Anda di halaman 1dari 12

Trauma Genital Wanita

RUPTUR UTERI
EPIDEMIOLOGI
Insidensi di negara berkembang lebih banyak dibanding negara maju.
Di Indonesia insidensinya mencapai 1 dalam 294 persalinan sampai 1
dalam 93 persalinan.
KLASIFIKASI
Komplit : teradapat robekan pada rahim dimana telah terjadi
hubungan langsung antara rongga amnion dan rongga peritoneum.
Inkomplit : rongga amnion dan rongga peritoneum masih dibatasi
oleh peritoneu viscerale.
ETIOLOGI
Etiologi terbanyak adalah pada pasien yang pernah di SC.
Kerusakan pada uterus sebelum kehamilan :
Riwayat pembedahan pada miometium (SC, histerorafia)
Riwayat kuret, ruptur, atau trauma sebelumnya
Kelainan bawaan
Kerusakan uterus saat kehamilan :
His spontan yang kuat dan terus-menerus, trauma luar, pembesaran rahim yang
abnormal (hidramnion, hamil ganda)
Versi ekstraksi, ekstraksi cunam, anomali janin
Plasenta inkreta atau perkreta
PATOGENESIS
Apabila bagian bawah janin tidak dapat turun, segmen bawah rahim
(SBR) terus menerus tertarik ke proksimal sehingga menjadi
dindingnya menjadi semakin tipis. Dalam keadaan ini sudah tampak
gejala-gejala ruptur uteri iminens.
Pada his berikutnya, rahim SBR akan robek dan menimbulkan
perdarahan (tergantung luas robekan dan pembuluh darah yang
terkena).
MANIFESTASI KLINIS
Ada perdarahan (Hb dan TD menurun, nadi cepat, dan tanda
hipovolemia).
Nyeri abdomen dan pada palpasi dapat diraba tubuh janin.
DJJ umumnya tidak terdengar.
Pemeriksaan dalam : letak janin berpindah atau naik keatas dan jari
dapat menemukan robekan rahim. Jika komplit, maka jari pemeriksa
dapat meraba dinding abdomen yang licin, usus/omentum.
PRINSIP DIAGNOSIS
Berdasarkan klinis (Jelas)
VT untuk mengetahui ruptur uteri komplit atau inkomplit
Sebelumnya ada tanda ruptur uteri iminens :
Pasien kelihatan gelisah, nyeri perut, dan takut
His berlangsung lama dan kuat
Hiperventilasi dan takikardi
Adanya lingkaran bandl
Pada saat his, korpus uteri teraba keras dan SBR tipis serta nyeri saat dipegang
DJJ bayi tidak teratur
Pemeriksaan dalam : tanda obstruksi seperti edema portio dan vagina
Lingkaran Bandl
TATALAKSANA
Histerektomi dan resusitasi serta pemberian antibiotik spektum luas.
Untuk resusitasi, berikan infus kristaloid dan tranfusi darah yang
banyak.
Pada robekan yang bersih dan rapi serta belum mempunyai anak,
maka diusahakan untuk melakukan histerorafia.
KOMPLIKASI
Syok hipovolemik jika tidak mendapatkan infus kristaloid dan tranfusi
darah segera.
Sepsis akibat infeksi.
PROGNOSIS
Jika ruptur pada bekas SC maka perdarahan minimal dan robekan
tidak sampai menimbulkan kematian.
Jika ruptur terjadi pada uterus yang utuh maka robekan luas dan
pinggir tidak rata. Robekan tersebut dapat meluas hingga mengenai
percabangan arteri uterina di lateral dan dapat mencapai vagina.
Prognosis juga ditentukan oleh kecepatan pasien mendapatkan
pertolongan.

Anda mungkin juga menyukai