Anda di halaman 1dari 15

PENATALAKSANAAN URTIKARIA

AKUT DI RONGGA MULUT


(Management Of Acute Urticaria In Oral Cavity)

Herlambang Prehananto, Dwi Setianingtyas


PPDS Ilmu Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Airlangga
Surabaya
Poli Oral Medicine Departemen Gigi dan Mulut
Rumah Sakit Angkatan Laut dr. Ramelan Surabaya

PENDAHULUAN
Urtikaria merupakan respons kulit dengan batas
yang jelas, terjadi pada epidermis superfisial, berupa
lesi eritematous dan menonjol (1-2 mm sampai
beberapa cm) yang timbul/ hilang dalam beberapa
jam disertai rasa gatal yang hebat.
Urtikaria diklasifikasikan menurut lamanya, yaitu
urtikaria akut dan urtikaria kronis. Urtikaria akut bila
bentol kemerahan dengan ukuran yang bervariasi
serta gatal, timbul dan tidak lebih dari 6 minggu.
Sedang urtikaria kronis belangsung lebih dari atau
sama dengan 6 minggu.
Diagnosis
urtikaria
akut
dapat
ditegakkan
berdasarkan catatan riwayat pasien, anamnesis, dan
pemeriksaan klinis.

PENDAHULUAN
Timbulnya rasa panas dan terjadinya ulser pada
Rongga Mulut (RM), disertai keluhan pusing, lemah,
perasaan tidak enak badan.
Bronkospasmus (pengerutan otot bronkus) yang
mengakibatkan sesak nafas.
Hiperperistaltik yang menyebabkan rasa mual
disertai muntah
Urtikaria akut dapat menyebabkan munculnya lesi
pada permukaan mukosa RM.
Reaksi ini dapat terjadi akibat antigen yang beredar
secara sistemik, yang menyebabkan reaksi baik
pada mukosa dan kulit.
Reaksi
antigen-antibodi
dapat
menyebabkan

KASUS
Pada tanggal 11 November 2013, pasien laki-laki
berusia 43 tahun datang ke bagian Oral Medicine
Departemen Gigi dan Mulut Rumah Sakit Angkatan
Laut (RSAL) Dr Ramelan Surabaya atas konsulan
dari poli rawat inap kulit dan kelamin dengan
keluhan utama gatal diseluruh kulit. Selain itu
Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin (SpKK) juga
meminta untuk mencari adanya fokal infeksi pada
RM.
Pada
anamnesis,
ternyata
awalnya
pasien
melakukan kegiatan di lapangan yang penuh debu
limbah sekitar tempat latihan .
Karena rasa gatal yang berlebihan daan berat bila
bernafas kemudian pasien berobat ke poli Kulit dan

KASUS
Kemudian pasien dikonsulkan ke departemen gigi
dan mulut, poli THT dan penyakit dalam untuk
dilakukan penelusuran penyakit yang mungkin
menyertai.
Keadaan umum pasien cukup, Glasgow Coma Scale
(GCS) 4 5 6, tekanan darah 130/80 mmHg, Nadi 84
kali/menit.
Pemeriksaan ekstraoral didapatkan pada seluruh
kulit muka dan hampir seluruh tubuh dimulai
lengan, kaki, punggung dan dada pasien terdapat
papula dan makula, multipel, berwarna
merah,
berbatas jelas, diameter 2-3 mm, terasa gatal.
Pada pemeriksaan kelenjar limfe sub mandibularis,
palpasi kanan dan kiri teraba, kenyal, dapat

KASUS
Pemeriksaan intraoral pada regio palatum, nampak
erosi, bilateral, multipel, warna merah, berbatas
jelas, bentuk irreguler, luas sekitar 3 mm, dan
terasa sakit.
Secara umum Oral Hygene (OH) pasien jelek karena
banyak kalkulus dan stain pada seluruh permukaan
gigi.

TATA LAKSANA KASUS


Pada kunjungan awal, dari anamnesis dan
pemeriksaan klinis kasus ini didiagnosis klinis
sebagai stomatitis alergika, dengan diagnosis
banding eritema multiformis
Hasil yang didapat dari pemeriksaan rontgn foto
terdapat karies pada gigi 22 yang memakai gigi
tiruan tetap, karies superfisialis gigi 46 dan
ganggren pulpa (GP) gigi 36.
Pasien dirujuk untuk melepaskan gigi tiruan pada
gigi 22, dilakukan penumpatan pada gigi 22 dan 46,
dan ekstraksi gigi 36.
Pasien diinstruksikan untuk kumur dengan betadine
gargle sehari 4 kali tanpa dibilas dan multivitamin
diberikan sehari sekali.

