Anda di halaman 1dari 4

Tanya jawab dengan dokter ahli osteoporosis

Meningkatnya kesadaran masyarakat akan hidup sehat menyebabkan jumlah lanjut usia di dunia menjadi bertambah banyak, tak terkecuali di Indonesia. Jumlah usia lanjut di Indonesia diperkirakan akan naik 414 persen dalam kurun waktu 1990-2025, sedangkan perempuan menopause yang tahun 2000 diperhitungkan 15,5 juta akan naik menjadi 24 juta pada tahun 2015. Bertambahnya jumlah orang lanjut usia (lansia) di Indonesia menimbulkan kekhawatiran akan epidemi penyakit osteoporosis. Oleh sebab itu, medicastore.com telah mewawancarai ahli di bidang osteoporosis yaitu Prof. DR. dr. Ichramsjah A Rachman, Sp.OG (K). Bagaimana fakta penyakit osteoporosis di Indonesia? Apakah yang menyebabkan terjadinya penyakit osteoporosis? Bagaimana risiko penyakit osteoporosis pada wanita dan pria? Apakah semua wanita pasti terkena penyakit osteoporosis? Bagaimana proses terjadinya penyakit osteoporosis? Bagaimana cara mendiagnosa penyakit osteoporosis? Bagaimana pengobatan penyakit osteoporosis yang tepat? Adakah cara untuk mencegah penyakit osteoporosis? Bagaimana fakta penyakit osteoporosis di Indonesia? Hasil penelitian Persatuan Osteoporosis Indonesia (PEROSI) tahun 2006 menemukan bahwa sebanyak 38% pasien yang datang untuk memeriksakan densitas tulang mereka di Makmal Terpadu FKUI Jakarta ternyata terdeteksi menderita osteoporosis sebanyak 14,7%, sedangkan di Surabaya sebanyak 26% pasien dinyatakan positif osteoporosis. Data penelitian Departemen Kesehatan (DEPKES) tahun 2006 menunjukkan bahwa 1 dari 5 orang Indonesia rentan terkena penyakit osteoporosis. Apakah yang menyebabkan terjadinya penyakit osteoporosis? Berdasarkan penyebabnya, osteoporosis dibagi menjadi dua yaitu osteoporosis primer dan osteoporosis sekunder. Osteoporosis primer berkaitan dengan kekurangan hormon (khususnya wanita) dan kenaikan usia serta ketuaan, sedangkan osteoporosis sekunder disebabkan oleh berbagai keadaan klinis tertentu atau penyakit lain. Bagaimana risiko penyakit osteoporosis pada wanita dan pria? Risiko wanita lebih besar karena kadar hormon estrogen mulai menurun pada usia 35-40 tahun sedangkan pada laki-laki kadar hormon testosteron turun pada usia 65 tahun. Menurut statistik dunia, 1 dari 3 wanita rentan terkena penyakit osteoroporosis. Apakah semua wanita pasti terkena penyakit osteoporosis? Umumnya yang terjadi pada wanita adalah osteoporosis primer yang disebabkan kadar hormon estrogennya rendah. Kalau puncak massa tulang tidak tercapai maka wanita bisa terkena penyakit osteoporosis. Berdasarkan teori, puncak massa tulang terjadi pada usia 30 tahun baik pada wanita dan pria. Tapi umumnya puncak tulang pada wanita tidak tercapai karena konsumsi kalsiumnya rendah. Asupan kalsium orang Indonesia sangat rendah yaitu tidak sampai 300 mg (hanya 254 mg per hari), padahal seharusnya setiap hari konsumsi kalsium sebanyak 1000 mg. Kemudian. setelah puncak massa tulang tercapai pun tetap harus dimantainance dengan asupan kalsium yang cukup. Bagaimana proses terjadinya penyakit osteoporosis? Hormon estrogen digunakan untuk pertumbuhan sekunder pada wanita seperti pertumbuhan buah dada, tumbuh bulu-bulu, dll. Setelah kadar hormon estrogen mulai menurun, tubuh pun menjadi gemuk dan tulang mulai keropos. Normalnya, Folikel Stimulating Hormon (FSH) menghasilkan estrogen untuk pertumbuhan tulang baru dan merangsang osteoblas. Osteoblas ini bekerja membentuk kolagen yang membuat tulang menjadi liat dan mineral dari sinar matahari ikut membuat tulang kuat.

