OLEH
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah Efek Samping Obat Alam yaitu makalah tentang
Khasiat, Efek Samping, dan Kandungan Kimia Berbahaya Obat Herbal.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena
itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat
memperbaiki makalah ilmiah biologi ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................4
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................8
1.3 Manfaat................................................................................................................8
BAB II KHASIAT DAN EFEK SAMPINGOBAT TRADISIONAL..........................9
2.1 Pengertian Obat Tradisional................................................................................9
2.2 Penggolongan Obat Tradisional...........................................................................9
2.3 Manfaat dan Efek Samping Obat Herbal...........................................................13
BAB III OBAT HERBAL YANG BERBAHAYA.....................................................14
3.1 Berikut ini adalah ciri-ciri obat jenis ini yang berbahaya bagi tubuh Anda......14
3.2 Alasan Merek Obat Herbal Ini Berbahaya.........................................................16
BAB IV KANDUNGAN KIMIA OBAT HERBAL YANG BERBAHAYA............21
4.1 Bahan kimia obat (BKO) di dalam obat tradisional...........................................22
4.2 Tips Identifikasi Secara Cepat Adanya BKO di dalam Obat tradisional...........23
Bahaya macam-macam BKO yang sering dicampurkan kedalam obat tradisional. 23
4.3 Sanksi Terhadap Pelanggaran............................................................................26
BAB V CARA MENGATASI EFEK SAMPING DARI OBAT HERBAL...............28
BAB VI PENUTUP.....................................................................................................29
6.1 Kesimpulan........................................................................................................29
6.1 Saran..................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................31
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan,
hewan, mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang
secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan dan dapat diterapkan sesuai
dengan norma yang berlaku di masyarakat (Permenkes RI No. 007 Tahun 2012),
bahan-bahan yang digunakan tidak mengandung bahan kimia sintetik.
Obat tradisional terbuat dari campuran berbagai tumbuhan yang dapat dibuat menjadi
bentuk sediaan yang bervariasi diantaranya adalah kapsul, tablet, pil, dan lain-lain.
Menurut WHO, obat tradisional telah digunakan secara luas di dunia sejak hampir 20
tahun. Pada negara-negara seperti Ghana, Mali, Nigeria, dan Zambia, penggunaan
obat tradisional mencapai 60% dan sekitar 80% populasi di banyak negara
menggunakan obat tradisional sebagai perlindungan kesehatan mereka (Kayne,
2010).
Penggunaan obat tradisional secara luas oleh masyarakat disebabkan selain karena
alami, mudah didapat, serta harganya yang murah, penggunaan obat ramuan
tumbuhan secara tradisional ini tidak menghasilkan efek samping yang ditimbulkan
seperti yang sering terjadi pada pengobatan secara kimiawi, selain itu masih banyak
orang yang beranggapan bahwa penggunaan obat tradisional lebih aman
dibandingkan dengan obat sintesis (Thomas A.N.S, 1989).
Seiring dengan modernisasi, banyak masyarakat baik pria maupun wanita yang
menginginkan berat tubuh yang ideal serta mengurangi obesitas. Obesitas sendiri
dapat mengakibatkan munculnya penyakitpenyakit serius seperti diabetes mellitus
serta dapat meningkatkan resiko 2 kematian dini. Penyakit-penyakit kronis lainnya
seperti hipertensi, hiperlipidemia, jantung koroner, stroke, gangguan sistem
musculoskeletal, penyakit kandung empedu, serta beberapa jenis kanker meningkat
seiring dengan peningkatan berat badan sehingga dilakukan banyak cara dalam
perwujudannya menghindari obesitas serta mendapatkan berat badan yang ideal
(Malone, 2005).
Selain itu juga tertulis bahwa penderita penyakit jantung dilarang untuk
mengkonsumsi produk, sehingga makin memperkuat dugaan bahwa obat herbal
pelangsing tersebut dicampur dengan bahan kimia obat yaitu Sibutramin HCl karena
salah satu efek samping penggunaan sibutramin HCl yaitu terjadinya peningkatan
resiko kardiovaskular. Banyaknya penggunaan obat pelangsing tradisional yang
beredar di masyarakat menyebabkan adanya penyalahgunaan produksi obat
tradisional yang tidak sesuai dengan pedoman cara pembuatan obat 3 tradisional yang
baik.
