Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TOKSIKOLOGI

SEJARAH TOKSIKOLOGI

Dosen : Apt. Restu Nur Hasanah H, S.farm., M.Pharm.S.ci

OLEH

NAMA : YEDHIT KURNIAWAN SJAHRUL


NIM : 917312906201011

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN AVICENNA
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunianya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.”.
Tujuan membuat makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah toksikologi yang
dibimbing oleh Apt. Restu Nur Hasanah H, S.farm., M.Pharm.S.ci. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat dan berguna, khususnya bagi kami dan umumnya bagi pembaca.
Demikian makalah ini dibuat, kami menyadari di dalam penyusunan dan pembuatan
makalah ini masih banyak kekurangan,  maka dari itu kritik dan saran sangat kami harapkan
demi mencapai kesempurnaan makalah ini agar lebih baik lagi dan atas kritik dan sarannya
kami ucapkan terimakasih.
                                                              

                                                                                     Kendari, 4 november 2021


                                                                                                                 
                                                                                           
Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................5
1.3 Tujuan..............................................................................................................................5
1.4 Manfaat............................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................................6
2.1 Sejarah Toksikologi.........................................................................................................6
2.2 Definisi Toksikologi.........................................................................................................6
2.3 Ruang Lingkup Toksikologi............................................................................................7
2.4 Contoh Kondisi Tubuh Yang Mengalami Ketoksikan.....................................................9
Keracunan Timbal/Plumbism.................................................................................................9
Penyebab Keracunan Timbal.............................................................................................10
Gejala Keracunan Timbal..................................................................................................11
Diagnosis Keracunan Timbal.............................................................................................12
BAB III.....................................................................................................................................13
PENUTUP................................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................13
3.2 Saran...............................................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi  dan produk kimia yang semakin cepat dan canggih sekarang
ini telah berhasil meningkatkan mutu kehidupan. Namun disisi lain keadaan tersebut
menimbulkan kerugian bagi masyarakat terutama mereka yang secara langsung berhubungan
dengan bahan kimia. Bahan kimia yang berbahaya tersebut disebut juga toksin/racun.
Sebagian besar toksin berasal dari bahan kimia hasil aktivitas manusia misalnya aktivitas
industri, pertanian , perternakan, kedokteran maupun rumah tangga. Dalam kehidupan sehari-
hari pun keberadaan bahan kimia tidak dapat di hindarkan, karena dalam setiap kegiatan
manusia pasti ada kandungan unsur kimia.
Selain mempunyai manfaat bagi kehidupan, bahan kimia juga memiliki efek samping
yang dapat berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Manusia selain sebagai pengguna atau
konsumen dari bahan kimia, juga dapat menjadi korban dari efek bahan kimia tersebut.
Paparan dari toksin terhadap manusia baik secara spontan dalam dosis besar maupun secara
berkala dalam dosis rendah dapat menyebabkan berbagai macam gangguan.
Manusia berada dalam hubungan yang terus menerus dengan agen-agen toksis. Agen-
agen toksis ini bisa dijumpai dalam makanan yang dimakan, air diminum ataupun udara yang
dihirup. Tergantung pada sifat-sifat fisika dan kimia dari agen-agen toksis ini, mereka bisa
diserap oleh saluran larnbung usus, paru-paru dan atau kulit. Untungnya badan mempunyai
kemampuan untuk metabolisir dan mengeluarkan senyawa-senyawa ini kedalam urin,
empedu dan udara. Namun demikian, apabila kecepatan penyerapan melabihi kecepatan
ekskresinya senyawa toksis itu akan menumpuk kesatu konsentrasi kritis didalam badan
yang mengakibatkan akan terlihat efek toksis dari agen tersebut.
Dari kenyataan diatas, muncul satu cabang ilmu yang dikenal sebagai toksikologi.
Toksikologi merupakan studi mengenai efek-efek yang tidak diinginkan dari zat-zat kimia
terhadap organisme hidup. Toksikologi juga membahas tentang penilaian secara kuantitatif
tentang organ-organ tubuh yang sering terpajang serta efek yang ditimbulkannya.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari latar belakang tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah toksikologi?
2. Apa yang dimaksud dengan toksikologi?
3. Apa saja ruang lingkup toksikologi?

1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui sejarah toksikologi.
2. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan toksikologi.
3. Untuk mengetahui ruang lingkup toksikologi.

