KELOMPOK V:
Puji syukur kami panjatkan kehadiran TYM, dimana atas rahmat dan
karuniaNyalah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
’’STATISTIKA PARAMETRIK DAN NONPARAMETRIK‘’. Masih banyak
kekurangan di dalam makalah kami ini, oleh karena itu kritik dan saran
membangun kami harapkan bagi pembaca. Kami berterimakasih kepada Ibu
Yunion Thomas S.Si, M.Pd selaku dosen mata kuliah Biostatistikyang telah
memberikan tugas ini kepada kami. Semoga makalah ini dapat di pahami bagi
siapapun yang membacanya.
Penyusun,
DAFTAR ISI
Skala pengukuran berbentuk interval dan ratio, analisis yang tepat adalah analisis
parametrik. Yang termasuk analisi parametrik, yaitu:
1. Uji (t-test)
2. Uji (t-test) dua sampel
3. Anova satu jalur (One Way-Anova)
4. Anova dua jalur (Two Way-Anova)
5. Uji Pearson Product Moment
6. Uji Korelasi Parsial (Parial Correlation)
7. Uji Korelasi Ganda (Multiple Correlation)
8. Uji Regresi (Regresion Test), dan
9. Uji Regresi Ganda (Multiple Regresion Test)
A. Uji Homogenitas
Uji homogenitas adalah suatu prosedur uji statistik yang dimaksudkan
untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data sampel
berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama. Pada analisi
regresi, persyaratan analisis yang dibutukan adalah bahwa galat regresi
untuk setiap pengelompokan berdasarkan variabel terikatnya memiliki
variansi yang sama. Jadi dapat dikatakan bahwa uji homogenitas bertujuan
untuk mencari tahu apakah dari beberapa kelompok data penelitian
memiliki varians yang sama atau tidak. Dengan kata lain, homogenitas
berarti bahwa himpunan data yang kita teliti memiliki karakteristik yang
sama.
Pengujian homogenitas juga dimaksudkan untuk memberikan
kenyakinan bahwa sekumpulan data yang dimanipulasi dalam serangkaian
analisis memang berasal dari populasi yang tidak jauh berbeda
keragamannya. Sebagai contoh, jika kita ingin meneliti sebuah
permasalahan misalnya mengukur pemahaman siswa untuk suatu sub
materi dalam pelajaran tertentu di sekolah yang dimaksudkan homogen
bisa berarti bahwa kelompok data yang kita jadikan smapel pada penelitian
memiliki karakteristik yang sama, misalnya berasal dari tingkat kelas yang
sama. Perhitungan uji homogenitas dapat dilakukan dengan berbagai cara
dan metode, beberapa yang cukup populer dan sering di;;
gunakan oleh penulis adalah:
1. Uji Bartlett
Uji Bartlett digunakan untuk menguji apakah k sampel berasal dari
populasi dengan varians yang sama. K sampel bisa berapa saja. Karena
biasanya uji bartlett digunakan untuk menguji sampel/kelompok yang
lebih dari 2. Varians yang sama di seluruh sampel disebut
homoscedasticityatau homogenitas varians. Uji bartlett pertama kali
diperkenalkan oleh M.S.Bartlett (1937). Uji bartlett diperlukan dalam
beberapa uji statistik seperti analysis of variance (ANOVA) sebagai
syarat jika ingin menggunakan Anova.
Uji bartlett dapat digunakan apabila data yang digunakan sudah di
uji normalitas dan datanya merupakan data normal. Apabila datanya
ternyata tidak normal bisa menggunakan uji levence.
