Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TOKSIKOLOGI OBAT

Disusun Oleh :
NAMA :RADA FEBRIA ADDELVI
NIM :19001001

DOSEN PEMBIMBING :
SAMSI NARTI ,S.ST.M.K.M

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIkes CERIA BUANA LUBUK BASUNG
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur  kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kesempatan dan kesehatan kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini. Dan
tidak lupa pula kami panjatkan syukur kami kepada nabi Muhammad SAW yang telah membawa
kami dari alam kebodohan menjadi alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang
ini. Tak lupa pula kami berterimakasih kepada pembimbing kami yang telah memberikan ilmu
dalam mata kuliah ini.
Dalam makalah ini kami membahas tentang “TOKSIKOLOGI OBAT”. Kami selaku
penyusun makalah ini berharap supaya makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dipergunakan
dalam perkuliahan
Kami menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca supaya makalah ini bisa
menjadi lebih baik.
DAFTAR ISI

Kata pengantar..........................................................................................................................
Daftar isi....................................................................................................................................
BAB I Pendahuluan..................................................................................................................
1.  Latar belakang...............................................................................................................
2.  Tujuan............................................................................................................................
BAB II Pembahasan..................................................................................................................
BAB II Penutup.......................................................................................................................
1.   Kesimpulan...................................................................................................................
2.   Saran.............................................................................................................................
Daftar pustaka.........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 .Latar Belakang
Toksikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari efek merugikan dari
bahan kimia terhadap organisme hidup. Potensi efek merugikan yang ditimbulkan
oleh bahan kimia di lingkungan sangat beragam dan bervariasi sehingga ahli
toksikologi mempunyai spesialis kerja bidang tertentu.
Toksikologi lingkungan adalah suatu studi yang mempelajari efek dari bahan
polutan terhadap kehidupan dan pengaruhnya terhadap ekosistem yang digunakan
untuk mengevaluasi kaitan antara manusia dengan polutan yang ada di lingkungan.
Toksikologi lingkungan merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari
senyawa kimia yang bersifat toksik hingga merugikan terhadap organisme hidup
dan merugikan terhadap kesehatan manusia. Tujuan mempelajari toksokilogi
lingkungan adalah untuk mengetahui jenis-jenis zat toksin (toksikan) mekanisme
toksikan menyerang tubuh organisme, mengetahui kejala keracunan, dan
menanggulangi bahaya yang diakibatkan zat toksik di lingkungan.
Makanan adalah sumber energi bagi manusia. Karena jumlah penduduk
yang terus berkembang, maka jumlah produksi makananpun harus terus bertambah
untuk mencukupi jumlah penduduk (Agnesa, 2011). Kebutuhan makan yang
meningkat membuat produksi makanan dan minuman menjadi “ajang kecurangan”
dengan menambahkan beberapa zat kimia berbahaya dalam produk yang
dihasilkan seperti penambahan boraks dan formalin yang ramai diberitakan.
Kurangnya kesadaran masyarakat akan bahaya zat kimia semacam boraks dan
formalin adalah zat bersifat toksik membuat pemakaian zat kimia tersebut
cenderung “biasa” digunakan. Kebiasaan buruk tersebut berakibat menurunnya
kualitas kesahatan akibat keracunan akut (Shibamoto dan Bjeldanes, 2009).
Kebutuhan masayarakat akan bahan pangan juga terkadang membuat
masyarakat kurang hati-hati dalam memilih bahan makanan. Ada beberapa bahan
makanan yang secara alami memiliki zat toksik seperti gadung dan ketela pohon
yang memiliki kandungan asam sianida yang tinggi serta beberapa makanan laut
seperti ikan fugu dan beberapa jenis kerang-kerangan yang memiliki kadar
neurotoxin tinggi hingga dapat menimbulkan keracunan hebat bila tidak diolah dan
dinetralisir terlebih dahulu.
I.2.Rumusan Masalah
1.Bagaimana senyawa Toksic mempengaruhi lingkungan biologis
2.Bagaimana efek senyawa toksic terhadap lingkungan biologis
3.Bagaimana upaya pencegahan dan pemberantasan toksic yang mencemari
lingkungan biologis
4.Bagaimana upaya mengendalikan bahaya toksic yang sudah mewabah
dimasyarakat

