENYEHATAN UDARA
KARAKTERISTIK UDARA BERSIH

1. ALAMIAH 2. OPERASIONAL
* Oksigen (O2) = 20,9% • Keputusan Menteri Negara
Kependudukan Dan Lingkungan Hidup
• Nitrogen (N2) = 78,09 %
RI No. 48/MENLH/11/1996 Tentang Baku
• Argon ( Ar) = 0,93% Mutu Tingkat Kebisingan.
• Karbondioksida (CO2) = 0,033% • Baku Mutu Udara Ambien Pp No. 41
• Neon (Ne) = 0,0008% Th.1999

• Helium (He) = 0,0005% • Sk Dirjen Ppm & Plp No.Hk.06.6.44


Tahun 1993, Baku Mutu Udara Ambien
• Methan (CH4) = 0,00015%
SK. Gub. KDH Tk. I Jatim No. 129 Th.
• Lain-lain = 0,00001% 1996
PENCEMARAN Adanya bahan atau zat asing dlm udara yg sebabkan perubahan
komposisi udara dari keadaan normal. Dalam jumlah tertentu
UDARA serta waktu yg cukup lama, dapat mengganggu kehidupan
DEBU
Partikel padat yg melayang di
udara , dihasilkan oleh
manusia atau alam dari proses
pemecahan suatu bahan.
ukuran 1 mikron- 500 mikron.
1. Debu organik : berasal dari makhluk
hidup (debu daun- daunan )
2. Debu biologis : (virus,bakteri)
3. Debu mineral : berasal dari senyawa
komplek ( arang batu, SiO2, SiO3)
4. Debu metal : debu yang di dalamnya
terkandung unsur - unsur logam (Pb, Hg,
MACAM DEBU Cd, dan Arsen)
DEBU BERDASARKAN UKURAN
1. 5-10 mikron : akan tertahan oleh saluran pernafasan bagian
atas
2. 3-5 mikron : akan tertahan oleh saluran pernafasan bagian
tengah
3. 1-3 micron : sampai dipermukaan alveoli
4. 0,5-0,1 micron : hinggap dipermukaan alveoli/selaput lendir
sehingga menyebabkan vibrosis paru
5. 0,1-0,5 mikron : melayang dipermukaan alveoli
PP NO. 41 TH. 1999 disesuaikan dg KEP. MENKES
NO. 1405/MENKES/SK/XV/2002 19 NOV. 2002
LAMP. 1

TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENYELENGGARAAN


KESEHATAN LINGKUNGAN KERJA PERKANTORAN

• Kandungan debu maksimal di dalam udara ruangan dalam


pengukuran debu rata-rata 8 jam adalah 0,15 mg/m³.
SURAT EDARAN MENTERI KETENAGAKERJAAN
NO.01/MEN/1997

Nilai ambang batas (NAB) kadar debu di udara


tidak boleh > 3 mg/m3
PENYEHATAN UDARA Upaya agar suhu, kelembaban, pertukaran
DALAM RUANGAN udara, bahan cemar dan mikroba diruang
memenuhi syarat
PERSYARATAN DI RUANGAN
1. Suhu : 18 - 30 C
2. Kelembaban : 65 % - 95 %
3. Debu : 0,15mg/m3, asbes bebas: 5 serat/ml udara, silicat total: 50 mg/m3
4. Pertukaran udara : 0.283 M3/mnt/org dengan laju ventilasi : 0,15 - 0,25 m/detik
5. Gas pencemar sesuai undang-undang yang berlaku
PENGENDALIAN DEBU
1. Simpul I : Pencegahan thd sumbernya - isolasi sumber : local
exhauster, water sprayer pada cerobong asap
2. Simpul II : Pencegahan thd media Transmisi dan udara ambient :
Memakai metode basah : penyiraman lantai dan pengeboran basah
(Wet Drilling).
Dengan alat Scrubber, Elektropresipitator, dan Ventilasi Umum.
Penanaman pohon atau reboisasi
PENGENDALIAN DEBU

3. Simpul III : Pencegahan thd tenaga kerja yang terpapar dengan


menggunakan alat pelindung diri (APD) berupa masker

4. Simpul IV : Pencegahan thd penderita atau orang sakit akibat


terpapar partikel debu melalui pemeriksaan dan pengobatan serta
rehabilitasi terhadap korban
NITROGEN OKSIDA (NOx)
Bahan pencemar udara berupa gas nitrogen yang terdapat di atmosfir
yang terdiri dari nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2).

