SEMESTER GENAP
1. DEFINISI
Pada UC, inflamasi dimulai dari rektum dan meluas sampai kolon
bagian proksimal, dengan cepat melibatkan hampir seluruh bagian dari
usus besar. Rektum selalu terkena pada UC dan tidak ada “skip area” (area
normal pada usus yang diselang-selingi oleh area yang terkena penyakit)
dimana skip area ini didapatkan pada CD. CD dapat melibatkan bagian
manapun daripada saluran pencernaan, mulai dari mulut sampai anus, dan
menyebabkan tiga pola penyakit yaitu penyakit inflamasi, struktur, dan
fistula. Penyakit ini melibatkan segmen-segmen oleh karena proses
inflamasi granuloma non-spesifik. CD juga tidak berkesinambungan dan
memiliki “skip area” antara satu atau lebih dari area yang terkena penyakit
(Abraham, 2009)
2. EPIDEMIOLOGI
Angka kejadian dan manifestasi klinis Inflammatory Bowel
Disease (IBD) sangat bervariasi tergantung pada area geografis dan asal
populasi. Dalam beberapa studi menunjukkan bahwa manifestasi klinis
penderita IBD di negara Asia lebih ringan dibandingkan negara-negara
Barat. Studi pada tahun 2013 mengenai penderita IBD pada Asia
menunjukkan angka 0.5 - lebih dari 3 kasus per 100.000 individu pada
setiap negara di Asia dengan kasus Ulcerative Colitis (UC) terhitung
sekitar 1 kasus per 100.000 individu sedangkan Crohn’s Disease (CD)
terhitung sekitar 0.5 kasus per 100.000 individu. (Siew C, 2016)
Prevalensi paling banyak terjadi di area urban daripada rural, dan negara
maju lebih banyak daripada negara berkembang. Sebuah studi
menunjukkan bahwa sebelum tahun 1960, angka terjadinya UC lebih
tinggi dibandingkan dengan CD, namun data terakhir dinyatakan bahwa
angka kejadian CD sudah hampir sama seperti UC, yang mungkin
perubahan data ini disebabkan oleh berkembangnya pengenalan dan
penegakkan diagnosis CD. Diperkirakan sekitar 1-2 juta penduduk di
Amerika Serikat mengidap UC ataupun DC, dengan angka insiden sekitar
70-150 kasus per 100.000 individu. Berdasarkan statistik internasional,
insiden IBD sekitar 2,2-14,3 kasus per 100.000 orang per tahun untuk UC
dan 3,1-14,6 kasus per 100.000 orang per tahun untuk CD. Angka kejadian
di negara Amerika Serikat, Inggris, dan Skandinavia lebih tinggi jika
dibandingkan dengan negara Eropa, sedangkan di negara Asia dan Afrika
rendah. Di negara Amerika Serikat terdapat 3-5 kasus per 100.000 jiwa
setiap tahunnya. Data mengenai penyakit Crohn di Indonesia sangat
minim dan prevalensi berdasarkan data hasil endoskopi awal tahun 2008,
di seluruh rumah sakit di Indonesia berkisar antara 1-3,3% (Siwy & Gosal,
2020).
Angka kejadian IBD pada ras kulit putih kira-kira lebih tinggi
empat kali lipat dibandingkan dengan ras lainnya. Penyakit Crohn dapat
terjadi di semua usia, dengan puncak kejadian di usia 30 sampai 40 tahun,
tidak terdapat perbedaan bermakna antara laki-laki dan perempuan.
Perbandingan insiden antara laki-laki dan perempuan hampir sama untuk
UC dan CD, namun pada perempuan sedikit lebih tinggi. Kedua tipe IBD
ini paling sering didiagnosa pada orang-orang berusia dewasa muda.
Insiden paling tinggi dan mencapai puncaknya yaitu pada usia 15-40
tahun, kemudian berusia 55-65 tahun. Namun, pada anak-anak di bawah 5
tahun maupun pada orang usia lanjut terkadang dapat ditemukan kasusnya.
Dari semua pasien IBD, 10% berusia kurang dari 18 tahun (Siwy & Gosal,
2020).
