3.1. Tujuan Percobaan
1. Untuk mengetahui definisi permeabilitas.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis dari permeabilitas..
3. Untuk mengetahui cara menghitung permeabilitas.
4. Untuk mengetahui hal yang mempengaruhi nilai permeabilitas.
5. Untuk mengetahui satuan dari permeabilitas serta klasifikasinya.
dimana :
V = kecepatan aliran, cm/sec
= viskositas fluida yang mengalir, cp
dP/dL = gradien tekanan dalam arah aliran, atm/cm
k = permeabilitas media berpori, mD
32
33
masuk P1 pada salah satu ujungnya maka terjadi aliran dengan laju sebesar
Q, sedangkan P2 adalah tekanan keluar. Dari percobaan dapat ditunjukkan
bahwa.
Q..L/A.(P1-P2)
Gambar 3.1
Diagram Percobaan Pengukuran Permeabilitas
(Amyx,J.W., Bass, MD., 1960)
Q.. L
K
A.( P1 P2 )
Dimana :
35
Ko
K ro =
K
Kg
K rg =
K
Kw
K rw =
K
pada aliran ini tidak akan sama dengan Qo / Qw. Dari percobaan ini dapat
ditentukan harga saturasi minyak (So) dan saturasi air (Sw) pada kondisi
stabil. Harga permeabilitas efektif untuk minyak dan air adalah :
Qo . μo . L
K o=
A . ( P1 −P2 )
dan
Qw . μ w . L
K w=
A . ( P1 −P2 )
Dimana :
Ko = Permebilitas minyak, darcy
Kw = Permebilitas air, darcy
Qo = Flow rate rata-rata minyak, cc
Qw = Flow rate rata-rata gas, cc
L = Panjang sample, cm
o = Viskositas minyak, cp
w = Viskositas air, cp
A = Luas penampang dari sample, cm2
P = Pressure gradient, atm (0,25; 0,5; 1 atm)
Percobaan ini diulangi untuk laju permukaan (input rate) yang berbeda
untuk minyak dan air, dengan (Qo + Qw) tetap konstan. Harga-harga Ko dan
Kw pada persamaan di atas jika plot terhadap So dan Sw akan diperoleh
hubungan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.2 dapat ditunjukkan
bahwa Ko pada Sw = 0 dan So = 1 akan sama dengan harga K absolut,
demikian juga untuk harga K absolutnya (titik A dan B pada Gambar 4.2)
37
Gambar 3.2.
Kurva Permeabilitas Efektif untuk Sistem Minyak dan Air
(Craft, B.C., Hawkins M.F., 1959)
- Begitu Sw mulai naik dari harga nol, ko akan turun dengan cepat.
Begitu juga untuk So yang mulai bertambah dari harga nol harga k w
akan turun dengan cepat, atau dapat dikatakan untuk So yang kecil
akan mengurangi laju aliran minyak karena ko yang kecil, demikian
juga untuk air.
- ko akan turun terus dengan turunnya harga So dan mencapai harga nol
meskipun harga So belum mencapai nol. Pada keadaan ini (titik C)
minyak sudah tidak bergerak lagi. Saturasi minimum dimana minyak
sudah tidak dapat bergerak lagi disebut dengan critical oil saturation
(Soc) atau residual oil saturation (Sor). Demikian juga untuk air,
keadaan ini disebut critical water saturation (Swc) atau residual water
saturation (Swr).
- Jumlah harga ko dan kw selalu lebih kecil dari harga k absolut, kecuali
pada titik A dan B sehingga dapat ditulis sebagai berikut :
ko + kw< k
ko + kq< k
kq + kw< k
Gambar 3.3
Rangkaian Liquid Permeameter
39
Gambar 3.4
Rangkaian Gas Permeameter
Gambar 3.9
Gambar 3.10
Over Flow Tube Discharge-Fill Valve Assemble
3.3.2. Bahan
1. Fresh Core
2. Gas
41
μVL
k=
APT
Dimana :
K = Permeabilitas dari sampel
µ = Viskositas dari cairan test, cp = 0,895 cp
V = Volume cairan yang dialirkan melalui sampel, cm3
L = Panjang dari sampel
A = Luas penampang dari sampel, cm3
42
Catatan :
Apabila air digunakan sebagai test liquid, maka harga viscositas air =
0,895 cp
8. Jika flowmeter tetap tidak naik dari angka 20, hentikan percobaan
dan periksa core pada core holder (tentukan kemungkainan yang
terjadi).
