Anda di halaman 1dari 21

MODUL

PERPINDAHAN PANAS II
Konveksi Natural

Disusun Oleh
M. TAUFIQ . H (1421504833)
AINUR ROFIK (1421504834)

Program Studi Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
2018
BAB IX

KONVEKSI NATURAL (ALAMI)

9.1 Pengantar
Setelah kita mempelajari bab sebelumnya tentang
konveksi paksa internal dan eksternal, sekarang kita akan masuk
pada pembahasan materi baru yaitu materi konveksi alami atau
sering disebut konveksi bebas. Konveksi bebas akan terjadi
bilamana sebuah benda ditempatkan dalam suatu fluida yang
suhunya ebih tinggi atau lebih rendah daripada benda tersebut.
Akibat perbedaan suhu tersebut panas yang mengalir pada fluida
dan benda akan menyebabkan perubahan kerapatan laipsan fluida
di dekat permukaan sehingga menyebabkan fluida yang lebih
berat mengalir ke bawah dan fluida yang lebih ringan mengalir ke
atas. Penggunaan konveksi bebas sangat bnyak disekitar kita
seperti pada bidang kelistrikan, saluran transmisi, transformator,
penyearah arus, kawat dan lain sebagainya.

KOMPETENSI
Setelah menyelesaikan bab ini, para pembaca di harapkan
menguasasi dan mampu menjelaskan beberapa topik yang berkaitan
dengan konveksi alami. yaitu:

 Mekanisme fisik konveksi alami


 Angka Grashof (Gr)
 Konveksi alami di atas permukaan rata
 Konveksi alami dari permukaan bersirip
 Konveksi alami internal

13-1 MEKANISME FISIK KONVEKSI ALAMI

Telur (atau kentang panggang) panas yang diletakkan di atas


nampan pada akhirnya akan mendingin hingga mencapai suhu
lingkungan (Gambar 13'1)Telur mendingin dengan menjelaskan
panas ke udara secara konveksi dan ke permukaan sekitarnya
secara radiasi. Dengan mengabaikan perpindahan panas radiasi,
mekanisme fisik pendinginan telur panas dalam lingkungan yang
lebih dingin dapat dijelaskan sebagai berikut:
Segera setelah telur panas terbuka ke udara dingin, suhu
permukaan luar telur akan turun sedikit dan suhu udara yang
bersentuhan dengan kulit telur akan naik akibat perpindahan
panas konduksi dari kulit telur ke udara Selanjutnya, telur akan
dilingkupi oleh lapisan tipis udara hangat dan panas kemudian
dipindahkan dari lapisan udara hangat ini ke lapisan sebelah
luarnya. Proses endinginan pada kasus ini berlangsung agak
lambat karena telur akan selalu diselimuti oleh udara pang“: dan
tidak terjadi kontak langsung dengan udara dingin yang agak
jauh. Kita tidak dapav engamati adanya gerakan udara di
sekeliling telur, tetapi pengukuran yang teliti akan menunjukkan
adanya gerakan udara itu.

Suhu udara yang bersentuhan dengan kulit telur lebih tinggi,


sehingga kerapatannya turun, karena pada tekanan konstan
kerapatan gas berbanding terbalik dengan suhunya. Jadi, kita
memiliki udara Iringan” diselimuti oleh udara “berat”, dan hukum
alam memastikan udara ringan akan naik (tidak berbeda dengan
minyak yang pasti mengambang di atas air). Ruang yang
ditinggalkan udara hangat di sekeliling telur segera diisi udara
dingin di dekatnya, dan kehadiran udara dingin ini akan
mempercepat proses pendinginan telur. Gerakan naik udara
hangat dan aliran udara dingin ke 'sekeliling telur berlanjut
hingga suhu telur mencapai suhu udara lingkungan. Gerakan
akibat penggantian kontinu udara panas oleh udara dingin di
sekeliling telurdinamakan arus konveksi alami, dan perpindahan
panas akibat arus konveksi alami ini dinamakan perpindahan
panas konveksi alami. ingatlah bahwa tanpa adanya arus konveksi
alami, maka perpindahan panas dari telur ke udara lingkungan
berlangsung secara konduksi saja, dan laju perpindahan panas
dengan cara .ini akan jauh lebih rendah. Konveksi alami pada gas
biasanya disertai radiasi yang cukup besar kecuali pada
permukaan-permukaan dengan emisivitas rendah.

Konveksi alami pada proses pemanasan benda dingin yang berada


pada lingkungan yang lebih hangat dapat dfjelaskan dengan cara
yang sama. Perhatikan bahwa dalam kasus pemanasan ini arah
gerakan arus konveksi alami berlawanan dari sebelumnya. Di sini
arus udara dingin bergerak ke bawah seperti terlihat pada Gambar
13-2.