3. ETIOLOGI
4. PATOFISIOLOGI
5. TERAPI NON-FARMAKOLOGI
1. Terapi simtomatis.
Terapi ini diberikan karena pasien yang mengalami IBD biasanya memiliki
gejala seperti diare, spasme atau nyeri, dan ketidaknyamanan epigastrium,
maka dari gejala ini dapat diberikan obat-obatan seperti antidiare,
antispasmodic, pereda asam lambung, dan lain-lain.
2. Terapi Step-Wise
Terapi ini diberikan dengan cara memberikan obat yang paling ringan atau
diberikan terapi sementara terlebih dahulu, jika obat itu gagal, maka,
obat-obatan pada tahap berikutnya yang digunakan. contoh obat yang
biasanya digunakan pada terapi ini sesuai dengan step nya adalah :
- Step 1 → Aminosalisilat
- Step 1a → Antibiotik.
- Step 2 → Kortikosteroid
Riwayat sosial :
- Mengkonsumsi susu sapi rutin tanpa gula dan merokok sejak remaja
- Bekerja sebagai manajer pemasaran dan tinggal di kawasan industry
- Bercerai sejak 1 tahun yang lalu
Data klinik : ( 23/12-2018)
TD = 130/90 mmHg
T = 39o C
RR = 22 kali/menit
HR = 90 kali/menit
GCS = 456
Alergi = ( - )
g. Obat-obatan
Konsumsi obat NSAID dapat menghambat produksi prostaglandin
melalui penghambatan siklooksigenase yang dapat merusak mekanisme
pelindung penghalang mukosa (DiPiro, 2017).
h. Mekanisme imunologi
Protein NOD (untuk pengenalan organisme) dan toll-like
membrane receptors (TLRs) terlibat dalam perlindungan usus dan dapat
menyebabkan pelepasan antibakteri peptida seperti defensin, di antara
fungsi lainnya. Penurunan sekresi defensin oleh sel Paneth dianggap
sebagai salah satu faktor penyebab hilangnya fungsi penghalang yang
efektif sehingga dinding usus dalam CD ditembus oleh limfosit, sel
plasma, sel mast, makrofag, dan neutrofil, sehingga menyebabkan
pembentukan granuloma dan mungkinan memodifikasi apoptosis sel epitel
(DiPiro, 2017).
Ringer lactat Menggantikan cairan Pasien dengan Pemberian terapi sudah tepat karena
tubuh yang hilang cerebral enema Tn. Has mengalami diare selama 3
karena pasien diare (NCBI, 2021) hari dan untuk memulihkan kondisi
(NCBI, 2021) lemas, lesu, dan pucat yang terjadi
akibat gangguan keseimbangan
elektrolit dalam tubuh. Selain itu,
formulasi ringer lactat tidak
mengandung gula sehingga cocok
untuk Tn. Has yang memiliki
riwayat DM.
Carter, M. J., A. J. Lobo, dan S. P. Travis. 2004. Guidelines for The Management
of Inflammatory Bowel Disease in Adults. Gut 2004; 53 (Suppl V): v1-v16
DiPiro J.T., Wells B.G., Schwinghammer T.L. and DiPiro C. V., 2015,
Pharmacotherapy Handbook, Ninth Edition., McGraw-Hill Education
Companies, Inggris.
Priyantoro, S.T. & S., Mustika. 2015. Peranan Gut Mikrobiota dalam Patogenesis
Inflammatory Bowel Disease dan Pendekatan Terapi Probiotik. Cermin Dunia
Kedokteran 42(6):467-470.
Salwan H, Yosy D. 2014. Inflammatory Bowel Disease Pada Anak. MKS 46(2)
158-163
Swinson, C.M., Perry, J., Lumb, M and Levi, A.J., 1981. Role of Sulphasalazine
in the aetiology of Folate Deficiency in Ulcerative Colitiz. Gut Journal.
(22):456-461
Tussakinah, W., Masrul., & I.R. Burhan. 2018. Hubungan Pola Makan dan
Tingkat Stres terhadap Kekambuhan Gastritis di Wilayah Kerja Puskesmas
Tarok Kota Payakumbuh Tahun 2017. Jurnal Kesehatan Andalas 7(2)
:217-225.
Yosy, D. & Salwan, H. 2014. Inflammatory Bowel Disease Pada Anak. Majalah
Kedokteran Sriwijaya 46(2), pp. 158-163