DOSEN PENGAMPU :
Dr. apt. Eka Fitrianda, M.Farm
Puji syukur penyusun panjatkan khadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayahnya makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya, yang merupakan
salah satu tugas dari mata kuliah FITOTERAPI maka penyusun mempersembahkan
satu makalah yang berjudul “INTERAKSI OBAT TRADISIONAL”
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih atas kerja sama
dan bantuan selama proses pembuatan makalah ini. Penyusun juga mengucapkan
terimakasih kepada dosen mata FITOTERAPI kuliah yang telah memberikan
petunjuknya dalam penyusunan makalah ini.
Akhir kata, penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan sebagai mana yang kita harapkan. Oleh karena itu penyusun mohon
maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat kesalahan, kekurangan dan kekeliruan
baik dalam penyusunan maupun penyampaian materi.
Kritik dan saran yang bersifat membangun sangatalah penyusun harapkan
untuk menunjang perbaikan dimasa mendatang. Dan semoga makalah ini
bermanfaat bagi penyusun pada khususnya dan bagi pembaca pada umunya.
Terimakasih.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 2
1.3 Tujuan............................................................................................. 3
1.4 Manfaat........................................................................................... 3
BAB II. PEMBAHASAN............................................................................ 4
2.1 Pengetian......................................................................................... 4
2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Interaksi Obat Dengan
Herbal............................................................................................. 5
2.3 Mekanisme Interaksi Obat.............................................................. 7
2.4 Mekanisme Interaksi Obat Dengan Herbal..................................... 9
2.5 Potensi Interaksi Obat Dengan Obat-Obat Herbal.......................... 11
2.6 Strategi Pelaksanaan Interakasi Obat.............................................. 13
2.7 Macam-Macam Interaksi Obat....................................................... 14
2.8 Jurnal Yang Berkaitan Dengan Interaksi Obat............................... 21
BAB III. PENUTUP.................................................................................... 37
3.1 Kesimpulan..................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 38
ii
BAB I. PENDAHULUAN
secara turun temurun telah diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
oleh nenek moyang kita sejak berabad-abad yang lalu terbukti dari adanya naskah
lama pada daun lontar Husodo (Jawa), Usada (Bali), serat racikan Boreh wulang
dalem dan relief candi Borobudur yang menggambarkan orang sedang meracik obat
Obat herbal telah diterima secara luas di hampir seluruh negara di dunia,
termasuk di eropa, amerika serikat, australia, afrika, dan asia, menggunakan obat
herbal sebagai pelengkap pengobatan primer yang mereka terima. Faktor pendorong
terjadinya peningkatan penggunaan obat herbal di negara maju adalah usia harapan
hidup yang lebih panjang pada saat prevalensi penyakit kronik meningkat, adanya
untuk penyakit kronis, penyakit degenerative dan kanker. WHO juga mendukung
upaya-upaya dalam peningkatan keamanan dan khasiat dari obat tradisional. Namun,
1
penggunaan obat herbal dan obat-obat kimia sebagai obat-obatan konvensional yang
Interaksi antara obat herbal dan obat kimia terjadi ketika efek dari satu obat
diubah oleh kehadiran zat dalam obat herbal. Hasilnya dapat berbahaya jika interaksi
terlihat ketika amikasin diberikan dengan ginkgo. Selain itu, pengurangan dalam
keberhasilan terapi karena interaksi kadang-kadang bisa sama berbahaya seperti pada
Melihat kenyataan di atas, maka perlu dipahami tentang interaksi yang dapat
terjadi antara obat kimia dengan obat herbal. Berikut akan dibahas tentang interaksi
2
1.3 Tujuan
herbal.
1.4 Manfaat
3
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
suatu zat mempengaruhi aktivitas obat yaitu meningkatkan atau menurunkan efeknya,
atau menghasilkan efek baru yang tidak diinginkan atau direncanakan. Interaksi dapat
terjadi antara obat atau antara obat dengan makanan serta obat-obatan herbal.
Obat herbal didefinisikan sebagai bahan baku atau sediaan yang berasal dari
tumbuhan yang memiliki efek terapi atau efek lain yang bermanfaat bagi kesehatan
manusia; komposisinya dapat berupa bahan mentah atau bahan yang telah mengalami
proses lebih lanjut yang berasal dari satu jenis tumbuhan atau lebih. Sediaan herbal
fisika lainnya; atau diproduksi melalui proses biologi. Sediaan herbal dapat
dikonsumsi secara langsung atau digunakan sebagai bahan baku produk herbal.