Berdasarkan Permenkes RI No. 007 tahun 2012, di dalam obat tradisional dilarang
mengandung bahan kimia obat yang merupakan hasil isolasi atau sintetik yang
berkhasiat sebagai obat. Dari hasil penelitian diungkapkan bahwa sekitar 63%
tanaman obat tradisional dapat menyebabkan interaksi farmakokinetik dengan obat
konvensional jika dikonsumsi secara bersamaan. Misalnya, jamu yang mengandung
fenilbutason dapat menyebabkan peradangan lambung serta dalam jangka panjang
dapat menyebabkan kerusakan hati dan ginjal, jamu yang mengandung sibutramin
HCl dapat meningkatkan resiko kardiovaskular (Hermanto dan Subroto, 2007).
Untuk melindungi masyarakat dari bahaya obat tradisional yang dicemari dengan
bahan kimia obat, badan POM melakukan pembatalan izin 4 edar dan penarikan
produk obat yang mengandung bahan kimia obat. Salah satunya adalah pembatalan
izin edar dan penarikan produk obat yang mengandung sibutramin di antaranya
adalah Reductil®, Maxislim®, Redufast®, Slimact®, Redusco®, dan Decaslim®
berdasarkan Keterangan Pers Badan POM No PN.01.04.1.31.10.10.9829 tanggal 14
Oktober 2010 (www.pom.go.id).
Tidak hanya itu, berdasarkan lampiran public warning Badan POM No.
HM.03.05.1.43.09.12.6081 Tanggal 19 September 2012 tentang obat tradisional
mengandung bahan kimia obat, diketahui bahwa obat herbal pelangsing ABC Acai
Berry kapsul lunak mengandung bahan kimia obat yaitu sibutramin hidroklorida.
Selain obat herbal pelangsing di atas, ternyata masih banyak obat herbal pelangsing
lain yang kemungkinan besar mengandung bahan kimia obat sibutramin berdasarkan
perolehan hasil yang maksimal dalam waktu konsumsi yang relatif singkat, sehingga
perlu adanya suatu metode yang selektif dan sensitif untuk mendeteksi serta
menentukan jumlah sibutramin yang ditambahkan dalam obat-obat herbal pelangsing
tersebut. Penelitian mengenai analisa sibutramin dalam formula herbal pelangsing
telah dilakukan oleh Kanan, et al., pada tahun 2009 untuk identifikasi dan kuantifikasi
sibutramin dan rimonabant dalam beberapa sediaan herbal pelangsing secara HPLC
dengan detector DAD (Diode Array Detector) dan HPTLC (High Performance Thin
Layer Chromatography).
Berdasarkan alasan di atas maka diperlukan adanya penelitian yang lebih lanjut untuk
mendapatkan hasil pemisahan sibutramin yang lebih baik, yaitu dilakukan
pengembangan lebih lanjut dari metode yang sudah ada untuk mencari penetapan
metode identifikasi dan kadar sibutramin dalam sediaan herbal pelangsing khususnya
dalam bentuk kapsul yang banyak beredar secara luas di Indonesia.
Metode penelitian yang digunakan adalah kromatografi lapis tipis karena dari segi
finansial, harga plat KLT lebih terjangkau dibandingkan dengan harga plat HPTLC.
Di antara berbagai jenis teknik kromatografi, kromatografi lapis tipis merupakan
metode yang sederhana, hanya memerlukan investasi yang kecil untuk perlengkapan,
menggunakan waktu yang singkat untuk menyelesaikan analisis (15-60 menit), dan
memerlukan jumlah cuplikan yang sangat sedikit (kira-kira 0,1g).
1.3 Manfaat
1. Untuk mengetahui khasiat serta efek samping dari obat tradisional.
2. Untuk mengetahui obat-obat herbal yang tergolong berbahaya .
3. Untuk mengetahui kandungan kimia apa saja yang dapat berpotensi
membahayakan tubuh.
4. Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi efek samping dari obat herbal.
BAB II
KHASIAT DAN EFEK SAMPING
OBAT TRADISIONAL
A. Obat Tradisional
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan,
bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan
tersebut, yang secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan
Jamu adalah salah satu bentuk obat tradisional.