1.3.Tujuan
1.Kita diharapkan memahami tentang toksikologi dan bahayanya terhadap
lingkungan
2.Kita diharapkan mampu untuk memahami bagaimana cara kerja toksic terhadap
lingkungan biologis
3.Kita diharapkan untuk mampu mengerti dan memahami efek dari bahaya toksic
terhadap lingkungan.
4.Kita diharapkan mampu memahami dan mengaplikasikan upaya dan cara
pencegahan bahaya toksic terhadap lingkungan
5.Kita diharapkan untuk bisa mengaplikasikan pola hidup bersih dan sehat pada
lingkungan kita masing-masing
BAB II
PEMBAHASAN

II.1  Klasifikasi Bahan Toksikan


            Bahan toksik dapat diklasifikasikan berdasarkan :
1. Organ tujuan : ginjal, hati, system hematopoitik, dll
2. Penggunaan : peptisida, pelarut, food additive, dll
3. Sumber : tumbuhan dan hewan
4. Efek yang ditimbulkan : kanker, mutasi, dll
5. Bentuk fisik : gas, cair, debu, dll
6. Label kegunaan : bahan peledak, oksidator, dll
7. Susunan kimia : amino aromatis, halogen, hidrokarbon, dll
8. Potensi racun : organofosfat, lebih toksik daripada karbamat.
Untuk dapat diterima dalam spektrum agen toksik, suatu bahan tidak hanya
ditinjau dari satu macam klasifiksi saja, tetapi dapat pula ditinjau dari beberapa
kombinasi dan beberapa faktor lain. Klasifikasi bahan toksik dapat dibagi secara
kimiawi, biologi dan karakteristik paparan yang bermanfaat untuk pengobatan.
Toksin alami adalah kelompok toksin yang secara alamiah ada dalam makanan
termasuk dalam kelompok ini adalah phenol, glikosida sianogen, glukosinolat,
inhibitor asetilcholinesterase, amina biogenik, dan stimulan sentral.
Zat anti nutrisi: Adalah substansi yang dapat mempengaruhi senyawa makanan
sebelum dimakan, selama pencernaan dalam saluran pencernaan dan setelah
penyerapan oleh tubuh. Pengaruh negatif dari zat anti nutrisi tidak segera nampak
sebagaimana senyawa toksik pada makanan.
Kontaminasi zat beracun: Kontaminasi zat beracun dapat terjadi melalui tiga
cara, yaitu pertama; bercampur secara langsung dengan bahan-bahan yang
mengandung racun, yang kedua karena produk tersebut telah memakan racun,
misalnya ikan terkena racun (logam berat) dan susu yang berasal dari hewan yang
terkena racun, dan yang ketiga adalah kontaminasi yang berasal dari
mikroorganisme.
II.2. Efek Senyawa Toksic Terhadap Lingkungan Bilogis
Efek merugikan/ toksik pada sistem biologis dapat disebabkan oleh bahan
kimia yang mengalami biotransformasi dan dosis serta susunannya cocok untuk
menimbulkan keadaan toksik.
Respon terhadap bahan toksik tersebut antara lain tergantung kepada sifat
fisik dan kimia, situasi paparan, kerentanan sistem biologis, sehingga bila ingin
mengklasifiksikan toksisitas suatu bahan harus mengetahui macam efek yang
timbul dan dosis yang dibutuhkan serta keterangan mengenai paparan dan
sasarannya.
Perbandingan dosis lethal suatu bahan polutan dan perbedaan jalan masuk
dari paparan sangat bermanfaat berkaitan dengan absorbsinya. Suatu bahan polutan
dapat diberikan dalam dosis yang sama tetapi cara masuknya berbeda. Misalnya
bahan polutan pertama melalui intravena, sedangkan bahan lainnya melalui oral,
maka dapat diperkirakan bahwa bahan polutan yang masuk melalui intravena
memberi reaksi cepat dan segera. Sebaliknya bila dosis yang diberikan berbeda
maka dapat diperkirakan absorbsinya berbeda pula, misalnya suatu bahan
masuk kulit dengan  dosis  lebih tinggi sedangkan lainnya melalui mulut dengan
dosis yang lebih rendah maka, dapat diperkirakan kulit lebih tahan terhadap racun
sehingga suatu bahan polutan untuk dapat diserap melalui kulit diperlukan dosis
tinggi.
Efek toksik didalam tubuh tergantung pada :
1.Reaksi alergi
Alergi adalah reaksi yang merugikan yang disebabkan oleh bahan kimia atau
toksikan karena peka terhadap bahan tersebut. Kondisi alergi sering disebut
sebagai “ hipersensitif “, sedangkan reaksi alergi atau reaksi kepekaannya dapat
dipakai untuk menjelaskan paparan bahan polutan yang menghasilkan efek toksik.
Reaksi alergi timbul pada dosis yang rendah sehingga kurve dosis responnya
jarang ditemukan.
2.Reaksi ideosinkrasi
Merupakan reaksi abnormal secara genetis akibat adanya bahan kimia atau bahan
polutan.
3.Toksisitas cepat dan lambat
Toksisitas cepat merupakan manifestasi yang segera timbul setelah pemberian
bahan kimia atau polutan. Sedangkan toksisitas lambat merupakan manifestasi
yang timbul akibat bahan kimia atau toksikan selang beberapa waktu dari waktu
timbul pemberian.
4.Toksisitas setempat dan sistemik
Perbedaan efek toksik dapat didasarkan pada lokasi manifestasinya. Efek setempat
didasarkan pada tempat terjadinya yaitu pada lokasi kontak yang pertama kali
antara sistem biologi dan bahan toksikan. Efek sistemik terjadi pada jalan masuk
toksikan kemudian bahan toksikan diserap, dan didistribusi hingga tiba pada
beberapa tempat. Target utama efek toksisitas sistemik adalah sistem syaraf pusat
kemudian sistem sirkulasi dan sistem hematopoitik, organ viseral dan kulit,
sedangkan otot dan tulang merupakan target yang paling belakangan.