Produk herbal dapat berisi eksipien atau bahan inert sebagai tambahan bahan aktif.
perubahan absorpsi, distribusi, metabolisme atau ekskresi dari obat sintetik atau obat
meningkatkan (aksi sinergis atau aditif) atau efek antagonis.Suatu herbal dapat
memiliki efek yang menyerupai, memperkuat atau melawan efek yang ditimbulkan
4
(bioavailability) dan efikasi obat.Penggunaan obat herbal secara sering dapat menjadi
penyebab terjadinya efek toksik yang tidak diketahui penyebabnya atau berkurangnya
efikasi obat.
meningkatkan interaksi yang terjadi. Secara teoritis interaksi obat herbal dengan obat
sintetik lebih tinggi daripada interaksi dua obat sintetik karena obat sintetik biasanya
hanya berisi kandungan kimia tunggal. Penggunaan obat herbal bersamaan dengan
obat sintetik umumnya tidak terawasi oleh dokter atau praktisi pengobatan herbal, hal
tersebut dapat mengakibatkan kerugian bagi pasien, jika obat herbal yang mereka
bioavailabilitas.
Bersifat merugikan
mengandung tanin misalnya teh, buah jati belanda, dan kayu rapat. Tanin
aktif yang lain, misalnya protein, vitamin, dan mineral. Bahkan pada dosis
Antrakinon atau serat larut air akan mengurangi waktu transit obat lain
5
pengeluaran feses. Contoh tanaman yang mengandung antrakinon adalah
senna dan lidah buaya. Sedangkan serat larut air bersifat bulk leaxative,
larut air adalah biji daun sendok. Jika bahan obat lain dicampur dengan
Bersifat Menguntungkan
1. Peningkatan absorbsi
mensuspensi zat aktif (obat lain) hingga membuat bulk yang lebih
(meningkat). Hal serupa terjadi pada interaksi antara lada hitam dan cabe
jawa.
STransferase (GST)
6
GST adalah enzim pemetabolisme fase II yang berperan penting dalam
dari tubuh. Namun jika ada obat yang aktif lalu bertemu dengan GST
potensiasi.
1. Interaksi farmakokinetik
metabolisme dan ekskresik obat atau disebut juga dengan interaksi ADME
2. Interaksi Farmakodimaik
7
jauh lebih mudah untuk mengklasifikasikannya daripada interaksi pada jenis
farmakokinetik.
- Sinergisme
antara dua obat yang bekerja pada sistem, organ, sel atau enzim yang sama
- Antagonisme
3. Interaksi farmasetik
Interaksi ini terjadi diluar tubuh (sebelum obat diberikan) antara obat
8
2.4 Mekanisme Interaksi Obat – Herbal
sifat kimia fisika dari obat yang efek penyerapan setelah pemberian oral (misalnya,
kelarutan lipidair, ukuran molekul, derajat ionisasi, dan lain-lain, penghambatan atau
induksi transporter obat dapat memiliki efek besar pada jumlah obat yang
hati, paru-paru, dan ginjal. Senyawa aktif dalam produk herbal telah terbukti
atau induksi enzim metabolism untuk menghambat enzim CYP450, produk herbal
dan senyawa aktif dalam produk tersebut.Inhibisi kompetitif adalah reversibel dan
persaingan biasanya sederhana antara obat dan komponen aktif herbal untuk situs
pengikatan inhibitor pada situs alosterik pada enzim yang mengakibatkan perubahan
konformasi di mana substrat obat masih dapat mengikat tetapi enzim tidak dapat
9
mengikat ireversibel melalui interaksi kovalen dengan enzim sehingga mengurangi
konsentrasi enzimatau, metabolit dari herbal juga dapat mengikat ireversibel pada
enzim (mekanisme inhibisi dasar) mengurangi genangan enzim yang tersedia untuk
aktivitas enzim P450 adalah benar-benar bergantung pada sintesis de novo protein
baru dan dengan demikian menghasilkan penundaan yang signifikan antara penarikan
Induksi enzim CYP450 oleh produk herbal juga dapat memiliki eFek serius
obat akibat aktivitas metabolisme yang lebih tinggi yang berasal dari induksi enzim
CYP450 dari produk herbal akan mengurangi efek terapi obat. Bioactivation dari
prodrugs oral secara signifikan dapat meningkatkan tingkat sistemik dari obat
