Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Amalgam adalah salah satu bahan yang paling sering digunakan untukperawatan
restoratif terutama pada daerah posterior. Biaya yang relatif murah, mudahdigunakan dan
tahan lama adalah alasan mengapa amalgam menjadi bahan tumpatan populer banyak
kontroversiyang terjadi di kalangan tenaga medisterkait keamanan amalgam terutama
kandungan merkuri yang berbahaya bagi tubuhpasien dan berpengaruh dalam jangka waktu
lama. Toksisitas merkuri menjadi salah satu alasan banyak tenaga medis dokter gigi mulai
meninggalkan amalgam.
Merkuri adalah satu-satunya jenis logam yang berbentuk cair. Merkuri bersifat toksis
sehingga berbahaya apabila masuk ke dalam tubuh manusia.Sumber paparan merkuri pada
praktik dokter gigi berasal saat penanganan amalgam.Salah satu risikoutama dari amalgam
adalah pelepasan uap merkuri dari amalgam yang terjadi selama penggunaannya di dalam
mulut .Uap merkuri dapat lepas dari tambalan amalgamselama semua langkah yang terlibat
saat restorasi seperti triturasi, kondensasi, setting, polishing dan pelepasan tambalan amalgam
dari gigi. Mengunyah dan minum-minuman panas juga dapat melepaskan merkuri dari
tambalan amalgam.
Pengecoran logam merupakan suatu prosespembuatan bendayang dilakukan melalui
beberapa tahapan mulai dari pembuatan pola,cetakan, proses peleburan, menuang,
membongkar dan membersihkan coran. Hampir semua benda-benda logam yang berbentuk
rumit baik logam ferro maupun non ferro mulai dariberukuran kecil sampai besar dapat
dibuat melalui prosespengecoran.Perkembangan material berbasis besi (ferro), khususnya
material coran baik kelas besi cor dan baja cor ditanah air telah meningkat sedemikian rupa
mengikuti tuntutan kualitas yang berkaitan dengan fungsi produk cor itu sendiri. Persaingan
ketat diindustri pembuatan komponen otomotif yang menjanjikan kontinuitas pesanan massal,
telah dikuasai oleh industri-industri pengecoran besar yang mengaplikasikan berbagai jenis
mesin produksi yang semakin canggih dan dilengkapi dengan pengendalian mutu yang
cermat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah diagnosa kerusakan gigi menentukan jenis logam tuang yang digunakan?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahuisifat logamtuang dan amalgam yang digunakan di kedokteran gigi


2. Untuk mengetahui jenis-jenis yang digunakan di kedokteran gigi
3. Untuk mengetahui manipulasi dan aplikasi amalgam dan logamtuang dalam
kedokteran gigi

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Amalgam

2.1.1 Definisi Amalgam

Amalgam adalah campuran dari dua atau beberapa logam, salah satunyaadalah
merkuri. Aloi amalgam terdiri atas tiga atau beberapa logam. Amalgam itusendirimerupakan
kombinasi aloi dengan merkuri melalui suatu proses yang disebutamalgamasi atau triturasi.
Campuran merupakan bahan plastis dimasukkan ke dalamkavitasdan bahan tersebut menjadi
keras karena kristalisasi (Baum, 2012)

2.1.2 Syarat Amalgam


1. Tidak membahayakan pulpa dan jaringan lunak.
2. Tidak mengandung bahan toksik yang dapat berdifusi, terlepas dan diabsorbsi
dalam sistem sirkulasi.
3. Bebas dari agent yang dapat menyebabkan reaksi alergi.
4. Tidak berpotensi sebagai bahan karsinogenik (Combe,2002).

