Anda di halaman 1dari 8

BENTUK SEDIAAN OBAT

DOSEN PEMBIMBING

Ns. Chandra Tri Wahyudi, S.Kep, M.Kes

DisusunOleh :

Dwi Permata Yusuf (1810701013)

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

JURUSAN D3 KEPERAWATAN T.A 2018/2019


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Farmasi adalah ilmu yang mempelajari tentang cara membuat, mecampur,
memformulasi dan melakukan pembakuan senyawa obat. Obat adalah bahan tunggal atau
campuran yang digunakan semua makhluk untuk bagian luar maupun dalam guna
mencegah maupun mengobati penyakit.

Inkompatibilitas adalah pencampuran antara dua reaksi atau lebih antara obat-
obatan dan menimbulkan ketidakcocokan atau ketidaksesuaian. Sediaan cair atau suspensi
adalah sediaan yang mengandung partikel tidak larut dalam bentuk halus yag terdispersi ke
dalam fase cair. Inkompatibilitas sediaan cair adalah inkomp yang terjadi pada sediaan cair
seperti larutan. Inkompatibilitas pada sediaan cair, Inkompatibilitas atau biasa dikenal
dengan OTT (obat tak tercampurakan) pada sediaan cair biasanya terjadi inkomp secara
fisika ataupun kimia tergantung pada larutan tersebut. Perubahan yang terlihat seperti
larutan yang terjadi perubahan warna yang tidak diinginkan, Perubahan warna tak
tercampurkannya dengan sediaan galenika, bahan-bahan tidak dapat bercampur, terbentuk
endapan yang tidak larut, reaksi yang berasal dari pengaruh zat-zat yang bereaksi asam atau
basa, reaksi yg terjadi karena oksidasi atau reduksi, dan tidak stabil dalam larutan. Interaksi
dapat terjadi antara pelarut dengan pelarut, pelarut dengan zat terlarut, dan zat terlarut
dengan zat terlaut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari sediaan obat?
2. Apa saja jenis sediaan obat? Dan apa saja contoh obatnya?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian sediaan obat
2. Mengetahui jenis-jenis sediaan obat dan contohnya
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian
Bentuk sediaan obat merupakan sediaan farmasi dalam bentuk tertentu sesuai dengan
kebutuhan, mengandung satu zat aktif atau lebih dalam pembawa yang digunakan sebagai
obat dalam ataupun obat luar. Ada berbagai bentuk sediaan obat di bidang farmasi, yang
dapat diklasifikasikan menurut wujud zat dan rute pemberian sediaan.berdasarkan wujud zat,
sediaan obat dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu sediaan bentuk cair (larutan sejati, suspense,
emulsi), bentuk sediaan solida/padat (tablet, kapsul, pil, granul, dan serbuk0, dan bentuk
sediaan semi padat (krim, lotion, salep, gel, suppositoria).

2. Bentuk Sediaan Obat


1. Aerosol

Adalah sediaan yang dikemas di bawah tekanan, mengandung zat aktif terapeutik
yang dilepas pada saat sistem katup yang sesuai ditekan. Sediaan ini digunakan untuk
pemakaian topikal pada kulit dan juga untuk pemakaian lokal pada hidung (aerosol
nasal), mulut (aerosol lingual), atau paru-paru (aerosol inhalasi). Contoh chrol etil.

2. inhalasi

Adalah sediaan obat atau larutan atau suspensi terdiri atas satu atau lebih bahan
obat yang diberikan melalui saluran memperoleh efek lokal atau sistemik. Contoh
Ventolin.