peningkatan konsentrasi bentuk aktif dari obat. Efek toksik juga bisa terjadi karena
peningkatan kadar metabolit beracun yang dihasilkan sebagai akibat dari induksi
10
2.5 Potensi Interaksi Obat dengan Obat-obat Herbal
d. Variabilitas yang cukup besar dalam kandungan bahan aktif dari komponen
f. Faktor pasien yang terkait termasuk usia, penyakit, Fungsi ginjal dan hati dan
polimorfisme genetik dari CYP3A43 dan lainnya yang relevan CYPs dan
MDR1 yang mengkode P-gp. Semua faktor ini akan berpengaruh ke hasil
Sebuah prediksi kualitatif sederhana dari potensi interaksi obat dengan obat-
obatan herbal dapat dibuat berdasarkan sifat farmakologi dari obat. Jika obat adalah
substrat untuk CYP3A4 dan P-gp, potensi untuk interaksi dengan obat-obatan herbal
komponen penghambat ampuh dan atau untuk merangsang CYPs dan P-gp. Secara
umum, dapat diantisipasi bahwa obat herbal seperti St John Wort mengandung
11
CYP3A4 induser kuat dan P-gp akan meningkatkan clearance dan mengurangi
sangat bervariasi dan tergantung pada sejumlah faktor yang terkait dengan kombinasi
secara in vivo:
Rute administrasi (intravena atau oral, yaitu, apakah obat dan herbal obat
hati.
hepatosit).
12
2.6 Strategi Pelaksanaan Interakasi Obat
yang berkaitan dengan kelas obat tersebut atau merupakan efek obat yang
spesifik.
perlu dilakukan modifikasi dosis salah satu atau kedua obat untuk
berinteraksi.
3. Pemantauan pasien
berbagai faktor, seperti karakteristik pasien, penyakit lain yang diderita, waktu
Jika interaksi obat tidak bermakna klinis atau jika kombinasi obat yang
diteruskan.
13
2.7 Macam-Macam Interaksi Obat
St. John Wortsecara luas digunakan untuk mengobati depresi ringan sampai
menopause. Tanaman ini juga telah digunakan secara topikal sebagai adstringen.
Interkasi:
sindrom serotonin dengan obat konvensional yang juga memiliki sifat serotonergik,
termasuk bupropion.
2) Valerian - Benzodiazepin
14
Kegunaan dan Indikasi :
ini juga telah digunakan untuk mengobati kram perut. Bagian yang digunakan adalah
valerian bersama dengan obat penenang dalam operasi dapat menyebabkan sedasi
Mekanisme :
Indikasi:
15
Ekstrak elder digunakan terutama untuk mengobati pilek dan flu. Beberapa
studi in vitro telah menunjukkan bahwa kandungan biji tua memiliki efek
mengaktifkan fagosit.
Mekanisme:
mekanisme yang sama, yaitu menstimulasi sel-sel beta dari pulau langerhans,
Indikasi:
(seperti pilek, flu, bronkitis kronis, dan hidung dan tenggorokan radang selaput lendir
penurun lipid.
16
Bawang putih mungkin memiliki siFat antiplatelet. Oleh karena itu, mungkin
Mekanisme:
pengikatan fibrinogen ke reseptor fibrinogen, yang terjadi pada tahap akhir dari
5) Aloes- Diuretik
Indikasi:
Penggunaan diuretik hemat kalium (loop diuretic dan tiazide dan yang
pencahar seperti aloes juga dapat menyebabkan kekurangan air dan kalium yang
bersamaan.
17
Bersifat merugikan
Bersifat menguntungkan
18
3) Kunyit – Asam Dimana kurkuminoid yaitu zat aktif dalam kunyit
antara warfarin dengan ginkgo, bawang putih (Allium sativum) dan dong quai
dan Apoteker harus memastikan bahwa pasien yang akan mendapatkan tindakan
konsumsi terakhir obat herbal tersebut. Contoh lain misalnya interaksi antara obat
alkaloid yang memiliki efek afrodisiak, yang terdapat dalam Irex®, Irex Max®,
obat-herbal sangat penting dalam tim farmakoterapi bersama dengan dokter di rumah
informasi tentang berbagai efek samping yang mungkin timbul dan adanya interaksi
afrodisiak, yang terdapat dalam Irex®, Irex Max®, Neohormoviton®, dan lain
19
sebagainya.Contoh interaksi obat OTC-herbal adalah interaksi antara ginkgo dengan
b. Interaksi obat-makanan
penyerapan obat melalui efek motilitas gastrointestinal atau dari pengikatan obat.