2.1.3 Kelebihan dan Kekurangan Amalgam

 Kelebihan Amalgam
1. Dapat dikatakan sejauh ini amalgam adalah bahan tambal yang paling kuat
dibandingkan dengan bahan tambal lain dalam melawan tekanan kunyah,
sehingga amalgam dapat bertahan dalam jangka waktu yang sangat lama di
dalam mulut.
2. Ketahanan terhadap keasuan tinggi, tidak seperti bahan lain yang pada
umumnya lama kelamaan mengalami aus karena faktor-faktor dalam mulut
yang saling berinteraksi seperti gaya kunyah dan cairan mulut.
3. Penambalan dengan amalgam relatif lebih simpel dan mudah dan tidak terlalu
sulit dibandingkan dengan resin komposit.
4. Biaya relatif lebih rendah (Anusavice,2004).
 Kekurangan Amalgam
1. Secara estetik kurang baik karena warnanya yang kontras dengan warna gigi,
sehingga tidak dapat diindikasikan untuk gigi depan atau dimana
pertimbangan estetis sangat diutamakan.
2. Dalam jangka waktu lama ada beberapa kasus dimana tepi-tepi tambalan yang
berbatasan langsung dengan gigi dapat menyebabkan perubahan warna pada
gigi sehingga tampak kehitaman.
3. Pada beberapa kasus ada sejumlah pasien yang ternyata alergi dengan logam
yang terkandung dalam bahan tambal amalgam (Anusavice, 2004).

2
2.1.4 Klasifikasi Amalgam
1. Berdasarkanjumlah metal alloy, amalgam dibedakanmenjaditiga, yaitu:
a. Binary alloy
Terdiridari 2 campuranlogamseperti silver dan tin.
b. Tertinary alloy.
Tertinary alloy terdiridari 3 campuranlogam. Contohnya silver-tin-copper
c. Quartinary alloy
Quartinary alloy terdiridari 4 campuranlogamseperti silver-tin-copper-indium.
2. Berdasarkanukuran alloy:
a. Microcut : alloy berukurankecil
b. Macrocut : alloy yang berukuranbesar
3. Berdasarkanbentukpartikel alloy
a. La the cut : bentuktidakteratur
b. Spherical :bentukteratur
4. Berdasarkan kandungan zink (Zn) amalgam dibedakan menjadi alloy yang
mengandung zink lebih atau sama dengan 0,01% dan alloy bebas zink yang
mengandung kurang dari 0,01% zink.
5. Sedangkan berdasarkan kandungan tembaganya, amalgam dibedakan menjadi
dua, yaitu: low copper alloy yang kadar tembaga kurang dari 6% dan high copper
alloy yang kandungan tembaganya lebih dari 6% (Syafiar L,2011).
2.1.5 Sifat Amalgam
1. Sifatfisik amalgam
a. Creep ( Tekanan )
Creep adalah sifat viskoelastik yang menjelaskan perubahan dimensi
secara bertahap yang terjadi ketika material diberi tekanan ataub eban. Untuk
tumpatan amalgam, tekanan menguyah yang berulang dapat menyebabkan
creep. Tingkat creep terbukti mempunyai hubungan dengan kerusakan tepi
dari amalgam tradisional yang kandungan tembaganya rendah, yaitu makin
tinggi creep, semakin besar derajat kerusakan tepi. Tepi dari amalgam dengan
tingkat creep tinggi tampak tercungkil cukup parah (Anusavice, 2004).
b. Stabilitas Dimensional
Idealnya amalgam harus mengeras tanpa perubahan dimensinya dan
kemudian tetap stabil. Amalgam dapat memuai dan menyusut tergantung pada