1.4 Manfaat
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khusunya bagi penyusun dan umumnya bagi 
pembaca tentang sejarah dan definisi toksikologi, sehingga dapat menambah pengetahuan
mengenai materi tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Toksikologi

Pengetahuan tentang racun sesungguhnya sudah ada sejak zaman dahulu tetapi belum
tersusun secara sistematis menjadi suatu ilmu. Baru pada awal abad ke-16 seorang ahli racun
terkenal yang hidup pada tahun 1493-1541, Phillipus Aureolus Theophrastus Bombastus von
Hohenheim Paracelcus (PATBH Paracelcus) memperkenalkan istilah toxicon (toxic agent)
untuk zat (substansi) yang dalam jumlah kecil dapat mengganggu fungsi tubuh. Ia adalah
orang  pertama yang  meletakkan  dasar  ilmu dalam  mempelajari racun dan mengenalkan
dalil yaiti percobaan pada hewan merupakan cara yang paling baik dalam mempelajari respon
tubuh terhadap racun dan efek suatu zat (kimia atau fisik) pada tubuh dapat merupakan efek
terapi (bermanfaat) dan efek toksik (merugikan).
Selanjutnya, toksikologi modern diperkaya oleh Mattieu Joseph Orfilla (1787 – 1853). Ia
merupakan orang pertama yang melakukan penelitian  secara sistematis tentang respon
biologik anjing pada zat kimia tertentu. Ia memperkenalkan toksikologi sebagai ilmu yang
memepelajari racun, ia mengembangkan analisis terhadap racun misalnya As (Arsen) dan
meletakkan dasar toksikologi forensik. Toksikologi juga dikembangkan oleh ahli lain seperti
Francois Magendie (1783 – 1855) yang meneliti efek striknin dan emetin.

2.2 Definisi Toksikologi

Bahan kimia beracun atau biasa dikenal dengan sebutan toksik ialah bahan kimia yang
dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan manusia atau menyebabkan kematian apabila
terserap ke dalam tubuh karena tertelan, lewat pernafasan atau kontak lewat kulit.
Istilah Toksikologi awalnya berasal dari bahasa latin yaitu “toxon” yang artinya racun,
sedangkan ilmu pengetahuan dikenal dengan kata “logos”. Kombinasi arti ini terbitlah bidang
ilmu yang diketahui umum sebagai toksikologi, dan dalam bahasa inggris disebut toxicology.
Secara etimology toksikologi terbagi dari dua kata diatas dan didefinisikan sebagai ilmu
tentang racun. Toksikologi juga didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari efek-efek
merugikan dari suatu zat (Nelwan, 2010).
Toksikologi merupakan ilmu atau pemahaman tentang pengaruh berbagai macam zat-zat
kimia yang merugikan bagi kelangsungan hidup makhluk hidup. Toksikologi menurut para
ahli kimia merupakan ilmu yang bersangkut paut dengan berbagai macam efek dan
mekanisme kerja yang dapat merugikan dari agen kimia terhadap binatang dan manusia.
Toksikologi menurut para ahli farmakologi adalah cabang dari farmakologi yang
berhubungan dengan efek samping zat kimia di dalam sistem biologik. Dalam toksikologi
terdapat unsur – unsur yang saling berinteraksi antara satu dengan yang lain dengan suatu
cara tertentu sehingga dapat menimbulkan suatu respon pada sistem biologi yang dapat
menimbulkan kerusakan terhadap sistem biologi tersebut. 
Pada umumnya zat toksik masuk lewat pernafasan atau kulit dan kemudian beredar
keseluruh tubuh atau menuju organ-organ tubuh tertentu. Zat-zat tersebut dapat langsung
mengganggu organ-organ tubuh tertentu seperti hati, paru-paru, dan lain-lain. Tetapi dapat
juga zat-zat tersebut berakumulasi dalam tulang, darah, hati, atau cairan limpa dan
menghasilkan efek kesehatan pada jangka panjang. Pengeluaran zat-zat beracun dari dalam
tubuh dapat melewati urin, saluran pencernaan, sel epitel dan keringat.
Pada dasarnya semua bahan kimia adalah beracun, tetapi bahayanya terhadap kesehatan
sangat bergantung pada jumlah zat tersebut yang masuk ke dalam tubuh. Misalnya garam
dapur yang kita makan setiap hari adalah bahan kimia yang tidak menimbulkan gangguan
kesehatan. Tetapi jika terlalu besar jumlah yang kita makan, akan membahayakan kesehatan
kita. Demikian pula berbagai macam obat, baru bermanfaat bagi tubuh pada dosis tertentu.
Tetapi akan berbahaya apabila diberikan dalam dosis berlebihan.
Efek toksik atau efek yang tidak diinginkan dalam sistem biologis tidak akan dihasilkan
oleh bahan kimia kecuali bahan kimia tersebut atau produk biotransformasinya mencapai
tempat yang sesuai di dalam tubuh pada konsentrasi dan lama waktu yang cukup untuk
menghasilkan manifestasi toksik. Faktor utama yang mempengaruhi toksisitas yang
berhubungan dengan situasi pemaparan (pemajanan) terhadap bahan kimia tertentu adalah
jalur masuk ke dalam tubuh, jangka waktu dan frekuensi pemaparan.