Selain itu, diketahui bahwa tyramine yang ada dalam beberapa bahan makanan
telah diakui bahwa beberapa makanan dapat mengubah metabolisme obat. Seperti
jus buah anggur yang dapat menyebabkan interaksi klinis yang paling relevan.
Sayuran, seperti kubis Brussel, kol, dan brokoli, mengandung zat yang
dari daging yang dibakar juga dapat menambah zat yang dapat menginduksi
c. Interaksi obat-rokok
d. Interaksi obat-suplemen
Alkohol (bir, minuman keras, anggur, dll) adalah depresan susunan saraf
penekanan atau fungsi yang terganggu secara berlebihan dapat terjadi apabila
20
alkohol digunakan bersama dengan depresan susunan saraf pusat lainya.
pada khasus berat terjadi gangguan peredaran darah dan fungsi pernapasan yang
1. Antikolinergik
2. Antikovulsan
mesantoin, dll
3. Antidepresan
Pendahuluan
obat antiagregasi platelet seperti acetosal juga digunakan untuk mencegah terjadinya
darah. Kandungan kimiawi buah mengkudu melalui penelitian yang diduga sebagai
21
adalah: vitamin C dan vitamin A, coumarin adalah warfarin yang digunakan sebagai
acetosal dengan sari buah mengkudu terhadap lama waktu perdarahan di mencit.
Metode Penelitian
Hewan uji yang digunakan adalah mencit sebanyak 24 ekor mencit putih
jantan galur berumur 8−12 minggu dengan bobot badan 20−22 g yang terbagi
menjadi tiga kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 8 ekor mencit. Dalam
penelitian ini dipilih dosis acetosal untuk mencit yaitu 40 mg/kg bb dan dosis dosis
1. Kelompok 1 diberi acetosal dengan dosis 40 mg/kg bb satu kali sehari selama
persediaan acetosal,
2. Kelompok 2 diberi sari etanol buah mengkudu dengan dosis 100 mg/kg bb
satu kali sehari selama tujuh (7) hari. Pemberian dilakukan lewat rongga
etanol buah mengkudu sebanyak 100 mg/kg bb satu kali sehari selama tujuh
(7) hari. Pemberian dilakukan lewat rongga mulut sebanyak 0,25 mL larutan
pemegang (holder). Ujung ekor mencit dibersihkan dengan alkohol 70% lalu ekor
22
mencit dilukai dengan jarak 2 cm dari ujung ekor sepanjang 2 mm, sedalam 1 mm,
dengan pisau pemotong, yang diberi pembatas. Darah yang menetes diserap setiap 15
detik dengan menempelkan kertas saring. Waktu dari darah pertama kali terlihat
sampai tidak tampak bercak darah pada kertas saring diukur dengan stopwatch.
bakuan coumarin, sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel sari buah mengkudu
23
Pemberian gabungan acetosal dan sari buah mengkudu dapat memperpanjang
lama waktu perdarahan di mencit. Hal ini disebabkan oleh mekanisme kerja
antiplatelet acetosal dan antikoagulan asal coumarin yang berada dalam sari buah
Kesimpulan
mg/kg bb dan sari buah mengkudu 100 mg/kg bb dapat memperpanjang lama waktu
perdarahan di mencit.
24
2. Minuman - interaksi obat: e ffff pengaruh konsumsi minuman teh hijau
Pendahuluan
termasuk polifenol teh, yang dikenal sebagai katekin. Katekin utama di GT termasuk
Aktivitas CYP3A terbukti menurun, tidak berubah, atau diatur lebih tinggi oleh
polifenol GT atau GT. EGCG kemungkinan menjadi salah satu katekin utama dalam
GT yang menghambat CYP3A dan P-gp di usus dan hati, menghasilkan konsentrasi
obat plasma yang lebih tinggi. Namun, relatif sedikit informasi yang tersedia tentang
e ffff dll. konsumsi GT pada fungsi OATP. Tidak seperti dosis tinggi ekstrak GT atau
polifenol teh yang dapat menghambat enzim metabolisme obat dan transporter
secara klinis. ffff efek pada disposisi atau eliminasi obat yang dimetabolisme oleh
25
enzim CYP / UGT atau P-gp. Namun demikian, disposisi obat yang merupakan
substrat transporter membran OATP dapat dipengaruhi oleh konsumsi ekstrak GT.
