Kata Sulit
-
Palawija tanaman kedua (sekunder), hasil pertanian selain tanaman pokok seperti
mmHg
Usia pekerrja penduduk berumur 15 tahun lebih, baik yang bekerja maupun tidak;
menurut UUD no. 13 th 2003 adalah yang berumur 15-63 tahun
Kata Kunci
-
Status gizi
Kelompok umur
Konsumsi
Metode PSF
Daerah pantura
Kalimat Masalah
Pola konsumsi masyarakat pantura yang kurang tepat dapat berpengaruh terhadap
kejadian stunted, kegemukan, dan penyakit hipertensi.
Pohon Masalah
Perilaku
Normal
Tinggi
= -2 SD sampai dengan 2 SD
= > 2 SD
Berdasarkan cut-off tersebut, untuk kasus pada skenario 1 di Desa Majujaya, desa tersebut
memiliki kasus stunting pada anak sekolah dengan prevalensi tinggi (30%).
Sumber:
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1995/MENKES/SK/XII/2010 tentang Standar
Antropometri Penilaian Status Gizi Anak
World Health Organization. 1997. WHO Global Database on Child Growth and Malnutrition.
Geneva: WHO
Black, R.E. et.al.2008.Maternal and Child Undernutrition 3.
Ras Asia memiliki cut-off point BMI yang lebih rendah, yaitu > 23 kg/m2 untuk
overweight (WHO, 2002; Tuan et al., 2008). Terdapat beberapa alasan mengapa cut-off
point BMI yang lebih rendah dibandingkan ras Kaukasian: (1) etnis Asia cenderung
memiliki lemak tubuh total yang lebih tinggi serta lemak abdomen dan visceral yang
lebih tinggi, (2) kelompok etnis yang berbeda memiliki status sosialekonomi, faktor
budaya, tingkat aktivitas fisik, dan gaya hidup yang berbeda (Tuan et al., 2008).
10-14% : serius
Berdasarkan penelitian Tuan et al. (2008), BMI memiliki hubungan yang kuat dengan
insiden hipertensi. Selain itu, peningkatan massa lemak visceral mengarah pada
Sumber:
Kemenkes. 2012. Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Kegemukan dan Obesitas pada
Anak
Sekolah)Anon,
(2006).
[online]
Available
at:
http://www.mclveganway.org.uk/Publications/WHO_Obesity_and_Overweight.pdf)
[Accessed 31 Aug. 2016].
Gibson R.S. 2005. Principles of Nutritional Assesment, 2nd Edition. USA: Oxford University
Press.
Tuan N.T., L.S. Adair, Ka He, B.M. Popkin. 2008. Optimal cutoff values for overweight:
using body mass index to predict incidence of hypertensionin 18-65 -years old Chinese adults
WHO. 2002. The Asia-Pasific Perspective: Redifining Obesitiy and Its Treatment. Australia:
Health Communications Australia Pty Limited.
WHO. 2010. Interpretation Guide. Geneva: WHO Document Production Service
obesitas,
diabetes,
stress kronis,
Hipertensi Pulmonal : peningkatan tekanan darah pada pembuluh darah arteri paruparu yang menyebabkan sesak nafas, pusing, dan pingsan.
Hipertensi kronik : hipertensi sudah ada dari sejak sebelum ibu mengandung
Hipertensi primer (esensial). Jenis hipertensi ini yang paling banyak terjadi dimana
90% pasien menderita jenis hipertensi ini. Hipertensi primer tidak dapat disembuhkan
tetapi dapat dikontrol karena patofisiologisnya tidak diketahui. Beberapa mekanisme
yang mungkin berkontribusi untuk terjadinya hipertensi ini telah di identifikasi,
namun belum satupun teori yang tegas menyatakan patogenesis hipertensi primer
tersebut. Terjadinya hipertensi ini sering dianggap turun temurun dalam suatu
keluarga sehingga faktor genetik memegang peranan penting pada patogenesis
hipertensi ini. Menurut data bila ditemukan gambaran bentuk disregulasi tekanan
darah yang monogenik dan poligenik mempunyai kecenderungan timbulnya
menaikkan
tekanan
darah
contohnya
kortikosteroid,
ACTH
Klasifikasi tekanan darah menurut JNC 7 (Joint National Committee on the prevention,
detection, evaluation and treatment of high blood pressure yang berpusat di Amerika
Kategori
Normal
Prehipertensi
Hipertensi stage 1
Hipertensi stage 2
(mmHg)
<120
120-139
140-159
160
darah
diastolik
(mmHg)
<80
80-89
90-99
100
Sumber :
Kurniawan, Anie. 2012. Gizi Seimbanh untuk Mencegah Hipertensi. Jakarta: Direktorat Gizi
Masyarakat.