3. Pulvis (serbuk)
Merupakan campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan,
ditunjukkan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. Contoh Caladine Powder,
serbuk gigi.
4. Pulveres
Merupakan serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang sama, dibungkus
menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk sekali minum. Contoh Puyer
5. Tablet (kompressi)
Merupakan sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk
tabung pipih atau sirkuler kedua permukaan rata atau cembung mengandung satu jenis
obat atau lebih dengan atau tidaknya bahan tambahan. Macam-macam tablet yaitu :

a. Tablet Kempa, paling banyak digunakan, ukuran dapat bervariasi bentuk


serta penandaannya tergantung desain cetakan. Contoh tablet
paracetamol.
b. Tablet Cetak, dibuat dengan memberikan tekanan yang lebih rendah pada
massa lembab dalam lubang cetakan. Contoh CTM
c. Tablet Trikurat, tablet kempa atau cetak yang bentuk kecil umumnya
silindris. Tetapi tablet untuk jenis ini sudah jarang ditemukan.
d. Tablet Hipodermik, dibuat dari bahan yang mudah larut atau melarut
sempurna dalam air. Dulu untuk membuat sediaan injeksi hipodermik,
sekarang diberikan secara oral.
e. Tablet Sublingual, dikehendaki berefek cepat (tidak termetabolisme oleh
hati). Digunakan dengan meletakkan di bawah lidah. Contoh tablet
isosorbit diningrat
f. Tablet Bukal, digunakan dengan meletakkan diantara pipi dan gusi.
Contoh tablet progesteron
g. Tablet Everscen, tablet larut dalam air. Harus dikemas dalam wadah
tertutup rapat atau kemasan tahan lembab. Pada etiket tertulis “tidak untuk
langsung ditelan”. Contoh CDR
h. Tablet Kunyah, cara penggunaannya dikunyah. Meninggalkan sisa rasa
enak di rongga mulut, mudah ditelan, tidak meninggalkan rasa pahit, atau
tidak enak. Contoh Antasida Doen

6. Plulae (Pil)

Merupakan sediaan padat bundar dan kecil mengandung bahan obat dan
dimaksudkan untuk pemakaian oral. Saat ini sudah jarang ditemukan karena tergusur
tablet dan kapsul. Masih banyak ditemukan pada seduhan jamu. Contoh pil KB

7. Kapsulae (kapsul)
Merupakan sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atu lunak
yang dapat larut. Cangkang keras terbuat dari metilselulosa, gelatin, pati, atau bahan lain
yang sesuai. Cangkang lunak terbuat dari gelatin (kadang disebut gel lunak) atau bahan
lain yang sesuai. Cangkang kapsul hanya berfungsi sebagai pembungkus obat, seperti
untuk menghindari rasa pahit dan bau yang kurang sedap, lebih mudah ditelan dan untuk
menghindari obat dari kontak langsung dengan udara atau matahari. Contoh Nature-E
(kapsul lunak), Ponstan (kapsul keras).
8. Lozenges
Lebih dikenal sebagai tablet hisap, adalah sediaan padat yang mengandung satu
atau lebih bahan obat, umumnya dibuat dengan bahan dasar beraroma dan manis, yang
dapat membuat tablet melarut atau hancur perlahan dalam mulut. Contoh Fitkom,
Sakatonik ABC
9. Solutiones (Larutan)
Merupakan sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat
larut. Biasanya dilarutkan dalam air karena bahan-bahannya. Jenis-jenis larutan :
a. Larutan Oral, adalah sediaan cair yang dimaksudkan untuk pemberian
oral. Termasuk ke dalam larutan oral ini adalah :
1) Syrup, larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain kadar
tinggi. Contoh biogesic syrup
2) Elixir, adalah larutan oral yang mengandung etanol sebagai
pelarut. Contoh batugin

b. Larutan topikal, adalah sediaan cair yang dimaksudkan untuk penggunaan


topical pada kulit atau mukosa. Contoh tolmicen
c. Larutan otik, adalah sediaan cair yang dimaksudkan untuk penggunaan
telinga. Contoh otolin
d. Larutan optalmik, adalah sediaan cair yang digunakan pada mata. Contoh
Y-rins
e. Spirit, adalah larutan mengandung etanol atau hidro alcohol dari zat yang
mudah menguap, umumnya merupakan larutan tunggal atau campuran
bahan.
f. Tingtur, adalah larutan yang mengandung etanol atau hidroalkohol dibuat
dari bahan tumbuhan atau senyawa kimia. Contoh Halog