Sampai saat ini, minuman teh yang mengandung gula yang tersedia secara
komersial menjadi lebih populer di seluruh dunia. Gula yang ditambahkan dalam GT
dapat mengurangi rasa pahit dan meningkatkan ketersediaan hayati beberapa katekin
obat-minuman GT yang mungkin tidak jelas. Oleh karena itu, dalam studi ini, kami
menyelidiki e ffff Efek konsumsi minuman GT pada tingkat ATV dan metabolit aktif
utamanya, ATV 2-OH, dalam plasma dan hati tikus. Aktivitas CYP3A dan ekspresi
transporter membran, P-gp, OATP2, dan / atau OATP2B1 di hati dan usus juga
dievaluasi.
Metode Penelitian
Tikus jantan diberi pakan chow diet dengan air ledeng atau minuman GT selama 3
minggu. Kemudian, tikus diberi atorvastatin (ATV) dosis tunggal oral (10 mg / kg
berat badan), dan darah diambil pada berbagai titik waktu dalam 6 jam.
(AUC 0–6j) dari ATV (+ 85%) dan ATV 2-OH (+ 93,3%). GT juga meningkatkan
ATV 2-OH (+ 40,9%) dan ATV 4-OH (+ 131,6%) isi di hati. Penurunan aktivitas
enzim sitokrom P450 (CYP) 3A, tanpa perubahan ekspresi P-glikoprotein di usus,
diamati pada tikus yang diobati dengan GT. Selain itu, GT meningkatkan
26
metabolisme ATV yang dimediasi CYP3A hati dan menurunkan ekspresi protein
yang signifikan ffff erence dalam ekspresi protein membran OATP2B1 dan P-
glikoprotein di usus dan hati setelah pengobatan GT. Hasil penelitian menunjukkan
membatasi serapan obat hati dan meningkatkan paparan plasma terhadap ATV dan
ATV 2-OH.
Kesimpulan
plasma ATV dan ATV 2-OH dan meningkatkan tingkat hati 2-OH dan 4-OH ATV.
GT pada dasarnya mempengaruhi aktivitas CYP3A di usus kecil dan hati. Volume
minum harian Minuman GT dalam penelitian ini adalah sekitar 1328 mL dalam
istilah manusia (60 kg BW), yang dapat dicapai dengan mengonsumsi 5,5 cangkir
GT. Karena CYP3A4 pada manusia bertanggung jawab atas metabolisme lebih dari
berpengaruh pada ekspresi protein transporter membran, P-gp, dan OATP2B1 di usus
kecil dan hati. Namun, GT dapat menurunkan ekspresi protein OATP2 hati
paparan obat plasma dari ATV dan 2-OH ATV. Karena minuman GT mengandung
gula dan GT, efek konstituen individu dalam minuman GT — seperti gula atau GT —
pada metabolisme ATV, farmakokinetik, dan transporter membran akan diteliti lebih
27
3. Review jurnal: interaksi warfarin dan herbal untuk meminimalkan
Pendahuluan
indeks terapeutik sempit (narrow therapeutic index), sehingga perbedaan dosis yang
sedikitpun akan memberikan perbedaan respon yang signifikan. Dosis yang tidak
sesuai akan meningkatkan efek samping, dosis yang berlebih akan mengakibatkan
resiko pendarahan mayor ataupun minor pada pasien. Obat herbal dan makanan
paling banyak disebut sebagai penyebab utama kejadian Adverse drug reaction
(ADR) pada terapi dengan warfarin. Pada sebuah literature disebutkan bahwa inteaksi
herbal dan warfarin terjadi pada 34 pada 133 kasus interaksi herbal dengan obat,
menjadikan warfarin sebagai obat yang paling sering berinteraksi dengan herbal.
beberapa herbal yang umum digunakan oleh masyarakat sebagai upaya untuk
Metode Penelitian
berdasarkan tiga kategori berdasarkan studi yang telah dilakukan oleh Holbrook et.al
pata tahun 2005 yang pertama apakah interaksi obat meningkatkan atau menghambat
yang dikategorikan dari level I (Highly Probable), level II (Probable), level III
28
tingkat kejadian atau kemungkinan herbal akan berinteraksi dengan warfarin akan
semakin rendah.
dengan warfarin pada artikel ini. Terdapat satu herbal yang dikategorikan Level I
(highly probable) yaitu St John’s Worth, dua herbal dalam kategori Level II
(probable) yaitu Danshen dan Soya, dua herbal dalam kategori Level III (Possible)
yaitu Ginseng dan Bawang putih dan dua herbal lain dalam kategori Level IV
Kesimpulan
level I dan II terutama memiliki tingkat keparahan major dan moderate dihindari
penggunaanya bersama dengan warfarin sedangkan herbal pada level III dan IV
sebaiknya dilakukan monitoring terhadap nilai INR. Terapi herbal bersamaan dengan
terapi farmakologi sebaiknya dilakukan dalam pengawasan dokter dan apoteker yang
29
4. Bioavailabilitas tablet ibuprofen pada pemberian bersamaan dengan
ekstrak air herba pegagan (Centella asiatica (l) urban) pada kelinci
jantan
Pendahuluan
Secara teoritis interaksi obat herbal dengan obat sintetik lebih tinggi daripada
interaksi dua obat sintetik karena obat sintetik biasanya hanya berisi kandungan kimia
tunggal. Ibuprofen merupakan derivat dari asam propionat, yang secara luas
halnya ibuprofen, ekstrak air herba pegagan juga memiliki aktifitas sebagai
antiinflamasi. Aktivitas antiinflamasi dari ekstrak air herba pegagan dapat dikaitkan
merupakan suatu inhibitor aktivitas enzim CYP450 (CYP3A4 dan CYP2C19), dapat
ibuprofen. Enzim CYP450 tidak hanya terdapat di hati tetapi juga banyak terdapat di
usus. Enzim CYP450 berperan dalam proses metabolism obat, adanya inhibisi enzim
bersama dengan ekstrak air herba pegagan kemungkinan metabolisme ibuprofen yang
terjadi di dalam usus berkurang sehingga ibuprofen berada dalam jumlah lebih
banyak di usus akibat selanjutnya adalah jumlah ibuprofen yang terabsorpsi akan
meningkat.
30
Metode penelitian
Penelitian ini menggunakan 5 ekor kelinci jantan galur lokal (n=5) berat
badan 1,5-1,8 kg, dengan CV untuk ke-5 kelinci < 10%diteliti menggunakan
Hasil
Gambar 2. Kurva kadar ibuprofen dalam plasma sebagai fungsi waktu, pada masing-
31
Indeks terapi ibuprofen dalam darah pada manusia yaitu pada kadar 10-50
μg/ml dan kadar toksik > 100 μg/ml. edangkan pada penelitian ini kadar maksimum
ibuprofen dalam darah pada berbagai perlakuan begitu bervariasi, kadar maksimum
ibuprofen pada keempat kelompok perlakuan berada di luar indeks terapi ibuprofen
dan bahkan melebihi kadar toksik dari ibuprofen, untuk kontrol sebesar 185,902
μg/ml, perlakuan pemberian tablet ibuprofen bersamaan dengan ekstrak air herba
bersamaan dengan ekstrak air herba pegagan 50 %b/v sebesar 248,316 μg/ml, dan
perlakuan pemberian tablet ibuprofen bersamaan dengan ekstrak air herba pegagan
Kesimpulan
meningkatkan nilai Cpmaks dan AUC, tetapi tidak ada pengaruh terhadap nilai tmaks.
2. Penggunaan ibuprofen bersama ekstrak air herba pegagan 50 %b/v dan 100%b/v
Pendahuluan
Salah satu interaksi yang terjadi dari obat herbal adalah interaksi
obat. Beberapa obat herbal mempengaruhi absorbsi obat, seperti obat berefek laksatif
yang bisa digunakan untuk penurunan berat badan, akan mempengaruhi waktu transit
32
dan akan menurunkan absorpsi obat. Sedangkan interaksi farmakodinamik terjadi
pada obat yang bekerja mirip/atau sama dengan obat herbal, misalnya pemberian
antikoagulan, penggunaan bersamaan efedrin dengan obat herbal yang kaya kofein.