3
cara manipulasinya, idealnya perubahan dimensi kecil saja. Perubahan
dimensional dari amalgam bergantung pada seberapa banyak amalgam
tertekan pada saat pengerasan dan kapan pengukuran dimulai. Ada
menyebutkan bahwa amalgam dapat berkontraksi atau berekspansi lebih dari
20μm / cm, diukur pada 30°C, 5 menit dan 24 jam sesudah dimulai
nyatriturasi dengan alatyang keakuratanya tidaks ampai 0,5μm. Ekspansi yang
berlebihan juga dapat menimbulkan tekanan pada pulpa dan kepekaan pasca
operatif (Anusavice,2004).
c. DifusiTermal
Difusitermal amalgam adalah 40 kali lebih besardari dentin sedangkan
koefisien ekspansi termalnya 3 kali lebih besardari dentin yang mengakibatkan
mikroleakage dan sekunderkaries (Anusavice, 2004).
d. Abrasi
Proses abrasi yang terjadi saat mastikasi makanan, berefek pada
hilangnya sebuah substansi / zat, biasa disebut wear. Mastikasi melibatkan
pemberian tekanan pada tumpatan, yang mengakibatakan kerusakan dan
terbentuknya pecahan / puing amalgam (Anusavice, 2004).
2. Sifat Kimia Amalgam
a. ReaksiElektrokimiaSelGalvanik
Korosi galvanic atau bimetalik terjadi ketika kedua atau lebih logam
berbeda atau alloy berkontak dengan larutan elektrolit, dalam halini adalah
saliva. Besarnya arus galvanis dipengaruhi oleh lama / usia restorasi,
perbedaan potensial korosi sebelum berkontak dan daerah permukaan.
Hubungan lama restorasi dengan besar arus galvanis berbanding
terbalik,artinya semakin lama usia restorasi amalgam dengan tumpatan
lainnya, semakin kecil arus galvanis yang dihasilkan( Craig, 2002).
b. Korosi
Korosi adalah reaksi elektro kimiawi yang akan menghasilkan
degradasi struktur dan property mekanis. Banyak korosi amalgam terjadi pada
bagian pits dan cervical .Korosi dapat mengurangi kekuatan tumpatan sekitar
50%, serta memperpendek keawetan penggunaannya( Craig, 2002).
c. Tarnis

4
Reaksi elektrokimia yang tidak larut, adherent, serta permukaan film
yang terlihat dapat menyebabkan tarnish. Penyebab discoloration yang paling
terkenal adalah campuran silver dan copper sulfide karena reaksidengan sulfur
dalam makanan dan minuman( Craig, 2002).
3. Sifat Mekanik Amalgam
a. Kekuatan
Dental amalgam mempunyai berbagai macam struktur, dan kekuatan
struktur tersebut tergantung dari sifat individu dan hubunganny aantara satu
struktur dengan struktur yang lainnya (Anusavice, 2004). Dental amalgam
adalah material yang brittle / rapuh. kekuatan tensile amalgam lebih rendah
disbanding kekuatan kompresif. Kekuatan komperesif ini cukup baik untuk
mempertahankan kekuatan amalgam, tetapi rendahnya kekuatan tensile yang
memperbesar kemungkinan terjadinya fraktur / retakan(Anusavice, 2004).
4. SifatBiologi Amalgam
a. Alergi
Secara khas respon alergi mewakili antigen dengan reaksi antibody
yang ditandai dengan rasa gatal, ruam, bersin, kesulitan bernapas,
pembengkakan, dan gejal lain. Dermaititis kontak atau reaksi hipersnsitif tipe
4 dari combs mewakili efek samping fisiologis yang paling mungkin terjadi
pada amalgam gigi, tetapi reaksi ini terjadi kurang dari 1% dari populasi yang
dirawat (Craig,2002).
b. Toksisitas
Sejak awal penggunaannya kemungkinan efek samping dari air raksa
sudah mulai dipertanyakan. Kadang-kadang masih ada dugaan bahwa
keracunan air raksa dari tambalan gigia dalah penyebab dari penyakit-penyakit
tertentu yang diagnosisnya tidak jelas dan ada bahaya bagi dokter gigi atau
pasiennya.Ketika uap air raksa terhirup selama pengadukan, penempatan dan
pembuangan. Suatuan alisis pada dentin dibawah tambalan amalgam
mengungkapkan adanya air raksa yang turut berperan dalam perubahan warna
gigi( Craig, 2002).

