GASTRITIS
DISUSUN OLEH:
NIM : PO.71.34.0.16.036
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena
berkatNya saya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Gastritis”
makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Promosi
Kesehatan dan Epidemiologi.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN
1.4 MANFAAT
BAB II PEMBAHASAN
2.1 LANDASAN TEORI
2.1.1 DEFINISI GASTRITIS
2.1.2 KLASIFIKASI
2.1.3 GEJALA KLINIS
2.1.4 OBAT-OBATAN
2.1.5 CARA PENCEGAHAN
BAB III METODE PROMOSI
BAB IV PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
4.2 SARAN
BAB V DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Lambung merupakan salah satu organ tubuh yang tak asing pada
kebanyakan orang, hampir semua orang tahu bahwa lambung dalam
tubuh berfungsi untuk menampung makanan secara sementara, yang
mana dalam lambung makanan tersebut akan di proses untuk bisa di
ubah menjadi partikel-partikel yang lebih kecil agar kandungan dalam
makanan dapat diserap secara baik untuk mencukupi kebutuhan tubuh
akan zat-zat tertentu.
1.2Tujuan
1.3 Manfaat
PEMBAHASAN
Gastritis berasal dari kata gaster yang artinya lambung dan itis yang
berarti inflamasi/peradangan. Menurut Hirlan dalam Suyono (2001:
127), gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan
submukosa lambung, yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa
dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain. Secara hispatologi dapat
dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel. Sedangkan, menurut Lindseth
dalam Prince (2005: 422), gastritis adalah suatu keadaan peradangan
atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus,
atau lokal.
2.1.2 Klasifikasi
1. Gastritis Akut
Bentuk terberat dari gastritis akut disebabkan oleh mencerna asam atau
alkali kuat, yang dapat menyebabkan mukosa menjadi ganggren atau
perforasi. Pembentukan jaringan parut dapat terjadi yang mengakibatkan
obstruksi pylorus (Brunner, 2000).
Menurut Hirlan dalam Suyono (2001: 127), gastritis akut erosif adalah
suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan
kerusakan-kerusakan erosi. Disebut erosi apabila kerusakan yang terjadi
tidak lebih dalam dari pada mukosa muskularis. Penyakit ini dijumpai di
klinik, sebagai akibat efek samping dari pemakaian obat, sebagai penyulit
penyakit-penyakit lain atau karena sebab yang tidak diketahui.
Perjalanan penyakitnya biasanya ringan, walaupun demikian kadang-
kadang dapat menyebabkan kedaruratan medis, yakni perdarahan saluran
cerna bagian atas. Penderita gastritis akut erosif yang tidak mengalami
pendarahan sering diagnosisnya tidak tercapai (Suyono, 2001).
Disebut gastritis kronik apabila infiltrasi sel-sel radang yang terjadi pada
lamina propria dan daerah intra epitelial terutama terdiri atas sel-sel
radang kronik, yaitu limfosit dan sel plasma. Gastritis kronis didefenisikan
secara histologis sebagai peningkatan jumlah limfosit dan sel plasma
pada mukosa lambung. Derajat paling ringan gastritis kronis adalah
gastritis superfisial kronis, yang mengenai bagian sub epitel di sekitar
cekungan lambung. Kasus yang lebih parah juga mengenai kelenjar-
kelenjar pada mukosa yang lebih dalam,hal ini biasanya berhubungan
dengan atrofi kelenjar (gastritis atrofi kronis) dan metaplasia
intestinal (Chandrasoma, 2005 : 522).
Sebagian besar kasus gastritis kronis merupakan salah satu dari dua tipe,
yaitu tipe A yang merupakan gastritis autoimun yang terutama mengenai
tubuh dan berkaitan dengan anemia pernisiosa; dan tipe B yang terutama
meliputi antrum dan berkaitan dengan infeksi Helicobacter pylori. Terdapat
beberapa kasus gastritis kronis yang tidak tergolong dalam kedua tipe
tersebut dan penyebabnya tidak diketahui (Chandrasoma, 2005 : 522).
Menurut Hirlan dalam Suyono (2001: 128), klasifikasi histologi yang sering
digunakan membagi gastritis kronik menjadi :
3. Atrofi lambung
4. Metaplasia intestinal
1. Gastritis akut
2. Gastritik Kronik
Sulit untuk tidur karena gangguan rasa sakit pada daerah perut)
2.1.4 Obat-Obatan
METODE PROMOSI
Strategi Promosi
1. Advokasi (Advocacy)
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
BAB V
DAFTAR PUSTAKA