TATA LAKSANA KASUS


Pasien disarankan kontrol seminggu setelahnya
tetapi pasien melakukan pulang paksa dari rawat
inap kemudian susah untuk dihubungi dan tidak ada
kunjungan berikutnya.

TATA LAKSANA KASUS


Dari data rekam medis pada tanggal 1 Desember
2013 pasien kembali melakukan rawat inap (MRS)
lagi di RSAL dr. Ramelan Surabaya dengan keluhan
rasa gatal dan kemerahan di kulit seluruh tubuh
yang tak kunjung sembuh.
Tindakan yang dilakukan dengan pemberian
delladryl
intra
muscular
(i.m)
dan
dexametasoneintra
vena
(i.v).
Dokter
juga
memberikan resep eritromycin 500mg diminum 3
kali sehari, dexametasone diminum sehari 3 kali 2
tablet, loratadine diminum sehari 3 kali, dan bedak
salisil untuk mengurangi rasa gatal di kulit.

TATA LAKSANA KASUS


Setelah dilakukan perawatan selama 17 hari
keadaan pasien belum membaik, dengan warna
merah ditubuh masih menetap tetap gatal pada
tubuh sudah menghilang.

PEMBAHASAN
Urtikaria dapat timbul tiap hari atau intermiten,
lamanya beberapa menit sampai beberapa jam
bahkan beberapa hari.
Dapat terjadi pada semua umur baik laki-laki
maupun perempuan, dengan faktor etiologi yang
jelas antara lain yaitu reaksi obat, reaksi terhadap
bahan makanan, produk dari pembuluh darah, dan
infeksi dari bakteri maupun virus.
Namun kadang kala etiologinya idiopatik.
Penyakit alergi umumnya terjadi jika sistem imun
salah dalam merespons paparan suatu bahan yang
dalam
keadaan
normal
sebenarnya
tidak
berbahaya, misalnya tepungsari (pollen), rumput
atau debu rumah, dengan mengadakan reaksi

PEMBAHASAN
Pada pasien ini diduga munculnya urtikaria
dikarenakan alergen inhalan. Alergen dari inhalan
berupa serbuk saribungan (polen), sporajamur,
debu, bulu binatang, dan aerosol, umumnya lebih
mudah menimbulkan urtikaria alergik (tipe I).
Reaksi ini sering dijumpai pada pasien atopi dan
disertai gangguan napas.
Jika seorang pasien elergi mengalami kontak atau
paparan dengan suatu alergen, maka sistem imun
tubuhnya akan mengenali antigen tersebut sebagai
benda asing dan segera berupaya mengatasinya.

PEMBAHASAN
Jika alergen bertemu IgE yang spesifik terhadapnya,
maka akan melekat pada antibodi mirip anak kunci
dalam lubang kuncinya. Perlekatan ini akan
merangsang sel tempat IgE melekat untuk
melepaskan dan membentuk histamin, yang
memicu
terjadinya
proses
inflamasi
atau
keradangan.
Pemberian
terapi
medikamentosa
bersifat
simtomatis. Obat lini pertama adalah antihistamin
generasi
II
(Nonsedating
second-generation)
loratadine, cetrizine.
Langkah selanjutnya dokter Sp.KK merujuk pasien
ke departemen gigi dan mulut, poli THT dan poli
penyakit dalam RSAL dr. Ramelan. Hal ini karena

PEMBAHASAN
Penyebab alergi lainnya dapat bersumber dari
bakteri yang ada di RM dan tenggorokan seperti
Streptococcus mutans dan Streptococcus aureus.
Penatalaksanaan pada stomatitis alergika di RM
pemberian obat kumur antiseptik diharapkan bisa
mengurangi paparan mikroorganisme yang bisa
memperparah keadaan RM.
Selanjutnya pasien dirujuk ke poli periodonsia untuk
dilakukan pembersihan calculus atau scalling dan
poli konservasi untuk menumpat gigi yang
berlubang.

SIMPULAN
Urtikaria akut dapat disebabkan oleh fokal infeksi
dari RM.
Bakteri pada gigi berlubang dan calculus dapat
menyebabkan timbulnya urtikaria akut.
Pemeriksaan penunjang dan kerjasama dari pasien
sangat membantu dalam terapi kesembuhan
urtikaria akut.

Anda mungkin juga menyukai