Anda di halaman 1dari 2

OSTEOPOROSIS

MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis dari osteoporosis timbul sebagai akibat dari rapuhnya tulang karena
densitas tulangnya yang menurun. Berikut manifestasi klinis dari osteoporosis :
1. Perubahan kurvatura tulang belakang (kifosis).
2. Tubuh menjadi pendek.
3. Fraktur patologis (terutama fraktur kompresi vertebrae lumbal dan thorak serta fraktur
collum femoris). Fraktur kompresi vertebrae sering disertai dengan nyeri punggung.
PRINSIP DIAGNOSIS
Dari anamnesa, dapat dicari faktor resiko osteoporosis seperti usia (lebih dari 40 tahun),
jenis kelamin (wanita post menopause), ras (kaukasia), riwayat keluarga yang menderita
osteoporosis, kebiasan hidup (merokok, konsumsi alkohol, kopi, dan aktifitas fisik yang
kurang)
Pada pemeriksaan fisik, dapat dicari tanda-tanda manifestasi klinis yang sudah
disampaikan sebelumnya (kifosis, tinggi badan memendek, adanya fraktur patologis).
Untuk menunjang diagnosis, dapat dilakukan beberapa pemeriksaan penunjang seperti
pemeriksaan darah rutin dan kimia darah untuk mencari penyakit dasar dari osteoporosis.
Selain itu juga dapat diperiksa kadar hormon tiroid, kadar hidroksi vitamin D, dan kadar
testosteron. Untuk radiodiagnostik, dapat dengan melakukan pemeriksaan DXA untuk
memeriksa densitas tulang. Rontgen digunakan untuk melihat tanda-tanda fraktur patologis
yang terjadi.
TATALAKSANA
Tatalaksana untuk osteoporosis meliputi tatalaksana konservatif, medikamentosa, dan
intervensi bedah
KONSERVATIF
Dilakukan dengan tujuan untuk memperlambat kehilangan mineral tulang,
meningkatkan kepadatan tulang, dan mengontrol nyeri yang terjadi. Hal yang dapat dilakukan
seperti :
1. Diet cukup kalsium, yakni 1200-1500 mg/hari.
2. Modifikasi gaya hidup, yakni dengan berolahraga teratur. Olahraga yang disarankan
seperti jalan kaki, jogging, dan bersepeda.
MEDIKAMENTOSA
1. Estrogen untuk wanita yang baru menopause.
2. Pemberian suplemen kalsium dan vitamin D. Kebutuhan kalsium 1200-1500 mg/hari
dan vitamin D 600-800 IU/hari.
3. Bifosfonat (alendronate, risedonate, etidronate). Pemberian bifosfonat dievaluasi
dengan pemeriksaan DXA setiap 1 atau 2 tahun.
4. Pemberian hormon yang dapat membantu meregulasi kalsium dan pospat dalam tubuh
seperti kalsitonin dan teriparatide.
INTERVENSI BEDAH
Intervensi bedah dilakukan untuk penatalaksaan osteoporosis dengan fraktur.
PENCEGAHAN
Pencegahan osteoporosis harus dilakukan sejak usia dini. Hal yang dapat dilakukan
adalah dengan cara mencukupi kebutuhan kalsium sehari-hari, cukupi asupan vitamin D dan
paparan sinar matahari, melakukan aktifitas fisik dengan prinsip pembebanan pada tulang
seperti perbanyak jalan kaki, serta hindari gaya hidup yang buruk seperti merokok dan
mengonsumsi alkohol.

Anda mungkin juga menyukai