Respon toksik tergantung pada :


1.Sifat kimia dan fisik dari bahan tersebut
2.Situasi pemaparan
3.Kerentanan sistem biologis dari subyek

Faktor utama yang mempengaruhi toksisitas adalah :


1.Jalur masuk ke dalam tubuh
Jalur masuk ke dalam tubuh suatu polutan yang toksik, umumnya melalui saluran
pencernaan makanan, saluran pernafasan, kulit, dan jalur lainnya. Jalur lain
tersebut diantaranya daalah intra muskuler, intra dermal, dan sub kutan. Jalan
masuk yang berbeda ini akan mempengaruhi toksisitas bahan polutan. Bahan
paparan yang berasal dari industri biasanya masuk ke dalam tubuh melalui kulit
dan terhirup, sedangkan kejadian “keracunan” biasanya melalui proses tertelan.
2.Jangka waktu dan frekuensi paparan
 Akut : pemaparan bahan kimia selama kurang dari 24 jam
  Sub akut : pemaparan berulang terhadap suatu bahan kimia untuk jangka waktu
1 bulan atau kurang
  Subkronik : pemaparan berulang terhadap suatu bahan kimia untuk jangka
waktu 3 bulan
 Kronik : pemaparan berulang terhadap bahan kimia untuk jangka waktu lebih
dari 3 bulan
Pada beberapa bahan polutan, efek toksik yang timbul dari paparan pertama sangat
berbeda bila dibandingkan dengan efek toksik yang dihasilkan oleh paparan
ulangannya. Bahan polutan benzena pada peran pertama akan merusak sistem
syaraf pusat sedangkan paparan ulangannya akan dapat menyebabkan leukemia.
Penurunan dosis akan mengurangi efek yang timbul. Suatu bahan polutan apabila
diberikan beberapa jam atau beberapa hari dengan dosis penuh akan menghasilkan
beberapa efek. Apabila dosis yang diberikan hanya separohnya maka efek yang
terjadi juga akan menurun setengahnya, terlebih lagi apabila dosis yang diberikan
hanya sepersepuluhnya maka tidak akan menimbulkan efek. Efek toksik yang
timbul tidak hanya tergantung pada frekuensi pemberian dengan dosis berbeda saja
tetapi mungkun juga tergantung pada durasi paparannya. Efek kronis dapat terjadi
apabila bahan kimia terakumulasi dalam sistem biologi. Efek toksik pada kondisi
kronis bersifat irreversibel. Hal tersebut terjadi karena sistem biologi tidak
mempunyai cukup waktu untuk pulih akibat paparan terus-menerus dari bahan
toksik.