2.3 Ruang Lingkup Toksikologi


Ruang lingkup toksikologi meliputi:
a.    Toksikologi Lingkungan
Toksikologi lingkungan merupakan cabang toksikologi yang menguraikan pemajanan
yang tidak di sengaja pada jaringan biologi (lebih khusus pada manusia) dengan senyawa
kimia yang pada dasarnya merupakan pencemaran lingkungan, makanan atau air.  Pada
prinsipnya, toksikologi lingkungan mengkaji tentang keracunan yang terjadi secara tidak
sengaja seperti keracunan akibat makan ikan yang berasal dari teluk minamata jepang dan
mengakibatkan penyakit minamata, keracunan gas akibat aktivitas gunung berapi dan masih
banyak contoh lainnya.
Tujuan dari pada toksikologi lingkungan adalah mengurangi perlunya mencari substansi
yang aman, yang berarti harus mengetahui mekanisme bagaiman racun menyerang
organisme, mencegah terjadinya efek yang tidak di kehendaki dari racun terhadap organisme
dan kualitas lingkungan dapat membuat kriteria dasar untuk standarisasi kualitas lingkungan
dapat memperbaiki cara pengolahan karena mengetahui mekanisme terjadinya efek dan
keracunan.
Pemahaman toksikologi yang berhubungan dengan lingkungan. Konsep dasarnya
berhubungan hubungan dosis-respon, absorpsi bahan toksik, distribusi dan penyimpanan
bahan toksik, biotransformasi dan eliminasi bahan toksik, target organ tubuh yang terkena
bahan toksik, teratogenik, mutagenesis, karsinogenesis dan nilai resiko yag ditimbulkan oleh
bahan toksik.
Ahli toksikologi lingkungan mengintegrasikan pengetahuan tentang kemungkinan efek
beracun pada organisme dengan pengetahuan tentang kelakuan zat di dalam lingkungan dan
juga dengan pengetahuan tentang akibat yang dapat terjadi dari efek tertentu suatu zat pada
satu atau lebih macam organisme untuk dapat berfungsinya secara integral suatu kehidupan
bermasyarakat. Ahli toksikologi lingkungan mempunyai tugas menilai risiko dan meramalkan
dalam sistem yang kompleks; kelakuan zat dalam lingkungan sering tidak jelas dan kita
berhadapan dengan banyaknya bentuk kehidupan dan proses yang rumit.
Keadaan senyawa atau zat polutan di lingkungan dalam hal ini adalah pencemaran, baik
pencemaran udara, pencemaran tanah maupun pencemaran air sudah sangat memprihatinkan
utamanya di Indonesia karena sebagian besar zat-zat tersebut berada di lingkungan sudah
melebihi nilai batas normal. Dalam keadaan ini, apabila dari pihak pemerintah sendiri
maupun dari mayarakat belum mengambil langkah pencegahan dan penanggulangan terhdap
zat cemaran tersebut tentunya akan mempengaruhi keadaan lingkungan tersebut.
b.    Toksikologi Ekonomi
Toksikologi ekonomi adalah suatu pembahasan toksikologi yang menjurus pada efek-
efek berbahaya dari substansi khusus yang berhubungan dengan kebutuhan manusia seperti
bahan pengawet makanan dan pestisida. Pada bidang ini, keracunan bisa terjadi karena efek
samping obat atau berbagai gejala buruk yang muncul akibat adanya kandungan formalin
dalam produk mie instan dan lain sebagainya, dimana pemajanan obat atau makanan tadi
memang sengaja dilakukan untuk tujuan penyembuhan penyakit dan sebagai bahan makanan.
c.    Toksikologi  Forensik
Toksikologi  forensik merupakan cabang toksikologi yang mengkaji aspek medis dan
aspek hukum atas pengaruh berbahaya zat kimia pada manusia.  Pada bidang kajian ini,
masuknya senyawa kimia bisa terjadi karena kesengajaan untuk tujuan pembunuhan atau
secara tidak sengaja akibat kelalaian manusia.  Akan tetapi, yang jelas peristiwa keracunan
yang terjadi menimbukan suatu masalah, dimana masalah tersebut harus diselesaikan secara
hukum di pengadilan. 
Secara umum tugas toksikologi forensik adalah membantu penegak hukum khususnya
dalam melakukan analisis racun baik kualitatif maupun kuantitatif dan kemudian
menerjemahkan hasil analisis ke dalam suatu laporan (surat, surat keterangan ahli atau saksi
ahli), sebagai bukti dalam tindak kriminal (forensik) di pengadilan. Lebih jelasnya
toksikologi forensik mencangkup terapan ilmu alam dalam analisis racun sebagi bukti dalam
tindak kriminal, dengan tujuan mendeteksi dan mengidentifikasi konsentrasi dari zat racun
dan metabolitnya dari cairan biologis dan akhirnya menginterpretasikan temuan analisis
dalam suatu argumentasi tentang penyebab keracunan dari suatu kasus. Menurut masyarakat
toksikologi forensik amerika “Society of Forensic Toxicologists  (SOFT)”  bidang kerja
toksikologi forensik meliputi:
1)   analisis dan mengevaluasi racun penyebab kematian,
2)   analisis ada/tidaknya alkohol, obat terlarang di dalam cairan tubuh atau napas, yang
dapat mengakibatkan perubahan perilaku (menurunnya kemampuan mengendarai kendaraan
bermotor di jalan raya, tindak kekerasan dan kejahatan, penggunaan dooping),
3)   analisis obat terlarang di darah dan urin pada kasus penyalahgunaan narkotika,
psikotropika dan obat terlarang lainnya.
Tujuan lain dari analisis toksikologi forensik adalah membuat suatu rekaan rekostruksi
suatu peristiwa yang terjadi, sampai sejauh mana obat atau racun tersebut dapat
mengakibatkan perubahan prilaku (menurunnya kemampuan mengendarai, yang dapat
mengakibatkan kecelakaan yang fatal, atau tindak kekerasan dan kejahatan).