5
2.1.6 Manipulasi Amalgam
1. Proportioning
Proportioning merupakan cara untuk mendapatkan perhitungan presentase
merkuri yang akan digunakan. Misalnya alloy/merkuri ratio= 5/6. Makapresentase
Hg 6/11 x 100%.
2. Triturasi, yaitu pencampuran amalgam, alloy dan merkuri dengan amalgamator
selama waktu yang ditentukan.
3. Kondensasi
Setelah triturasi, amalgam ditempatkan kedalam kavitas yang sudah dipreparasi
menggunakan amalgam condenser. Alat yang digunakan untuk memindahkan
amalgam dalam keadaan yang masih plastis kedalam mulutdisebut amalgam
carrier atau amalgam ‘gun’.
4. Trimming dan carving
Setelah dikondensasi, lapisan permukaan yang kasar akan dibentuk dengan
menggunakan instrument yang tajam. Pengukiran dilakukan segera setelah
kondensasi pada derajat kekerasan tertentu.
5. Polishing
Amalgam konvensional baru dapat dilakukan pemolesan paling cepat 24 jam
setelah penambalan, yaitu setelah tambalan cukup kuat (Anusavice,2004).
2.1.7 Aplikasi Amalgam
1. Amalgam digunakan sebagai bahan tumpatan gigi posterior, karena lebih kuat
untuk menerima beban kunyahan lebih besar
2. Amalgam digunakan untuk restorasi karies pada gigi permanen untuk kelas I,
II, dan IV
3. Amalgam digunakan untuk pengisian saluran akar (Combe,2008)

2.1.8 Komposisi Amalgam

Berat (%)

Metal Batas sebelumtahun 1998 Limit saat


(AloiKonvensional) ini

Perak 65 (min) 40 (min)


Timah 29 (maks) 32 (maks)
Tembaga 6 (maks) 30 (maks)

6
Seng 2 (maks) 2 (maks)

Merkuri 3 (maks) 3 (maks)

(McCabe dan Angus,2014)

2.1.9 Indikasi dan kontra indikasi

 Indikasi :
- Restorasi kelas I dan II terutama pada gigi yang membutuhkan oklusi
berat
- Restorasi kelas V termasuk restorasi yang tidak membutuhkan estetik
- Restorasi sementara sebagai karies control
- Efisien dan efektif untuk restorasi kavitas ukuran biasa-medium
- Dapat digunakan untuk pembuatan die dan pengisian saluran akar
 Kontraindikasi :
- Restorasi pada bagian yang memerlukan estetik pada gigi anterior
- Lesi karies yang kecil pada gigi posterior
- Ada riwayat alergi terhadap merkuri
- Restorasi terbatas pada kavitas yang luas karena susahnya restorasi
anatomi oklusal secara langsung dalam mulut (Combe,2008).
2.2 Logam Tuang

2.2.1 Definisi Logam Tuang


Logam merupakan substansi kimia opak mengkilap yang merupakan penghantar
(konduktor) panas atau listrik yang baik serta bila dipoles, merupakan pemantul atau
reflektor sinar yang baik. Semua logam dan logam campur yang digunakan dalam
kedokteran gigi adalah bahan padat seperti kristal, kecuali gallium dan merkuri yang
berwujud cairan pada temperatur tubuh. Kebanyakan logam yang digunakan untuk
restorasi gigi, gigi tiruan sebagian rangka logam, dan kawat ortodonti adalah logam
campur, dengan perkecualian lempeng emas murni, titanium murni komersial, dan silver
point endodontik (Anusavice, 2004).

2.2.2 Syarat Logam Tuang


1. Syarat kimia
Tahan terhadap korosi, tidak larut dalam cairan rongga mulut atau dalam
cairan yang dikonsumsi, tidak luntur dan tidak korosi.
2. Syarat biologi
Tidak beracun terhadap pasien, dokter gigi, perawat maupun tekniker, tidak
mengiritasi rongga mulut dan jaringan pendukungnya, tidak menghilangkan
reaksi alergi dan tidak bersifat mutagen maupun karsinogen.
3. Biokompatibilitas
Tidak mengandung subtansi toksik yang dapat larut dalam saliva sehingga
tidak membahayakan system tubuh, tidak membahayakan pulpa dan jaringan
lunak, bebas dari bahan yang berpotensi dalam menimbulkan sensitifitas atau
respon alergi dan tidak memiliki potensi karsinogen.
4. Syarat mekanis
Harus mampu menerima beban kunyah yang tinggi.
5. Syarat estetik