Infodatin Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. Hipertensi. Kemenkes RI.
Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Depkes. 2006. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Hipertensi. Jakarta: Depkes RI.
Dietary methods merupakan langkah pertama dalam metode PSG. Metode ini dilakukan
saat ada asupan yang tidak adekuat, karena defisiensi primer (rendah dalam diet) atai
deisiensi sekunder. Tujuannya untuk mencapai kecukupan gizi. Dibutuhkan informasi
proporsi populasi yang berisiko kurang asupan gizi. Investigasi pengetahuan, sikap,
praktik, dan perilaku konsumsi yang dilaporkan. Metode ini mencakup observasi indepth interviews dan focus groups,
antropologikal.
Alat yang digunakan untuk dietary assessment tergantung dari tujuan yang ingin
dicapainya. Tujuannya bisa untuk mengukur zat gizi tertentu atau hanya perilaku makan.
Metode ini digunakan untuk mengukur makanan dan/atau asupan zat gizi, secara umum
prosedur yang diterapkan meliputi:
- Catatan dari keseluruhan makanan yang dikonsumsi oleh individu.
- Mengidentifikasi perkiraan kandungan gizi dalam makanan yang dikonsumsi setelah
-
Weighed Food Records yaitu metode yang mengharuskan setiap individu atau
pengawas atau pengasuhnya untuk menimbang setiap jenis makanan dan minuman
yang akan dikonsumsi. Lamanya metode ini dapat berkisar antara 3,4,5, atau 7 hari
dimana 7 hari menjadi gold standard. Metode ini mempunyai keterbatasan dan
Sumber :
Wendy Wrieden PhD, RPH Nutr, et al. 2003. A Short Review of Dietary Assessment Methods
Used in National and South Research Studies.
2 Laboratories Methods (Biochemical)
Metode laboratorium atau biokimia terbagi menjadi dua yaitu Initial laboratory
assessment dan Tes lab spesifik. Initial laboratory assessment biasanya dilakukan pada
tahap awal pemeriksaan lab, yang diperiksa antara lain kadar hemoglobin, stool
examination dan pemeriksaan urine. Pemeriksaan Hb menjadi tes yang paling penting dan
menjadi index yang bermanfaat untuk keseluruhan aspek gizi, selain untuk mengecek
anemia juga dapat digunakan untuk mengecek protein dan trace element nutrition. Stool
examination untuk mengecek keberadaan parasit dalam usus. Pemeriksaan urine untuk
mengecek kadar albumin, gula dan darah dalam urine. Jika setelah pemeriksaan awalan
atau initial laboratory dan ditemukan adanya indikasi suatu masalah gizi atau kesehatan
dapat dilanjutkan dengan tes lab spesifik dimana pengukuran yang dilakukan pada
individu tertentu terkait jaringan tubuhnya, contohnya serum retinol, serum ion dan lainlain. Analisis yang dilakukan biasanya pada rambut, kuku, kulit, dan lain sebagainya.
Sumber :
Abdelaziz Eldmin, MD, PhD, FRCPH College of Medicine Sultan Qabroos University,
Oman.
3. Clinical Methods
Clinical methods terdiri dari medical history dan physical examination untuk mendeteksi
tanda dan gejala yang berkaitan dengan malnutrisi. Tanda dan gejala biasanya tidak spesifik
dan hanya berkembang selama advanced stages dari defisiensi gizi. Mencakup riwayat medis
dan pemeriksaan fisik. Yang termasuk riwayat medis adalah imunisasi, kapan masuk RS,
operasi, penyakit kronis, cedera berat, pengobatan yang baru atau sedang dijalani, serta alergi
makanan. Sementara pemeriksaan fisik dilakukan untuk deteksi tanda dan gejala yang
berhubungan dengan malanutrisi meskipun seringkali tidak spesifik.
Sumber: Gibson. 2005. Principles of Nutritional Assessment. New York: Oxford University
Press
Ecological factors
Penilaian status gizi melalui pengumpulan data mengenai faktor-faktor non-gizi (komposisi
anggota keluarga, pendidikan, pendapatan, dll) yang diketahui dapat mempengaruhi status
gizi individu dan populasi.