NO merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau sebaliknya


NO2 berwarna coklat kemerahan dan berbau tajam

Sumber : terbanyak adalah dalam bentuk NO yang diproduksi oleh


aktivitas bakteri.
PENGENDALIAN NOx

1. Pencegahan a. Sumber Bergerak b. Sumber


Tidak Bergerak c. Manusia
2. Penanggulangan
a) Mengatur pertukaran udara dalam ruang
b) Bila terjadi korban keracunan : Berikan
pengobatan atau pernafasaan buatan–Kirim
segera ke RS/ Puskesmas terdekat.
KARBON MONOKSIDA (CO)

Senyawa yang tidak berbau, tidak berasa dan pada suhu udara
normal berbentuk gas yang tidak berwarna

Bersifat racun yang berbahaya karena mampu membentuk


ikatan yang kuat dengan pigmen darah (hemoglobin)

Sumber : terbentuk secara alamiah dan dari kegiatan manusia


- Alam (lautan, oksidasi metal di atmosfir, pegunungan,
kebakaran hutan dan badai listrik alam.
- Buatan (kendaraan bermotor)
PP RI NO. 41 TH 1999
Nilai ambang batas baku mutu
TENTANG PENGENDALIAN udara ambien untuk gas CO
PENCEMARAN UDARA BAKU MUTU adalah 30000 μg/Nm3
UDARA AMBIEN
PENGENDALIAN CO

1. Generator tidak digunakan dalam ruangan


atau tertutup sebagian
2. Tidak menggunakan generator di dekat
pintu, jendela atau ventilasi shg CO masuk
dan berakumulasi di ruangan
3. Jika menggunakan pemanas ruangan dan
tungku, pastikan dalam kondisi baik dan
tidak di dalam ruangan
RADIASI

Adalah pancaran energi melalui materi atau ruang dalam bentuk panas,
partikel atau gelombang elektromagnetik atau cahaya (foton) dari sumber
radiasi.

sumber :
- Alam : sinar kosmos, sinar gamma dari kulit bumi, hasil peluruhan radon
dan thorium di udara, serta radionuklida dalam bahan makanan
- Buatan : Ronsen, radiasi di fasilitas nuklir dan bidang industry, TV,
lampu, oven, computer dll.
RADIASI

Radiasi Pengion Radiasi Non-pengion


• Jenis radiasi yang sebabkan • Jenis radiasi yang tidak sebabkan
proses ionisasi (terbentuknya ion efek ionisasi bila bereaksi dg
positif dan ion negative) bila materi.
berinteraksi dg sebuah materi. • Contoh : gelombang radio,
• Contoh : partikel alpha, partikel gelombang mikro, sinar
beta, sinar gamma, sinar –x dan inframerah, cahaya tampak, dan
neutron. sinar ultra violet
DAMPAK RADIASI

GENETIK SOMATIK STOKASTIK NON STOKASTIK


Kerusakan molekul Kerusakan biologi Efek radiasi yang Kualitas
DNA pd sperma sebagai akibat timbulya keparahannya
bervariasi menurut
atau ovarium penyinaran diperkirakan tidak dosis dan hanya
akibat radiasi mengenal dosis timbul bila dosis
ambang ambang dilampaui.
UPAYA PENGENDALIAN RADIASI

1. JARAK 2. WAKTU 3. PERISAI


Intensitas radiasi a) Pembatasan waktu Bila jarak dan waktu
dipengaruhi oleh hukum generator hidup tidak mencukupi, dibuat
kuadrat terbalik b) Batasan waktu berkas dari timbal atau beton
diarahkan ke ruang ttt
c) pembatasan waktu
ruang yang dipakai
PENYEHATAN PASCA BENCANA
REHABILITASI
PASCA BENCANA
Perbaikan dan pemulihan semua aspek
pelayanan publik atau masyarakat
sampai tingkat yang memadai pada
wilayah pasca bencana untuk
normalisasi semua aspek pemerintahan
dan kehidupan masyarakat
LINGKUP PELAKSANAAN

1. Perbaikan Lingkungan Daerah Bencana


Perbaikan lingkungan fisik : kawasan pemukiman, industri, usaha dan gedung
memenuhi persyaratan teknis, sosial, ekonomi, dan budaya serta ekosistem

2. Perbaikan Prasarana dan Sarana Umum


Perbaikan jaringan infrastruktur dan fasilitas fisik yang menunjang kegiatan
kehidupan sosial dan perekonomian masyarakat
Prasarana umum: jaringan jalan, air bersih, listrik, komunikasi, sanitasi dan
limbah, dan irigasi
Sarana umum : fasilitas kesehatan, perekonomian, pendidikan, pribadatan,
dan perkantoran pemerintah
3. Pemberian Bantuan Perbaikan Rumah Masyarakat
Target pemberian bantuan adalah masyarakat korban bencana yang
rumahnya mengalami kerusakan struktural hingga tingkat sedang akibat
bencana, dan tetap tinggal di tempat semula

Tidak termasuk dalam kategori:


· Pembangunan kembali (masuk dalam rekonstruksi)
· Pemukiman kembali (resettlement dan relokasi)
· Transmigrasi ke luar daerah bencana
4. Pemulihan Sosial Psikologis

Bertujuan agar masyarakat mampu


melakukan tugas sosial scr normal spt
sebelum ada bencana, serta
mencegah dampak psikologis lebih
lanjut yang mengarah pada gangguan
kesehatan mental
5. Pelayanan Kesehatan

Memulihkan kembali segala


bentuk pelayanan kesehatan
sehingga minimal tercapai
kondisi seperti sebelum
terjadi bencana.

