“TEKNIK EKSTRAKSI”
OLEH:
KELOMPOK 3
TAHUN AKADEMIK
2018
A. TEKNIK-TEKNIK EKSTRAKSI
a. Teknik Konvensional
Tujuan dari suatu proses ekstraksi adalah untuk memperoleh suatu bahan
aktif yang tidak diketahui, memperoleh suatu bahan aktif yang sudah diketahui,
memperoleh sekelompok senyawa yang struktur sejenis, memperoleh semua
metabolit sekunder dari suatu bagian tanaman dengan spesies
tertentu,mengidentifikasi semua metabolit sekunder yang terdapat dalam suatu
mahluk hidup sebagai penanda kimia atau kajian metabolisme.
Teknik ekstraksi yang ideal adalah teknik ekstraksi yang mampu
mengekstraksi bahan aktif yang diinginkan sebanyak mungkin, cepat, mudah
dilakukan, murah, ramah lingkungan dan hasil yang diperoleh selalu konsisten
jika dilakukan berulang-ulang.
Jenis-jenis metabolit
1. Metabolit primer adalah suatu metabolit atau molekul yang merupakan
produk akhir atau produk antara dalam proses metabolism makhluk hidup.
Metabolit primer bagi tumbuhan yaitu diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
dasar hidup bagi tumbuhan, untuk perumbuhan atau perkembangan bagi
tumbuhan tersebut dan sebagai cadangan makanan.
Beberapa contoh senyawa metabolit primer antara lain:
a) Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang
dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein
mengandung karbon, hydrogen, oksigen,nitrogen, dan sulfur serta fosfor.
b) Karbohidrat merupakan kelompok makromolekul yang tersusun atas atom
C,H, dan O.Berdasarkan jumlah monomer penyusunnya, karbohidrat
terbagi atas:
- Monosakarida yang tersusun atas 1 monomer
- Disakarida yang tersusun atas 2 monomer
- Oligosakarida yang tersusun atas 3-10 monomer
- Polisakarida yang tersusun atas lebih dari 10 monomer
c) Lemak merupakan golongan senyawa metabolit primer yang bersifat
hidrofobik. Senyawa ini dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu:
- Lemak yang tersusun atas asam lemak dan gliserol
- Sterol yang merupakan penyusun membran sel makhluk hidup
- Kolesterol
5. Dekoksi
Pada proses dekoksi, bagian tanaman yang berupa batang,
kulit kayu, cabang, ranting,rimpang atau akar direbus dalam air
mendidih dengan volume dan selama waktu tertentu kemudian
didinginkan dan ditekan atau disaring untuk memisahkan cairan
ekstrak dari ampasnya. Proses ini sesuai untuk mengekstrak bahan
bioaktif yang dapat larut dalam air dan tahan terhadap panas.
Ekstrak Ayurveda yang disebut quath atau kawath diperoleh
melalui proses dekoksi. Rasio antara massa bagian tanaman
dengan volume air biasanypea 1:4 atau 1:16. Selama proses
perebusan terjadi penguapan air perebus secara terusmenerus,
sehingga volume cairan ekstrak yang diperoleh biasanya hanya
seperempat dari volume semula. Ekstrak yang pekat ini selanjutnya
disaring dan segera digunakan atau diproses lebih lanjut.
Dengan cara Dekoksi. Dekoksi adalah sediaan cair yang
dibuat dengan cara mengekstraksi bahan nabati dengan pelarut air
(pelarut berair/polar) pada suhu 900C selama 30 menit, terhitung
sebuah panic bagian bawah mulai mendidih. (Farmakope Indonesia
1995). Cara dekoksi memiliki prinsip kerja yaitu sebagai berikut:
o Pelarut air dipanaskan pada suhu 900C selama 30 menit. Suhu
ini dihitung setelah panic bagian bawah mulai mendidih.
o Takaran air umumnya 10 menit kali bahan herba. Misalnya 10
gram bahan herba dipanaskan kedalam 100 ml air.
o Ketika dipanaskan , sesekali diaduk , setelah selesai dapat
diperas dan disaring.
o Dekokta hanya bisa digunakan tidak lebih dari 48 jam .
(Wilda sambe)
b) .Ekstraksi masarasi
c) Ektraksi Dekoksi
lebih lanjut.
