Anda di halaman 1dari 5

Pembahasan singkat mengenai Osteoporosis

Osteoporosis berasal dari kata osteo artinya tulang dan porosis artinya
berlubang. Secara istilah Ostoporosis adalah penyakit yang ditandai dengan
menurunnya kerapatan tulang atau terjadi kerusakan pada jaringan tulang yang
mengakibatkan tulang mengalami kerapuhan (fragile) serta meningkatkan resiko
patah tulang (fraktur). Terjadinya osteoporosis tidak menampakkan gejala pasti.
Namun seringkali orang yang mengidap osteoporosis merasakan nyeri pada
tulang, sakit pinggang, postur tubuh membungkuk atau tinggi badan berkurang.

Osteoporosis berkaitan erat dengan kepadatan tulang. Hormon yang


diperlukan untuk mempertahankan kepadatan tulang antara lain hormon
paratiroid, kalsitonin, esterogen, dan hormon testosteron. Mineral dan protein
sangat dibutuhkan tubuh untuk mempertahankan kepadatan tulang. Apabila tubuh
tidak dapat mengatur kandungan gizi yang dibutuhkan maka tulang menjadi
kurang padat dan rapuh.

Pengeroposan tulang terjadi pada tulang kompak dan tulang spons.


Osteoporosis terjadi apabila kerja sel osteoklas (sel penghancur struktur tulang)
lebih besar daripada osteoblas (sel pembentuk tulang). Tidak hanya itu
osteoporosis juga terjadi apabila nilai massa tulang rendah sehingga mudah sekali
mengalami kerapuhan tulang.Apabila tulang rapuh maka jika terjadi benturan atau
jatuh dapat mengakibatkan patah tulang (fraktur). Sebaliknya apabila nilai massa
tulang tinggi maka resiko osteoporosis lebih kecil. Penurunan massa tulang
biasanya terjadi mulai usia 40 tahun.

Jenis-jenis osteoporosis

1. Osteoporosis Primer
Osteoporosis primer adalah osteoporosis yang diakibatkan karena proses
penuaan. Osteoporosis terdapat dua tipe yaitu
a. Tipe I (osteoporosis post menopausal)
Pada masa menapouse mengakibatkan menurunnya produksi
hormone esterogen dan progesteron. Hormon esterogen memiliki
peran sebagai proses mineralisasi tulang, menghambat resorbsi
tulang, dan membentuk osteoklas dengan cara menghambat
produksi sitokin. Proses pengeroposan tulang dan pembentukan
tulang sangat membutuhkan hormon esterogen. Apabila hormone
esterogen menurun maka pengeroposan dan pembentukan tulang
tidak seimbang. Tambahan hormon esterogen sangat diperlukan
ketika seorang telah mengalami menapouse.
b. Tipe II (osteoporosis senilis pada pria)
Menurut Dr. Allan Gold, seorang ahli endokrin di The Montreal
General Hospital, melakukan survey di Kanada menemukan bahwa
20% pria mengalami pengeroposan tulang belakang yang serius
dan meningkat 30% pada usia 70 tahun. Beliau juga menyatakan
bahwa pria maupun wanita yang berusia 80-an tahun memiliki
angka kejadian patah tulang yang besarnya sama.
Pada tipe ini disebabkan karena menurunnya produksi hormon
testorteron. Hormon testosterone memiliki fungsi sebagai
peningkatan densitas tulang
2. Osteoporosis Sekunder
Osteoporosis sekunder terjadi dikarenakan penyakit tertentu yang
mempengaruhi kepadatan massa tulang dan diakibatkan karena pola hidup
yang kurang sehat. Contoh
a) Penyakit endokrin: tiroid, hyperparatiroid, hypogonadisme
b) Peenyakit saluran pencernaan mengakibatkan terganggunya absorsi
zat gizi (kalsium, fosfor, vitamin D, dll)
c) Kanker
d) Mengkonsumsi obat-obatan
e) Pola hidup yang tidak sehat (meminum minuman berakohol,
merokok, tidak olahraga, dll)
Yang Beresiko Osteoporosis Yaitu:

1. pada beberapa penelitian didapatkan bahwa wanita empat kali lebih mudah
terkena osteoporosis daripada pria. Hal tersebut dikarenakan massa tulang
wanita 4 lebih kecil daripada pria. Umumnya wanita memiliki massa
tulang sekitar 800 gram sedangkan pria sekitar 1200 gram. Dengan massa
tulang yang lebih rendah sangat mungkin terjadi kerupahan pada tulang;
2. berjalannya usia seseorang maka tulang juga mengalami penurun
kekuatan. Apalagi rendahnya konsumsi kalsium maka osteoporosis sukar
dihindari;
3. orang berkulit putih lebih mudah terkena osteoporosis daripada orang yang
kulit gelap. Hal tersebut dikarenakan orang berkulit hitam massa tulang
lebih tinggi dari pada orang yang berkulit putih;
4. orang yang memiliki riwayat keluarga mengidap osteoporosis;
5. tubuh kecil lebih beresiko daripada orang yang bertubuh besar;
6. orang yang mengalami menapouse dini lebih tinggi mengidap penyakit
osteoporosis.

Faktor Resiko yang bisa dikendalikan

1. Kurang aktivitas (olah raga)


Semakin rendah pergerakan yang dilakukan tubuh maka resiko
osteoporosis semakin tinggi. Hal tersebut dikarenakan aktivitas fisik
(olahraga) meningkatkan metabolisme, memperkuat otot, dan membangun
tulang.
2. Diet yang tidak baik
Makanan yang mengandung kalsium, fosfor, dan vitamin D sangat
dibutuhkan untuk kesehatan tulang. Apabila kandungan tersebut tidak
terpenuhi maka resiko osteoporosis bisa saja tinggi.
3. Merokok
Nikotin dapat mempengaruhi tubuh untuk menyerap kalsium sehingga
tubuh akan kekurangan kalsium yang dibutuhkan oleh tulang. Bagi wanita
perokok kemungkinan mengalami menapouse lebih awal sehingga lebih
cepat kehilangan massa tulang.
4. Minum minuman berakohol
Mengkonsumsi alkohol secara berlebih dapat mengganggu proses
metabolisme kalsium dalam tubuh. Alkohol menyebabkan luka-luka kecil
di dinding lambung sehingga terjadi pendarahan. Maka kalsium pada
darah akan berkurang.

Akibat Osteoporosis
1) Patah tulang pada tulang pergelangan, tulang belakang/punggung, dan
patah pada tulang pinggul
2) Mengakibatkan penyakit tulang selain osteoporosis. Seperti. Ostolisis,
osteomalacia, dan osteoarthritis

Pemeriksaan Penunjang Diagnosis Osteoporosis


a) Radiologi
b) Radiosiotop
c) QCT (Quantitative Computerized Tamagraphy)
d) MRI (Magnetic Resonance Imaging)
e) QUS (Quantitative Ultra Sound)
f) Desitometer (X-ray Absorptipmetry)
g) Tes darah dan urine

Pengobatan Osteoporosis
1) Terapi medis
2) Terapi hormone pada wanita
3) Terapi non-hormonal
4) Terapi alamiah

Sumber pustaka
Wirakusumah, E. S. (2007). Mencegah Osteoporosis. Niaga Swadaya.

Anda mungkin juga menyukai