TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Amalgam
"malagma," yang merujuk pada substansi atau massa.. Amalgam adalah campuran dari
dua atau beberapa logam, salah satunya adalah merkuri. Dental amalgam dihasilkan
adalah logam campuran dari Merkuri, Perak, Timah dan Tembaga serta logam lainnya
1. Lathe-cut
Hingga tahun 1960, komposisi kimia dan mikrostruktur dari amalgam alloy
yang tersedia pada dasarnya sama dengan system yang sangat sukses yang diselidiki
oleh G.V Black (Black, 1895). Alloy konvensional digunakan oleh dokter gigi sebagai
5
pemakaian. Panjang dari partikel alloy lathe-cut berkisar antara 60 sampai 120 µm,
ketebalan 10-70 µm dan ketebalan 10-35 µm. Alloy konvensional mengandung 66%
sampai 73% Perak, 25-29% Timah dan 6% Tembaga. Zink mungkin dapat ditemukan
ke area yang sulit diakses, karena membutuhkan tekanan kondensasi yang baik, laju
polishing.11
2. Spherical
yang sulit untuk di akses karena tidak memerlukan tekanan kondensasi yang besar,
dapat mengeras dengan cepat, dan lebih halus saat di carving, burnishing, dan
( Zink ) 0,8%
6
2. High copper amalgam
( Zink) 0%.
Fungsi unsur-unsur kandungan bahan restorasi tersebut adalah sebagai berikut :4,8,12
1. Perak
a) Meningkatkan strength
2. Timah
b) Mengurangi ekspansi
3. Tembaga
7
4. Zink
5. Palladium
a) Mengurangi korosi
6. Indium
a) Meningkatkan strength
amalgam dengan merkuri. Rasio bubuk alloy amalgam dengan merkuri yang biasa
digunakan adalah 1:1 dengan persentase merkuri bervariasi dari 43% sampai 54%.
Pada alloy spherical, rasio bubuk : cairan biasanya lebih kecil, dengan kandungan
yang dapat dilakukan secara manual menggunakan mortar dan pastel maupun secara
mekanis menggunakan amalgamator dan kapsul. Hasil dari proses triturasi adalah
amalgam carrier dan dilanjutkan dengan kondensasi yaitu memberikan tekanan yang
8
besar menggunakan amalgam stopper agar dapat berkontak rapat dengan dinding
kavitas. Kondensasi yang baik perlu dilakukan untuk membuang kelebihan merkuri,
merkuri Ag2Hg, dan dikenal sebagai fase gamma satu (y1), dan senyawa timah-
raksa adalah Sn7Hg dan dikenal sebagai fase gamma dua (γ2). Prosesnya dapat
Fase Sn7Hg (γ2) adalah hasil reaksi yang tidak dikehendaki karena
9
yaitu sekitar 54% sampai 56%. Persentase Ag3Sn (γ) dan Sn7Hg (γ2) adalah 27%
Perbedaan utama antara low dan high copper amalgam tidak hanya
dalam hal persentase tembaga tetapi efeknya dalam reaksi amalgam. Tembaga
ini disajikan baik sebagai bagian dari alloy Ag-Sn, maupun ditambahkan
(admixed) sebagai partikel terpisah dari Ag-Sn. Pada kedua penyajian ini, jika
alloy bereaksi dengan Hg maka akan terbentuk hasil reaksi Cu-Sn ( fase eta
Ag3Sn+Ag-Cu+HgAg3Sn+AgCu+Ag2Hg3+Cu6Sn5
∂ ∂ ∂1 ŋ
terjadinya fraktur. Jika desain amalgam cukup baik, kegagalan relatif dapat dihindari,