9.2 Dasar Teori


Sebelumnya pada konveksi paksa aliran ditentukan
menggunakan angka reynold, sedangkan pada konveksi bebas
aliran ditentukan dengan bilangan tak berdimensi yaitu angka
Grashof GrL yang merupakan perbandingan antara gaya apung
dengan gaya viskos yang bekerja pada suatu fluida.

gaya apung g . ρ . ΔTV g . β . ΔTV


GrL = gaya viskos =
ρ.V2 =
V2
g . β . ( Ts−T ∞ ) L3C
GrL =
V2
2
Dengan g= percepatan gravitasi (m/s ), β = koefisien ekspansi
voulume, 1/K (β = 1/T, untuk gas ideal), Ts= suhu permukaan
o
benda padat ( C), Lc = panjang karakteristik dari benda (m) dan v
2
= viskositas kinematik (m /s)

9.3 Konveksi Bebas Pada Permukaan


9
Untuk plat vertical angka grashof adalah sekitar 10 ,
9
aliran pada plat dikatakan turbulen bila angka grashof >10 .
Korelasi empiris angka nusselt rata-rata pad konveksi alami
adalah:
Nu= h.Lc/k = C(GrL.Pr)n = C.
Ra adalah angka Rayleigh yang mmerupakan hasil kali angka
grashof dan Prandtl

3
g . β . ( Ts−T ∞ ) LC
. .( − )

RaL= GrL.Pr = V
2 Pr

Nilai C dan n bergantung pada geometri permukaan dan


rezim aliran yang dicirakan oleh angka reyleigh. Nilai n = ¼
(aliran laminer) dan 1/3 (aliran turbulen). Nilai C biasanya kurang
dari 1.
Laju perpindhan panas konveksi alami pada permukaan benda
padat :
Q= h.A(Ts-T∾) dalam Watt (W)
h = Nu.k/Lc
9.4 Konveksi Bebas Internal
Perpindahan panas pada kondisi ini dicirikan denga angka
nusselt Nu=1. Jika permukaan panas dibawah fluida yang lebih
berat akan selalu berada di atas fluida yang lebih ringan.fluida
ringan aka naik ke atas sampai bersentuhan dengan permukaan
dingin. Perpindahan panas masih berlangsung dengan konduksi
murni (Nu=1) tetapi jika Ra>1708, gaya apung akan mampu
mengatasi tahanan fluida dan menciptakan arus konveksi alami.
5
Untuk Ra >3x10 aliran fluida menjadi turbulen. Angka reyleigh
untuk enclosure ditentukan dari :

3
g . β . ( T 1−T 2 ) LC
. .( − )

RaL= V
2 Pr

Dimna Lc= panjang karakterisitik dan T1 dan T2 berturut-turut


suhu permukaan panas dan permukaan dingin. Semua sifat fluida
dievaluasi pada suhu TAVE= (T1-T2)/2
Enclosure Persegi Horizontal
Jika enclosure berisi udara rumus Nu adalah

Nu=0,195 / 104<RaL<4x105

Nu=0,068 / 4x105<RaL<107

Jika fluida yang digunakan cair, persamaan berikut dapat


digunakan pada enclosure horizontal :
Persamaan untuk menghitung enclosure horizontal dengan sisi
panas berada dibawah, oleh Hollands dkk. :

Enclosure Persegi Miring


Perpindahan panas melalui enclosure miring tergantung rasio
aspek H/L dan sudut kemiringan θ dari bidang horizontal. Untuk
o
rasio aspek besar H/L>12 dan sudut kemiringan θ= 70 . Angka
Nusselt ditentukan dari :

5 o
Untuk RaL<10 ,0< θ<70 ,dan H/L≥12
Untuk sudut kemiringan lebih besar, angka nusslet dapat
diperoleh dengan mengalikan angka Nusselt untuk enclosure
1/4
vertikal dengan (sin θ) :
o 1/4
Nu= Nuθ=90 (sin θ)
o
Untuk kemiringan lebih dari 90
o
Nu= 1+( Nuθ=90 -1) sin θ

Enclosure Vertikal
Untuk kasus ini sifat fluida harus dievaluasi pada suhu rata-rata
TAVE= (T1-T2)/2
Silinder Konsentrik Horizontal

Lc= (Do+Di)/2
Laju perpindahan panas konveksi bebas melalui ruang anullus
adalah :

2. π . k ef
Q= ln ( Do/ Di)
(Ti-To)

