Anda di halaman 1dari 4

SELULITIS

EPIDEMIOLOGI
Selulitis sering diderita pada usia di bawah 3 tahun dan usia dekade keempat dan kelima.
Insidensi pada laki-laki lebih besar daripada perempuan dalam beberapa studi epidemiologi. Dari segi
predileksi, selulitis ekstremitas masih menduduki peringkat pertama.
ETIOLOGI
Penyebab selulitis paling sering pada orang dewasa adalah Staphylococcus aureus dan
Streptokokus beta hemolitikus grup A.
Pada anak disebabkan oleh Haemophilus influenza tipe b (Hib), Streptokokus beta hemolitikus
grup A, dan Staphylococcus aureus.
FAKTOR RESIKO
Selulitis umumnya terjadi akibat komplikasi suatu luka atau ulkus atau lesi kulit yang lain.
Selain itu, faktor resiko selulitis yang lainnya seperti kaheksia, diabetes melitus, malnutrisi,
disgamaglobulinemia, dan keadaan yang dapat menurunkan daya tahan tubuh terutama bila diseratai
higiene yang jelek.
PATOGENESIS DAN PATOFISIOLOGI
Bakteri mencapai dermis melalui jalur eksternal maupun hematogen. Pada imunokompeten
perlu ada kerusakan barrier kulit, sedangkan pada imunokopromais lebih sering melalui aliran darah.
Bakteri yang menginfeksi tersebut nantinya akan menibulkan reaksi radang sehingga menimbulkan
tampilan berupa lesi kemerahan yang hangat dan nyeri.
MANIFESTASI KLINIS
Lesi kemerahan, hangat, dan nyeri tekan.
Didahului dengan demam, menggigil, anoreksia, dan malaise.
Dapat disertai dengan limfadenitis dan limfangitis
Predileksi dapat di badan, wajah, dan ekstremitas dengan insiden terbanyak di ekstremitas
bawah.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang penting untuk selulitis adalah pemeriksaan kultur dan sensitifitas
dari discharge pada luka.
Pemeriksaan laboratorium seperti CBC dan pemeriksaan kadar CRP sebenarnya tidak terlalu
dibutuhkan pada sebagian besar pasien dengan selulitis. Pada pemeriksaan darah lengkap, ditemukan
leukositosis pada selulitis penyerta penyakit berat, leukopenia juga bisa ditemukan pada toxin-mediated
cellulitis. ESR dan C-reactive protein (CRP) juga sering meningkat terutama penyakit yang
membutuhkan perawatan rumah sakit dalam waktu lama.
TATALAKSANA
Analgetik
Asetaminofen atau ibuprofen
Antibiotik jika kuman bukan MRSA dan bukan selulitis purulen
Cloxacillin 500 mg po qid untuk 5-7 hari
Cephalexin 500 mg po qid untuk 5-7 hari
Alergi penisilin dan cephalexin
Clindamycin 300 mg po qid untuk 7-10 hari
Antibiotik jika kuman MRSA atau selulitis purulen
Trimetophrim 160 mg / Sulfamethoxazole 800 mg 1 tab po bid untuk 10 hari
Doxycyclin 100 mg po bid untuk 5-7 hari
Ibu hamil dan menyusui
Jangan gunakan ibuprofen, Trimetophrim 160 mg / Sulfamethoxazole 800 mg, atau
doxycyclin
KOMPLIKASI
Pada anak dan orang dewasa yang immunocompromised, penyulit pada selulitis dapat berupa
gangren, perluasan infeksi, abses, dan sepsis yang berat. Selulitis pada wajah dapat berakibat fatal
karena mengakibatkan trombosis sinus cavernosum yang septik. Selulitis pada wajah juga dapat
menyebabkan penyulit intrakranial berupa meningitis.
DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda, Adhi. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ketujuh. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.2008
2. Pandaleke, HEJ. Erisipelas dan selulitis. Fakultas kedokteran Universitas
Samratulangi; Manado. Cermin Dunia Kedokteran No. 117, 1997
3. Kertowigno S. 2011. 10 Besar Kelompok Penyakit Kulit. Unsri press, Palembang,
Indonesia, hal: 146-149

Anda mungkin juga menyukai