Contoh jamu bermerek adalah Kuku bima, Pegal linu, Gemuk sehat, Tolak angin,
Tuntas, Rapet wangi, Kuldon, Strong pas, Tolak Angin, Antangin Mint, Antangin
Jahe merah, Darsi, Enkasari, Batugin elixir, ESHA, Buyung upik, Susut perut,
Selangking singset, Herbakof, Curmino.
Pada jamu tidak boleh ada klaim khasiat menggunakan istilah farmakologi/medis
seperti jamu untuk hipertensi, jamu untuk diabetes, jamu untuk hiperlipidemia, jamu
untuk TBC, jamu untuk asma, jamu untuk infeksi jamur candida, jamu untuk
impotensi dll.
Obat Herbal Terstandarisasi (OHT) adalah sediaan obat bahan alam yang telah
dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik (pada hewan
percobaan) dan bahan bakunya telah distandarisasi.
C. Fitofarmaka
Fitofarmaka adalah obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya
secara ilmiah dengan uji praklinik (pada hewan percobaan) dan uji klinik (pada
manusia), bahan baku dan produk jadinya sudah distandarisasi.
Memang fitofarmaka merupakan obat herbal yang diresepkan oleh para dokter
mengingat sudah teruji baik pada hewan maupun manusia.
2.3 Manfaat dan Efek Samping Obat Herbal
Pada prinsipnya, obat-obatan herbal memiliki potensi efek samping yang sama
dengan obat-obatan sintetis atau konvensional.Tubuh kita tidak bisa membedakan
antara pengobatan menggunakan herbal dengan pengobatan sintetis. Produk obat
herbal merupakan bagian-bagian dari tumbuhan (misalnya akar, daun, kulit, dll) dan
mengandung banyak senyawa kimia aktif. Senyawa ini, selain mempunyai khasiat
penyembuhan juga dapat memiliki efek samping yang dapat merugikan.
Namun, secara teoritis, kombinasi zat kimia aktif dalam beberapa jenis herbal juga
bisa berinteraksi untuk membuat ramuan herbal menjadi lebih beracun daripada
menggunakan satu jenis herbal. Efek samping ini dapat terjadi dalam beberapa cara,
misalnya keracunan, kontraindikasi dengan obat lain, dan lain-lain.
BAB III
OBAT HERBAL YANG BERBAHAYA
Obat herbal biasa dikonsumsi masyarakat Indonesia sejak dahulu. Biasa disebut
dengan jamu atau obat tradisional, obat herbal telah sejak lama dipercaya oleh
masyarakat untuk mengusir masuk angin, menambah energi, mempercantik diri,
hingga meningkatkan gairah dan kemampuan seksual Anda.
Saat ini obat tradisional sudah banyak dikonsumsi oleh berbagai kalangan. Obat
herbal sering menjadi alternatif pengobatan bagi mereka yang secara fisik sudah tidak
kuat menjalani tindakan medis besar. Misalnya bagi pasien kanker yang sudah tidak
kuat menjalani kemoterapi.
Penggunaan obat jenis herbal pun sudah menjadi kebiasan masyarakat sehari-hari.
Misalnya ketika merasa masuk angin, masyarakat cenderung tidak pergi ke dokter
atau minum obat. Masyarakat lebih memilih minum obat herbal. Perhatikan ciri-ciri
obat herbal sebelum dibeli dan dikonsumsi
Di balik berbagai khasiatnya, ternyata obat herbal juga bisa berbahaya bagi tubuh
Anda. Pasalnya, sembarangan mengonsumsi obat herbal bisa membuat gejala yang
Anda alami jadi makin parah. Berbagai bahan dari obat herbal mungkin memberikan
efek samping yang tidak Anda ketahui.Selain itu, tanpa sepengatahuan konsumen,
obat herbal juga mungkin sudah ditambahi berbagai bahan kimia berbahaya meski
katanya alami. Karena itu, Anda harus bijak dan jeli dalam memilih obat herbal yang
aman dan sudah teruji klinis.
3.1 Berikut ini adalah ciri-ciri obat jenis ini yang berbahaya bagi tubuh Anda
Badan Kesehatan Dunia atau WHO sudah menetapkan standar yang harus diikuti oleh
setiap negara mengenai kelengkapan informasi pada kemasan obat.
Obat yang bagus seharusnya bukan hanya menyebut merek, tapi juga jelas
mencantumkan siapa produsennya.