7
Sesuai dengan perkembangan jaman dan memberi penampilan yang natural
pada gigi.
6. Tahan suhu panas dan dingin
7. Titik leleh tinggi
8. Pertahanan terhadap abrasi baik (Annusavice, 2004).
2.2.3 Sifat Logam Tuang
1. Korosi
2. Perbuhana dimensional, perubahan yang akibat kontraksi dan ekspansi
dalam setting.
3. Mudah untuk dicairkan, dicor, dilas atau disolder dan mold, mempunyai
ketahanan abrasi yang baik.
4. Tahan terhadap tekanan
5. Tahan terhadap karat dan korosi
6. Biokompabilitas
7. Density tinggi dan fluiditas yang baik saat mencair
8. Biaya tidak mahal maupun biaya harga bahan dan laborat.
9. Thermal expansion (semakin perubahan dimensi, semakin tinggi
perubahan suhu
10. Kekuatan nya tinggi, sulit pecah.
2.2.4 Jenis-Jenis Logam Tuang
A. Dental amalgam untuk tambal gigi, campuran dari perak, timah, tembaga,
seng (masing2 perak 68.5%, timah putih 25,50%, emas 5%, seng 1%)
B. Alloy emas untuk inlay, onlay, crown,jembatan, landasan gigii tiruan
sebagai tuangan, digunakan dalam bentuk kawat.
Komposisi : campuran emas dengan logam yang lain seperti temabag, perak,
platinum dan seng
C. Alloy cobalrt – chromium, alloy silver-paladium, alloy alumunium – bronze,
fungsi : digunakan untuk landasan giigi tiruan. Komposisi : cobalt,
chromium, silver, palladium, alumunium, bronze
D. Staniless steel . Fungsi : sebagai landasan gigi tiruan, digunakan dalam
bentuk kawat. Komposisi : stainless steel
E. Alloy nickel – chromium , nickel – titanium. Fungsi : digunakan dalam
bentuk kwat. Komposisi : nickel, kromium, titanium.
2.2.5 Manipulasi Logam Tuang
a. Waxing (Membuat model/ pattern dari malam KG
b. Spruing (Membentuk kanal untuk lewat cairan metal)
c. Investing (Penanaman sprue pada basis sprue)
d. Burn Out (Eliminasi wax dengan panas)
e. Casting (Mengisi mould dengan cairan logam)
f. Pickling (Membersihkan kotoran oksida yang melekat dengan merendam
dalam asam sulfat panas selama 5 -10 detik)
g. Finishing & Polishing.
2.2.6 Aplikasi Logam Tuang
1. Emas, inlay, onlay, mahkota dan gigi tiruan jembatan
2. Ag – Pd, Ni – Cu : inlay, onlay, mahkota dan jembatan
3. Emas, Nu– Cr, Co – Cr : digunakan dalam bentuk kawat
4. Co – Cr : gigi tiruan sebagian tuangan.
8
Sedangkan aplikasi logam tuang berdasarkan klasifikasi tipenya yaitu :
1. Tipe I : inlay satu permukaan
2. Tipe II : inlay beberapa permukaan, ex : bukal dan lingual
3. Tipe III : digunakan untuk semua mahkota dan jembatan
4. Tipe IV : kerangka gigi tiruan sebagian (anusavice,2004).
2.2.7 Komposisi Logam Tuang
1. Kromium 85% berat tottal logam
2. Kobalt 85% berat total logam
3. Nikel 85% berat total logam (Annusavice, 2004).
2.2.8 Indikasi dan Kontra indikasi Logam Tuang
 Indikasi:
1. Karies dalam dan besar
2. Penyangga suatu jembatan
3. Abrasi yang luas
4. Tekanan oklusal besar
5.Untuk perlindungan jaringan periodontal
 Kontraindikasi:
1.Frekuensi karies tinggi2.
2.Usia muda
3.OH buruk (Mc Cabe, 2008)

9
BAB III

KONSEP MAPPING

Logam

Logam Logam
Plastis Rigid

Sifat Syarat Indikasi dan Komposisi Struktur


kontraindikasi

Manipulasi Aplikasi Klasifikasi

Diagnosa

10
BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam dunia kedokteran gigi, bahan – bahan yang dipakai dalam kedokteran gigi bisa
berupa logam. Logam adalah jenis barang tambang yang keras seperti emas, perak, tembaga,
dan sebagainya. Logam yang dipai dalam dunia kedokteran gigi bisa dari logam mulia
ataupun logam campur atau bisa disebut dengan alloy.