(Rispa Mina)
ujung yang lainnya. Teknik ini pada umumnya dilakukan pada sushu
terkandung didalamnya.
7. Proses fitonik
Proses ekstraksi yang baru dan menggunakan pelarut
hidrofluorokarbon (non CFC). Keuntungan : kelestarian lingkungan,
kesehatan dan keamanan. Bahan aktif : bahan pengharum dalam minyak
atsiri, bahan aktif antara, ekstrak antibiotik, oleoresin, pewarna alami,
perisa dan ekstrak fitofarmaka yang bisa langsung digunakan tanpa
perlakuan lanjutan baik secara fisik maupun kimia. Proses ekstraksi
dengan metode ini sangat menguntungkan karena pelarut dapat diatur
sesuai dengan keperluannya. Pelarut lain yang sudah dimodifikasi
kepolarannya juga dapat digunakan untuk mengekstrak berbagai jenis
bahan aktif dengan selektifitas yang tinggi. Pada umumnya, bahan aktif
yang diekstrak dengan teknik ini hanya mengandung residu pelarut
Proses fitonik merupakan proses ekstraksi yang abru dan
menggunakan pelarut hidrofluokarbon. Teknik ekstraksi dengan proses
fitonik memiliki keuntungan yaitu sebagai kelestarian lingkungan,
kesehatan dan keamanan jika dibandingkan dengan ekstraksi
konvensional untuk menghasilkan minyak atsiri, perisa, dan ekstrak
tanaman. Bahan aktif yang diekstraksi dari bagian tanaman dengan
teknik ini umumnya dalam minyak atsiri diantaranya ekstrak antibiotic,
oleoresin, pewarna alami, perisa dan ekstrak fitofarmaka yang bisa
langsung digunakan tanpa perlakuan lanjutan baik secara fisik maupun
kimia. Keuntungan lain dari proses fitonik ini adalah pelarut dapat
diatur sesuai dengan keperluannya.
Cara ekstraksi dengan proses fitonik diantaranya:
a) Alat ekstraksi fitonik ditutup dengan sangat rapat sehingga dapat
diatur ulang dan diambil kembali seluruhnya pada akhir proses
ekstraksi tanpa terjadi kebocoran yang menyebabkan lepasnya
pelarut kelingkungan.
b) Proses ini berlangsung pada pH netral tanpa oksigen sehingga
produk aktif yang diinginkan juga bisa diperkirakan baik.
(Agnes Delviana, Sanda)
B. KESIMPULAN
Dari beberapa teknik ekstraksi dapat disimpulkan bahwa Pemilihan teknik
ekstraksi bergantung pada bagian tanaman yang akan disektraksi dan bahan aktif yang
diinginkan. Oleh karena itu, sebelum ekstraksi dilakukan perlu diperhatikan keseluruhan
tujuan melakukan ekstraksi. Tujuan dari suatu proses ekstraksi adalah untuk memperoleh
suatu bahan aktif yang tidak diketahui, memperoleh suatu bahan aktif yang sudah
diketahui, memperoleh sekelompok senyawa yang struktur sejenis, memperoleh semua
metabolit sekunder dari suatu bagian tanaman dengan spesies tertentu, mengidentifikasi
semua metabolit sekunder yang terdapat dalam suatu mahluk hidup sebagai penanda
kimia atau kajian metabolisme.
Adanya perkembangan jaman yang disertai dengan perkembangan teknologi
mengakibatkan terjadi perubahan pada teknik ekstraksi. Ekstraksi yang semula
membutuhkan waktu yang cukup lama dan alat yang banyak, sekarang dapat lebih cepat
dengan berbagai macam teknik modern yang memudahkan proses ekstraksi.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyo, A, 2015. Teknologi Ekstraksi Senyawa Bahan Aktif dari Tanaman Obat. Plantaxia,
Yogyakarta.
Harborne, J.B. Metode Fitokimia: Penuntun cara modern menganalisi tumbuhan, diterjemahkan
oleh Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro. Penerbit ITB, Bandung.
Kristanti, dkk, 2008. Buku Ajar Fitokimia. Airlangga Universitiy Press, Surabaya.
Jaya , Firman . 2007 . Produk-produk Lebah Madu dan Hasil Olahannya. Malang :
Universitas Brawijaya Press. Halaman 41