Selain itu, obat jenis herbal yang aman seharusnya mencantumkan SNI atau Standar
Nasional Indonesia. SNI akan dikeluarkan bila produknya sudah mengikuti standar
produksi dan kualitas barang di Indonesia. Ini berarti produk yang ada SNI-nya punya
pabrik yang bersih, aman, dan terjamin. Tanpa SNI, kualitas produk Anda
dipertanyakan.
BKO adalah bahan kimia yang biasa digunakan pada obat-obatan. Seharusnya BKO
tidak digunakan dalam herbal. Selain itu, penggunaan obat haruslah sesuai dengan
aturan.
Misalnya pada beberapa jenis kortikosteroid seperti obat deksametason dan salep
betametason. Penggunaan sembarangan akan membuat fungsi kelenjar adrenal pada
tubuh Anda rusak dan menyebabkan berbagai macam gejala, mulai dari rasa lemas
hingga kematian.
Produsen obat herbal yang tidak bertanggung jawab akan memasukkan BKO ke
dalam produknya. Ini akan membuat produknya dipandang sangat berkhasiat. Saat ini
ada banyak sekali produk herbal yang menggunakan BKO. Badan POM sendiri masih
terus memantau dan menemukan berbagai produk herbal yang berbahaya. Karena itu,
jangan sembarangan beli produk herbal karena tergiur harga murah dan khasiat yang
menjanjikan.
Produk-produk itu merupakan produk yang tidak terdaftar di BPOM RI. Berikut
beberapa obat yang dimaksud.
BAB IV
KANDUNGAN KIMIA OBAT HERBAL YANG BERBAHAYA
Kesehatan hal yang terpenting diperlukan oleh tubuh manusia karena, kesehatan
memberi pengaruh besar dalam aktifitas manusia. Dalam kehidupan obat berperan
penting untuk meningkatkan kesehatan dan obat juga untuk memulihkan kesehatan
seseorang mencoba berbagai macam obat agar cepat memulihkan keadaannya.
Obat adalah zat yang digunakan untuk pencegahan dan penyembuhan penyakit serta
pemulihan dan peningkatan kesehatan bagi penggunaannya. Setiap obat mempunyai
manfaat, namun juga mempunyai efek samping yang merugikan. Oleh karena itu,
gunakanlah obat sesuai dengan aturan pakai
Hal ini membuktikan bahwa obat-obat tradisional masih dipercayai oleh masyarakat
dan terbukti menyembuhkan berbagai macam penyakit. Jadi para konsumen perlu
akan adanya informasi yang dapat membantu mengenali produk-produk obat
tradisional yang sehat, atau yang baik untuk dikonsumsi masyarakat atau
konsumen.
Badan POM selaku badan yang memiliki otoritas didalam pengawasan obat dan
makanan di Indonesia, terus berupaya untuk memenuhi keinginan masyarakat dengan
meningkatkan perannya didalam melindungi masyarakat dari peredaran obat
tradisional yang tidak memenuhi syarat mutu dan keamanan. Disamping itu Badan
POM juga berperan dalam membina industri maupun importir/distributor secara
komprehensif mulai dari pembuatan, peredaran serta distribusi, agar masyarakat
terhindar dari penggunaan obat tradisional yang berisiko bagi pemeliharaan
kesehatan. Pengawasan yang dilakukan oleh Badan POM dimulai sebelum produk
beredar yaitu dengan evaluasi produk pada saat pendaftaran (pre marketing
evaluation/product safety evaluation), inspeksi sarana produksi sampai kepada
pengawasan produk di peredaran (post marketing surveillance).
Definisi Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari
bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan
berdasarkan pengalaman.
Sampai saat ini Badan POM masih menemukan beberapa produk obat tradisional
yang didalamnya dicampuri bahan kimia obat (BKO). BKO di dalam obat tradisional
inilah yang menjadi selling point bagi produsen Hal ini kemungkinan disebabkan
kurangnya pengetahuan produsen akan bahaya mengkonsumsi bahan kimia obat
secara tidak terkontrol baik dosis maupun cara penggunaannya atau bahkan semata-
mata demi meningkatkan penjualan karena konsumen menyukai produk obat
tradisional yang bereaksi cepat pada tubuh.