1. Compressive strength
material yang umumnya lemah terhadap regangan seperti amalgam, semen, dan resin
10
menguntungkan karakteristik amalgam. Karena amalgam terkuat di kompresi dan jauh
karena tekanan yang diberikan selama proses pengunyahan lebih banyak berupa
tekanan kompresif. Bila suatu benda ditempatkan di bawah beban yang cenderung
tekanan kompresi. Compressive strength setelah tujuh hari tertinggi untuk amalgam
high copper. Compressive strength amalgam setelah tujuh hari adalah 350MPa.2,4,13
Sumber: Roberson TM, Heymann HO, Swift EJ. Sturdevant’s art & science
of operative dentistry. 4th ed. 2002. Mosby. p.157
2. Tensile strength
Tensile strength terjadi jika, terjadi fraktur pada bahan yang diberi kekuatan
yang saling menjauh satu sama lain. Meskipun tegangan utama yang terjadi selama
pengunyahan adalah tekanan kompresif, namun tekanan lain juga terjadi. Dan ketika
kekuatan tersebut mempengaruhi suatu tegangan tarik (tensile stress) , fraktur akan
mungkin terjadi. Amalgam mempunyai tensile strength yang lebih kecil dari
11
compressive strength-nya. Tensile strength amalgam adalah sekitar 1/8 ( 12,5 %) dari
compressive strength-nya.4,13
Nilai ini sering disamakan dengan modulus of rupture, karena amalgam adalah
bahan yang rapuh. Amalgam dapat menahan perubahan bentuk selama uji transversal
menahan beban transversal yang terjadi selama pengunyahan. Flexural strength pada
low copper amalgam adalah sekitar 120-130 MPa, sedangkan pada high copper adalah
sekitar 90-110MPa.4
Gambar 2.2 : Beberapa macam arah dari beban yang diberikan. A. uniaxial
loading dari silinder. B. uniaxial loading dari restorasi MO amalgam.
Sumber: Roberson TM, Heymann HO, Swift EJ. Sturdevant’s art & science
of operative dentistry. 4th ed. 2002. Mosby. p.141
12
2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas amalgam.
Jumlah merkuri dan alloy yang akan digunakan disebut sebagai rasio merkuri
: alloy, yang menunjukkan berat merkuri dan alloy yang akan digunakan untuk suatu
teknik tertentu. Misalnya, rasio merkuri : alloy 4 :5, kadang-kadang dalam instruksi
pabrik telah dicantumkan persentasi berat air raksa yang harus digunakan di dalam
komposisi alloy, ukuran partikel, bentuk partikel, dan suhu yang digunakan.Terlepas
dari angka perbandingannya adalah hal yang sangat penting pada teknik air raksa
minimal. Jika kandungan merkuri agak rendah, campuran amalgamnya bisa kering dan
kasar serta tidak ada cukup matriks untuk mengikat keseluruhan massa. Penggunaan
merkuri yang terlalu sedikit akan melemahkan kekuatan amalgam dengan kandungan
tembaga yang tinggi, sama seperti penggunaan merkuri yang terlalu banyak, daya
2. Triturasi
Tujuan dari triturasi adalah amalgamasi yang benar dari merkuri dan alloy.
