BAB VII
KONVEKSI PAKSA
7.1. Pendahuluan
Konveksi merupakan salah satu mekanisme perpindahan panas, dimana
penghantarnya ikut bergerak. Dapat juga dikatakan bahwa konveksi adalah proses
termal dari fluida atau gas ke benda padat melalui kontak langsung. Perpindahan
panas konveksi dapat dibedakan menjadi:
1. Konveksi paksa, dimana dalam pemindahan panas tersebut dengan
adanya usaha yang dilakukan dari luar.
2. Konveksi bebas, dimana dalam pemindahan panas tersebut tidak ada
usaha yang dilakukan dari luar sehingga bergerak sebagai akibat
perbedaan densitas.
Sesuai dengan hukum Newton tentang pendinginan, diperlukan suatu harga
koefisien perpindahan panas konveksi (h). Harga h = k/δ, dimana k adalah
konduktivitas termal dan δ adalah ketebalan selaput fluida (film). Ketebalan selaput
fluida tergantung pada jenis aliran fluida dan aliran ini dipengaruhi oleh bilangan
Raynold.
ρCl
Re =
μ
Cl
Re =
ν
m=ρCA
m
G= =ρC
A
Gl
Re =
μ
Dimana:
ρ = densitas fluida (kg/m3)
C = kecepatan aliran fluida (m/s)
µ = viskositas dinamik (kg/m s)
131
KONVEKSI PAKSA TM-2012
Gambar 7.1 merupakan aliran di atas pelat rata, dimana terlihat bahwa mulai
dari tepi depan pelat terbentuk suatu daerah dimana pengaruh gaya viskos
(viscous forces) sangat dominan. Daerah aliran dekat permukaan pelat dimana
pengaruh viskositas terlihat disebut lapisan batas hidrodinamik (hydrodynamic
boundary layer). Daerah dekat tepi depan pelat lapisan batas tersebut laminer,
tetapi pada suatu jarak kritis dari tepi depan, tergantung pada medan (pola) aliran,
sifat-sifat fluida, gangguan-gangguan kecil pada aliran tersebut membesar dan
mulai terjadi proses transisi hingga aliran menjadi turbulen. Aliran transisi pada
pelat rata dari aliran laminer menjadi turbulen terjadi apabila:
ρC∞ l
Re = > 5.105
μ
Pada aliran tanpa gangguan atau fluktuasi, transisi ini mungkin baru mulai pada Re
= 2.106. Aliran transisi ini selesai dan menjadi aliran turbulen pada angka Reynolds
dua kali angka pada waktu transisi tersebut dimulai.
Gambar 7.2 menunjukkan aliran dalam sebuah tabung, pada waktu masuk
terlihat bahwa terbentuk suatu lapisan batas. Kemudian berangsur-angsur lapisan
batas tersebut memenuhi seluruh tabung sehingga dapat dikatakan bahwa aliran
tersebut sudah berkembang penuh (fully development). Profil kecepatan dari aliran
132
KONVEKSI PAKSA TM-2012
laminer berbentuk parabola, sedangkan profil kecepatan dari aliran turbulen adalah
berbentuk lebih tumpul. Angka Reynolds digunakan sebagai kriteria untuk
menunjukkan aliran turbulen adalah:
ρC∞ d
Re = > 2.300
μ
Aliran transisi terletak pada suatu jangkauan angka Reynolds yang tergantung
pada kekasaran tabung dan fluktuasi aliran. Jangkauan transisi yang biasanya
digunakan ialah:
2.100 < Re < 2.300
Sifat-sifat beberapa fluida pada berbagai temperatur dapat dilihat pada tabel 7.1,
dan tabel 7.2.
Contoh:
1. Air dengan temperatur 93 oC mengalir dalam pipa berdiameter 2 cm dengan
kecepatan 15 m/s. .
Tentukan jenis aliran air tersebut.