Meliputi : SDM Kesehatan,


sarana/prasarana kesehatan,
kepercayaan masyarakat.
6. Rekonsiliasi dan Resolusi Konflik
Rekonsiliasi : mendamaikan pihak yg
terlibat dalam konflik.
Resolusi : memposisikan perbedaan
pendapat atau konflik dan menyelesaikan
masalah atas perselisihan atau konflik tsb
Tujuan : menurunkan eskalasi konflik
sosial dan ketegangan serta memulihkan
kondisi sosial kehidupan masyarakat
7. Pemulihan Sosial Ekonomi Budaya
memfungsikan kembali kegiatan dan/ atau lembaga sosial, ekonomi dan
budaya masyarakat di daerah bencana.

8. Pemulihan Keamanan dan Ketertiban

mengembalikan kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat sebagaimana


sebelum terjadi bencana dan menghilangkan gangguan keamanan dan
ketertiban di daerah bencana
9. Pemulihan Fungsi Pemerintahan
Keaktifan kembali petugas pemerintahan

10. Pemulihan Fungsi Pelayanan Publik


Berlangsungnya kembali pelayanan publik yang mendukung
kehidupan sosial dan perekonomian wilayah yang terkena bencana.
Meliputi : pelayanan kesehatan, pendidikan, perekonomian,
peribadatan, perkantoran umum/pemerintah
PENANGGULANGAN BENCANA
DI BIDANG KESEHATAN
Ruang lingkup pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan

1. Sanitasi darurat : pengawasan air bersih, jamban, kualitas tempat


pengungsian, pengaturan limbah
Kualitas sanitasi rendah akan meningkatkan risiko penularan penyakit

2. Pengendalian vector : tempat pengungsian dlm kategori tidak ramah, mk


kemungkinan ada nyamuk atau vector lain , timbunan sampah, genangan air
yg memungkinkan perindukan vector
Pengendalian : spraying, fogging, larvasiding atau manipulasi lingkungan
3. Pengendalian penyakit:
Bila ada laporan peningkatan penyakit yg berpotensi KLB,
Pengendalian : intensifikasi tatalaksana kasus dan penanggulangan
factor risiko: diare, ISPA

4. Imunisasi terbatas :
Kelompok rentan : ortu, ibu hamil, bayi dan balita (campak, kolera,
TT tetanus toksoid
5. Surveilans epidemiologi :
u memperoleh informasi epidemiologi penyakit potensi KLB dan factor
risiko.

Dari informasi ini dpt dilakukan pengendalian penyakit, vector dan


imunisasi.

Survei meliputi : Reaksi social, penyakit menular, migrasi penduduk,


pengaruh cuaca, makanan dan gizi, persediaan air dan sanitasi,
kesehatan jiwa, kerusakan infrastruktur kesehatan
SANITASI
Cara u mencegah berjangkitnya penyakit menular dg jalan memutus
mata rantai dr sumber
SANITASI LINGKUNGAN
Status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup perumahan,
pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan sebagainya
(Notoadmojo, 2003).
Kegiatan u meningkatkan dan mempertahankan standar kondisi
lingkungan yang mendasar yang mempengaruhi kesejahteraan manusia
SANITASI LINGKUNGAN

Kegiatan u meningkatkan dan mempertahankan standar kondisi


lingkungan yang mendasar yang mempengaruhi kesejahteraan manusia

Kondisi tersebut mencakup :


- pasokan air yang bersih dan aman,
- pembuangan limbah dari hewan,manusia dan industry yang efisien,
- perlindungan makanan dari kontaminasi biologis,
- udara bersih dan aman,
- rumah yang bersih dan aman
Pasokan air bersih yang aman?
Pembuangan limbah dari hewan,manusia dan industry yang efisien ?
DATA

32% Meningkatkan akses terhadap Sanitasi dasar


45% mencuci tangan pakai sabun
39% perilaku pengelolaan air minum yg aman bagi RT

Kejadian diare menurun sebesar 94%

Target MDGs (Millennium Development Goals) 2015


Meningkatkan akses air minum dan sanitasi dasar scr berkesinambungan
pd separuh proporsi penduduk yg belum mendapat akses

Anda mungkin juga menyukai