Selain osteoblas, ada juga osteoklas. Osteoblas bekerja membentuk tulang, sedangkan osteoklas merusak tulang. Tulang yang sudah tua dirusak oleh osteoklas lalu dibentuk kembali oleh osteoblas. Saat masih ada hormon estrogen, proses pembentukan dan perusakan tulang berlangsung seimbang. Namun, setelah hormon estrogen tidak ada maka tulang tetap dirusak tapi yang dibentuk tidak ada. Osteoklas merusak tulang selama 3 minggu padahal pembentukan tulang membutuhkan waktu lebih lama yaitu 3 bulan. Sebenarnya ini adalah hal yang normal, yang terjadi karena penuaan atau menopause. Bagaimana cara mendiagnosa penyakit osteoporosis? Untuk mendiagnosis penyakit osteoporosis ada 3 cara yaitu menggunakan densitometer (Lunar) yang merupakan gold standard diagnosa penyakit osteoporosis, densitometer USG dan pemeriksaan osteoclacin, dioksipiridinolin dan CTx (C-Telopeptide) di laboratorium. Sebenarnya ada cara yang mudah untuk diagnosa awal penyakit osteoporosis yaitu tinggi badan yang berkurang lebih dari 3 cm. Bagaimana pengobatan penyakit osteoporosis yang tepat? Penyakit osteoporosis pada wanita dapat diatasi dengan pemberian obat-obatan seperti terapi sulih hormon (hormon estrogen+progesteron alamiah), obat golongan bifosfonat, Selective Estrogen Receptor Modulator (SERM), dan fitoestrogen. Dari pengalaman klinis, penilaian pengobatan hormonal pengganti (estrogen+progesteron) telah banyak memberikan hasil yang baik pada wanita menopause dalam menghilangkan keluhan menopasue sampai 90% dan meningkatkan densitas tulang sampai 5,5%. Sampai saat ini pemakaian estrogen+progesteron alamiah sebagai pengganti dibolehkan 5 sampai 7 tahun.Namun, ada laporan dari World Health Interactive (WHI) bahwa pemakaian hormon menimbulkan masalah kanker payudara, stroke, dan masalah kardiologi. Harga terapi sulih hormon cukup mahal, sehingga dicari alternatif lain yang lebih murah seperti fitoestrogen. Pemakaian fitoestrogen (estrogen dari tumbuh-tumbuhan) seperti gabungan fitoestrogen Black cohosh dan Red clover telah terbukti memperbaiki keluhan menopause (60-70%) dan meningkatkan densitas tulang (<3%). Biaya terapi menggunakan fitoestrogen hanya Rp. 80.000 per bulannya. Adakah cara untuk mencegah penyakit osteoporosis? Pencegahan penyakit osteoporosis sebaiknya dilakukan pada usia muda maupun masa reproduksi. Berikut ini hal-hal yang dapat mencegah kejadian osteoporosis seperti: Sadar akan kejadian osteoporosis yang mengancam. Asupan kalsium yang cukup. Paparan sinar UVB matahari selama 30 menit (pagi sebelum jam 09.00 WIB, sore sesudah jam 16.00 WIB). Aktivitas yang cukup, senam beban (senam pencegahan osteoporosis dan senam osteoporosis). Gaya hidup yang benar (hindari rokok, alkohol), perhatian terhadap obat-obatan yang menurunkan massa tulang (kortikosteroid, suntikan KB, dll) dihindari. Gaya hidup yang benar (hindari rokok, alkohol), perhatian terhadap oat-obatan yang menurunkan massa tulang (kortikosteroid, suntikan KB, dll) dihindari. Mengusahakan agar haid teratur. Penyakit osteoporosis ini sangat berbahaya karena merupakan silent disease yang tidak memiliki gejala sampai penderita osteoporosis mengalami patah tulang. Sebenarnya, penyakit osteoporosis merupakan penyakit tulang yang paling sering didapat dan didefinisikan sebagai kelainan tulang yang ditandai oleh berkurangnya kekuatan tulang sehingga tulang menjadi mudah patah. Menurut Yayasan Osteoporosis Internasional pada tahun 2050, kasus cedera keretakan tulang panggul di seluruh dunia diperkirakan akan meningkat sebesar 310% pada pria dan 240% pada wanita. Lebih dari 50% kasus keretakan tulang panggul akibat osteoporosis akan terjadi di Asia.