Penyelesaian:
Sifat-sifat air pada temperatur 93 oC:dapat dilihat pada tabel 7.1
ρ = densitas air = 963,2 kg/m3
µ = viskositas dinamik = 3,06.10-4 kg/m.s
ρCd
Re =
μ
(963,2)(15)(0,02)
Re = = 944.314
3,06.10−4
133
KONVEKSI PAKSA TM-2012
134
KONVEKSI PAKSA TM-2012
3
μ = 1,983. 10−5 + [(2,075 − 1,983) ] 10−5 = 1,9885. 10−5 kg⁄m. s
50
ρCd
Re =
μ
(1,1666)(2)(0,5)
Re = = 58.667,34
1,9885.10−5
Jenis aliran di atas pelat tersebut adalah laminer
135
KONVEKSI PAKSA TM-2012
136
KONVEKSI PAKSA TM-2012
Setiap ukuran besaran dasar harus sama untuk kedua sisi persamaan tersebut,
maka akan diperoleh:
Q : 1=c+d
L : - 2 = f + g - a - 3b - c
T : -1= e-c-d
t : -1=-a-c-f
M : 0=a+b-d
Sehingga kita peroleh 5 persamaan dengan 7 bilangan yang tidak diketahui. Untuk
penyelesaiannya dilakukan dengan syarat dua bilangan yang diketahui sebagai
penuntun. Dengan demikian akan diperoleh hasil berikut ini.
a = (d - f)
b=f
c = (1 - d)
e=0
g = (f - 1)
Harga-harga tersebut dimasukkan kembali ke dalam persamaan sebelumnya,
sehingga didapatkan:
d
h = F {(μ)d−f (ρ)f (k)1−d (Cp ) (θ)0 (C)f (l)f−1 }
d
k μ Cp ρCl f
h = F [ {( ) ( ) }]
l k μ
hl μ Cp ρ C l
= K F {( )( )}
k k μ
Dimana K merupakan suatu konstanta dan F sebagai fungsi, sedangkan:
hl
= Nu bilangan Nurselt
k
μ Cp
= Pr bilangan Prandtl
k
ρCl
= Re bilangan Reynold
μ
Percobaan-percobaan dapat dilakukan untuk mengetahui besarnya konstanta
K dan untuk menentukan fungsi F yang sebenarnya. Untuk menghitung Nu, Pr dan
Re penting sekali mengetahui sifat-sifat fluida pada suatu harga temperatur rata-
137
KONVEKSI PAKSA TM-2012
rata yang sesuai, apabila sifat fluida berubah sesuai dengan perubahan
temperatur.
Karena selaput lapisan laminer sangat tipis, maka temperatur dan kecepatan
berubah secara linier terhadap jarak y, sehingga:
kθ
q=−
δb
μC
τw =
δb
q τw
=
kθ μC
138
KONVEKSI PAKSA TM-2012
τw k θ
q=
μC
Untuk Cp µ/k = 1 atau Pr = 1, maka Cp = k/µ. Harga Pr untuk gas dan uap panas
lanjut (uap kering) terletak di antara 0,65 – 1,20.
Pada persamaan:
τw Cp θ
q=
C
apabila perpindahan panas per satuan luas: q = h θ, maka:
τ w Cp θ
hθ=
C
h τw
=
Cp C
Selanjutnya jika kedua sisi persamaan dikalikan dengan 1/ρ C, maka diperoleh
persamaan:
h τw
=
ρ Cp C ρ C2
dimana:
h
= St angka Stanton
ρ Cp C
τw
=f faktor gesekan
ρ C2
2
Dengan demikian diperoleh bahwa angka Stanton adalah:
h hl μ k Nu
St = = =
ρ Cp C k ρ C l Cp μ Re Pr
Persamaan di atas hasilnya akan memuaskan jika digunakan untuk gas dengan
angka Pradtl kurang lebih satu. Sedangkan untuk fluida dengan angka Prandtl
antara 0,6 sampai 50, menurut Colburn dapat menggunakan persamaan berikut.
Nu
Pr 2/3 = St. Pr 2/3 = 0,332 Re−1/2
Re. Pr
atau
f
St. Pr 2/3 =
2
139
KONVEKSI PAKSA TM-2012
Contoh:
oC
3. Udara bertemperatur 54 pada tekanan 1 atmosfir mengalir di atas
permukaan pelat lebar 20 cm dengan kecepatan 2 m/s. Jika temperatur
permukaan pelat adalah 100 oC, tentukan koefisien geseknya.