akan mengurangi compressive dan tensile strength karena ada kekosongan dan karena
3. Kondensasi
13
Tujuan kondensasi adalah memadatkan alloy ke dalam kavitas yang sudah
dipreparasi sehingga tercapai kepadatan yang maksimal, dengan cukup merkuri yang
yang diberikan selama kondensasi adalah sekitar 1-50 N dan hal ini tergantung pada
bentuk dan ukuran partikel alloy. Tekanan kondensasi yang lebih besar dianjurkan
amalgam.5
contoh, pada akhir menit ke-20, compressive strength hanya 6% dari kekuatan sesudah
MPa pada 1 jam. compressive strength 1 jam dari amalgam komposisi tunggal yang
kandungan tembaganya tinggi sangat besar. Setelah 8 jam, amalgam umumnya sudah
A. Luting agent
Walaupun sering digunakan untuk fungsi lain. Semen dental melekatkan restorasi pada
14
B. Proteksi pulpa
Semen dental juga digunakan sebagai intermediet base atau liner ketika
ketebalan dentin yang tersisa kurang dari 2mm. Base dan liner diletakkan di atas dentin
di antara pulpa dan bahan restorasi. Karena kelarutan semen dental lebih besar dari
bahan restorasi, base dan liner tidak diaplikasikan pada tepi restorasi.14
1. Liner
Liner digunakan untuk memproteksi pulpa dari iritasi kimia. Liner dapat
fungsinya untuk melindungi pulpa dari iritasi bahan tumpat, sehingga bahan
pelapisnya sendiri jangan sampai merupakan bahan yang iritatif. Fungsi lainnya
adalah sebagai kelengkapan suatu tumpatan dan membantu pengobatan. Liner terlalu
tipis untuk mencegah thermal insulation dan terlalu lemah untuk mendukung bahan
Selapis tipis pelapik diaplikasikan di dasar kavitas, dinding aksial, dan dinding
gingival untuk menutupi dentin yang terbuka. Dinding gingival sangat penting untuk
dilapik karena setiap millimeter perseginya berisikan banyak sekali tubulus tetapi
dentin sklerotiknya sedikit sekali. Akan sangat bermanfaat jika bahan pelapis juga
digunakan adalah basis, bukan pelapis, dan yang disebut pelapis kavitas (cavity liner)
adalah suatu pernis yang mengandung kalsium hidroksida atau Zn.O. Liner sering
15
2. Base
Base lebih kuat dan tebal dibanding liner. Base memberikan thermal
Beberapa base juga dapat mengiritasi pulpa sebelum setting. Restorasi logam adalah
restorasi yang bisa menghantar panas dan telah sejak lama dianggap perlu meletakkan
base di bawahnya agar pulpa terlindung dari renjatan suhu. Akan tetapi Braden pada
tahun 1964 meragukan manfaat prosedur demikian. Braden berpendapat bahwa dentin
sendiri merupakan isolator yang lebih baik daripada bahan pelapik yang dapat
diperoleh saat itu yang hanya efektif jika diberikan dalam ketebalan tertentu,
tipis saja. Brannstrom (1982) menyokong pendapat ini yakni bahwa pelapikan diatas
kavitas yang dalam agar pulpa terlindung dari renjatan suhu, yang berbeda dengan
pendapat konvensional.7,14
Fosfat).8
16
struktur gigi. Semen polikarboksilat tidak bersifat asam seperti semen Zink Fosfat,
biokompatibel. Semen polikarboksilat tidak terlalu kuat dan daya larut moderat.14
air dari asam poliakrilat. Konsentrasi asam dapat bervariasi di antara satu semen
dengan semen lainnya tetapi biasanya sekitar 40%.. Bubuknya mengandung Zink-
A. Sifat mekanis.
70 MPa), relatif lebih rendah daripada semen Zink Fosfat. Namun kekuatan tarik
sedikit lebih tinggi. Semen polikarboksilat tidak sekaku semen zink fosfat. 5,14,15
B. Daya larut.
Daya larut semen di dalam air memang rendah, tetapi jika terpajan asam
organic dengan pH 4,5 atau kurang, daya larutnya meningkat sangat besar. Selain itu
17
Pengadukan cairan semen ini sangat kental. Kekentalan adalah sebuah fungsi
dari berat molekuler dan konsentrasi dari asam poliakrilat, jadi akan bervariasi
tergantung pada merek semennya. Dengan demikian, rasio bubuk : cairan yang
dibutuhkan untuk mendapat semen dengan kekentalan yang memadai akan bervariasi
dari suatu produk dengan produk lainnya.Pada umumnya, rasio ini adalah 1,5 bagian
bubuk dengan 1 bagian cairan menurut beratnya. Semen ini harus dicampur pada
18