Faktor ekologis dapat dihubungkan dengan perhitungan status gizi. Faktor ekologis yang
terlibat terdiri dari faktor sosioekonomi dan faktor demografi. Faktor tersebut juga memiliki
variabel seperti komposisi rumah tangga, edukasi, literatur, etnis, agama, pendapatan,
kepegawaian, suplai air dan sanitasi rumah tangga, serta akses ke kesehatan.
Data tambahan jika diperlukan berupa harga makanan, peralatan penyiapan makanan,
presentasi pendapatan rumah tangga pada makanan tertentu seperti daging, buah, sayur
Sumber: Gibson. 2005. Principles of Nutritional Assessment. New York: Oxford University
Press
b Clinical Assessment
Kelebihan :
- cepat dan mudah dilakukan
- non-invasif
- murah.
Kekurangan
- tidak dapat mendeteksi dini suatu kasus.
Sumber :
Abdelaziz Eldmin, MD, PhD, FRCPH College of Medicine Sultan Qabroos University,
Oman.
c
Biokimia
Kelebihan
o Mendeteksi defisiensi gizi sejak dini
o Hasil pemeriksaan lebih objektif karena dilakukan oleh ahli: Sebagai
penunjang metode lain
o Dapat menunjang hasil pemeriksaan metode lain
o Dapat mengetahui cara penanganan masalah gizi
o Lebih responsif terhadap perubahan status gizi seseorang
Kekurangan
o Tidak ada cut of point
o Hanya bisa dilakukan ketika ada gangguan metabolisme
o Biaya mahal
o Butuh tenaga ahli
o Harus dilakukan dilaboratorium
o Tidak sesuai untuk survei gisi skala besar
o Invasif
o Hasil sulit diinterpretasikan karena kekurangan cut off point
o Alatnya rumit
Kelebihan
o Lebih detail tentang makanan apa saja yang dimakan
o Murah (kecuali yang weighting)
o bisa digunakan hingga tingkat populasi
Kekurangan
o Responden lupa
o Tidak ada ukuran baku untuk indonesia
o di beberapa kasus, tidak merepresentasikan apa yang tubuh serap karena
terdapat faktor lain (seperti penggunaan obat) yang mempengaruhi absorpsi,
transportasi, utilisasi, atau ekskresi zat gizi
e
Ekologi Klinis
Keunggulan:
-
Kelamahan
-
Beberapa gejala klinis tidak mudah dideteksi sehingga perlu orang yang ahli
Antropometri
Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat dari keadaan kurus
kering dan kecil pendek. Tinggi badan sangat baik untuk melihat keadaan gizi masa lalu
terutama yang berkaitan dengan keadaan berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada masa
balita. Tinggi badan dinyatakan dalam bentuk indeks TB/U atau indeks BB/TB.
Sumber: Depkes RI, 2004.
Jelaskan metode PSG yang sesuai dengan kelompok anak sekolah dasar!
- Antropometri
- Dietary Assesment Methods
- Clinical Methods
Pertambahan BB
Total pertambahan selama kehamilan 10-12kg
Dengan rincian :
o Trimester I < 1kg
o Trimester II +- 3kg
o Trimester III+- 6 kg
LILA
Pengukuran LILA merupakan cara deteksi dini yang mudah dan dapat dilaksanakan
oleh masyarakat awam. Untuk mengetahui resiko KEK (kekurangan energi kronik)
Kadar Hb hematological
Untuk mengetahui anemia gizi. Ibu hamil umumnya defisiensi zat besi sehingga
pendistribusian Fe ke janin juga kurang
Sumber : Kristiyanasari, weni. 2010. Gizi Ibu Hamil. Yogyakarta: Nuha Medika
Antropometri
Sumber:
Gibson. 2005. Principles of Nutritional Assessment. New York: Oxford University
Menghitung kapasitas produksi makanan dalam satu tahun (berasal dari persediaan
atau cadangan, produksi dan impor bahan makanan dari negara atau wilayah lain).
Dikurangi dengan pengeluaran untuk bibit, ekspor, kerusakan pascapanen dan
c
d
Data FBS tidak dapat memberikan informasi tentang distribusi dari makanan yang
tersedia tersebut untuk berbagai daerah, apalagi gambaran distribusi di tingkat RT atau
perorangan. FBS tidak menggambarkan perkiraan konsumsi pangan masyarakat
berdasarkan status ekonomi, keadaan ekologi, keadaan musim, dan lain sebagainya. Jadi,
FBS tidak dapat digunakan untuk menentukan status gizi masyarakat suatu negara atau
wilayah. Data FBS digunakan untuk:
-
distribusi.
Memperkirakan pola konsumsi masyarakat
Mengetahui perubahan pola konsumsi masyarakat.