Penyelesaian:
Temperatur film (Tf):
Tb + Tw 54 + 100
Tf = = = 77o C = 350o K
2 2
Sifat-sifat udara pada temperatur film dapat dilihat pada tabel 7.2
ρ = 0,9980 kg/m3
µ = 2,075.10 -5 kg/m s
k = 0,03003 W/m oC
Pr = 0,697
ρ C l (0,9980)(2)(0,2)
Re = = = 19.238,55
μ (2,075. 10−5 )
St. Pr 2/3 = 0,332 Re−1/2
0,332
St. Pr 2/3 = = 0,00239
(19.238,55)1/2
f
St. Pr 2/3 =
2
f
0,00239 =
2
f = 2(0,00239) = 0,00478
4. Udara atmosfir dengan temperatur 30 oC mengalir di atas pelat rata pada
kecepatan 2,5 m/s. Besarnya angka konveksivitas udara adalah 6,5 W/m 2 oC.
Temperatur permukaan pelat dipertahankan pada temperatur 70 oC. Tentukan
lapisan batas aliran udara pada pelat rata tersebut.
Penyelesaian:
Temperatur film:
140
KONVEKSI PAKSA TM-2012
Tw + T∞ 70 + 30
Tf = = = 50o C = 323o K
2 2
Sifat-sifat udara pada temperatur 323 oK dapat dilihat pada tabel 7.2:
23 kg
ρ = 1,1774 + [(0,9980 − 1,1774) ] = 1,0949 ⁄ 3
50 m
23 kg
μ = 1,983.10−5 + [(2,075 − 1,983) ] 10−5 = 2,025.10−5 ⁄m. s
50
23 kJ
Cp = 1,0057 + [(1,0090 − 1,0057) ] = 1,0072 ⁄kg o C
50
h τw
St = =
ρ Cp C ρ C2
(6,5) 𝜏𝑤
=
(1,0949)(1,0072.103 )(2,5) (1,0949)(2,5)2
τw = (0,002358)(6,843125) = 0,01614 N⁄ 2
m
μC
τw =
δb
μ C (2,025.10−5 )(2,5)
δb = = = 0,00314m
τw 0,01614
141
KONVEKSI PAKSA TM-2012
142
KONVEKSI PAKSA TM-2012
Semua sifat-sifat fluida ditentukan pada temperatur film (Tf) kecuali µb dan µw
ditentukan pada temperatur borongan dan temperatur dinding.
Tw + Tb
Tf =
2
Untuk Tw > Tb, maka n = 0,11
Tw < Tb, maka n = 0,25
143
KONVEKSI PAKSA TM-2012
144
KONVEKSI PAKSA TM-2012
f
St. Pr 2/3 =
8
2
L Cm
∆p = f ρ
d 2g
∆p. 2g
f=
2 L
ρ Cm ( )
d
Dimana f adalah koefisien gesek dan nilai koefisien gesek untuk berbagai
kekasaran permukaan dapat ditentukan berdasarkan pada gambar 7.3.
Sedangkan Cm adalah kecepatan aliran fluida rata-rata, angka Stanton ditentukan
berdasarkan pada temperatur borongan dan angka Prandtl dan koefisien gesek
ditentukan berdasarkan pada sifat-sifat fluida dalam temperatur film.
145
KONVEKSI PAKSA TM-2012
Dimana A adalah luas penampang aliran dan P adalah perimeter yang basah.
Diameter hidrolik harus digunakan dalam menghitung angka Nusselt, angka
Reynolds dan dalam menentukan kefisien gesek yang akan digunakan dalam
analogi Reynolds. Namun pada beberapa persoalan metode ini tidak dapat
digunakan dengan baik. Sehingga untuk persoalan ini, Shah dan London
memberikan informasi tentang gesekan fluida dan perpindahan panas untuk aliran
laminer yang berkembang penuh di dalam saluran dengan berbagai bentuk
penampang seperti ditunjukkan pada tabel 7.3. Keterangan notasi dalam tabel 7.3
adalah sebagai berikut:
NuH1 = angka Nusselt rata-rata untuk fluks-kalor merata dalam arah
aliran dan temperatur dinding merata pada penampang aliran
tertentu.