Konsumen yang tidak menyadari adanya bahaya dari obat tradisional yang
dikonsumsinya, apalagi memperhatikan adanya kontra indikasi penggunaan beberapa
bahan kimia bagi penderita penyakit tertentu maupun interaksi bahan obat yang
terjadi apabila pengguna obat tradisional sedang mengkonsumsi obat lain, tentunya
sangat membahayakan. Untuk itulah Badan POM secara berkesinambungan
melakukan pengawasan yang antara lain dilakukan melalui inspeksi pada sarana
distribusi serta pengawasan produk di peredaran dengan cara sampling dan pengujian
laboratorium terhadap produk yang beredar. Informasi adanya BKO didalam obat
tradisional juga bisa diperoleh berdasarkan laporan / pengaduan konsumen maupun
laporan dari Yayasan Badan Perlindungan Konsumen Nasional (Yabpeknas).
Menurut temuan Badan POM, obat tradisional yang sering dicemari BKO umumnya
adalah obat tradisional yang digunakan pada:
No Klaim kegunaan Obat BKO yang sering ditambahkan
. tradisional
4.2 Tips Identifikasi Secara Cepat Adanya BKO di dalam Obat tradisional.
Yang dapat dilakukan secara cepat sebagai tindakan kewaspadaan terhadap obat
tradisional yang tidak bermutu dan bahkan mungkin tidak aman adalah :
BKO yang sering dicampurkan ke dalam obat tradisional dan bahayanya adalah
sebagai berikut :
1) Fenilbutazon
Efek samping :
o Timbul rasa tidak nyaman pada saluran cerna, mual, diare, kadang
pendarahan dan tukak, reaksi hipersensifitas terutama angio edema dan
bronkospasme, sakit kepala, pusing, vertigo, gangguan pendengaran,
fotosensifitas dan hematuria.
2) Antalgin (Metampiron)
Efek samping :
Pada pemakaian jangka panjang dapat menimbulkan agranulositosis.
3) Deksametason
Efek Samping :
o Glukokortikoid meliputi diabetes dan osteoporosis yang berbahaya
bagi usia lanjut. Dapat terjadi gangguan mental, euphoria dan
myopagh.
o Pada anak-anak kortikosteroid dapat menimbulkan gangguan
pertumbuhan, sedangkan pada wanita hamil dapat mempengaruhi
pertumbuhan adrenal anak.
o Mineralokortikoid adalah hipertensi, pretensi Natrium dan cairan serta
hypokalemia.
o
4) Prednison
Efek samping :
o Gejala saluran cerna : mual, cegukan, dyspepsia, tukak peptic, perut
kembang, pancreatitis akut, tukak oesofagus, candidiasis.
o Gejala musculoskeletal : miopatiproximal, osteoporosis, osteonekrosis
avaskuler.
o Gejala endokrin : gangguan haid, gangguan keseimbangan Nitrogen
dan kalsium, kepekaan terhadap dan beratnya infeksi bertambah.
o Gejala neuropsikiatri : euphoria, ketergantungan psikis, depresi,
insomnia, psikosis, memberatnya shizoprenia dan epilepsy.
o Gejala pada mata : glaucoma, penipisan kornea dan sclera, kambuhnya
infeksi virus atau jamur di mata.
o Gejala lainnya : gangguan penyembuhan, atrofi kulit, lebam, acne,
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, leukositosis, reaksi
hipersensitif (termasuk anafilaksis), tromboemboli, lesu.
5) Teofilin
Efek samping :
Takikardia, palpitasi, mual, gangguan saluran cerna, sakit kepala, insomnia
dan aritmia.
6) Hidroklortiazid (HCT)
Efek samping :
Hipotensi postural dan gangguan saluran cerna yang ringan, impotensi
(reversible bila obat dihentikan), hipokalimia, hipomagnesemia, hipoatremia,
hiperkalsemia, alkalosis, hipokloremik, hiperurisemia, pirai, hiperglikemia
dan peningkat kadar kolesterol plasma.
7) Furosemid
Efek samping :
Hiponatremia, hipokalemia, hipomagnesia, alkalosis, hipokloremik, ekskresi
kalsium meningkat, hipotensi, gangguan saluran cerna, hiperurisemia, pirai,
hiperglikemia, kadar kolesterol dan trigliserida plasma meningkat sementara.