Sumber :
I Dewa Nyoman Supariasa, dkk. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.
Kode Produksi Universal dan Alat Scan Elektronik, merupakan kode universalpada
produk dan alat scan-nya dapat membantu memantau makanan apa saja yang dibeli oleh
masyarakat di toko.
Gibson, Rosalind. S. 2005. Principles of Nutritional Assessment. 2nd Edition. New York:
Oxford Univerity Press, Inc.
Kelebihannya antara lain hasil yang diperoleh lebih akurat bila dilakukan dengan menimbang
makanan dan dapatdihitung intake zat gizi keluarga. Sedangkan kekurangannya antara lain
terlalu membebani responden, memerlukan biaya cukup mahal karena responden harus
dikunjungi lebih sering, memerlukan waktu yang cukup lama dan tidak cocok untuk
responden yang buta huruf.
Sumber :
I Dewa Nyoman Supariasa, dkk. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.
c.Metode 24-h recall pada household
Pada metode ini, anggota household yang bertanggung jawab atas persiapan makanan akan di
interview untuk memperoleh informasi mengenai komposisi household dan pola konsumsu
household tersebut dalam 24 jam terakhir. Pada fase pertama interview akan ditanyakan
bahan dan hidangan apa yang akan dikonsumsi, dilanjutkan dengan detail mengenai kuantitas
yang dititikberatkan pada makanan yang merupakan sumber utama energy. Total jumlah
makanan yang dikonsumsi keseluruhan anggota household dibagi dengan jumlah anggota
household.
Sumber: Gibson. 2005. Principles of Nutritional Assessment. New York: Oxford University
Press
menyeimbangkan keseimbangan ion Na-K dalam tubuh, sehingga konsumsi diet yang tinggi
lemak dan garam, serta rendah buah dan sayur memperbesar risiko hipertensi.
Sumber:
Reddy K.S., M.B. Katan. 2004. Diet, nutrition, and prevention of hypertension and
cardiovascular disease. Public Health Nutrition, 7(14): 167-186.
B. GEMUK
Pola konsumsi penyebab overweight dan obese
Kualitas diet dari kebiasaan snacking yang memburuk yang ditunjukkan dengan sugar score
dan fat score (kandungan zat gizi tersebut dalam jumlah takaran saji), terlalu banyak makan
makanan yang diproses dan makanan cepat saji, terlalu banyak makan di luar, banyak
konsumsi alkohol dan minuman berkadar gula tinggi, masalah genetik, dan makan untuk
mendapatkan ketenangan.
Sumber:
St-Orge M.P., K.L. Keller, S.B. Heymsfield. 2003. Changes in childhood food consumption
patterns: a cause for concern in light of increasing body weights. Am J Clin Nutr, 78(6):
1068-1073.
C. STUNTED
Pola konsumsi penyebab stunting
Pemberian makanan bagi anak-anak yang masih kecil yang tidak berasal dari sumber
hewani. Anak-anak, usia 18-30 bulan, yang tidak diberi makanan dari sumber hewani
yang adekuat memiliki dietary intake untuk vitamin dan mineral (vitamin B12, Zink
Fe) yang buruk dan prevalensi stunting yang tinggi
Sumber:
Shinsugi C., M. Matsumura, S. Kaneko. 2015. Factors associated with stunting among
children according to the level of food insecurity in the household: a coss-sectional study in a
rural community of Southeastern Kenya. BMC Public Health, 15:441.
Diet yang kaya buah dan sayur serta produk susu rendah lemak.
Na yang direkomendasikan kurang dari 2,4 gram (100 mEq/hari)
Aktivitas fisik dapat menurukan tekanan darah dengan olahraga aerobik secara teratur
minimal 30 menit. Pasien harus mengkonsultasikannya dahulu dengan dokter untuk
jenis olahraga terbaik yang dapat dilakukan.
Sumber :
Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Depkes. 2006. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Hipertensi. Jakarta: Depkes RI.
Solusi hipertensi
Melakukan dignosis dan screening dini agar hipertensi dapat dideteksi lebih awal sehingga
dapat membuka kesempatan untuk edukasi dan terapi pasien.
Sumber:
Biswas T, S.M.S. Islam, A. Islam. 2015. Prevention of Hypertension in Bangladesh: A
Review. Cardiovasc, 7(2): 137-144.
B. KEGEMUKAN
Cara penanggulangan kegemukan untuk anak sekolah, yaitu :
a
Sumber :
Kementerian Kesehatan RI. 2012. Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Kegemukan
dan Obesitas pada Anak Sekolah.
