Beberapa sifat fluida yang perlu diketahui dan yang akan dibahas disini meliputi : sifat
fisik gas, sifat fisik minyak, dan sifat fisik air formasi.
Sweet gas, gas bumi yang tidak mengandung H2S dalam jumlah yang cukup
berarti.
Sour gas, gas bumi yang mengandung H2S dalam jumlah yang cukup beraili.
Dry gas, gas bumi yang tidak mengandung material-gasoline dalam jumlah yang
berarti.
Wet gas, gas bumi yang mengandung natural gasoline dalam jumlah berarti.
Sifat fisik gas yang akan dibahas disini adalah densitas, viskositas, faktor volume
formasi gas dan kompresibilitas gas. Sifat-sifat ini memberi peranan dalam
perkiran-perkiraan reservoir.
g = rapatan gas
u = rapatan adara
Sesuai dengan persamaan untuk gas ideal, maka rumus rapatan atau densitas gas
ideal adalah :
dimana :
m = barat gas, lb
V = volume gas, cuft
M = barat molekul gas, lb/lb mole
P = tekanan reservoir, psia
T = temperatur, Ro
R = konstanta gas = 10.73 psia cuft/lbmole oR
Rumus di atas hanya berlaku untuk gas berkomponen tunggal. Sedangkan untuk
gas campuran digunakan rumus sebagai berikut :
dimana :
b. Viskositas Gas
Viskositas gas adalah ukuran tahanan fluida (gas) terhadap aliran yang
mempunyai satuan centipoise atau gram/100/ detik/1 centimeter. Viskositas gas
akan naik dengan bertambahnya suhu, dalam hal ini kebiasaan gas akan
berlainan dengan cairan, untuk gas campuran viskiositasnya tidak tergantung
dari tekanan. Gas sempurna berubah menjadi gas tidak sempurna bila tekanan
dinaikkan dan tabiatnya mendekati tabiat zat cair.
Salah satu cara menentukan viskositas gas yaitu dengan korelasi grafis
(Carr.et.al), dimana cara ini untuk menentukan viskositas gas campuran pada
sembarang tekanan maupun suhu dengan memperhatikan adanya gas-gas ikutan,
seperti H2S, CO2, dan N2. Adanya gas-gas non-hidrokarbon tersebut akan
memperbesar viskositas gas campuran.
Untuk mengetahui harga Z diperlukan harga Ppc dan Tpc sehingga diperoleh
harga Pr dan Tr. Dari harga yang diperoleh, harga Z (deviation faktor) dapat
dilihat pada grafik korelasi Katz dan Standing.
dimana :
dimana :
= viskositas , gr/(cm.sec)
F = shear stress
A = luas bidang paralel terhadap aliran, cm2
dv/dy = gradient kecepatan, cm/(sec.cm).
Yang mempengaruhi viskositas ialah tekanan, suhu, dan kelarutan gas dalam
minyak.
Dengan menurunnya tekanan reservoir, maka viskositas minyak awalnya turun
dengan adanya pengembangan minyak dan penurunan terus berlanjut sampai
tercapainya tekanan kejenuhannya, maka viskositas cairan akan naik karena
terjadinya pembebasan gas dari cairan. Naiknya viskositas ini karena keluarnya
senyawa-senyawa komponen ringan yang mempunyai viskositas yang lebih
rendah dari larutan.
dimana :
Rs = kelarutan gas dalam minyak, scf/stb
o = specific gravity minyak, lb/cuft
g = specific gravity gas, lb/cuft
T = temperatur, oF.
dimana :
Bob = faktor volume formasi pada tekanan bubble point
Boi = faktor volume formasi pada tekanan reservoir
Pi = tekanan reservoir
Pb = tekanan bubble point.
dimana :
Cwp = kompressibilitas air murni, psi-1
V = volume air murni, bbl
P = perubahan volume air murni, bbl
V = perubahan tekanan, psi.
dimana :
Rsw = kelarutan gas dalam air formasi
Cwp = kompressibilitas air murni, psi-1
Cw = kompressibilitas air formasi, psi-1
Dimana :
o = densitas minyak, lb/ft3
m = massa minyak, lb
V = volume minyak, ft3
Sedangkan spesifik grafiti merupakan perbandingan dari densitas suatu fluida (minyak) terhadap
densitas air. Baik densitas air maupun fluida tersebut diukur pada kondisi yang sama (60 F dan 14.7
Psia).
