Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

UJI T-SAMPEL BERPASANGAN

( disusun guna memenuhi tugas UTS mata kuliah Biostatistika Kelas B)

Oleh :

Gifa Alifianur Akbar 192520102007

PASCA SARJANA ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS JEMBER
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah dengan
judul “UJI T SAMPEL BERPASANGAN”. Makalah ini ditulis untuk
memenuhi tugas dari mata kuliah BIOSTATISTIKA Kelas B.

Penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak.
Oleh karena itu , kami ingin mengucapkan terima kasih kepada

1. Prof. Dr. drg. Ristiya Widi Endah Yani, M.Kes. yang telah memberikan
tugas makalah ini sehingga kami dapat belajar hal baru dan memahami
cara penerapan uji sampel t berpasangan

Kami menyadari bahwa kemampuan yang kami miliki belum dapat


dijadikan acuan utamadari isi makalah ini. Oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca guna pengembangan makalah ini agar menjadi lebih
baik lagi. Semoga hasil dari makalah ini dapat memberikan sumbang pikir yang
positif bagi penngembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia di
Indonesia.

Jember, 15 Oktober 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 1

DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3

BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 4

2.1 Latar Belakang ......................................................................................... 4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 5

2.1 Konsep Dasar Statistik ............................................................................. 5

2.2 Jenis Data ................................................................................................. 5

2.3 Statistik Parametrik .................................................................................. 6

2.4 Uji t-Sampel Berpasangan ........................................................................ 6

BAB 3. PEMBAHASAN ........................................................................................ 7

3.1 Uji Sampel t Berpasangan ........................................................................ 7

3.2 Syarat Uji t Sampel Berpasangan ............................................................. 8

3.3 Contoh Kasus dan Pembahasan ................................................................ 8

BAB 4. KESIMPULAN ........................................................................................ 12

4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 13

2
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada prinsipnya, statistik dapat diartikan sebagai kegiatan pengumpulan data,
meringkas atau menyajikan data, menganalisis data, dan menginterpretasikan hasil
analisa. Kaitannya dengan penelitian yaitu ilmu statistik digunakan untuk
membantu dalam pengambilan keputusan atas suatu masalah tertentu (Gani and
Amalia, 2015). Ilmu statistik berguna untuk membantu dalam pengambilan
keputusan daru suatu masalah (Santoso, 2018).

Secara garis besar, prosedur dalam statisitk dapat diartikan sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan variabel-variabel yang dikaji


2. Melihat hubungan antar variabel
3. Membandingkan satu variabel dengan variabel lainnya
4. Melihat pengaruh satu variabel dengan variabel lainnya
5. Memprediksi nilai suatu variabel dengan menggunakan variabel
lainnya

Uji t- berpasangan merupakan uji parametrik yang digunakan sebagai uji


komparatif atau melihat perbedaan yang diperlakukan dalam dua data
berpasangan yang berskala numerik. Pada uji ini, variabel dependen dilakukan
dua kali pengukuran yaitu sebelum dan sesudah diberikan perlakuan.

4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Statistik


Statistik sering dikaitkan dengan deret angka maupun tampilan grafik. Pada
dasarnya statistik tidak hanya terbatas deret angka dan grafik, ilmu statistik
diartikan sebagai alat atau kegiatan yang dilakukan dalam mengumpulkan data,
meringkas atau menyajikan data, menganalisis hasil analisis tersebut (Santoso,
2018)

Ilmu statistik berguna dalam membantu pengguna dalam mengambil


keputusan atas suatu masalah. Metode statistik terbagi atas dua yaitu statistik
deskriptif dan inferensial. Statistik deskriptif yaitu metode statistik lebih berfokus
pada penggambaran hasli data yang dikumpulkan tanpa melalui tahap
menyimpulkan atau mengeneralisasikan. Statistik inferensial yaitu metode yang
terdapat tahap pengambilan keputusan dari data yang terkumpul menjadi lebih
umum untuk sebuah populasi. (Tyastirin, 2017)

2.2 Jenis Data


Dari sudut pandang statistik, jenis data dibagi menjadi dua yaitu :

1. Data kualitatif adalah sebuah data yang dinyatakan dalam bentuk bukan
angka yang kemudian terbagi atas dua jenis yaitu nominal dan ordinal.
Data berskala nominal merupakan data yang diperoleh dengan metode
kategorisasi atau klasifikasi. Ciri-ciri data nominal adalah posisi data
setara, tidak bisa dilakukan operasi matematika.
Data berskala ordinal adalah data yang diperoleh dengan cara kategorisasi
dan klasifikasi yang mempunyai hubungan antar data tersebut. Ciri-ciri
data ordinal yaitu posisi data tidak setara, tidak bisa dilakukan operasi
matematika (Santoso, 2018)
2. Data kuantitatif adalah sebuah data yang dinyatakan dalam bentuk angka
yang terbagi atas dua jenis yaitu interval dan rasio. Data interval adalah
data yang diperoleh dengan cara pengukuran dengan jarak dua titik pada

4
5

skala sudah diketahui. Data rasio adalah data yang diperoleh dengan cara
pengukuran dengan jarak antara dua titik pada skala tersebut sudah
diketahui dan mempunyai nilai 0 absolut(Santoso, 2018). Pengukuran rasio
biasanya dalam bentuk perbandingan antara saru nilai dengan nilai lainnya.

2.3 Statistik Parametrik


Statistik prametrik berhubungan denga inferensi statistik (pengambilan
keputusan atas masalah tertentu) yang membahas parameter populasi, seperti rata-
rata, proporsi, dan sebagainya.

Penentuan uji parametrik adalah melakukan uji normalitas. Ketika data


berdistribusi normal maka statistik yang digunakan adalah uji parametrik. Selain
itu syarat yang harus dipenuhi untuk menggunakan statistik parametrik yaitu skala
pengukuran variabel harus numerik, kesamaan varian data tidak menjadi syarat
untuk uji kelompok yang berpasangan, kesamaan varian merupakan syarat mutlak
untuk lebih dari dua kelompok tidak berpasangan.

2.4 Uji t-Sampel Berpasangan


Uji t sampel berpasangan adalah uji yang digunakan untuk membandingkan
rata-rata dua variabel dalam satu kelompok yang dilakukan dua kali pengukuran
pada sampel yaitu sebelum dan sesudah diberikan intervensi atau perlakuan. Skala
data yang digunakan dalam uji t-sampel berpasangan harus data yang berskala
interval atau rasio. (statistik untuk roset ..) Ciri utama dalam uji t adalah jumlah
sampel relatif kecil dengan asumsi yang harus dipenuhi antara lain :

1. Varian kedua populasi yang diuji sama


2. Sampel yang diambil berdistribusi normal atau mendekati normal

Apabila sampel tidak berdistribusi normal, maka hal yang dapat dilakukan adalah
menambah jumlah sampel dengan dilakukan pengujian ulang atau data yang ada
ditransformasikan ke bentuk tertentu dan dilakukan pengujian ulang. (Santoso,
2006)
BAB 3. PEMBAHASAN

3.1 Uji Sampel t Berpasangan


Uji t pada suatu populasi mengkaji apakah rata-rata populasi sama dengan
suatu harga tertentu, sedangkan uji t dua sampel menguji apakah rata-rata dua
populasi sama atau berbeda secara nyata. (Tyastirin, 2017)

Mengutip dari buku Statistik untuk Riset Skripsi yang ditulis oleh Jonthan
Sarwono “uji sampel t berpasangan atau dapat disebut uji t sampel dependen. Uji
sampel ini digunakan untuk membandingkan rata-rata dua variabel dalam suatu
kelompok”. Prosedur uji t dilakukan dua kali pengukuran dengan melakukan
perhitungan guna mencari perbedaan antara nilai-nilai dua variabel untuk masing-
masing kasus, kemudian dilakukan pengujian apakah terdapat perbedaan rata-rata
diatas nol (Sarwono, 2018)

Asumsi dasar pengujian t sampel berpasangan dengan dilakukan observasi


atau penelitian untuk masing-masing pasangan dan dalam kondisi yang sama
dengan skala data yang digunakan adalah interval atau rasio. Pengujian dilakukan
dengan memberikan perlakuan pre dan post pada sampel yang akan diteliti.
(Sarwono, 2018)

Gambar 1. Perbedaan dan Persamaan Pengujian Perbedaan


Gambar1 menjelaskan perbedaan antara uji t sampel independen dan uji t
sampel berpasangan. Hal yang membedakan adalah tujuan, variabel
pembanding, dan waktu data. Tujuan uji t indpenden adalah membedakan

6
7

populasi dengan populasi lainnya yang berbeda, sedangkan uji t sampel


berpasangan membedakan satu populasi yang sama dengan kondisi yang
berbeda. Variabel pembanding yang digunakan dalam uji t sampel
independen adalah satu populasi lain yang berbeda, sedangkan pada uji t
sampel berpasangan menggunakan satu populasi yang sama namun dengan
kondisi yang berbeda. Waktu data yang digunakan pada uji t sampel
independen adalah cross sectional dan yang digunakan pada uji t
berpasangan yaitu panel (Gani and Amalia, 2015)

3.2 Syarat Uji t Sampel Berpasangan

Terdapat beberapa syarat untuk dilakukannya uji t berpasangan, antara lain

1. Vaian kedua populasi yang akan diuji sama


2. Sampel yang diambil harus berdistribusi normal atau mendekati normal
atau dapat dianggap normal
3. Apabila sampel tidak berdistribusi normal maka dapat dilakukan
penambahan jumlah sampel dan diuji sekali lagi atau data yang ada
ditransformasilan ke bentuk tertentu dan kemudian dilakukan pengujian
ulang dengan menggunakan uji alternatif yaitu Wilcoxon test (Endra,
2017)

3.3 Contoh Kasus dan Pembahasan

Suatu studi inign mengetahui pengaruh metode diet, kemudian diambil 28 ibu
sebagai sampel untuk menjalani program tersebut. Pengukuran berat badan yang
pertama (bbibu) dilakukan sebelum kegiatan diet dimulai, dan pengukuran berat
badan yang kedua (bbibu2) dilakukan setelah dua bulan menjalani diet.
9
9

Setelah data diinputkan, pada menu utama pilih Analyze – Compare Mean –
Paired Sampel T-test. Pilih variabel bbibu1 dan bbibu2 kemudian klik OK

Paired Samples Statistics

Std. Std. Error


Mean N Deviation Mean

Pair 1 BB ibu sebelum


57.5357 28 12.77289 2.41385
diet

BB ibu setelah
56.2143 28 12.78992 2.41707
diet

Dari 28 subjek yang diamati dapat terlihat bahwa rata-rata (mean) berat
badan dari ibu sebelum intevensi adalah 57,53 dan rata-rata berat badan ibu
setelah intervensi adalah 56,21.
10

Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence
Interval of the
Difference
Std. Std. Error
Mean Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)

Pair 1 BB ibu
sebelum
1.32143 1.36228 .25745 .79319 1.84967 5.133 27 .000
diet - BB ibu
setelah diet

Dari hasil uji-t berpasangan tersebut dapat dilihat hasil bahwa rata-rata
perbedaan antara bbibu1 dan bbibu2 adalah sebesar 1,321. Artinya ada penuruan
berat badan setelah intervensi dengan rata-rata penurunan 1.32 kg. Hasil
perhitungan nilai “t” adalah sebesar 5,133 dengan p-value ditulis 0,000 dapat
ditulis 0,001 (uji 2-arah). Hal ini menyimpulkan bahwa ada perbedaan yang
bermakna antara rata-rata berat badan sebelum dan sesudah intervensi.
BAB 4. KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
Uji sampel t-berpasangan digunakan untuk mengkaji rata-rata populasi
tersebut sama atau berbeda secara nyata dengan membandingkan rata-rata dua
variabel dalam suatu kelompok. Pengukuran dengan dilakukan perhitungan untuk
mencari perbedaan antara nilai dua variabel dengan melakukan pengujian pre dan
post pada sampel yang akan diteliti. Asumsi dasar dalam uji t-sampel
berpasangan, sampel untuk masing-masing pasangan harus dalam kondisi yang
sama. Skala data harus berjenis interval atau rasio.

Terdapat beberapa syarat agar uji t-sampel berpasangan dapat dilakukan yaitu
varian kedua populasi yang akan diuji harus sama, sampel yang diambil harus
berdistribusi normal. Apabila sampel tidak berdistribusi normal, maka dapat
dilakukan penambahan jumlah sampel dan diuji sekali lagi atau data yang ada
ditransformasikan ke bentuk tertentu dengan diuji ulang menggunakan Wilcoxon
test.

11
DAFTAR PUSTAKA
Endra, F. (2017) Pengantar Metodologi Penelitian (Statistika Praktis). Sidoarjo:
Zifatama Jawara.

Gani, I. and Amalia, S. (2015) ALAT ANALISIS DATA : Aplikasi Statistik untuk
Penelitian Bidang Ekonomi dan Sosial. Edited by M. Bendatu. CV. ANDI
OFFSET.

Santoso, S. (2006) Seri Solusi Bisnis Berbasis TI: Menggunakan SPSS untuk
Statistik Parametrik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Santoso, S. (2018) Mahir Statistik Parametrik. Jakarta: PT Elex Media


Komputindo.

Sarwono, J. (2018) Statistik untuk Riset Skripsi. Edited by E. Kurnia. Yogyakarta:


CV. ANDI OFFSET.

Tyastirin, E. dkk (2017) ‘Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kesehatan’.

12

Anda mungkin juga menyukai