abs
Vp
x 100%
Vb
atau
abs
Vp
x 100%
Vg Vp
atau
abs
Vb Vg
x 100%
Vb
Dimana :
Vp =volume pori-pori batuan, cm3
Vb =volume bulk ( total ) batuan, cm3
Vg =volume butiran, cm3
abs
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
W3 W2
B.J kerosin
porositas absolute, %
=
2.
Porositas Efektif
Porositas efektif adalah perbandingan antara
volume pori-pori yang berhubungan terhadap volume
total batuan (bulk volume) yang dinyatakan dalam
persen, jika dirumuskan:
eff =
Vp yg berhubungan
100
Vb
1.
W1 W2
B.J kerosin
2.
atau
eff
g b
g f
Volume bulk ( Vb )
=
58,11gr 27,6 gr
0,8 gr / cc
=
38,137 cc
x100%
Volume grain ( Vg )
=
55,73 gr 27,6 gr
0.8 gr / cc
=
35,162 cc
W3 W1
B.J kerosin
Dimana :
b
f
eff
3.
= densitas butiran, gr/cc
= densitas total, gr/cc
= densitas formasi, gr/cc
= porositas efektif, %
Volume pori ( Vp )
=
58,11gr 55,73gr
0.8 gr / cc
=
2,975 cc
O
4.
w3 w1
x 100%
w3 w2
Porositas (
) =
58,11gr 55,73gr
x 100%
58,11gr 27,6 gr
=
= 0,078 = 7,8 %
5. Volume piknometer kosong = skala awal skala
akhir
6.
7.
8.
9.
=0,175 = 17,5 %
Porositas didefinisikan sebagai fraksi atau persen dari Perhitungan
1. Berat minyak = Berat core jenuh Berat core kering
perbandingan antara volume total pori-pori batuan terhadap
Berat air
volume batuan total ( bulk volume ), dengan simbol .
= 38,6 gr 34,9 gr 0,65 gr
Porositas yang baik belum tentu dapat dengan baik pula
= 3,05 gr
meloloskan fluida dengan permeabilitasnya baik, akan
berat oil
tetapi jika permeabilitas yang baik pasti porositas batuannya
jg baik.
B.J oil
Porositas juga mempengaruhi saturasi. Hubungannya ialah
2. Volume minyak =
volume fluida yang menempati pori batuan akan semakin
3,05 gr
besar jika nilai porositasnya makin besar pula. Dan semakin
0,793 gr / cc
besar volume fluida maka akan semakin besar pula
saturasinya ( berbanding lurus ).
=
3,846 cc
Porositas itu tidak tergantung pada besar butiran, tetapi
vol. min yak
3,846cc
tergantung keseragaman butiran
vol
.
pori
13
,
49
cc
Banyaknya Hidrokarbon yang terkandung dalam reservoir
dipengaruhi oleh besarnya porositas efektif suatu batuan
3. So =
0,285 =
reservoir.
28,5 %
Saturasi fluida batuan didefinisikan sebagai perbandingan
vol. air
0,65cc
dL
porositas :
dimana :
P2 = Tekanan Keluar, atm
V
= kecepatan aliran, cm/sec
Sat Sedangkan untuk sistem minyak - gas dan gas - air ditulis
Nilai Permeabilitas
Kualitas
uan
(darcy)
sebagai berikut:
ko + kq < k
Sangat Buruk
< 1 mD
kq + kw < k
Buruk
1 mD 50 mD
Untuk sistem minyak dan gas, hubungan permeabilitas
effektif dengan saturasi menunjukkan k tidak turun secara
Sedang
50 mD 200 mD
drastis dengan turunnya saturasi dari 100% seperti pada
Baik
200 mD 500 mD
kurva untuk minyak dan air. Sgr atau Sgc lebih kecil dari Soc
maupun Swc.
Sangat Baik
> 500 mD
untuk permeabilitas adalah Darcy. Satu Darcy dapat
didefinisikan sebagai kemampuan batuan untuk
mengalirkan fluida sebanyak 1 cc pada luas penampang
1cm2 pada temperatur 1 derajat celcius pada keadaan 1
atmospheric.