Dalam pengaplikasiannya, logam yang dipakai dalam kedokteran gigi bisa memakai
logam plastis (amalgam) maupun logam tuang (logam cor). Amalgam adalah alloy yang
berisis merkuri yang menjadi pasta keperak – perakan yang lunak ketika dicampur, yang
kemudian akan mengeras. Sedangkan logam tuang (logam cor) adalah logam yang cara
pengaplikasiannya menggunakan teknik cor.

Amalgam memiliki indikasi restorasi kelas I dan II terutama pada gigi yang yang
membutuhkan fungsi oklusi berat, restorasi kelas IV yang tidak membutuhkan estetik,
restorasi sementara, restorasi kavitas biasa – medium, dan dapat juga digunakan untuk
pembuatan die dan pengisian saluran akar. Logam memiliki indikasi untuk membuat inlai,
onlai, mahkota, jembatan konvensional yang seluruhnya terdiri atas logam, pasak endodontik,
jembatan logam – keramik, jembatan logam – resin, dan gigi tiruan sebagian lepasan
kerangka logam.

Namun, logam – logam ini memiliki kotraindikasi seperti tidak dapat digunankan
pada gigi yang mementingkan estetika yang tinggi dikarenakan memiliki warna yang kontras
dengan gigi, alergi juga dapat ditimbulkan oleh merkuri yang terkandung didalam amalgam.
Pada logam tuang, ditemukan beberapa kasus dimana pasien mengeluh giginya menjadi
sensitif setelah dilakukan restorasi namun akan hilang setelah pasien mulai bisa beradaptasi.

Pemakaian logam akan disesuaikan dengan diagnosa pasien. Lalu memilih jenis
logam yang sesuai karena logam – logam ini mempunyai komposisi, sifat, syarat, struktur
indikasi dan kontraindikasiyang berbeda – beda tergantung pada jenisnya. Sehingga, dalam
pengaplikasiannya logam – logam ini memiliki cara manipulasi yang berbeda pula mulai
daricara pencampuran, pelunakan, pemadatan, teknik yang digunakan serta waktu settingnya.

11
BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan
Komposisi bahan restorasi dental amalgam terdiri dari perak, timah, tembaga,
merkuri, platinum, dan seng. Unsur – unsur kandungan bahan restorasi amalgam tersebut
memiliki fungsinya masing – masing, dimana sebagian diantaranya akan saling mengatasi
kelemahan yang ditimbulkan logam lain. Reaksi pengerasan amalgam bias menggunakan
alloy binary dan alloy tertinary. Amalgam juga mempunyai keuntungan dan kelebihan
disbanding dengan bahan tumpatan lainnya. Begitu pula dengan amalgam Menurut hasil
pembahasan di dapat disimpulkan bahwa secara umum ilmu logam sangat kelangsungan
hidup manusia.
B. Saran
Saya menyarankan kepada pembaca, berdasarkan pengetahuan tentang logam dan
amalgam. Pembaca mampu menghargai dan mensyukuri keragaman dan kelimpahan sumber
daya alam Indonesia sebagai karunia Tuhan Yang Maha Pengasih. Berperilaku efisien dan
tanggung jawab dalam memanfaatkan sumber daya alam bidang pertambangan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Anusavice, Kenneth J.2004. Phillips Buku Ajar BahanKedokteran Gigi:


Jakarta:EGC
Syafiar, L.2011. Bahan Ajar Ilmu Material dan TeknologiKedokteran Gigi.
Medan:USU Press
Combe,E.C,. 2008. Sari Dental Material (terj).Jakarta :BalaiPustaka
McCabe, F.Johndan Angus W.G.Walls.2014. BahanKedokteran Gigi. Jakarta.
EGC.
Baum, Philips, dan Lund., 2012, Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi, Jakarta, EGC:
36.

13

Anda mungkin juga menyukai