C. STUNTED
Solusi stunting
Kebutuhan zat gizi ibu hamil dipenuhi, makanannya cukup gizi, kesehatannya terpantau,
dan suplementasi zat gizi (terutama tablet Fe) dilakukan secara rutin. Idealnya ibu hamil
mendapatkan 90 tablet Fe selama masa kehamilan.
Bayi diberikan ASI eksklusif sampai usia 6 bulan dan setelahnya diberi MPASI yang
cukup jumlah dan baik kualitasnya.
Balita rutin dibawa ke posyandu untuk dipantau pertumbuhannya; hal ini berguna untuk
deteksi dini jika ada indikasi gangguan pertumbuhan.
Akses air bersih dan fasilitas sanitasi ditingkatkan, kebersihan lingkungan dijaga. Jika
anak dan ibu hamil terus menerus terpapar kotoran manusia dan binatang maka akan
terjadi infeksi bakteri kronis yang menyebabkan penyerapan zat gizi ke dalam tubuh
menjadi terhambat.
Sumber:
Millenium Challenge Account-Indonesia. Stunting dan Masa depan Indonesia. http://mcaindonesia.go.id/wp-content/uploads/2015/01/Backgrounder-Stunting-ID.pdf
National Heart, Lung, and Blood Institute. What Are Obesity and Overweight? http://
www.nhlbi.gov/health/health-topics/obe
24 hour recall, karena dapat menghitung jumlah natrium yang dikonsumsi dan
sumber/jenis makanannya
Food record
Food weighed
FFQ
Dietary History
B. OVERVEIGHT/OBESITAS
Food record
Multiple 24h Recall
FFQ
Dietary history
Kata Sulit
-
dasar
Buncit besar perut atau gendut
Akut timbul secara mendadak dan cepat memburuk
Kronis terus menerus berlangsung dalam waktu yang lama
Tren kecenderungan atau kecondongan tendensi
Survey etnik riset dengan memberi batas yang jelas pada data
Kata Kunci
-
Masalah gizi
Ukuran tubuh
Anak usia sekolah
Penilaian status gizi
Balita
Dewasa
Kalimat Masalah
Malnutrisi yang dialami setiap kelompok dapat diidentifikasi dengan berbagai metode
penilaian status gizi.
Pohon Masalah
Dietary
Antropometri
Badan Kecil
Buncit
Laboratory
Gangguan Penglihatan
Lemas
Balita
Anak Sekolah
Pendek
Klinis
Ekologi
Overweight
Dewasa
Berat menurut tinggi yang berada dibawah -2 dan -3 z score atau LILA untuk anak sampai
5 tahun sebagai berikut:
LILA (cm)
>13,5
<13,5
<12,5
<11
Keterangan
Normal
Malnutrisi moderate
Malnutrisi parah
Malnutrisi sangat parah
TB/U
BB/TB
INTERPRETASI
Dibawah
Diatas
Dibawah
Dibawah
Normal
Dibawah
Normal
Diatas
dibawah
Sumber :
Kementerian Kesehatan RI. 2013. Profil Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta : Kemenkes
RI.
Bappenas. 2013. Kerangka Kebijakan Gerakan Nasional Percerpatan Perbaikan Gizi
dalam Rangka Seribu Hari Pertama Kehidupan (Gerakan 1000 HPK). Jakarta:
Republik Indonesia.
Bardosono, Saptawati. Nd. Penilaian Status Gizi Balita.
ACF International. Types of Acute Malnutrition. [online] actioncontrelafaim.ca Available
at: http://actioncontrelafaim.ca/what-is-acute-malnutrition/types-of-acutemalnutrition/ [Accessed 14 Sep 2016}
Berdasarkan Riskesdas 2013, prevalensi sangat pendek dan pendek secara nasional
adalah 37,2%. Masalah kesehatan masyarakat dianggap berat bila prevalensi pendek
sebesar 30-39% dan serius bila prevalensi pendek lebih dari sama dengan 40%. Dengan
begitu, masalah gizi kronis di Indonesia tergolong masalah yang berat, dengan 14 provinsi
tergolong masalah gizi yang berat dan 14 provinsi tergolong masalah gizi yang serius.
Sumber :
MenonP,StoltzfusRJ.Buildingconvergenceinscience,programs,andpolicyactionsonchild
undernutrition:symposiumrationaleandoverview.AdvNutr.2012;3:2246.
BB/TB <80%
+
Normal
Wasted (P2)
Stunted (P3)
Wasted
kesehatan
tertuang dalam
(1973).