Dimana :
o = spesifik grafiti minyak
o = densitas minyak mentah, lb/ft3
w = densitas air, lb/ft3
Meskipun densitas dan spesifik grafiti dipergunakan secara meluas dalam industri perminyakan,
namun API grafiti merupakan skala yang lebih sering dipakai. Grafiti ini merupakan spesifik grafiti
yang dinyatakan dengan rumus :
API grafiti dari minyak mentah pada umumnya memiliki nilai antara 47 API untuk minyak ringan
sampai 10 API untuk minyak berat.
2.2. Viskositas Minyak ( o )
Viskositas fluida merupakan sifat fisik suatu fluida yang sangat penting yang mengendalikan dan
mempengaruhi aliran fluida didalam media berpori maupun didalam pipa. Viskositas didefinisikan
sebagai ketahanan internal suatu fluida untuk mengalir.
Viskositas minyak dipengaruhi oleh temperatur, tekanan dan jumlah gas yang terlarut dalam minyak
tersebut. Kenaikan temperatur akan menurunkan viskositas minyak dan dengan bertambahnya gas
yang terlarut dalam minyak maka viskositas minyak juga akan turun. Hubungan antara viskositas
minyak dengan tekanan ditunjukkan pada Gambar 6.
Gambar 6 menunjukkan bahwa tekanan mula-mula berada di atas tekanan gelembung (Pb), dengan
penurunan tekanan sampai (Pb), mengakibatkan viskositas minyak berkurang, hal ini akibat adanya
pengembangan volume minyak. Kemudian bila tekanan turun dari Pb sampai pada harga tekanan
tertentu, maka akan menaikkan viskositas minyak, karena pada kondisi tersebut terjadi pembebasan
gas dari larutan minyak.
2.3. Faktor Volume Formasi Minyak ( Bo )
Faktor volume formasi minyak didefinisikan sebagai volume minyak pada tekanan dan temperatur
reservoir yang ditempati oleh satu stock tank barrel minyak dan gas dalam larutan. Harga ini selalu
lebih besar atau sama dengan satu. Untuk minyak tersaturasi, Standing membuat korelasi
berdasarkan persamaan :
Dimana :
Bo = faktor volume formasi minyak, bbl/STBO
T = temperature, F
Rs = kelarutan gas, SCF/STBO
C = faktor tambahan seperti perhitungan Rs
Faktor volume formasi minyak merupakan fungsi dari tekanan. Gambar 7 memperlihatkan faktor
volume formasi minyak.
Terdapat dua hal penting dari gambar 7 diatas, yaitu :
1. Jika kondisi tekanan reservoir berada diatas Pb, maka Bo akan naik dengan berkurangnya tekanan
sampai mencapai Pb, sehingga volume sistem cairan bertambah sebagai akibat terjadinya
pengembangan minyak.
2. Setelah Pb dicapai, maka harga Bo akan turun dengan berkurangnya tekanan, disebabkan karena
semakin banyak gas yang dibebaskan.
2.4. Kelarutan Gas ( Rs )
Kelarutan gas bumi didefinisikan sebagai cuft gas yang diukur pada keadaan standar (14.7 Psi ; 60
F) didalam larutan minyak sebanyak satu barrel stock tank minyak pada saat minyak dan gas berada
pada tekanan dan temperatur reservoir.
Kelarutan gas dalam minyak (Rs) dipengaruhi oleh tekanan, temperatur dan komposisi minyak dan
gas. Pada temperatur minyak yang tetap, kelarutan gas tertentu akan bertambah pada setiap
penambahan tekanan. Pada tekanan yang tetap kelarutan gas akan berkurang terhadap kenaikan
temperatur.
2.5. Kompressibilitas Minyak ( Co )
Kompressibilitas minyak didefinisikan sebagai perubahan volume minyak akibat adanya perubahan
tekanan. Secara matematis didefinisikan sebagai berikut:
Dengan menggunakan grafik korelasi, maka harga kompressibilitas minyak dapat diperoleh dengan
persamaan :
Kompressibilitas minyak pada kondisi dibawah bubble point akan cenderung membesar bila
dibandingkan dengan harga ketika diatas bubble point karena dengan turunnya tekanan, gas
membebaskan diri dari larutan. Volume total minyak yang tertinggal sebenarnya berkurang dengan
turunnya tekanan terebut, akibatnya volume fluida total yang terdiri dari minyak dan gas makin lama
menjadi besar seiring dengan turunnya tekanan.