Dimana Kef adalah konduktivitas thermal efektif yang ditentukan


dari :
k ef Pr
= 𝟎,𝟑𝟖𝟔 ( )1/4 (𝐅𝐜𝐲𝐥𝐑𝐚𝐋)𝟏/𝟒
k 0,861+ Pr

Dengan Fcyl adalah faktor geometri untuk silinder konsentrik


yang disajikan oleh :
Korelasi dan experimental utk nilai nusselt rata-rata bagi silinder horizontal
isotermal, diusulkan oleh churchill dan chu [2] dalam jangkauan 10-4 < RaD <
112 dengan bentuk sebagai berikut :
1 /6
Nu 1/2 = 0,387 RaD (pers data untuk udara dan air)
¿¿
Margon [17] memberikan korelasi yang lebih sederhana untuk silinder
horizontal isotermal yang mencakup tebaran data 10-10 < RaD < 1012 dengan
korelasi ;
h D
Nu = = C.RaDn
k
Konstanta C dan eksponen n dapat dilihat pada tabel berikut
Bola Konsentrik Isothermal
Untuk kasus ini laju perpindahan kalornya adalah

Dimana Lc= (Do+Di)/2

Untuk menentukan Kef:

Fsph adalah faktor geometri untuk bola konsentrik

Jika Kef/k<1, maka kita harus menghitung Kef=k, untuk


2 4
0,7<Pr<4200 dan 10 <FsphRaL<10 rumus Fcyl pada persamaan
silinder konsentrik horizintal dapat digunakan.
9.5 Konduktivitas Termal Efektif
Bila angka Nusselt sudah diketahui, maka koefisien
perindahan panas konveksi dan laju perpindahan panas melalui
sekat dapat ditentukan dari persamaan :
Q=h.As(T1-T2)= k.Nu.As (T1-T2)/Lc
Dengan luas permukaan konveksi As unuk beberapa geometri
adalah sebagai berikut:

9.6 Konveksi Bebas Heat Sink Bersirip Isotermal (Ts=konstan)


Panjang karakterisitik Lc yang dipakai untuk menghitung
angka Reyleigh biasanya adalah jarak sirip (spasi sirip) yang
berdekatan S meski tinggi sirip L juga dapat digunakan. Angka
reyleigh adalah :
Jika sirip berada dalam keadaan isotermal dan tebal sirip t relatif
kecil dibnding jarak spasi sirip S, maka spasi sirip yang optimum
untuk heat sink vertikal adalah:

Pada spasi optimum angka nusselt mencapai optimum dan


monsan pada nilai 1,307 sehingga koefisien panas konveksi untuk
spasi optimum :
h . S opt
Nu= k
= 1,307

Laju perpindahan panas konveksi bebas dari sirip dapat


ditentukan dari:
Q= h(2.n.L.H)(Ts-T∾)
Dimana n= W/(S+t) ≈ W/S adalah jumlah sirip pada heat sink dan
Ts suhu permukaan sirip.

9.7 Permukaan PCB Bersirip Isoflux (qs=konstan)

Suhu plat dalam kasus ini akan meningkat menurut


ketinggiannya dan mencapai suhu maksimum di ujung
PCB.angka Reyleigh untuk fluksa paans seragam adalah:

Angka nusselt pada ujung atas plat dimana terjadi suhu


maksimum ditentukan dari :

Laju perpindahan panas knveksi alami dari sirip :


Q= qs.As= qs (2nLH)
Dengan n= W/(S+t) ≈ W/S adalahjumlah plat PCB. Suhu kritis
permukaanTL yang terjadi pada ujung plat ditentukan dari :
qs = h.L (TL-T∾)
Sifat fluida harus dievaluasi pada suhu rata-rata (TL-T∾)/2
9.8 Contoh Soal
1. Sebuah pipa air panas horizontal sepanjang 7 meter
dengan diameter 8 cm melintasi suatu ruangan besar yang
o
suhunya 27 C dengan tekanan uadara sekitar 1 atm. Jika
o
suhu permukaan luar pipa adalah 87 C. Tentukan
kehilangan panas konveksi alami dari pipa.

o o o
Solusi ; Tf= (Ts+T∾)/2= (87+27) C/2 = 57 C = 330,15 K
Pada suhu tersebut udara memiliki sifat
o
k=0,02852W/m C,
-5 2
v= 1,874x10 m /s ,Pr= 0,702 dan β=1/Tf= 1/330,15 =
-1
0,00303 K
Lc=D=0,08m, jadi angka Reyleigh adalah
3
g . β (Ts−T ∞ ) D
RaD = 2
Pr
V
3
(9,8).(0,00303)(360,15−300,15)(0,08)
RaD = −5 0,702
1,874 x 10
RaD = 5,339x10-7
Angka nusselt didapatkan dari rumus :
Nu =¿
Nu = 0,39
h= (Nu.k)/Lc= (0,39. 0,02852)/0,08=0,14 W/m2oC
jadi laju perpindahan panas dari pipa ke udara adlah
Q= h.A(Ts-T∾) = 0,14. (π.0,08.7).(87-27)= 14,8 W