Salah satu obat herbal yang sering digunakan oleh masyarakat sebagai obat
penyakit demam, diare, mual, penyakit kuning, dan gatal pada kulit adalah Daun
Oregano (Origanum vulgare L). Daun Oregano memiliki manfaat diantaranya untuk
mencegah infeksi, mengobati sakit perut, serta gangguan pernapasan ringan, untuk
mengusir demam, mual, penyakit kuning, gatal-gatal pada kulit di sebabkan oleh
ekstrak etanol daun oregano (Origanum vulgare L) dengan konsentrasi 0,5%, 1%,
Metode Penelitian
Hewan uji yang digunkan adalah mencit jantan sebanyak 15 ekor yang dibagi
dalam 5 kelompok, dan tiap kelompok terdiri dari 3 ekor mencit. Mencit diberi
suspensi tablet diazepam dan ekstrak daun oregano dengan konsentrasi masing-
masing 0,5%, 1%, 2%, dan 3% b/v masing-masing sebanyak 1 ml secara oral.
Kemudian diamati mula kerja obat (onset) dan lama kerja obat (durasi).
33
Tabel 1. Hasil pengamatan onset (mulai tidur) mencit setelah diberikan suspensi
Tabel 2. Hasil Pengamatan Durasi (lama tidur) mencit setelah diberikan suspensi
sebagai kontrol dengan maksud untuk membandingkan apakah ekstrak daun oregano
daun Oregano. diazepam digunakan sebagai pembanding karena jenis obat ini banyak
34
digunakan dan mula aksi dari obat tersebut cepat yaitu 20 - 40 menit dan memiliki
bahwa pemberian ekstrak daun Oregano konsentrasi 0,1% b/v, 1% b/v, 2% b/v dan
diazepam, dimana pada onset menunjukkan bahwa Fhitung sebesar 232,4 lebih besar
dari Ftabel baik pada taraf kepercayaan 1% sebesar 4,43 maupun pada taraf
kepercayaan 5% sebesar 2,87. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan onset dan
durasi masa tidur yang sangat nyata antara kelompok kontrol/pembanding dan antar
kelompok pemberian ekstrak daun Oregano sehingga perlu dilakukan uji lanjutan
Berdasarkan hasil uji lanjutan dengan Uji Rentang Newman-Keuls, pada onset
kelompok perlakuan. ini disebabkan salah satu kandungan zat aktif yang terdapat
pada ekstrak daun Oregano yang dapat menginduksi enzim pemetabolisme diazepam,
sehingga efek diazepam lebih cepat yang di tandai mula kerja (onset) dan durasinya
lebih cepat.
Kesimpulan
disimpulkan bahwa:
35
2. Ekstrak daun Oregano dapat menginduksi enzim pemetabolisme diazepam,
sehingga efek diazepam lebih cepat yang di tandai mula kerja (onset) dan durasi
lebih cepat.
3.1 Kesimpulan
36
Identifikasi obat yang berinteraksi dengan herbal memiliki implikasi penting
dalam pengembangan obat. Identifikasi awal obat yang berinteraksi dengan herbal
dan mekanisme yang terlibat. Identifikasi obat yang berinteraksi dengan herbal dapat
tidak, pemakaian herbal dan penggunaan produk suplemen berupa vitamin dan
mineral, sehingga terapi obat yang diberikan pada pasien terjamin keamanan dan
efektivitasnya.
DAFTAR PUSTAKA
37
Blazek-Welsh and Rhodes. 2001.Maltodextrin Based Proniosomes, AAPS PharmSci.
Fardin dan Sarina. 2017. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Oregano (Origanum
vulgare) Terhadap Bioavailabilitas Tablet Diazepam Pada Mencit. The
National Journal Of Pharmacy. Vol 14 (1): 53-58.
Inamdar, Edalat, Kotwal, Pawar. 2008. Herbal Drugs in Milieu of Modern Drugs,
International Journal of Green Pharmacy.
Rodda, Molmoori, Samala, Banala, Ciddi. 2010, An Insight into Herb - Drug
Interactions. International Journal of Pharmaceutical Sciences and
Nanotechnology.
Yao, H. T., Y. R. Hsu dan M. L. Li. 2020. Minuman - Interaksi Obat: E Ffff
Pengaruh Konsumsi Minuman Teh Hijau Terhadap Metabolisme Atorvastatin
Dan Pengangkut Membran Di Usus Kecil Dan Hati Tikus. Jurnal Membran.
1-12.
38
Yasa, I. W. P. S., K. W. Astuti dan I. G. M. Aman. 2012. Acetosal, Buah Mengkudu
(Morinda Citrifolia L.) Dan Waktu Perdarahan. Indonesian Journal Of
Clinical Phatology And Medical Laboratory. Vol 18 (2): 97-104.
39