NuH2 = angka Nusselt rata-rata untuk fluks-kalor merata baik pada
arah aliran maupun sekeliling saluran.
NuT = angka Nusselt rata-rata untuk temperatur dinding merata
f Re = perkalian koefisien gesekan dengan angka Reynolds
146
KONVEKSI PAKSA TM-2012
Contoh:
5. Udara bertemperatur 150 oC mengalir di dalam pipa berdiameter 3 cm dengan
kecepatan 6 m/s. Panjang pipa adalah 2 m dan temperatur sepanjang
147
KONVEKSI PAKSA TM-2012
148
KONVEKSI PAKSA TM-2012
Penyelesaian:
Sifat-sifat air pada temperatur borongan 60 oC:
kg⁄
ρ = 983,3
m3
kg
μ = 4,71.10−4 ⁄m. s
kJ
Cp = 4,179 ⁄kg o C
k = 0,654 W⁄m o C
Pr = 3,01
ρCd
Re =
μ
(983,3)(0,03)(0,025)
Re = = 1.565,76
(4,71.10−4 )
Aliran air dalam pipa adalah laminer, maka:
0,0668(d⁄L) Re. Pr
Nu = 3,66 +
1 + 0,04[(d⁄L) Re. Pr]2/3
Nu = 5,7276
Nu k (5,7276)(0,654)
h= = = 149,834 W⁄ 2 o
d (0,025) m C
πd2 π(0,025)2 kg
m = ρC = (983,3)(0,03) = 0,0145 ⁄s
4 4
Tb2 + Tb1
q = πdL h (Tw − ) = m Cp (Tb2 − Tb1 )
2
Tb2 + 60
π(0,025)(2,5)(149,834) (90 − ) = (0,0145)(4,179.103 )(Tb2 − 60)
2
Tb2 − 60
29,4049 (90 − ) = 60,5955(Tb2 − 60)
2
2646,441 − 14,70245Tb2 − 882,147 = 60,5955Tb2 − 3635,73
Tb2 = 71,7 o C
Jadi temperatur air keluar pipa adalah 71, 7 oC
149
KONVEKSI PAKSA TM-2012
C do
Re = C n
Ʋ
Koefisien perpindahan panas dari fluida cair ke silinder pada aliran silang
dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan yang dikemukakan oleh Fand
seperti berikut ini.
Nu = (0,35 + 0,56 Re0,52 ) Pr 0,3
Persamaan di atas berlaku untuk kondisi 10-1< Re < 105 sejauh tidak terjadi
turbulen aliran bebas yang berlebihan. Sifat-sifat fluida ditentukan pada temperatur
film.
150
KONVEKSI PAKSA TM-2012
Eckert dan Drake membuat persamaan empirik untuk perpindahan panas dari
pipa dalam aliran silang sebagai berikut.
Untuk 1 < Re < 103
Prf 0,25
Nu = (0,43 + 0,50 Re0,5 ) Pr 0,38 ( )
Prw
Untuk 103 < Re < 2.105
Prf 0,25
Nu = 0,25 Re0,6 Pr 0,38 ( )
Prw
Notasi f dan w pada angka Prandtl menunjukkan bahwa sifat-sifat fluidanya
ditentukan pada temperatur film dan temperatur dinding pipa. Untuk fluida gas,
perbandingan angka Prandtl tidak digunakan dan sifat-sifat fluida ditentukan pada
temperatur film. Sedangkan untuk fluida cair, perbandingan angka Prandtl tetap
digunakan dan sifat-sifat fluida ditentukan pada temperatur aliran bebasnya.
Churchill dan Berstein mengemukakan rumus yang lebih komprehensif dan
berlaku untuk jangkauan angka Reynolds yang luas dan Pe > 0,2.
Untuk 2.103 < Re < 4.105:
1/2
0,62Re1/2 Pr1/3 Re
Nu = 0,3 + [1 + ( ) ]
2/3 1/4 282.000
0,4
[1 + ( ) ]
Pr
Sifat-sifat fluida dari kedua persamaan di atas ditentukan pada temperatur filmnya
dan digunakan pada fluida-fluida udara, air dan natrium cair.