K (darcy)
Q.. L
A.(P1 P2 )
Dimana :
Q = Laju Alir, cm3/sec
= Viskositas, centipoise
L = Panjang Penampang, cm
A = Luas Penampang, sqcm
P1 = Tekanan Masuk, atm
Hasil Percobaan
K=
QL
AP
A. Core 1
Diameter Core: 4,3 cm
Panjang core (L): 2,2 cm
Luas penampang core (A): 14,513 cm2
Beda tekanan (P): 0,2 atm
1
P
Flow reading: 6 cm
Laju aliran gas: 26,89 cc/dtk
Viscositas gas (g): 0,01825 cp
Pemeabilitas (k1): 0,371 darcy
B. Core 2
Diameter Core: 5,1 cm
Panjang core (L): 3,6 cm
Luas penampang core (A): 20,576 cm2
: 5 atm-1
1
P
: 2 atm-1
Flow reading: 9 cm
Laju aliran gas: 37,79 cc/dtk
Viscositas gas (g): 0,01825 cp
Pemeabilitas (k1): 0,241 darcy
C. Core 3
Diameter Core: 4,3 cm
Panjang core (L): 2,2 cm
Luas penampang core (A): 14,513 cm2
Beda tekanan (P): 1 atm
Tabel 5.1.
1
P
: 1 atm-1
Flow reading: 12 cm
Laju aliran gas: 49,57 cc/dtk
Viscositas gas (g): 0,01825 cp
Pemeabilitas (k1): 0,137 darcy
83
x100 %
121
A=
14,513 cm
Permebilitas (k) :
g Q g L 0,01825cp 26,89cc / dt 2,2cm
k1
A P
14,513cm 2 0,2atm
= 0,685 = 68,5 %
0,371 Darcy
Luas penampang core (B) :
1
1
2
r 2 x3,14 x 2,56
2
2
A P
14,513cm 1atm
2
= 0,859 = 85,9 %
= 1
= 100
A=
14,513 cm2
Permebilitas (k) :
g Q g L 0,01825cp 49,57cc / dt 2,2cm
104
x100 %
121
121
x100 %
121
A=
20,576 cm2
Permebilitas (k) :
g Q g L 0,01825cp 37,79cc / dt 3,6cm
k2
A P
20,576cm 2 0,5atm
51
32
21
17
= 0,421 = 42,1 %
2
k3
1,19
0,59
0,42
0,297
51
x100 %
121
1
1
r 2 x3,14 x 2,15 2
2
2
3.
16
30
40
50
Berat Kumul
Perhitungan
% berat komulatif
4.5.2. Perhitungan
1. Luas penampang core (A) :
2.
68,550
0,59x
=
68,542,1 0,591,19
18,5 0,59x
=
26,4
0,6
x=1,010 mm
51
83
104
121
10 0,297x
=
14,1 0,123
Perhitungan
Membuat grafik semilog hubungan antara opening diameter
W w
vs % berat kumulatif. Dari hasil plot didapatkan :
x 100%
1. Opening diameter pada berat kumulatif 50%
W
( d50 ) : 1,010 mm
1. % Berat Solubility Pasir =
2. Opening diameter pada berat kumulatif 40%
11,5 11,5
( d40 ) : 1,237 mm
x 100%
3. Opening diameter pada berat kumulatif 90%
11,5
( d90 ) : 0,384 mm
=
=0%
2.
3.
d 40
d 90
1,237
0,384
W w
x 100%
W
= 3,221 mm
2.
3.
Harus dapat bereaksi / melarutkan karbonat atau
mineral endapan lainnya sehingga membentuk soluble
product atau hasil-hasil yang dapat larut.
Pada prinsipnya stimulasi dengan pengasaman dapat
dibedakan menjadi 2 ( dua ) kelompok yaitu:
1. Pengasaman pada peralatan produksi yaitu; tubing
dan flowline.
2. Pengasaman pada formasi produktif yaitu;
perforasi dan lapisan.
Hasil Percobaan
Sampel 1 ( Batu Pasir )
1. Berat sampel sebelum pengasaman= 11,5gr
39 37
x 100%
39
=
= 5,128 %
Batuan karbonat adalah semua batuan yang terdiri dari
garam karbonat. Batuan karbonat mempunyai keistimewaan
dalam cara pembentukannya yaitu hanya dari larutan,
praktis tidak ada sebagai detritus daratan. Organisme sangat
berperan dalam pembentukan batuan karbonat, yaitu
sebagai penghasil unsur CaCo3.
Pemberian stimulan pada sumur merupakan alternatif yang
cukup baik guna memaksimalkan kembali produksi minyak
pada sumur tersebut.
Dari keterangan diatas besar daya larut asam terhadap batu
karbonat lebih besar daripada batu pasir, artinya batu
karbonat lebih reaktif daripada batu pasir terhadap larutan
asam HCl. Artinya dalam pelaksanaan proses acidizing
terhadap batu karbonat, larutan asam yang tepat digunakan
adalah larutan HCl.
Larutan asam yang diinjeksikan ke reservoir dapat
membesarkan atau memperbesar permeabilitas sehingga
meningkatkan laju produksi. Selain memperbesar
permeabilitas larutan asam juga dapat mengencerkan oil
yang tepat ( mengandung parafin yang besar ).
Tekanan kapiler ( Pc ) didefinisikan sebagai perbedaan
tekanan yang ada antara permukaan dua fluida yang tidak
tercampur ( cairan-cairan atau cairan - gas ) sebagai akibat
dari terjadinya pertemuan permukaan yang memisahkan
mereka. Perbedaan tekanan dua fluida ini adalah perbedaan
tekanan antara fluida non-wetting phase ( Pnw ) dengan
fluida Wetting phase ( Pw ) atau :
Pc = Pnw - Pw
1.1.1. Perhitungan
Pengukuran Tekanan Kapiler
Correct Pressure = Indicator Pressure + 0,05 atm
= 0,1 atm + 0,05 atm
= 0,15 atm
Correct Pressure = Indicator Pressure + 0,05 atm
= 2,5 atm + 0,05 atm
= 2,55 atm
Correct Pressure = Indicator Pressure + 0,05 atm
= 3,5 atm + 0,05 atm
= 3,55 atm
Correct Pressure = Indicator Pressure + 0,05 atm
= 4 atm + 0,05 atm
= 4,05 atm
10,1 0,15x
=
10 0,150
1
0.1
0
0
0
X
0.5
0,9 0,15x
=
1
0,15
0,135 = 0,15 x
96,5
0,35x
=
94 0,350,25
6,5
X = 0,15 0,135
Pressure Volume Correction = 4 cc
42,5
0,25x
=
41 0,250,15
4
2.5
1
0.25
0,6
3
x=
Pressure Volume Correction = 4 cc
0.35
= 0,2 cc
5X = 1,75 0,25
x=
43,5
0,25x
=
41 0,250,15
3.5
1
X
0.15
0,5 0,25x
=
3
0,1
0,05 = 0,75 3x
3X = 0,75 0,05
X=
0,7
3
1,5
5
0.25
0,25 = 1,75 5x
1,5 0,25x
=
3
0,1
3X = 0,75 0,15
0.25
2,5 0,35x
=
4 0,1
5
25,088 cc
x 100
30 cc
= 83,63 %
22,3 cc
x 100
30 cc
= 74,3 %
= 4 atm
Pressure = 4 atm
4
0.25
Indikator Pressure
Jadi volumenya =
0,25 cc
17,267 cc
x 100
30 cc
= 57,5 %
= 42,2 %
14,75 cc
x 100
30 cc
= 49,1 %
1. Compresibility (Cg)
2. Kelarutan Gas Didalam air
3. Viskositas
4. Berat jenis
5. Faktor volume formasi
2.5.1.
Hasil Analisa
Tabel 2.1 Hasil Analisa
Data
Data Kelompok
Umum
Volume Sampel (ml)
50 ml
47 ml
Volume Solvent (ml)
50 ml
47 ml
Volume air yang
0.35 ml
0.43 ml
tertampung (ml)
2.5.2.
Perhitungan
a. Data Umum
Persen kandungan air dalam sample :
kadar air=
volume air
100
volume sample
0.35 ml
100
50 ml
0.007 100
0.7
b.
Resume AFR!!
Sampel Minyak I
Data
Data
Umum Kelompo
k
Volume air
80 ml
(ml)
Lama
10
Pemutaran
menit
(menit)
Rotation
1625
Per minute
RPM
(RPM)
dan air formasi
Parameter
Analisa
Volume
Air (ml)
Volume
Padatan
(ml)
0.06
ml
Sampel Minyak II
Data
Data
Umum Kelompok
80 ml
80 ml
10 menit
10
menit
10 menit
1625
RPM
1625
RPM
1625 RPM
0.03 ml
volume air
100
volume sample
0.43 ml
100
47 ml
80 ml
Sampel Minyak
I
Data
Data
Um
Kelomp
um
ok
0.4
0.5 ml
ml
Sampel Minyak II
Data
Umum
Data
Kelompok
0.05 ml
0.006 ml
0 ml
0 ml
St
0.63
0.662
0.062
0.007
7
udi dari analisa fluida reservoir ini sangat bermanfaat untuk a.
mengevaluasi atau merancang peralatan produksi yang
sesuai dengan keadaan di suatu reservoir, meningkatkan
efisiensi, serta guna menunjang kelancaran proses produksi.
Sifat sifat fisik air formasi:
% BS & W
kadar air=
Parameter
Analisa
Data Kelompok
Persen kandungan air dalam sample :
Perhitungan
Data Umum
o
Sample Minyak I
Base SedimenWater=
Sample Minyak II
Base SedimenWater=
0.4 ml+0.06 ml
100
80ml
5.75.10-3 100
0.575
o
0.006 ml+0 ml
100
80 ml
Sample Minyak II
0.007
100
mengendap di bagian dasar centrifuge tube dan diikuti
80 ml
endapan fluida yang densitasnya lebih kecil.
Metode centrifuge mempunyai proses pemisahan yang lebih
6.25 . 10-4 100
cepat dan lebih akurat dibandingkan dengan metode Dean
dan Stark.
0.062
Kandungan air dan endapan mempengaruhi mutu suatu
minyak yang nantinya akan diproduksikan. Semakin kecil
b. Data Kelompok
persentase kandungan air
o Sample Minyak I
Data Umum
Data Kelompok
maka semakin baik mutu
Volume sampel (ml)
500 ml
500 ml
minyaknya, begitu juga
o
o
o
Temperatur sampel
25 C = 77 F 25
C =
sebaliknya.
o
46.08 F
Padatan
yang
ikut
Specific Grafity (SG) 0.875
0.867
terproduksi
akan
sampel
menyebabkan gangguan dan
kerugian dalam
proses
Vol air+ Vol padatan
Base SedimenWater=
100
produksi sehingga penentuan BS & W akan sangat penting
Vol sample
dalam menentukan peralatan yang akan dipakai.
Keuntungan menggunakan metode Centrifuge :
6.625.10-3 100
Hasil yang didapat lebih banyak (minyak, air, dan endapan)
Semakin besar nilai rpm, semakin cepat proses pemisahan
o
API
antara minyak, air, dan endapan
o
o
API 60/60 F
terukur
Adanya padatan yang terdapat dalam crude oil diakibatkan
30
28.5
oleh pencampuran hidrokarbon yang terdapat dalam formasi
yang mengandung kotoran seperti tetesan air dari batuan
31
29.5
dalam formasi tersebut.
32
30.5
Specific gravity cairan hidrokarbon (minyak) didefinisikan
sebagai perbandingan antara densitas minyak dengan
33
31.5
densitas air yang diukur pada tekanan dan temperatur yang
34
32.5
sama atau dapat ditulis :
35
33.5
O
36
34.5
37
35.5
38
36.5
39
37.5
40
38.5
41
39.5
42
40.5
43
41.5
44
42.5
45
43.5
46
44.5
47
45.5
SG =
Klasifikasi harga oAPI untuk berat jenis minyak dengan
beberapa tipe minyak bumi antara lain sebagai berikut:
Minyak berat = 10 - 20 oAPI
Minyak sedang = 20 - 30 oAPI
Minyak ringan = > 30 oAPI
Analisa
0.662
Koreksi oAPI
Perhitungan
a. Data Umum
Konversi temperatur sampel
9
o
o
x 25 32
5
25 oC =
= 77 oF
141.5
131.5
SGterukur
o
API terukur =
141.5
131.5
0.875
=
= 30.214
31
31 30.214 29.5 X
31 30
29.5 28.5
30.213
30
29.5
28.5
0.786 29.5 X
1
1
=
0.786=29.5 X
X=29.5 0.786
=28.714 oF
Menghitung harga SG Koreksi pada 60/60 oF
SG 60/60 oF =
a.
9
o
o
x17.6 32
5
141.5
131.5 API 60/60 o F
= 31.68 + 32o
= 63.68 oF
141.5
131.5 28.714
141.5
160.214
= 8.1 + 32
= 40.1 oF
=
= 0.883
SGtrue =
60
f corr xT 60 o F
0.883 0.00036. 77 60 F
=
=0.883 + 0.00612
=0.889
141.5
131.5
SGtrue
o
APItrue=
141.5
131.5
0,889
9
o
o
x16.2 32
5
9
o
o
x 4.5 32
5
SG60
Perhitungan
Sampel Umum
Titik Kabut ( 17.6 oC ) =
=
=27.667
= 29.16 + 32o
= 61.16 oF
Percobaan ini penentuan titik kabut, titik beku, titik tuang
dari minyak pada sumur yang mempengaruhi produksi
sangat penting guna mencegah terjadinya flow rate dan
menaikkan bahan pompa serta menurunkan jumlah
produksi.
Semakin berat minyak tersebut semakin cepat membeku
karena yang mempengaruhi titik kabut, titik tuang, dan
titik beku yaitu komposisi penyusun minyak tersebut.
Percobaan ini dari titik rendah ke titik yang paling tinggi
yaitu titik beku>titik tuang>titik kabut.
Untuk mencegah timbulnya masalah (problem) pada
minyak yang sedang di produksi, terutama mengenai
pembekuan minyak pada flow line akibat penurunan
temperatur, maka dipasang heater pada jarak-jarak
tertentu di flow line atau pemasangan isolasi pada pipa.
Flash point (titik nyala) adalah temperatur terendah
dimana suatu material mudah terbakar dan menimbulkan
uap tertentu sehingga akan bercampur dengan udara,
o
C = konstanta kalibrasi viscometer.
viscositas
I ( 25 )
Kalibra Air
2
1.0038
kinematika
=
si pada
CA = 4.130
43
adalah
stoke,
=202.28 oF
-3
suhu 20
x 10 cs/dt
yang
o
Minyak
Vh
= T1
C
mempunyai
I ( 50 )
Semakin tinggi titik
Standar
1.490 cs
dimensi
nyala (flash point) dan
361
cm2/detik, tetapi
titik bakar (fire point)
Vh1
T
dalam industri
2A
Minyak
maka minyak semakin
II ( 50 )
=1.490
perminyakan
Sampel
tidak mudah terbakar
cs
361
C2A = 4.127
biasanya
(unflameable).
Analisa
x 10-3 cs/dt
dinyatakan
Semakin tidak mudah
Vh2
T
2B
Minyak
dalam
II ( 100 ) =1.778
terbakar (unflameable)
Sampel
centistoke
cs
maka minyak tersebut
431
(stoke/100).
memiliki fraksi-fraksi
Cairan
Newtonian
(sample)
adalah
cairan yang
berat di dalamnya. Sehingga bisa dikatakan minyak
o
mempunyai
perbandingan
yang
linier
anatara
shear rate
tersebut mempunyai SG yang tinggi dan atau API yang
dengan
shear
stress.
rendah.
Semakin tinggi titik nyala (flash point) maka semakin Analisa
tinggi juga titik bakar (fire point). Sehingga dapat
Perhitungan
disimpulkan bahwa titik nyala (flash point) itu berbanding
lurus terhadap titik bakar (fire point).
VhA 1.0038 cs
Vh = CA x T1
= 4,130 x 10-3 cs/dt . 361 dt
= 1,490 cs
Vh1 = CA x T2A
= 4.130 x 10-3 cs/dt x 361 dt
= 1.490 cs
1.
640.96
431
431
1.778
Vh1 1,490 cs
T2 A
361 dt
640.96
361
361
1.490
C2A =
= 4,127 x 10-3 cs/dt
Vh2 = C2A x T2B
= 4.127 x 10-3 cs/dt x 431 dt
= 1.778 cs
Kalibrasi peralatan untuk menentukan koefisien
viscometer ( B )
3.
T2 A xT2 B
B=
0.009 0.007
2
=
=0.008 cs/dt
Menghitung harga viskositas kinematik dengan
ketentutan
Jika harga (B/T) (0,001 x C x T) maka menggunakan
persamaan viskositas kinematic = C x T
Jika harga (B/T)
361x 431
361 2 431 2
Ca
40
40
(0,001 x 0,008 x
431)
300
6,25
Mg2++
24
CO32
60
300
10
Fe2++
56
1000
53,571
HCO3
61
Ba2+
137
OH
17
51
3
706,57
4
Kation
C
Konstanta Peralatan Keseluruhan (
CA CB
2
B
B
Vh28
T2 A
T2 B
T2 A
T2 B
2
Vh1
( 640,96
431 )
687,32
2++
96
=
= 640.968 cs/dt
Viskositas kinematic
=
155591
x 537,89 766,318
55440
2.
Me/L
SO42
Anion
Konsentrasi Kation
Katio B
Mg/
n
M
L
Me/
L(*)
55,571
= 1,487 0,003
Karena 1,487 0,003, jadi menggunakan persamaan
viskositas kinematiK sebagai berikut:
C
Harga viscositas kinematic =
xT
= 0,008 x 431
= 3,448 cs
Scale merupakan endapan kristal yang menempel pada
matrik batuan maupun pada dinding-dinding pipa dan
peralatan di permukaan, seperti halnya endapan yang
sering kita jumpai pada panci ataupun ketel untuk
memasak air.
pH air
:8
Volume Sampel
: 10
Konsentrasi Ion CO3: 10
Konsentrasi Ion OH:3
Penentuan Sodium (Na+)
Konversi mg/L ke me/L
= ((mg/L)*
valensi/BM)
Kadar Sodium ( Na+ )
= Anion Kation
= ( 706.57 55.571 ) mg/l
= 651,003
PPM
Me/L
687,324
2,4 105
6 104
0,412
6,25
2,1 10
1 10
10
3,3 10
1,5 10
Konsentrasi
Ion
PPM
-
Cl
SO4
2-
CO3
2-
HCO3 Ca
Me/L
Ion
strength
Me/L x
Koreksi
2+
Mg 2+
Fe
3+
1000
Ba
2+
Negative
Na +
Faktor Koreksi
5 103
3 10
2 10
0,004
8,2 105
1 103
53,571
8,1 10
1,5 10
Negative
Negatif
Negatif
651,003
2,2 105
2 104
0,130
0,647
=
=
=
=
=
=
3.65
3.5
2.98
2.4
1.77
0.96
24400 x 1
35.5
= 687.324 me/L
300 x 2
96
Perhitungan
Konversi Satuan Konsentrasi Anion
Cl - elektron valensi = 1
= 6.25 me/L
300 x 2
60
=10 me/L
0 x1
61
= 0 me/L
51x 1
17
Konversi mg/L ke me/L =
= 3 me/L
= 2 me/L
= 0 me/L
1000 x 3
56
0,080
0x2
24
0,015
0,8 105
0,006
3
40 x 2
40
= 53.571 me/L
Ion Strength
Cl - = (Me/L) x Koreksi
= 687.324 x 6 x 10-4
= 0.412
SO4 2-= (Me/L) x Koreksi
= 6.25 x 1 x 10-3
= 6.25 x 10-3
CO3 2- = (Me/L) x Koreksi
= 10 x 1.5 x 10-3
= 0.015
HCO3 - = (Me/L) x Koreksi
= 0 x 5 x 10-3
=0
Ca 2+ = (Me/L) x Koreksi
= 2 x 2 x 10-3
= 0,004
Mg 2+
(Me/L) x Koreksi
= 0 x 1 x 10-3
= 0
Fe 3+
(Me/L) x Koreksi
= 53.571 x 1.5 x 10-3
= 8.0355 x 10-2
Ba 2+
(Me/L) x Koreksi
= Na + =
(Me/L) x Koreksi
= 651.003 x 2 x 10-4
= 1.302 x 10-1
Nilai SI
Harga SI (Indeks Stabilitas) pada suhu 0 oC ; K = 3.65
SI 0 oC =pH K pCa - pAlk
= 8 3.65 3.0 3.0
= -1.65
Harga SI (Indeks Stabilitas) pada suhu 20 oC ; K =3.5
SI 20 oC = pH K pCa - pAlk
= 8 3.5 3.0 3.0
= -1.5
Harga SI (Indeks Stabilitas) pada suhu 40 oC;K =2.98
SI 40 oC = pH K pCa - pAlk
= 8 2.98 3.0 3.0
= -0.98
Harga SI (Indeks Stabilitas) pada suhu 60 oC ; K =2.4
SI 60 oC = pH K pCa - pAlk
= 8 2.4 3.0 3.0
= -0.4
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
Kadar
air yang berlebih dapat menimbulkan :
reservoir saat statik (Ps), permeabilitas formasi (k), dan luas
a.