8) Glibenklamid
Efek samping :
o Umumnya ringan dan frekuensinya rendah diantaranya gejala saluran
cerna dan sakit kepala.M
o Gejala hematology trombositopeni dan agranulositosis.
9) Siproheptadin
Efek samping :
Mual, muntah, mulut kering, diare, anemia hemolitik, leukopenia,
agranulositosis dan trombositopenia.
Untuk melindungi masyarakat dari bahaya akibat penggunaan obat tradisional yang
dicemari BKO, Badan POM RI telah memberikan peringatan keras kepada produsen
yang bersangkutan dan memerintahkan untuk segera menarik peredaran produk serta
memusnahkannya. Apabila peringatan tersebut tidak ditanggapi, Badan POM dapat
membatalkan ijin edar produk dimaksud bahkan mengajukanya ke pengadilan.
Tindakan produsen dan pihak-pihak yang mengedarkan produk obat tradisional
dengan menambah BKO telah melanggar UU No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan
dan Undang-Undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Berkaitan dengan efek samping obat adalah suatu kondisi dimana muncul gejala dari
penggunaan obat dimana biasanya setiap obat memiliki efek samping karena obat
merupakan suatu senyawa kimia.Tidak semua herba aman dikonsumsi. Sebab itu,
sebelum mengkonsumsi herba, sepatutnya Anda mencermati dulu dengan baik
keamanan kandungan di dalamnya, dan lebih ideal lagi mengkonsultasikannya dulu
ke dokter terkait keamanannya untuk dikonsumsi. Jika pun kandungannya aman,
tidak selalu herba tersebut tepat dan perlu juga Anda konsumsi.
Saat tubuh merasakan jantung berdebar, tubuh gemetar, pusing, mulut pahit, dan
gelisah berlebihan usai mengkonsumsi herba pelangsing bisa jadi memang
disebabkan oleh efek samping kandungan dalam herba tersebut. Di samping itu,
beragam keluhan ini mungkin juga muncul karena alergi, dispepsia, gejala
ekstrapiramidal, infeksi pencernaan atau sistem organ lain, gangguan kelenjar tiroid,
gangguan cemas berlebih, anemia, hipoglikemia, konsumsi kafein atau stimulan lain
berlebihan, gangguan somatoform, dan banyak lagi kondisi medis lainnya.
Lebih tepat, jika keluhan masih terasa mengganggu, selain menghentikan konsumsi
herba tersebut, lakukanlah juga:
Secara umum efek obat akan berkurang sesuai masa aktif obat dalam tubuh biasanya
ada yang 4 jam sampai dengan beberapa hari dan tiap obat akan berbeda cara
kerjanya. Namun secara umum biasanya adalah bekerja sekitar 8 jam dalam tubuh
Namun bila ada gejala sesak, gelisah, kejang, muntah, pingsan maka sebaiknya segera
ke RS untuk ditangani kegawatan yang terjadi.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan makalah diatas, dapat disimpulkan bahwa :
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan,
hewan, mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang
secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan.
Pada prinsipnya, obat-obatan herbal memiliki potensi efek samping yang sama
dengan obat-obatan sintetis atau konvensional.Tubuh kita tidak bisa membedakan
antara pengobatan menggunakan herbal dengan pengobatan sintetis. Produk obat
herbal merupakan bagian-bagian dari tumbuhan (misalnya akar, daun, kulit, dll) dan
mengandung banyak senyawa kimia aktif. Senyawa ini, selain mempunyai khasiat
penyembuhan juga dapat memiliki efek samping yang dapat merugikan.
Berikut ini adalah ciri-ciri obat jenis ini yang berbahaya bagi tubuh Anda.
6.1 Saran
Sebagai masyarakat awam, disarankan untuk lebih mengetahui tentang jenis-jenis
obat tradisional yang mengandung BKO yang dapat membahayakan bagi tubuh,
dengan cara jangan asal membeli obat herbal dan selalu mengecek apakah obat
tersebut telah terdaftar di BPOM karena efek yang ditimbulkan akan sangat fatal.
DAFTAR PUSTAKA
Barnes, J., Anderson L. A., and Philipson J. D., 1996, Herbal Medicine, 2nd
edition, 126, 313, Pharmacetical Press,London.
Hermanto dan Subroto (2007). Pilih Jamu dan Herbal tanpa Efek Samping,
Penerbit PT Elex Media Komputindo, Jakarta