Sedangkan untuk angka Pe di bawah 0,2 atau Pe < 0,2, maka dapat
menggunakan persamaan yang dikemukakan oleh Nakai dan Okazaki berikut ini.
−1
Nu = [0,8237 − ln(Pe1/2 )]
Persamaan empirik untuk perpindahan panas dari silinder tidak bundar ke
fluida udara dapat menggunakan persamaan yang dikemukakan oleh Jakob
seperti berikut.
151
KONVEKSI PAKSA TM-2012
Nu = C Ren Pr1/3
Dimana konstanta C dan n ditentukan berdasarkan pada tabel 7.5 di bawah ini.
Tabel 7.5 Konstanta dari silinder tidak bundar
Perpindahan panas dari bola ke gas yang mengalir dapat ditentukan dengan
persamaan yang disarankan oleh McAdams dengan jangkauan angka Reynolds
antara 17 – 70.000 seperti berikut.
C d 0,6
Nu = 0,37 ( )
Ʋ
Sedangkan untuk aliran fluida cair yang melewati bola dengan angka Reynolds
antara 1 – 2.000 dapat menggunakan korelasi Kramers.
C d 0,5
Nu Pr −0,3 = 0,97 + 0,68 ( )
Ʋ
Contoh:
7. Udara pada tekanan atmosfir dengan temperatur 30 oC mengalir melintas
tabung berdiameter 3 cm pada kecepatan 15 m/s. Panjang tabung 1,5 m dan
152
KONVEKSI PAKSA TM-2012
temperatur permukaannya dijaga pada 114 oC. Hitung laju aliran panas dari
dinding tabung.
Penyelesaian:
Temperatur film (Tf):
Tw + T∞ 114 + 30
Tf = = = 72 o C = 345 o K
2 2
Sifat-sifat udara pada temperatur 345 oK adalah:
45 kg
ρ = 1,1774 + [(0,9980 − 1,1774) ] = 1,0159 ⁄ 3
50 m
45 kg
μ = 1,983.10−5 + [(2,075 − 1,983) ] 10−5 = 2,0658.10−5 ⁄m. s
50
45
k = 0,02624 + [(0,03003 − 0,02624) ] = 0,02965 W⁄m o C
50
45
Pr = 0,708 + [(0,697 − 0,708) ] = 0,6981
50
ρ C d (1,0159)(15)(0,03)
Re = = = 2,21.104
μ (2,0658.10−5 )
Untuk perpindahan panas dari tabung dalam aliran silang dengan Re= 2,21.10 4
dapat menggunakan persamaan:
Prf 0,25
Nu = 0,25 Re0,6 Pr 0,38 ( )
Prw
Untuk gas perbandingan angka Prandtl tidak perlu digunakan, sehingga:
Nu = 0,25 Re0,6 Pr 0,38
Nu = (0,25)(2,21.104 )0,6 (0,6981)0,38 = 88,154
Nu k (88,154)(0,02965)
h= = = 87,126 W⁄ 2 o
d (0,03) m C
q = π d L h (Tw − T∞ )
q = π(0,03)(1,5)(87,126)(114 − 30) = 1.034,12 W
Jika menggunakan tabel 7.4, maka untuk Re = 2,21.10 4 adalah:
Nu = 0,193(Re)0,618 (Pr)1/3
Nu = 0,193(2,21.104 )0,618 (0,6981)1/3 = 82,966
Nu k (82,966)(0,02965)
h= = = 81,998 W⁄ 2 o
d (0,03) m C
153
KONVEKSI PAKSA TM-2012
q = π d L h (Tw − T∞ )
q = π(0,03)(1,5)(81,998)(114 − 30) = 973,25 W
Disini terlihat bahwa kedua korelasi yang digunakan tersebut memberikan hasil
yang berbeda sebesar 6 persen, hal ini sesuai dengan batas jangkauan yang
disarankan yaitu antara 5 sampai 10 persen.