Rumus uji bartlett yaitu:
Dimana:
n : Jumlah data
∑(𝑑𝑘 𝑠𝑖 2 )
B : (∑dk) log s2 ; yang mana s2 = ∑𝑑𝑘
Hipotesis pengujian:
Ho : δ12 = δ22 = ..... = δk2 (Homogen)
Ha : Paling sedikit salah satu tanda tidak sama
Langkah-langkah perhitungan:
a. Varians dari setiap kelompok sampel:
Varians dari kelompok 1 s12 : 9,39; dengan dk = 25 - 1 = 24
Varians dari kelompok 2 s22 : 13,54; dengan dk = 15 - 1 = 14
Varians dari kelompok 3 s32 : 11,26; dengan dk = 23 - 1 = 22
Varians dari kelompok 4 s42 : 6,62; dengan dk = 17 - 1 = 16
b. Tabel homogenitas varians
Tabel 2.3 Pertolongan untuk Uji Homogenitas Varians
Sampel Dk 1/(dk) S12 dk.s12 log.s12 (dk)log s12
1 24 0,04 9,39 225,44 0,97 23,25
2 14 0,07 13,54 189,60 1,13 15,84
3 22 0,05 11,26 247,83 1,05 23,14
4 16 0,06 6,62 105,88 0,82 13,33
Jumlah 76 - 40,82 768,75 -3,98 75,46
c. Menghitung varians gabungan
∑(𝑑𝑘.𝑠𝑖 2
S2 = ∑𝑑𝑘
(24𝑥9,39+(14𝑥13,54)+(22𝑥11,26)+(16𝑥6,62)
= 24+14+22+16
768,75
= 76
= 10,12
d. Menghitung nilai B
B = (∑dk) log s2
= 76 x log (10,12)
= 76 x 1,005
= 76,378
e. Menghitung harga chi-kuadrat
Langkah pengujian:
a. Varians dari setiap kelompok sampel
Varians dari golongan I s12 = 8,23, dengan dk = 20 – 1 = 19
Varians dari golongan II s22 = 8,46, dengan dk = 50 – 1 = 49
b. Menghitung nilai F
F = S12/S22 = 8,23/8,46 = 0,973
c. Menentukan Ftabel
Pada araf signifikansi 5%, dengan dk1 = 19 dan dk2 = 49 didapat
Ftabel(0,05;19,49) = 1,803
Karena Fhitung = 0,973 Ftabel (0,05;19,49) = 1,803, maka Ho ditolak.
Hal ini bermakna, bahwa varians skor data kinerja guru kelompok
golongan II dengan kelompok golongan III homogen pada taraf
kepercayaan 95%.
3. Uji Levene
Uji Levene juga merupakan metode pengujian homogenitas varians
yang hampir sama dengan uji Bartlett. Perbedaan uji Levene dengan
uji Bartlett yaitu bahwa data yang diuji dengan uji Levene tidak harus
berdistribusikan normal, namun harus kontinue. Pengujian hipotesis
yaitu:
Ho : 12 = 22 = ... = k2 (data homogen)
H1 : Paling sedikit ada satu i2 yang tidak sama.
(𝑁−𝐾) ∑𝑘 𝑁𝑖 (𝑍𝑖.−𝑍..)2
W = (𝐾−1) ∑𝑘𝑖=1∑𝑎1 2
𝑖=1 𝑖=𝑘(𝑍−𝑍𝑖.)
Statistik uji :
Zi = Median data pada kelompok ke-i
Z. = Median untuk keseluruhan data
Kesimpulan: Ho ditolak jika WF (a, k -1, N – k).
B. Uji Linieritas
Uji linieritas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk mengetahui
status linier tidaknya suatu distribusi data penelitian. Uji linieritas
dilakukan untuk membuktikan bahwa masing-masing variabel bebas
mempunyai hubungan yang linier dengan variabel terikat. Hasil yang
diperoleh melalui uji linieritas akan menentukan teknik-teknik analisis
data yang dipilih, dapat digunakan atau tidak. Apabial dari hasil uji
linieritas didapatkan kesimpulan bahwa distribusi data penelitian
dikategorikan linier maka data penelitian dapat digunakan dengan metode-
metode yang ditentukan.
Pengujian linearitas data menurut Riduwan (2006:172) dapat
dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah :
a) Menentukan jumlah kuadrat regresi (JKreg(a)) dengan rumus :
(𝛴𝑌)2
𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔(𝑎) =
𝑛
jumlah sampel.
g. Mengambil harga Lhitung yang paling besar kemudian
dibandingkan dengan LhitungLtabel maka sampel berdistribusi
normal.