2.4 Contoh Kondisi Tubuh Yang Mengalami Ketoksikan


Keracunan Timbal/Plumbism
Keracunan timbal adalah kondisi ketika seseorang mengalami pengendapan timbal di
dalam tubuh. Timbal itu sendiri merupakan unsur kimia berbentuk logam yang sangat beracun
bagi tubuh. Racun timbal dapat merusak fungsi organ dan sistem tubuh manusia, terutama anak-
anak. Timbal dapat masuk ke dalam tubuh jika terserap melalui kulit, tertelan, atau terhirup.
Tidak ada batas aman untuk kadar timbal dalam tubuh, bahkan kadar timbal yang rendah
tetap dapat menyebabkan gangguan kesehatan.

Ketika memasuki tubuh, timbal akan menyebar melalui darah ke berbagai organ tubuh,
seperti otak, ginjal, dan hati. Setelah itu, timbal akan mengendap di gigi dan tulang dalam
waktu yang lama.

Meskipun dalam jumlah kecil, paparan timbal secara terus-menerus akan


menyebabkan akumulasi timbal di dalam tubuh sampai kadarnya cukup untuk menimbulkan
gejala keracunan. Proses akumulasi racun timbal hingga akhirnya menimbulkan gejala bisa
berlangsung dalam hitungan bulan hingga tahun.

Anak-anak berusia di bawah 6 tahun merupakan kelompok yang rentan terhadap


keracunan timbal karena sering memasukkan benda atau jari tangan ke dalam mulut. Meski
begitu, siapa pun bisa saja mengalami  keracunan timbal.

Penyebab Keracunan Timbal

Umumnya, keracunan timbal terjadi akibat adanya paparan timbal dalam jumlah kecil
untuk waktu yang lama.

Timbal merupakan unsur kimia yang secara alami terkandung di dalam bumi. Namun, unsur
timbal juga dapat ditemui pada benda-benda yang ada di sekitar manusia, seperti:

 Pipa air
 Cat rumah
 Cat air dan perlengkapan seni
 Baterai
 Bensin
 Kosmetik
 Mainan anak-anak
 Makanan kaleng
 Tanah
 Debu pada peralatan rumah tangga
 Keramik
Potensi utama keracunan timbal berasal dari konsumsi air keran yang tersambung dengan
pipa atau tangki air logam. Kandungan timbal pada keran, pipa, atau tangki tersebut
menyebabkan air terkontaminasi. Jika air ini dikonsumsi dalam jangka panjang, timbal akan
mengendap di dalam tubuh dan menyebabkan keracunan.