TB/U
>90%
TB/U
<90%
Stunted
(P1)
masyarakat
yang
Diagram Waterlow
Sumber :
FAO. Disorders of Malnutrition. [online] Available at:
http://www.fao.org/docrep/W0073e/w0073e05.htm#P3136_356089 [Accessed 14 Sep
2016]
Indikator Pertumbuhan
Z Score
>3
BB/U
Lihat catatan 1
>2
Lihat catatan 2
BB/PB
atau
BB/TB
Obesitas
Obesitas
Overweight (gizi
Overweight (gizi
lebih)
lebih)
Berisiko
>1
IMT/U
lebih
gizi
(lihat
Berisiko
lebih
gizi
(lihat
catatan 3)
catatan 3)
Kurus
Kurus
Sangat kurus
Sangat kurus
0 (median)
<-1
<-2
Perawakan pendek
(lihat catatan 4)
Perawakan sangat
<-3
Gizi kurang
Catatan :
1
Anak dalam kelompok ini berperawakan tubuh tinggi. Hal ini tidak masih normal. Singkirkan
4
5
4. Anemia
Cut off point Anemia
Wanita tidak hamil usia 15-49 tahun Moderate dengan rata-rata konsentrasi Hb
128 g/dL
Wanita hamil usia 15-49 tahun Moderate dengan rata-rata konsentrasi Hb 117
g/dL
konsenrasi ferritin.
Iron-deficient erythropoiesis ditandai dengan kehabisan simpanan besi pada
sel-sel eritropoietin atau disebut dengan defisiensi besi tanpa anemia. Pada
tahap ini kejenuhan transferrin berkurang dan terjadi peningkatan serum
Metode Sahli
Metode dimana HB dihidrolisis dengan HCl menjadi globin ferroheme.
Ferroheme untuk oksigen yang ada diudara dioksidasi menjadi ferriheme yang
segera bereaksi dengan ion Cl membentuk ferrihemeklorid yang juga disebut
hematin/hemin yang berwarna coklat. Warna yang terbentuk ini dibandingkan
Iron-deficiency
Macrocytic anemia
Anemia
index
anemia
(macrocytic)
inflammation
(microcytic
of
chronic
(normocytic normochromic)
MCV
hypochronic)
Low
High
Normal
MCH
Low
High
Normal
MCHC
Low
Normal
Normal
Jika didapatkan nilai dibawah normal dari red cell indices tanpa kondisi
talasemia, anemia atau penyakit inflamasi dan kondisi penyebab lainnya, maka
pengukuran tambahan untuk menentukan status zat besi dibutuhkan untuk
memastikan diagnosis iron deficiency (Gibson, 2005).
Mean cell volume (MCV)
MCV merupakan pengukuran ukuran rata-rata dari sel darah merah,
Serum iron, Total Iron Binding Capacity (TIBC), dan transferrin saturation
Ketiganya berguna untuk membedakan anemia yang disebabkan oleh iron
deficiency dan anemia yang timbul karena infeksi kronis, inflamasi, atau penyakit
neoplastic kronis.
Transferrin adalah glikoprotein yang mengikat dan mentransportasikan zat
besi dalam darah. TIBC digunakan untuk mengetahui kemampuan transferrin
mengikat zat besi. Transferrin saturation laju suplai zat besi untuk
mempertahankan sintesis hemoglobin yang normal.
(NCHS).
Berat Badan menurut Umur (BB/TB)
Dikatakan severe (marasmus) apabila Z-score BB/TB < -3 (WHO) atau < 70%
(NCHS).
(%)
Nilai CHI:
60%-80% mengindikasikan kehilangan massa otot tingkat moderate; <60%
mengindikasikan kehilangan massa otot tingkat parah (severe).
CHI merupakan uji laboratorium yang paling sering digunakan untuk menilai derajat
penurunan massa otot pada anak yang menderita marasmus. Pada individu tersebut
akan terdapat penurunan CHI sebagai hasil dari hilangnya lean body mass untuk
menjaga kadar serum protein.
Tanda Klinis Marasmus
Tanda klinis marasmus dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu constant sign dan
occasional sign
a
Constant sign
- Growth retadartion terjadi retardasi ekstrem, kehilangan berat badan lebih
terlihat dibandingkan tinggi badan. Anak yang marasmus biasanya memiliki berat
badan 60 persen di bawah standar BB/U
Wasting of muscle and subcutaneous dapat dideteksi dengan inspeksi klinis dan
palpasi. Lengan terlihat sangat kurus, kulitnya longgar dan LiLa nya sangat kecil.
Selain itu wajahnya terlihat tua atau sering disebut dengan monkey face.
Occasional sign
- Perubahan rambutkadang warna rambut abnormal, berwarna light-brown
- Berhubungan dengan defisiensi vitamin angular stomatitis dan keratomalasia
- Berhubungan dengan infeksi penyokong dehidrasi akibat infeksi diare, oral
monoliasis (sariawan), dan tanda pada dada (tanda TBC)
Sumber :
Gibson R.S. 2005. Principles of Nutritional Assessment 2 nd Edition. USA;
Oxford University Press.
Syaiful, Ilp. 2008. Masalah Gizi di Indonesia dan Program Perbaikan Gizi
Masyarakat.
6. Obesitas
Pengukuran antropometri Obesitas
Pengukuran IMT
Merupakan tahap awal menilai obesitas dan cara yang paling berguna untuk menilai
tingkat keparahan obesitas.
Kelemahan: overestimate tingakat adipositas sesungguhnya dari individu yang
memiliki massa otot lebih tinggi (misalnya atlet) dan underestimate adipositas pada
individu yang memiliki aktivitas fisik sedenter dengan massa lemak yang sedikit atau
yang biasa disebut sarcopenic obesity.
Sarcopenic obesity obesitas dengan IMT yang normal atau rendah namun memiliki
Metode Klinikal
Metode PSG untuk obesitas dapat dilakukan dengan klinikal yang dilihat dengan
kemunculan komorbiditas.
BMI
Waist Circumference
Classification
Low
High
Very High
Comorbidities
Overweight
present
3
Obesity I
Obesity II
Obesity III
Keterangan:
1. Diberi nasihat umum pada berat badan ideal dan gaya hidup sehat
2. Diet dan aktivitas fisik
4. Diet dan aktivitas fisik, disertai obat-obatan
Sumber: National Institute for Health and Care Excellence. 2014 Obesity Identification, assessment and
management. Diakses di http://www.nice.org.uk/
kepala relatif lebih kecil dibandingkan dengan tubuhnya/bagian dada pada bayi
Bentuk pipi lebih tembam, hidung dan mulut relatif lebih kecil, memiliki dagu
ganda
Pada dada terjadi pembesaran payudara yang meresahkan pada laki-laki
Kelamin pada anak laki-laki relatif lebih kecil, sedangkan wanita tidak jelas
adanya kelainan
Pubertas pada anak laki-laki lebih cepat sehingga pertumbuhan kerangka lebih
cepat berakhir sehingga tinggi saat dewasa relatif lebih pendek
Metode Biokimia
-
Ross, A.C., B. Caballero, R.J. Cousins, K.L. Tucker, et al. 2014. Modern
Nutrition in Health and Disease 11 th Edition. China: Lappincott
Willians & Wilkins
7. Defisiensi vitamin A
Gejala
Mild deficiency: peningkatan kerentanan terhadap penyakit infeksi (gangguan diferensiasi
pada sel imun, reduksi sintesis RBP karena infeksi).
Tanda defisiensi vitamin A juga ditemukan pada mereka yang menderita KEK terlepas dari
apakah asupan vitamin A adekuat. Hal ini disebabkan karena gangguan sintesis RBP
sehingga vitamin A tidak dapat dimobilisasi.
Signifikansi PH
Indikator
Night-blindness
Bitot Spots
Corneal Xerosis
Corneal Scars
Metode PSG
Dietary methods dengan melihat pola konsumsi ibu. Yaitu dengan melihat praktik
menyusui dan menyapih yang dilakukan sang ibu dan derajat penggunaan makanan kaya
retinol selama kehamilan, laktasi, dan usia dini.
Tes Rabun Senja, jika untuk anak-anak tes yang dilakukan dengan menggunakan
permainan, yaitu:
- Back to back yaitu 2 orang saudara (kakak-adik) berdiri saling membelakangi,
masing-masing memegang batu dan stick, selanjutnya mereka melangkah
sebanyak 5 kali dan berbalik badan, kakak harus memegang salah satu dari benda
-
Sumber :
World Health Organization. 2014. Xerophthalmia and night blindness for the
assessment of clinical vitamin a deficiency in individuals and populations.
WHO: Geneva
World Health Organization. 2011. Serum retinol concentrations for determining the
prevalence of vitamin A deficiency. WHO: Geneva
Gibney MJ, S.A. Lanham-New, A Cassidy, HH Vorster. 2009. Introduction to Human
Nutrition. UK: Wiley-Blackwell
Jelliffe. 1989. Community Nutritional Assessment. United States: Oxford University.