II.2Statistik Nonparametrik
Dimana:
χ2 = Chi Kuadrat
fo = frekuensi yang diobservasi
fh = frekuensi yang diharapkan
Contoh untuk dua kategori:
Telah dilakukan pengumpulan data untuk mengetahui bagaimana
kemungkinan rakyat di kabupaten Pringgondani dalam memilih dua calon
Kepala Desa. Calon yang satu adalah wanita dan calon kedua Pria. Sampel
sebagai sumber data diambil secara random sebanyak 300 orang. Dari
sampel tersebut ternyata 200 orang memilih pria dan 100 orang memilih
wanita.
Hipotesis yang diajukan adalah:
Ho : Peluang calon pria dan wanita adalah sama untuk dapat dipilih
menjadi kepala desa
Ha : Peluang calon pria dan wanita adalah sama untuk dapat dipilih
menjadi kepala desa
Sesudah
- +
A B
Sebelum +
- C D
-
Contoh kasus sebagai berikut:
Riset ingin melihat apakah ada perbedaan yang signifikan dalam
penggunaan kartu kredit sebelum dan sesudah bunga turun. Observasi
difokuskan pada adanya kenaikan penggunaan kartu kredit atau tidak.
Data sebagai berikut:
Sesudah:ada Sesudah:tidak ada Total
kelainan kelainan Baris
Sebelum ada kelainan 5 5 10
Sebelum:tdk ada 4 4 8
kelainan
Total kolom 9 9 18
(|𝐴−𝐷|−1)2
x2 = 𝐴+𝐷
Dengan Degree of Freedom (DF) = 1
2. Uji Tanda
Pengertian
Uji tanda (Sign Test) digunakan untuk melihat arah perbedaan
antara dua sampel yang berhubungan dimana kedua sampel tersebut
mencerminkan adanya kondisi sebelum dan sesudah ada perlakuan
yang diberikan pada partisipan / responden dalam sampel-sampel
tersebut. Diberi nama uji tanda karena pengujian dalam prosedur ini
menggunakan tanda tambah (+) dan kurang (-) yang berfungsi untuk
mewakili arah perbedaan antara kedua sampel tersebut. Dengan
demikian uji tanda tidak menggunakan tanda tambah atau kurang
untuk menentukan tingkatan kedua partisipan yang didasarkan pada
hubungan antara kedua sampel tersebut.
Sebagai contoh data dibawah ini menunjukkan hasil observasi 3
responden kolom sebelum menunjukkan nilai observasi sebelum
diberi instruksi dan kolom sesudah menunjukkan nilai observasi
sesudah ada instruksi:
Instruksi
A 4 4 0
B 5 3 +
C 4 3 -
Kegunaan
Salah satu kegunaan uji tanda ialah dapat digunakan dalam riset
ekperrimental untuk melihat kondisi perbedaan antara dua sampel
yang berhubungan saat sebelum dan sesudah diberikan perlakuan
(treatment).
Asumsi
Asumsi pokok prosedur ini ialah variable-variabel yang diteliti
mempunyai distribusi selisih observasi. Maksudnya terdapat selisih
antara data sampel sebelum dan sesudah perlakuan diberikan. Obyek
dalam sampel tidak harus ditarik dari populasi yang sama. Pasangan
dalam kondisi sebelum dan sesudah dapat berasal dari populasi yang
berbeda dalam kaitannya dengan faktor demografi, seperti umur,
pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan dan sejenisnya.
Syarat
Syarat menggunakan uji tanda ialah:
Jika sampel kecil (n ≥ 25) pergunakan pendekatan binomial
dengan ketentuan P = Q = ½
Jika sampel besar (n > 25) pergunakan pendekatan distribusi
normal
Hipotesis
Rumus
Hipotesis
Rumus:
𝑁(𝑁+1)
Μ= ∆
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan