Anda di halaman 1dari 8

I.

Fluid Properties Sifat fisik fluida reservoir minyak dapat diperoleh dari pengolahan data hasil percobaan di laboratorium, atau apabila data tersebut tidak tersedia, dapat dilakukan penentuan dengan metode korelasi. Sifat-sifat fisik fluida reservoir tersebut yang penting diantaranya adalah: Untuk Gas : 1. Faktor Deviasi Gas (z) Definisinya adalah perbandingan antara volume gas pada tekanan tertentu dengan volume gas tersebut apabila berperilaku sebagai gas ideal dengan kondisi yang sama. Nilai Z dapat ditentukan dengan menggunakan Korelasi Dranchuk and Abou-Kassem 2. Faktor Volume Formasi Gas (Bg) Definisinya adalah volume gas pada kondisi reservoir (satuan : Reservoir Barrel) dibagi dengan volume pada kondisi standar (satuan : SCF). Faktor volume formasi bertambah dengan turunnya tekanan dan naiknya temperatur. 3. Viskositas Gas Viskositas gas berkurang dengan turunnya tekanan, karena molekul-molekulnya makin berjauhan dan bergerak lebih bebas. Pengaruh temperatur berlawanan antara kondisi tekanan tinggi dan tekanan rendah. Pada tekanan tinggi, viskositas gas turun dengan naikknya temperatur sedangkan pada tekanan rendah, viskositas gas naik dengan naiknya temperatur. Nilainya dapat ditentukan dengan menggunakan Korelasi Lee, Gonzalez, and Eakin

Untuk Minyak : 1. Tekanan Gelembung (Pb) Definisinya adalah tekanan saat pertama kali keluar gas pada saat fasa cair. Nilainya dapat ditentukan dengan menggunakan Korelasi Standing. 2. Kelarutan Gas dalam Minyak (Rso) Definisinya adalah jumlah gas yang terlarut (SCF) di dalam minyak (STB) pada kondisi tekanan dan temperatur tertentu. Harga Rso maksimum saat tekanan gelembung karena jumlah gas terbanyak yang terlarut dalam minyak. Nilainya dapat ditentukan dengan menggunakan Korelasi Standing. 3. Densitas Minyak Definisinya adalah perbandingan berat massa suatu substansi dengan unit dari volume tersebut. Specific Gravity merupakan perbandingan dari densitas suatu fluida (minyak) terhadap densitas air. Baik densitas air maupun fluida tersebut diukur pada kondisi yang sama (60 F dan 14.7 Psia). 4. Faktor Volume Formasi Minyak (Bo) Definisinya adalah volume minyak pada kondisi reservoir (satuannya reservoir barrel) dibagi dengan volumenya pada kondisi standar (STB). Pada saat tekanan lebih besar daripada Pb, penurunan tekanan dari tekanan awal menyebabkan berkembangnya volume minyak di reservoir sehingga harga Bo membesar. Saat tekanan lebih kecil daripada Pb, penurunan tekanan lebih lanjut menyebabkan gas keluar dari minyak yang secara kuantitatif lebih besar dari pengembangan minyak akibat penurunan tekanan tersebut sehingga didapatkan volume minyak

di reservoir mengecil dan harga Bo mengecil. Nilainya dapat ditentukan dengan menggunakan Korelasi Standing. 5. Viskositas Minyak Viskositas minyak dipengaruhi oleh temperatur, tekanan dan jumlah gas yang terlarut dalam minyak tersebut. Kenaikan temperatur akan menurunkan viskositas minyak dan dengan bertambahnya gas yang terlarut dalam minyak maka viskositas minyak juga akan turun. Pada saat tekanan lebih besar dari Pb, adanya penurunan tekanan mengakibatkan viskositas minyaknya berkurang. Dan pada saat tekanan lebih kecil dari Pb maka penurunan tekanan akan mengakibatkan viskositas minyaknya bertambah karena pada kondisi tersebut terjadi pembebasan gas dari minyak. Nilainya dapat ditentukan dengan menggunakan Korelasi Vasquez and Beggs, Korelasi Beggs and Robertsons 6. Kompresibilitas Minyak (Co) Definisinya adalah perubahan volume minyak akibat adanya perubahan tekanan. Kompressibilitas minyak pada kondisi dibawah Pb akan cenderung membesar bila dibandingkan dengan harga ketika diatas Pb karena dengan turunnya tekanan, gas membebaskan diri dari larutan. Volume total minyak yang tertinggal sebenarnya berkurang dengan turunnya tekanan terebut, akibatnya volume fluida total yang terdiri dari minyak dan gas makin lama menjadi besar seiring dengan turunnya tekanan. Nilainya dapat ditentukan dengan menggunakan Korelasi Vasquez and Beggs, Korelasi McCain, Rollins, and Villena.

Untuk Fasa Air : 1. Faktor Formasi Air Formasi (Bw) Definisinya adalah perubahan volume air dari formasi ke kondisi permukaan. Nilainya dapat ditentukan dengan menggunakan Korelasi McCain. 2. Densitas Air Formasi 3. Kelarutan gas dalam air formasi Kelarutan gas dalam air formasi akan lebih kecil bila dibandingkan dengan kelarutan gas dalam minyak di reservoir pada tekanan dan temperatur yang sama. Pada temperatur tetap, kelarutan gas dalam air formasi akan naik dengan naiknya tekanan. Sedangkan pada tekanan tetap, kelarutan gas dalam air formasi mula-mula menurun sampai harga minimum kemudian naik lagi terhadap naiknya suhu, dan kelarutan gas dalam air formasi akan berkurang dengan bertambahnya kadar garam, dengan demikian kelarutan gas dalam air formasi juga dipengaruhi oleh kegaraman air formasi, maka harga kelarutan gas dalam air formasi perlu dikoreksi. 4. Kompresibilitas air formasi (Cw) Nilainya dapat ditentukan dengan menggunakan Korelasi Ozip 5. Viskositas air formasi (w) Viskositas air formasi akan tergantung pada tekanan, temperatur dan tingkat salinitas yang dikandung air formasi tersebut. Viskositas air formasi (w) akan naik terhadap turunnya temperatur dan kenaikan tekanan. Kegunaan mengenai perilaku kekentalan air formasi pada kondisi reservoir terutama untuk mengontrol gerakan air formasi di dalam reservoir.

II.

Rock Properties

1. Porositas Porositas adalah volume pori batuan dibagi volume bulk batuan.

Dimana (Porositas) dinyatakan dalam persentase, Vp adalah volume pori, Vm adalah volume matriks dan Vb adalah Volume bulk (Vm + Vp). Berdasarkan proses pembentukannnya, porositas dikelompokkan menjadi: 1. Porositas primer yaitu porositas yang terbentuk bersamaan dengan waktu proses pengendapan batuan. 2. Porositas sekunder yaitu porositas yang terbentuk kemudian setelah proses pengendapan sebagai akibat dari proses geologi. Sedangkan berdasarkan fungsinya, porositas terbagi menjadi dua, yaitu porositas total dan efektif. Porositas efektif adalah porositas yang hanya memperhitungkan pori yang saling berhubungan. Untuk clean sandstones berlaku = sedangkan untuk carbonate dan cemented sandstones berlaku < .
e t t e

Untuk butiran pasir yang seragam, maka porositas merupakan fungsi dari packing. Sedangkan untuk butiran pasir yang tidak seragam, maka faktor yang dapat mempengaruhi harga porositas, adalah : 1. Angularitas / Bentuk Butir (Shape). Semakin bulat butiran maka porositas semakin besar. 2. Susunan butiran (Packing). Semakin kompak maka porositasnya akan semakin menurun 3. Distribusi ukuran butiran. Makin tidak seragam maka porositasnya makin menurun 4. Sementasi. Porositas menurun jika jumlah interstitial dan/atau cementing material meningkat. Interstitial sedikit pada cleanstones dan banyak pada shaly sand. 5. Rekahan (fractures) dan atau vugs. Fractures dan vugs berkontribusi pada volume pori. Oleh karenanya, porositas makin besar dengan adanya fractures . Pengukuran porositas dapat dilakukan dengan melakukan core analysis dengan menerapakan hukum Archimedes di laboratorium atau dengan melakukan well logging di lapangan. 2. Permeabilitas Permeabilitas dapat didefinisikan sebagai kemampuan media berpori untuk dapat mengalirkan fluida. Berikut dibawah ini adalah persamaan gerak (Equation of Motion) yang didapat dari percobaan yang dilakukan oleh Darcy :

Keterangan : k : Permeabilitas

q A P s z g

: Laju Alir : Luas Penampang : Viskositas : Tekanan : Jarak : Densitas : Ketinggian : Gravitasi

Satuan permeabilitas adalah Darcy (D) atau bisa juga mili-Darcy (mD). Dimensi permeabilitas adalah L2 atau luas (Cross-Sectional Area). Suatu media berpori dikatakan mempunyai permeabilitas satu darcy jika satu fasa fluida dengan viskositas satu centipoise mengisi rongga pori-pori dan mengalir pada laju alir satu centimeter kubik per detik per satu centimeter kuadrat luas penampang di bawah tekanan atau gradien hidrolik satu atmosphere per centimeter.

Aliran Fluida Dalam Sistem Reservoir Berlapis

Berikut ini adalah rumus permeabilitas rata-rata, k, yang menggambarkan kemampuan sistem reservoir berlapis tersebut dalam mengalirkan fluida : a. Horizontal, linear, arah aliran fluida paralel terhadap pelapisan

b. Horizontal, radial, arah aliran fluida paralel terhadap pelapisan

c. Horizontal, linear, arah aliran fluida tegak lurus terhadap pelapisan

d. Horizontal, radial, arah aliran fluida tegak lurus terhadap pelapisan

Faktor-faktor yang berpengaruh pada pengukuran permeabilitas: 1. Jika ada rekahan, pengukuran yang diperoleh di laboratorium adalah permeabilitas matrik yang biasanya lebih rendah dari permeabilitas in-situ. 2. Efek Gas Slip molekul gas slip sepanjang permukaan butiran yang terjadi jika diameter pori mendekati harga rata-rata jalur (mean free path) molekul gas disebut dengan Klinkenberg effect. Kejadian ini membedakan dengan asumsi persamaan Darcy yang bersifat laminer dimana tidak terjadi slip. Mean free path dari molekul gas akan tergantung pada ukuran molekul sehingga pengukuran permeabilitas akan tergantung pada gas yang digunakan. Telah diketahui pula bahwa mean free path merupakan fungsi dari tekanan sehingga Klinkenberg effect untuk gas slippage: Diabaikan pada tekanan tinggi (1/p 0) Klinkenberg effect karena gas slippage lebih besar pada batuan dengan permeabilitas rendah karena permeabilitas merupakan fungsi dari capillary openings. Efek dari gas slippage ini dapat dihilangkan dengan melakukan pengukuran pada berbagai tekanan rata-rata dan diekstrapolasi ke harga tekanan tinggi, yaitu ke harga 1/p 0. 3. Saturasi

Saturasi adalah perbandingan antara volume pori-pori batuan yang terisi fluida formasi tertentu terhadap total volume pori-pori batuan yang terisi fluida atau jumlah kejenuhan fluida dalam batuan reservoir per satuan volume pori. Karena didalam reservoir bisa terdapat tiga jenis fluida, maka saturasi dibagi menjadi tiga yaitu saturasi air (Sw), saturasi minyak (So) dan saturasi gas (Sg). Untuk reservoir yang memiliki tiga fasa maka nilai So + Sw + Sg nya adalah 1. Beberapa faktor yang mempengaruhi saturasi fluida reservoir adalah : a. Ukuran dan distribusi pori-pori batuan. b. Ketinggian diatas free water level. c. Adanya perbedaan tekanan kapiler. Pada kenyataannya, fluida reservoir tidak dapat diproduksi semuanya. Hal ini disebabkan adanya saturasi minimum fluida yang tidak dapat diproduksi lagi atau disebut dengan irreducible saturation 4. Resistivitas Sifat kelistrikan batuan reservoir tergantung pada geometri pori-pori batuan dan fluida yang mengisi pori. Minyak dan gas bersifat tidak menghantarkan arus listrik sedangkan air bersifat menghantarkan arus listrik apabila air melarutkan garam. Arus listrik akan terhantarkan oleh air akibat adanya gerakan dari ion-ion elektronik. Untuk menentukan apakah material didalam reservoir bersifat menghantar arus listrik atau tidak maka digunakan parameter resistivitas. Konsep dasar untuk mempelajari sifat kelistrikan batuan diformasi digunakan konsep faktor formasi dari Archie yang didefinisikan F= Dimana : Ro = resistivitas batuan yang terisi minyak Rw = resistivitas batuan yang terisi air 5. Kompresibilitas Kompresibilitas batuan menyatakan ukuran perubahan volume batuan per satuan perubahan tekanan. Jika c = fraksi perubahan volume akibat perubahan tekanan, maka dapat ditulis:

Terdapat 2 (dua) keadaan tekanan di dalam reservoir yang diperhitungan pada waktu menentukan kompresibilitas batuan yaitu reservoir yang bertekanan normal dan reservoir yang bertekanan abnormal. Tekanan abnormal dapat diartikan bahwa tekanan fluida lebih besar dari (surnormal) atau lebih kecil dari (subnormal) tekanan hidrostatik fluida yang normalnya mempunyai gradient tekanan yang linier. Ada 3 jenis kompresibilitas, yaitu kompresibilitas matrik (Cm), bulk (Cb), dan formasi atau biasa juga disebut sebagai kompresibilitas volume pori (Cf).

Cf sangat penting diketahui karena ketika reservoir sedang diproduksikan terjadi hal-hal sebagai berikut:

- fluida di dalam pori berkurang - gaya-gaya dan tekanan batuan internal berubah, yang mengakibatkan perubahan pada V ,
p

V , dan V .
m b

Karena tekanan overburden, p , relatif konstan, maka dp = - dp , maka persamaan Cf diatas


o m f

dapat diubah menjadi :

dimana subskrip f pada c artinya formasi sedangkan pada p artinya fluid.


f f

6. Tekanan Kapiler Definisinya adalah perbedaan tekanan antara fluida yang membasahi batuan dengan fluida yang bersifat tidak membasahi batuan jika didalam batuan tersebut terdapat dua atau lebih fasa fluida yang tidak bercampur dalam kondisi statis. Konsep tekanan kapiler berkaitan dengan fenomena adhesi-kohesi, tegangan permukaan dan tegangan antarmuka, serta sifat kebasahan. Karena tekanan kapiler terjadi pada saat batuan memiliki dua jenis fluida fasa maka terdapat hubungan p dengan S yang dapat dihasilkan dari penelitian di laboratorium. Hubungan tersebut
c w

dipengaruhi oleh permeabilitas, porositas dan distribusi ukuran pori.

7. Wettabilitas Definisinya adalah ukuran fluida mana yang tertarik (adhesi) dengan batuan. Ada dua jenis wetting-phase yaitu : a. Wetting-Phase Fluid. Karena adanya gaya tarik menarik antara batuan dan fluida, maka fasa pembasah akan mengisi ke pori-pori yang lebih kecil dahulu dari batuan berpori. b. Non-Wetting Phase Fluid. Non-wetting phase fluid sukar membasahi permukaan batuan. Dengan adanya gaya repulsive (tolak) antara batuan dan fluida menyebabkan non-weting phase fluid umumnya sangat mudah bergerak. Batuan reservoir umumnya water wet dimana air akan membasahi permukaan batuan. Kondisi batuan yang water wet adalah : Tegangan adhesinya bernilai positif sw so, AT > 0 Sudut kontaknya (0< <90)> Imbibisi adalah peristiwa dimana saturasi wetting phase bertambah sedangkan drainage sebaliknya, yaitu bila saturasi wetting phase berkurang. Dengan kata lain proses drainage adalah proses pendesakan fasa wetting oleh fasa non wetting dimana contohnya adalah injeksi gas ke dalam reservoir minyak atau sistem tenaga dorong depletion, sedangkan proses imbibisi adalah proses pendesakan fasa non-wetting oleh fasa wetting dimana contohnya adalah injeksi air (Waterflooding) ke dalam reservoir minyak. Telah dibuktikan secara eksperimental bahwa sudut kontak lebih besar pada peristiwa imbibisi dibandingkan dengan drainage. Perbedaan sudut kontak ini disebut dengan hysteresis.

Anda mungkin juga menyukai