Anda di halaman 1dari 1

Farmakologi dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang bahan-bahan yang berinteraksi dengan

makhluk hidup melalui proses kimiawi, khususnya melalui ikatan dengan molekul-molekul
pengatur (regulatory molecules) serta mengaktifkan atau menghambat proses-proses normal
tubuh. Bahan-bahan ini dapat berupa bahan kimia yang diberikan untuk mencapai suatu efek
terapeutik yang berguna pada suatu proses dalam tubuh pasien atau untuk efek toksiknya
terhadap proses-proses regulatorik dalam tubuh parasit yang menginfeksi pasien. Aplikasi
terapeutik yang disengaja ini dapat dianggap sebagai peran benar dari farmakologi medis,
yang sering didefinisikan sebagai ilmu tentang bahan-bahan yang di- gunakan untuk
mencegah, mendiagnosis, dan mengobati penyakit. Toksikologi adalah cabang farmakologi yang
mempelajari tentang efek merugikan (tak-diinginkan) bahan kimia pada makhluk hidup, dari sel individual hingga manusia
hingga ekosistem yang kompleks

Katzung, Bertram G., and Todd W. Vanerah. Basic & Clinical Pharmacology. McGraw-
Hill, 2021. Hal. 1.

Farmakologi berasal dari kata pharmacon (obat) dan logos (ilmu pengetahuan). Farmakologi
didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari obat dan cara kerjanya pada sistem biologis.
Farmakognosi adalah ilmu yang mempelajari tentang bagian-bagian tanaman atau hewan
yang dapat digunakan sebagai obat. Farmasi adalah bidang profesional kesehatan yang
merupakan kombinasi dari ilmu kesehatan dan ilmu kimia, yang mempunyai tanggung jawab
memastikan efektivitas dan keamanan penggunaan obat. Profesional bidang farmasi disebut
farmasis atau apoteker. Farmakologi Klinik adalah ilmu farmakologi yang mempelajari
pengaruh kondisi klinis pasien terhadap efikasi obat, misalkan kondisi hamil dan menyusui,
neonates dan anak, geriatrik, inefisiensi ginjal dan hepar.

Sekitar 80% obat diberikan melalui mulut; oleh karena itu, farmasetik (disolusi) adalah fase
pertama dari kerja obat. Dalam saluran gastrointestinal, obat-obat perlu dilarutkan agar
dapat diabsorbsi. Obat dalam bentuk padat (tablet atau pil) harus didisintegrasi menjadi
partikel-partikel kecil supaya dapat larut ke dalam cairan, dan proses ini dikenal sebagai
disolusi. Obat dalam bentuk cair sudah dalam bentuk larutan.

Hardjasaputra, P., Budipranoto, G., Sembiring, Kamil, Insan. (2002). Data Obat di
Indonesia. Jakarta Indonesia: Grafidian Medipress.

Anda mungkin juga menyukai