II.3  Tindakan Preventif Terhadap Efek Toksic


Pada prinsipnya tindakan pencegahan adalah berusaha untuk tidak
menyebabkan terjadinya pencemaran, misalnya antara lain :
1. Membuang sampah pada tempatnya. Setiap rumah tangga dapat memisahkan
sampah atau limbah atas dua bagian yakni organik yang dapat diuraikan oleh
mikroorganisme (biodegradable) dan anorganik yang tidak dapat diuraikan oleh
mikroorganisme (nonbiodegradable) dalam dua wadah yang berbeda sebelum
diangkut ketempat pembuangan akhir.
2. Mengolah sampah organik menjadi kompos. Sistem pengomposan memiliki
beberapa keuntungan, antara lain: Kompos merupakan jenis pupuk yang ekologis
dan tidak merusak lingkungan, Bahan yang dipakai tersedia (tidak perlu dibeli),
Masyarakat dapat membuatnya sendiri (tidak memerlukan peralatan yang mahal),
dan Unsur hara dalam pupuk kompos lebih tahan lama jika dibandingkan dengan
pupuk buatan.
3.Sampah organik yang mudah rusak dapat dimanfaatkan untuk makanan ternak
4.Untuk bahan-bahan yang dapat didaur ulang, hendaknya dilakukan proses daur
ulang, seperti kaca, plastik, kaleng, dan sebagainya.
5.Mengurangi penggunaan bahan-bahan yang tidak dapat diuraikan oleh
mikroorganisme (nonbiodegradable). Misalnya mengganti plastik sebagai bahan
kemasan/pembungkus dengan bahan yang ramah lingkungan seperti dengan daun
pisang atau daun jati.
6.Melakukan proses pemurnian terhadap limbah industri sebelum dibuang ke
sungai atau ke tempat pembuangan.
7. Penggunaan pupuk, pestisida sesuai dengan aturan, misalnya hindari teknik
penyemprotan yang salah, misalnya menyemprot berlawanan dengan arah angin,
Tidak menggunakan obat melebihi takaran, Pilihlah tempat yang cocok untuk
mengubur atau membakar bekas wadah, jangan membuang di tempat sampah, atau
tempat lain yang dapat terjangkau anak-anak, Jangan membuang wadah bekas ke
sumber air atau selokan, Jangan membakar wadah yang bertekanan tinggi, Tidak
mencuci peralatan penyemprot di sungai atau di dekat sumur, agar tidak
mencemari sungai atau sumur penduduk.
Ada beberapa langkah penangan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh
pencemaran tanah, diantaranya adalah :
A.Remidiasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar.
Hal yang perlu diketahui sebelum dilakukan remidiasi adalah sebagai berikut:
 Jenis pencemar (organic atau anorganik), terdegradasi/tidak, berbahaya/tidak,
 Berapa banyak zat pencemar yang telah mencemari tanah tersebut,
 Perbandingan karbon (C), nitrogen (N), dan Fosfat (P),
 Jenis tanah,
 Kondisi tanah (basah, kering),
 Telah berapa lama zat pencemar terendapkan di lokasi tersebut,
 Kondisi pencemaran (sangat penting untuk dibersihkan segera/bisa ditunda).
Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-
site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih
murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan
bioremediasi.Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan
kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut
dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki
yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut.
Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah
dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan
rumit.

B. Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan
mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau
mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak
beracun (karbon dioksida dan air).
Jenis jenis biomerasi
 Biostimulasi
Nutrien dan oksigen, dalam bentuk cair atau gas, ditambahkan ke dalam air atau
tanah yang tercemar untuk memperkuat pertumbuhan dan aktivitas bakteri
remediasi yang telah ada di dalam air atau tanah tersebut.
Bioaugmentasi
 Bioremediasi Intrinsik
Bioremediasi jenis ini terjadi secara alami di dalam air atau tanah yang
tercemar.
Ada 4 teknik dasar yang biasa digunakan dalam bioremediasi :
a) Stimulasi aktivitas mikroorganisme asli (di lokasi tercemar) dengan penambahan
nutrien, pengaturan kondisi redoks, optimasi ph, dsb
b) Inokulasi (penanaman) mikroorganisme di lokasi tercemar, yaitu
mikroorganisme yang memiliki kemampuan biotransformasi khusus
c) Penerapan immobilized enzymes
d) Penggunaan tanaman (phytoremediation) untuk menghilangkan atau mengubah
pencemar.
BAB III
PENUTUP

III.1 .Kesimpulan
Bahan pencemar Lingkungan yang bersifat toksic
telah dibuktikan terdapat pada berbagai komponen lingkungan utama pendukung
kehidupan, yaitu udara, air, tanah, dan bahan pangan.
Kajian mengenai kandungan logam berat berbahaya yang dapat terserap oleh
tanaman sayuran yang biasa dikonsumsi oleh manusia seperti halnya caisim,
bawang merah, kubis, tomat, wortel, selada bokor dan lain-lain sebagai akibat dari
penggunaan pupuk yang berlebihan dan polusi udara di lahan dekat jalan raya
masih perlu banyak dilakukan. Dengan adanya informasi mengenai kandungan Pb,
Cd, Hg, As, Cu dan bahkan logam-logam berat lain dalam tanaman, diharapkan
petani dapat mengurangi penggunaan pupuk yang berdampak negatif pada
tanaman. Dengan demikian produksi tanaman yang maksimal akan didukung oleh
kualitas yang baik serta aman untuk dikonsumsi. Masyarakat pun perlu disadarkan
akan bahaya logam berat pada sayuran dan buah-buahan yang setiap hari
dikonsumsi. Karena secanggih apapun teknologi (yang berpotensi menimbulkan
bahaya logam berat), apabila tidak disertai dengan system daur ulang limbah yang
benar, pada akhirnya akan berpotensi membahayakan kesehatan manusia secara
universal sehingga kecanggihan teknologi tersebut tidak ada artinya, bahkan harus
dibayar dengan harga kesehatan yang mahal oleh umat manusia.

III.2. Saran
Diharapkan bagi setiap manuasia mengendalikan aktifitasnya yang dapat
memberSikan dampak buruk terhadap Bahaya Kontaminasi Logam Berat Dalam
Sayuran dan Alternatif Pencegahan Pencemarannya yang dapat mengakibatkan
pengaruh buruk terhadap kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2000. Bahaya Kontaminasi Logam Berat Timbal pada Makanan.


Sedap Sekejap Edisi 10/I, September 2000.
Darmono . 2006 . Lingkungan Hidup dan Pencemaran
Hubungannya  Dengan Toksikologi Seyawa Logam . Jakarta . UI-Press
http://yazhid28bashar.blogspot.com/2014/06/makalah-toksikologi.html

Anda mungkin juga menyukai