2. Suatu permukaan panas vertikal berukuran lebar 0,17 m


o
dan tinggi 0,27 m, berada dalam udara 40 C akan
didinginkan dengan menggunakan sirip atau fin segi
empat yang dipasang dengan jarak yang sama. Tebal sirip
2 mm, tinggi sirip dari base 0,03 m. Tentukan jarak antar
sirip yang optimum dan laju perpindahan panas konveksi
o
bebas jika suhu sirip 113,7 C

Solusi : anggap teal sirip lebih kecil dari jarak antar sirip S.
Sehingga suhu udaa dievaluasi pada suhu film Tf
Tf= (TS+T∾)/2 = (113,7+40)oC/2 = 76,85 oC = 350 oK
Pada suhu tersebut sifat udara adalah k= 0,03003 W/m2oC,
v= 2,07x10-5 m2/s, Pr=0,697 dan β=1/Tav= 1/350 =
0,00285K-1
L= 0,27 m, sehingga angka reyleigh :
3
g . β (T 1−T 2)L
Ra = 2 Pr
V
Ra = (9,8) .(0,00285)(113,7−40)¿ ¿ 0,697

Ra = 1,957x107

Spasi optimum yang digunakan adalah


L 0,27
Sopt = 2,714( 1 / 4 )=2,714( 1 /4 )=0,011m=11 mm
Ra L 1,957 x 107

Jadi jumlah sirip adalah


n= W/(S.t) = 0,17m/(0,011m.0,002m) = 13 sirip
h= Nuopt (k/Sopt) = 1,307 (0,03003/0,011)=3,56 W/m2oC
Laju perpindahan panas konveksi pada sirip adalah
Q=h(2nLH)(TS-T∾)= 3,56 (2.13.0,27.0,03)(113,7-40)
Q= 55,4 W

3. Suatu tabung berdiameter 3,6 cm dan panjang 0,4 m dijaga pada


temperatur seragam Tw = 400 K, ditempatkan vertikal dalam udara diam pada
tekanan atmosfir dan T∞ = 300 K. Tentukan koefisien perpindahan kalor rata-
rata ħ dan kalor ke udara.

Tf = (400+300)/2 = 350 K
Sifat-sifat udara pada suhu 350 K adalah :
v =2,074x10-5 m2/s Pr = 0,697
k = 0,03 W/m.oc β = 1/Tf = 2,86x10-3 K-1
Bilangan Grashof pada L = 0,4 m menjadi :
3
δβ (Tw −T ∞) L
Gr L=0,4= 2 4,16x108
V
Diameter tabung dibanding dengan panjangnya sangat kecil, dengan
demikian dpt di berlakukan sebagai plat vertikal.
Parameter ξ untuk x = L = 0,4 m adalah :
√2 2 L √2 2 40
ξ= 1 /4 (R ) = 8 1/ 4 (
1,8
) = 0.44
Gr ( 4,16 x 10 )

untuk ξ = 0,44 dan Pr = o,697 kita peroleh :


( Nu ) sil ( h ) sil
= = 1,1
( Nu ) pv ( h ) pv
Jadi koefisien perpindahan kalor rata-rata silinder adalah 1,1 kali plat
vertikal. Untuk contoh kasus yang lain kondisi yang sama diketahui bahwa h
plat vertikal = 5,77 W/m.oC , maka :
(h) sil =(1,1)(5,77) = 6,4 W/m.oC
Jadi kerugian kalor adalah
Q = πDL h (Tw−T ∞ ) = π (0,036)(0,4)(6,4)(400-300) = 29 W
DAFTAR PUSTAKA

Cengel, Y.A, 1998, Heat Transfer: A Practical Approach, McGraw-Hill


Book Co.Inc., Boston.
Holman, J.P., 2010, Heat Transfer, McGraw-Hill Book Co.Inc., Boston.
Incropera, F.P, Dewitt, D.P., 2002, Fundamental of Heat Transfer,John
Wiley & Sons, USA.
Churchil, S.W., dan H.H. Chu, Correlating Equations for Lanmira and
Turbulent Free Convection from a Vertical Plate and Horizontal Cylinder,
Int. J. Heat Mass Transfer, vol. 18, 1975.

Anda mungkin juga menyukai