Selain itu, ada juga beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami
keracunan timbal, yaitu:

 Usia
Bayi dan anak kecil lebih mudah mengalami keracunan timbal dengan efek yang lebih
berbahaya.

 Hobi
Seseorang yang memiliki hobi membuat perhiasan atau kerajinan tangan dengan
menggunakan solder timbal memiliki risiko lebih tinggi untuk terpapar timbal.

 Tempat tinggal

Orang yang tinggal di bangunan lama lebih berisiko mengalami keracunan timbal,
karena beberapa jenis cat produksi lama masih mengandung kadar timbal yang tinggi.
Debu atau serpihan dari cat yang mengandung timbal ini bisa saja terhirup atau
termakan oleh penghuni rumah.

Sekarang, kadar timbal pada cat sudah dibatasi. Namun, di negara berkembang,
seperti Indonesia, beberapa cat rumah masih tidak memenuhi batas aman kadar timbal
yang disetujui oleh WHO (organisasi kesehatan dunia).

 Pekerjaan
Seseorang yang bekerja di pabrik pembuatan baterai atau senjata api, pertambangan,
atau tempat pengolahan minyak dan gas bumi memiliki risiko keracunan timbal lebih
tinggi.

Gejala Keracunan Timbal

Gejala keracunan timbal biasanya muncul saat kadar timbal di dalam tubuh sudah sangat
tinggi. Berikut ini adalah beberapa gejala keracunan timbal yang dapat dialami anak-anak:
 Mudah merasa lelah, pucat, dan lesu akibat anemia
 Keterlambatan dalam tumbuh kembang
 Kesulitan berkonsentrasi dan belajar
 Perilaku menjadi lebih agresif
 Nafsu makan dan berat badan menurun
 Nyeri perut dan kram
 Kelemahan pada otot dan sendi
 Sakit kepala
 Muntah
 Kejang
 Kehilangan kemampuan mendengar
 Mengeluh mulutnya terasa seperti logam

Sementara bagi orang dewasa, gejala yang dapat dialami akibat keracunan timbal adalah:

 Nyeri otot dan sendi


 Sulit tidur
 Sakit kepala
 Mati rasa atau kesemutan di kaki dan tangan
 Sulit berkonsentrasi atau mengingat sesuatu
 Nyeri perut
 Suasana hati (mood) tidak terkendali
 Kesulitan memiliki anak

Diagnosis Keracunan Timbal

Untuk mendiagnosis keracunan timbal, pertama-tama dokter akan melakukan tanya jawab
terkait gejala dan keluhan yang dialami. Dokter kemudian juga akan melakukan pemeriksaan
fisik secara keseluruhan.

Guna memastikan diagnosis, tes darah bisa menjadi pilihan utama untuk mendeteksi
kandungan timbal di dalam tubuh. Kadar timbal dalam darah yang harus diwaspadai dan
diawasi, baik untuk anak-anak atau dewasa adalah 5–10 μg/dL. Jika sudah melebihi 45
μg/dL, pengobatan harus segera dilakukan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini antara lain adalah sebagai berikut:
1. Sejarah toksikologi sesungguhnya sudah ada sejak zaman dahulu tetapi belum
tersusun secara sistematis menjadi suatu ilmu. Baru pada awal abad ke-16 seorang
ahli racun terkenal yang hidup pada tahun 1493-1541, Phillipus Aureolus
Theophrastus Bombastus von Hohenheim Paracelcus (PATBH Paracelcus)
memperkenalkan istilah toxicon (toxic agent) untuk zat (substansi) yang dalam jumlah
kecil dapat mengganggu fungsi tubuh.
2. Toksikologi merupakan ilmu atau pemahaman tentang pengaruh berbagai macam zat-
zat kimia yang merugikan bagi kelangsungan hidup makhluk hidup.
3. Ruang lingkup toksikologi meliputi: Toksikologi Lingkungan, Toksikologi
Ekonomi, dan Toksikologi  Forensi.

3.2 Saran
Semoga dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami tentang
sejarah dan definisi toksikologi, sehingga dapat menambah pengetahuan mengenai materi
tersebut. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
pembaca yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.

Anda mungkin juga menyukai