10. Suspensi
Merupakan sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut terdispersi
dalam fase cair. Contoh obat-obat antasida cair

11. Emulsi
Merupakan sediaan berupa campuran dari dua fase cairan dalam sistem dispersi,
fase cairan yang satu terdispersi sangat halus dan merata dalam fase cairan lainnya,
umumnya di stabilkan oleh zat pengemulsi. Contoh scott emultion, curcuma plus
12. Krim
Adalah sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut
atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Contoh Hot in Cream, Counterpain
13. Gel
Adalah sistem semi padat terdiri dari suspense yang dibuat dari partikel anorganik
yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. Contoh
Thrombopop gel
14. Pasta
Adalah sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang
ditujukan untuk pemakaian topical. Contoh solcoseryl pasta
15. Transdermal patch, Plester
Adalah bahan yang digunakaan untuk penggunaan luar terbuat dari bahan yang
mudah melekat pada kulit atau menempel pada pembalut. Contoh hansaplast
16. Galenik
Merupakan sediaan yang dibuat dari bahan baku yang berasal dari hewan atau
tumbuhan yang disari. Contoh aqua foeniculli
17. Extractum
Adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat simplisia nabati
atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hamper
semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian
sehingga memenuhi baku yang ditetapkan. Contoh Mastin

18. Infusa
Merupakan sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati
dengan air pada suhu 90°C selama 15 menit. Contoh cairan infuse

19. Immunosera (imunoserum)


Merupakan sediaan yang mengandung imunoglobin khas yang berasal dari serum
hewan dengan permurnian. Berkhasiat menetral toksin kuman (bisa ular) dan mengikat
kuman /virus/antigen. Contoh Stimuno

20. Unguenta (salep)

Merupakan sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit
atau selaput lendir. Bahan obat harus terdispersi atau larut homogen dalam dalam dasar
salep yang cocok. Contoh salep 88

21. Suppositoria

Merupakan sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan
melalui rectal, vagina atau uretra, umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu
tubuh. Contoh dulcolax

22. Guttae (obat tetes)


Merupakan sediaan cairan berupa larutan, emulsi, atau suspense dimaksudkan
untuk obat dalam atau obat luar, digunakan dengan cara meneteskan menggunakan
penetes yang menghasilkan tetesan setara dengan tetesan yang dihasilkan penetes beku
yang disebutkan Farmakope Indonesia. Contoh cendo xitrol
23. Implant atau Pelet
Adalah sediaan dengan massa padat steril berukuran kecil, berisi obat dengan
kemurnian kecil, dibuat dengan cara pengempaan atau pencetakan. Implant atau pellet
dimaksudkan untuk ditanam dalam tubuh (biasanya secara subkutan) dengan tujuan untuk
memperoleh pelepasan obat secara berkesinambungan dalam jangka waktu lama. Contoh
KB Andalan.
24. Injectiones (injeksi)
Istilah injeksi termasuk semua bentuk obat yang digunakan secara parental,
termasuk infuse. Injeksi dapat berupa larutan, suspense, atau emulsi. Apabila obatnya
tidak stabil dalam cairan, maka dibuat dalam bentuk kering. Bila akan digunakan sediaan
obat kering ditambahkan aqua steril untuk memperoleh larutan atau suspense injeksi.
Cara penggunaan obat injeksi adalah dengan merobek jaringan kedalam kulit atau
melalui kulit atau selaput lender. Tujuannya yaitu kerja obat cepat serta dapat diberikan
pada pasien yang tidak dapat diberikan pada pasien yang tidak dapat menerima
pengobatan melalui mulut.
25. Irigasi
Adalah larutan steril yang digunakan untuk mencuci atau membersihkan luka
terbuka atau rongga-rongga tubuh, penggunaan secara topikal. Contoh Betadine.
DAFTAR PUSTAKA

repository.wima.ac.id/6897/2/BAB%201.pdf diakses pada tanggal 11 September 2018

Setyawati, Nur Falah.2015. Dasar-Dasar Farmakologi Keperawatan.Yogyakarta:Nafsi


Publisher

Anda mungkin juga menyukai