Korosi:
aliran fluida yang terjadi bersamaan dengan
daerah pengurasan (ri).
desakan O2 yang terjadi didalam pipa sehingga
2. Surface sampling (sampling yang dilakukan dipermukaan);
menyebabkan pipa berkarat.
Cara ini biasanya dilakukan pada well head atau pada
b. Scale: air formasi yang membawa zat yang dapat
separator.
menyebabkan penyumbatan pada pipa.
Air formasi yang terkandung dalam minyak ada dua
c. Emulsi: keadaan dimana zat cair tidak saling
macam, yaitu :
melarutkan atau sukar larut dengan zat cair.
a. Air bebas, merupakan air yang terbebaskan dari
Ada dua macam viskositas, yaitu :
minyak.
a. Viskositas kinematik merupakan waktu aliran atau eflux
b. Air emulsi, air yang melayanglayang di dalam minyak
timer teratur dalam keadaan normal. Peralatan ini
dan diperlukan cara khusus untuk memisahkannya.
dikalibrasikan dengan suatu minyak standar yang
Terjadinya emulsi ini memerlukan tiga syarat, yaitu:
mempunyai viskositas yang ditentukan dengan cara
a. Adanya dua zat cair yang tidak saling campur.
referensi terhadap air didalam master viskosimeter atau
b. Adanya zat yang menyebabkan terjadinya emulsi
dengan perbandingan langsung dengan viskosimeter
(emulsifying agent).
yang dikalibrasikan secara teliti. Sample dengan volume
c. Adanya
agitasi
(pengadukan)
yang
mampu
tertentu dan temperatur tertentu dialirkan melalui pipa
menghamburkan salah satu cairan menjadi tetes-tetes
kapiler yang telah dikalibrasi dan waktunya telah diukur.
(droplet) dalam cairan yang lainnya.
b. Viskositas dinamis atau viskositas absolut unit cgs dari
Sedang berdasarkan fasanya maka emulsi dibagi menjadi
viskositas dinamis (Va) adalah poise, yang mana
dua yaitu :
mempunyai dimensi gram /cm/detik. Viskositas
1. Air dalam emulsi minyak (water in oil emulsion) jika
kinematik ini ada perubahan diakibatkan adanya
minyak sebagai fasa eksternal dan air menjadi fasa
temperatur. Viskositas kinematik (Vk) adalah viskositas
internal.
dinamik dibagi dengan densitas (Va/d), dimana
2. Minyak dalam emulsi air (oil in water emulsion) jika
keduanya diukur pada temperatur yang sama.
sebaliknya.
Kestabilan emulsi tergantung pada faktor-faktor berikut ini :
Grafik 7.1. Viscositas minyak sebagai fungsi tekanan
1. Emulsifying agent yang merupakan faktor penentu
kestabilan emulsi. Tanpa emulsifying agent tidak akan
terjadi emulsi yang stabil karena tenaga emulsifying
Viscositas
agent berpengaruh pada kestabilan emulsi.
2. Viskositas yang merupakan sifat keengganan fluida
untuk mengalir. Minyak bervikositas tinggi cenderung
menahan butiran air dalam jumlah besar. Minyak
Tekanan
bervikositas tinggi membutuhkan waktu yang lebih
lama untuk melepaskan droplet air.
3. Specific gravity (SG) yang merupakan berat zat dalam Sedangkan cairan Newtonian adalah cairan yang memiliki
cairan per satuan volume tertentu. Perbedaan SG yang perbandingan antara shear dengan shear strees.
besar menyebabkan waktu pemisahan emulsi lebih
cepat sehincgga minyak berat (SG besar, 0API kecil) Grafik 7.2 Perbandingan antara Shear Stress dengan Shear
Rate
cenderung menyimpan droplet air lebih lama.
4. Prosentase air yang besar cenderung membentuk
emulsi tidak stabil karena droplet per satuan volumenya
lebih besar sehingga bisa bergabung menjadi droplet
yang lebih besar dan mudah terpisah dari minyak
dengan gaya berat sendiri.
Emulsi juga memiliki sifat sifat diantaranya adalah
sebagai berikut:
RANGKUMAN BARU!!
AFR !!!
a.
1.
2.
3.
4.