Di antara 14,7% penderita osteoporosis yang terdeteksi di Makmal Terpadu FKUI Jakarta pada akhirnya mengalami cedera patah tulang. Oleh sebab itu, medicastore.com telah mewawancarai ahli osteoporosis di bidang patah tulang yaitu dr. Bambang Setiyohadi, Sp.PD, KR. Berikut ini hasil wawancara eksklusif kami. Apakah penderita osteoporosis pasti akan menderita patah tulang? Bagaimana mengobati osteoporosis agar tidak sampai patah tulang? Adakah cara untuk menghindari penderita osteoporosis jatuh? Kapankah pemeriksaan dini kepadatan tulang? Bagaimana mengobati patah tulang osteoporosis? Kapankah memeriksakan kepadatan tulang selama pengobatan osteoporosis? Bagaimana mencegah penyakit osteoporosis? Apakah penderita osteoporosis pasti akan menderita patah tulang? Penyakit osteoporosis adalah penyakit tulang yang membuat tulang menjadi mudah patah, selama belum mudah patah tidak bisa dibilang penyakit osteoporosis. Tapi ujungnya osteoporosis adalah patah tulang. Bagaimana mengobati osteoporosis agar tidak sampai patah tulang? Tujuan pengobatan penyakit osteoporosis adalah untuk menghindari patah tulang bukan membuat tulang menjadi keras karena tulang keras tidak identik dengan penurunan risiko patah tulang. Tulang yang keras bisa menjadi getas karena kualitasnya tidak bagus. Ada dua komponen tulang yang paling penting dalam menentukan kekuatan tulang,yaitu kuantitas (seperti kepadatan tulang) dan kualitas (seperti ukuran tulang, mikroarsitektur, kualitas mineralisasi, jaringan kolagennya).Untuk tulang yang sehat dan tidak mudah patah, kedua komponen harus diperhatikan. Meskipun tulangnya keras jika mikroarsitekturnya jelek maka akan mudah patah. Tidak ada obat untuk memperbaiki kualitasnya, obat yang ada saat ini hanya untuk menurunkan resorpsi tulang yang berlebihan sehingga tulang menjadi padat. Kepadatan akibat pengobatan lebih dikarenakan peningkatan mineralisasi tulangnya (zat kapur), tulang keras menjadi getas tanpa perbaikan mikroarsitektur. Pengobatan penyakit osteoporosis sebaiknya dilakukan sedini mungkin dimana arsitektur tulangnya belum rusak. Osteoporosis primer disebabkan oleh menopause, dimana tulang mulai keropos sekitar 5 tahun setelah menopause sehingga harus periksa BMD. Jika ternyata sudah keropos secepatnya diberi obat. Untuk penyakit asma dan rematik diberikan steroid jangka panjang maka diberikan pengobatan osteoporosis dari muda. Justru awareness yang perlu digalakan. Minimal asupan kalsium, selain obat penyakit osteoporosis seperti risedronate dan alendronate. Obat yang paling bagus adalah obat yang menurunkan risiko patah tulang berdasarkan evidence-based. Pengobatan harus sedini mungkin, kalau perlu belum ada keropos tulang tapi memiliki faktor risiko maka diobati.Hal ini dikarenakan kalau kualitas tulang terlanjur jelek maka tidak bisa dilakukan apa-apa. Adakah cara untuk menghindari penderita osteoporosis jatuh? Sebagian besar penderita osteoporosis patah tulang karena jatuh di rumah. Sebaiknya di rumah dihindari karpet yang melekuk, kabel yang melintang, permukaan yang licin.Strategi lain dapat dilakukan seperti memasang hand rails, perbaikan penglihatan penderita osteoporosis (misal kacamata) dan memperbaiki kekuatan otot dan keseimbangan dengan latihan. Kapankah pemeriksaan dini kepadatan tulang? Jika tidak ada faktor risiko, Mulai periksa kepadatan tulang pada saat 5 tahun setelah menopause. Kalau di luar negeri seperti di Amerika dan Eropa, pemeriksaan dilakukan 10 tahun setelah menopause. Hal ini dikarenakan rata-rata asupan kalsiumnya bagus. Bagaimana mengobati patah tulang osteoporosis?

Obat osteoporosis tetap diberikan, selama tulang yang patah tidak menekan saraf didiamkan saja. Dibuat posisi tidak bergerak sehingga tidak kesakitan. Patah tulang di pinggul harus dioperasi, kalau perlu harus mengganti sendi. Di seluruh dunia dan bukan hanya di Indonesia yang paling sering terjadi adalah patah tulang di pinggang. Risiko kematian akibat patah tulang pinggul ternyata sama dengan kanker payudara. Penderita osteoporosis yang patah tulang pinggang dan pinggul tidak bisa berjalan sehingga penderita akan tiduran saja. Akibatnya paru-paru tidak bisa mengeluarkan riak, sehingga riak berkumpul dan menimbulkan infeksi. Meninggalnya bukan karena penyakit osteoporosis tapi infeksi paru-paru sebagai akibat komplikasi dari patah tulangnya. Setelah patah tulang, operasi saja tidak cukup, karena tulang yang lain juga keropos sehingga tetap diberikan obat keropos. Sekali tulang patah di satu tempat, maka 20% akan patah tulang berikutnya pada tahun pertama jika penyakit osteoporosisnya tidak diobati. Kapankah memeriksakan kepadatan tulang selama pengobatan osteoporosis? Pengobatan penyakit osteoporosis memakan waktu yang lama yaitu 5-7 tahun. Bone Mineral Density (BMD) pada 2 tahun pertama diperiksa setiap tahun, setelah itu baru diperiksa setiap 2 tahun sekali. Bagaimana mencegah penyakit osteoporosis? 1. Menjaga asupan kalsium ibu hamil, menyusui, orang tua. 2. Selalu hidup aktif, jangan cuma duduk dan tidur, dengan aktivitas yang baik tulang akan keras. 3. Hindari alkohol, kopi rokok karena meningkatkan risiko keroposnya lebih besar

Anda mungkin juga menyukai