k = 0,654 W⁄m o C
Pr = 3,01
ρCd
Re =
μ
(983,3)(12)(0,025)
Re = = 6,26.105
(4,71.10−4 )
Untuk angka Reynolds 6,26.105 dapat menggunakan korelasi berikut:
5/8 4/5
0,62Re1/2 Pr1/3 Re
Nu = 0,3 + 3/4
[1 + ( ) ]
0,4 2/3 282.000
[1 + ( ) ]
Pr
154
KONVEKSI PAKSA TM-2012
5/8 4/5
(0,62)(6,26.105 )1/2 (3,01)1/3 6,26.105
Nu = 0,3 + 3/4
[1 + ( ) ]
0,4 2/3 282.000
[1 + ( ) ]
3,01
(0,62)(791,2)(1,439)
Nu = 0,3 + [1 + (1,646)]4/5
[1 + (0,259)]3/4
(705,892)
Nu = 0,3 + (2,178) = 1.294,435
(1,188)
Nu k (1.294,435)(0,654)
h= = = 33.862,42 W⁄ 2 o
d (0,025) m C
q = π d L h (T∞ − Tw )
q = π(0,025)(2)(33.862,42)(95 − 25)
q = 372.148 W = 372,148 kW
155
KONVEKSI PAKSA TM-2012
156
KONVEKSI PAKSA TM-2012
N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Selang-Seling 0,68 0,75 0,83 0,89 0,92 0,95 0,97 0,98 0,99 1,00
Segaris 0,64 0,80 0,87 0,90 0,92 0,94 0,96 0,98 0,99 1,00
Contoh:
9. Udara atmosfir dengan temperatur 30 oC melintasi berkas tabung dengan
ke3cepatan 6 m/s saat memasuki berkas tabung. Berkas tabung tersusun 15
baris ke atas dan 10 bating ke belakang secara segaris dengan S n = Sp = 3,75
cm. Diameter tabung 2,5 cm dengan panjang 2,5 m serta temperatur
permukaannya dijaga tetap pada 114 oC. Hitunglah perpindahan panas total
dan temperatur udara keluar berkas tabung.
Penyelesaian:
Temperatur film (Tf):
Tw + T∞ 114 + 30
Tf = = = 72 o C = 345 o K
2 2
157
KONVEKSI PAKSA TM-2012
158
KONVEKSI PAKSA TM-2012
(30 + T2 )
(85,01)(29,4375) [114 − ] = (3,43)(1008,67)(T2 − 30)
2
(285.282,948) − (37.537,23) − (1.251,241T2 ) =
(3.459,738T2 ) − (103.792,14)
4.710,979 T2 = 351.537,858
T2 = 74,62 o C
Temperatur air keluar berkas tabung adalah 74,62 oC
Perpindahan panas total:
T1 + T2
q = h A (Tw − )
2
(30 + 74,62)
q = (85,01)(29,4375) [114 − ]
2
q = 154.378,107 W
o
1. Udara bertemperatur 54 C pada tekanan 1 atmosfir mengalir di atas
permukaan pelat lebar 20 cm dengan kecepatan 2 m/s. Jika temperatur
permukaan pelat adalah 100 oC, tentukan koefisien geseknya.
2. Udara atmosfir dengan temperatur 30 oC mengalir di atas pelat rata pada
kecepatan 2,5 m/s. Besarnya angka konveksivitas udara adalah 6,5 W/m2 oC.
Temperatur permukaan pelat dipertahankan pada temperatur 70 oC. Tentukan
lapisan batas aliran udara pada pelat rata tersebut.
3. Air bertemperatur 30 oC memasuki pipa berdiameter dalam 3 cm dengan
kekasaran relatif 0,002 pada kecepatan 2,5 m/s. Panjang pipa 6 m dan
oC.
temperatur dinding pipa 85 Tentukan temperatur air keluar dan
perpindahan panasnya.
4. Udara pada tekanan atmosfir dengan temperatur 200 oC mengalir di dalam
pipa berdiameter 2,5 cm dengan kecepatan 4 m/s. Temperatur dinding pipa
dijaga tetap pada 125 oC. Tentukan perpindahan panas per satuan panjang
pipa.
159
KONVEKSI PAKSA TM-2012
160
KONVEKSI PAKSA TM-2012
161