8. Stunting
Penilaian antropometri untuk stunting
Indeks
Kategori
Gizi
Sangat pendek
Pendek
<-3 SD
-3 SD sampai dengan <-2
Normal
SD
-2SD sampai dengan 2
Tinggi
SD
>2 SD
Anak
umur
0-60
bulan
Signifikansi PH stunting
<20% Prevalensi rendah
20-29% prevalensi medium
30-39% prevalensi tinggi
>40% prevalensi sangat tingg
Obat-obatan
-
Lingkungan
-
Penyakit
-
Sumber :
World Health Organization. 2010. Nutrition Landscape Information System: Interpretation
Guide. WHO: Geneva
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 1995/ MENKES/SK/XII/2010 tentang Standar
Antropometri Penilaian Status Gizi Anak.
Wells J.C.K., M.S. Fewtrell. 2006. Measuring Body Composition. Arch Dis Child,
91(7):612-617.
Harvard
T.H.
Chan.
Measuring
obesity.
(online)
Available
at:
https://www.hsph.harvard.edu/obesity-prevention-source/obesity-definition/howto-measure-body-fatness/. Accessed: Sept 7, 2016
anak-anak yang berdomosili di wilayah yang tidak terkena banjir. Bencana banjir yang
berulang mempengaruhi status gizi anak
Banjir sangat berpengaruh terhadap kegiatan mata pencaharian seperti pertanian
(rusaknya lahan pertanian), peternakan (ternak hilang karena banjir), dan fishing (rusaknya
peralatan untuk melaut) yang selanjutnya akan mempengaruhi kesehatan gizi anak pada
anak-anak yang tinggal di komunitas yang terkena banjir (flooded communities).
Kerusakan lahan dan keseluruhan dan kerawanan pangan menjadi alasan yang paling
memungkinkan gizi kurang dialami pada anak-anak di populasi yang terkena banjir. Untuk
itu, diperlukan strategi mitigasi yang baik untuk mereduksi dampak awal banjir terhadap
mata pencaharian dari populasi yang rentan, dan pada saat yang bersamaan, terdapat
kebutuhan yang urgent akan respond bantuan untuk mengembalikan sumber penghidupan
pada mata pencaharian yang paling terpengaruh.
Sumber :
Rodriguez-Llanes JM., et al. 2011. Child malnutrition and recurrent flooding
in rural eastern India: a community-based survey. BMJ Open, 1(2):
e000109
Rodriguez-Llanes JM., et al. 2016. Looking upstream: enhancers of child
nutritional status in post-flooded rural settings. PeerJ, : e1741
setiap tahunnya atau mengurangi 2,5% dari GDP. Hal lain seperti defisiensi mikronutrien,
perilaku pemberian ASI, dan kondisi kehamilan yang tidak baik yang berhubungan dengan
asupan zat gizi juga merugikan dari segi ekonomi suatu negara (menjadi beban ekonomi di
Kamboja). Hal ini diakibatkan pemerintah perlu mengadakan intervensi lebih untuk dapat
meningkatkan status gizi masyarakatnya (Bagriansky J, 2014).
Dampak status sosial-ekonomi terhadap status gizi
Berdasarkan penelitian Saaka dan Osman (2013), SES mempengaruhi akses
terhadap makanan yang selanjutnya akan berhubungan dengan variasi diet yang
dikonsumsi dan keamanan pangan rumah tangga.
Kualitas diet (zat gizi mikro) yang lebih tinggi berhubungan dengan SES yang
lebih tinggi, diet padat energy yang rendah akan zat gizi lebih sering dikonsumsi oleh
mereka yang berasal dari SES yang lebih rendah. Gandum utuh, daging merah tanpa
lemak (lean), ikan, produk susu rendah lemak dan buah-buahan dan sayur-sayuran segar
cenderung untuk dikonsumsi oleh kelompok SES yang lebih tinggi. SES yang lebih tinggi
mengonsumsi buah dan sayur dengan kuantitas yang lebih banyak dan lebih bervariasi.
Meskipun kualitas diet dipengaruhi oleh SES, terdapat bukti yang sedikit yang
mengindikasikan SES mempengaruhi asupan energy total (zat gizi makro)
Sumber :
Darmon N, A. Drewnowski. 2008. Does social class predict diet quality? Am J Clin Nutr,
87(5): 1107-1117
Saaka M, SM. Osman. 2013. Does Household Food Insecurity Affect the Nutritional Status
of Preschool Children Aged 6-36 Months?