9. Jika flowmeter menunjukkan angka diatas 140 pada “lange” tebu,
maka permeabilitas core terlalau besar. Percobaan kita hentikan
atau coba naikkan panjang core atau kurangi cross sectional area
dari core.
10. Catat temperatur, tekanan dan baca flowmeter.
11. Ubah tekanan ke 0,25 atm dengan regulator.
12. Ulangi percobaan sebanyak 3 kali.
13. Perhitungan :
Rumus yang digunakan dalam percobaan ini :
µ QL
K=
AP
Dimana :
K = Permeabilitas darcy
µ = Viscositas Gas yang digunakan, cp
Q = Flow rate rata – rata cc/dtk pada tekanan rata – rata, ditentukan
dari grafik kalibrasi
L = Panjang sampel, Cm
A = Luas penampang dari sampel, cm2
P = Preassure gradient, atm ( 0,25; 0,5; 1 atm )
1
× 3,14 ×(5,9 cm)2
= 4
= 27,32 cm2
= 0,1692 darcy
B. Keadaan 2
Diameter core = 5,5 cm
Panjang core (L) = 3,9 cm
45
1
π D2
Luas penampang core (A) = 4
1
× 3,14 × (5,5 cm)2
= 4
= 23,74625 cm2
= 0,5759 darcy
C. Keadaan 3
Diameter core = 6,2 cm
Panjang core (L) = 2,9 cm
1
π D2
Luas penampang core (A) = 4
1
× 3,14 × (6,2 cm)2
= 4
= 30,1754 cm2
Permeabilitas (k) =
= 0,021165 darcy
3.6. Pembahasan
Permeabilitas berbanding lurus dengan viskositas gas, laju aliran gas
dan panjang core, dan juga berbanding terbalik dengan luas penampang
core dan beda tekanan yang bekerja pada core. Ada tiga macam data yang
diberikan dalam percobaan ini, dengan flow reading, laju aliran gas serta
beda tekanan yang berbeda – beda. Seperti yang terlihat pada tabel dan
grafik pada sub bab kesimpulan di atas : Pengukuran permeabilitas absolut
di atas dengan menggunakan gas permeameter pada gradien tekanan yang
berbeda yaitu 0,25 atm, 0,5 atm dan 1 atm. Kemudian, hasil perhitungan
permeabilitas yang didapat diplotkan ke dalam grafik k terhadap 1/ΔP.
Grafik 3.2
Hasil Perhitungan Permeabilitas Masing – Masing Tekanan
Dari data-data antara permeabilitas (k) dan 1/ΔP pada tabel 4.2. di
atas, kemudian kita plotkan ke dalam suatu grafik menjadi seperti grafik di
bawah ini:
Permeabilitas vs 1/∆P
0.6
0.57
0.5
0.4 0.4
Permeabilitas
0.3
0.2
0.1
0 0.02
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
Dari tabel dan grafik di atas, dapat dilihat bahwa perjalanan grafik
semakin lama semakin menurun.Cara pembacaan grafik di atas adalah dari
kanan ke kiri. Pada grafik tampak bahwa permeabilitas semakin lama
semakin menurun, karena semakin besar gradien tekanan maka
permeabilitas absolut dari core akan semakin kecil. Hal ini disebabkan
48
3.7. Kesimpulan
1. Permeabilitas adalah kemampuan suatu batuan untuk dapat
mengalirkan atau dialiri fluida melalui pori-pori yang saling
berhubungan.
2. Permeabilitas dibagi menjadi 3, yaitu :
Permeabilitas absolut, adalah permeabilitas dimana fluida yang
mengalir melalui media berpori tersebut hanya satu fasa.
Permeabilitas efektif, adalah permeabilitas batuan dimana fluida
yang mengalir lebih dari satu fasa, misalnya minyak dan air, air dan
gas, gas dan minyak atau ketiga-tiganya.
Permeabilitas relatif, adalah perbandingan antara permeabilitas
efektif dengan permeabilitas absolut.
Q.. L
K
A.( P1 P2 )
49