Anda di halaman 1dari 5

Konveksi Bebas Bidang dan Silinder Vertikal, Silinder Horizontal, dan Plat

Horizontal

A. Konveksi Bebas Dari Bidang dan Silinder Vertikal


 Permukaan Isotermal
Untuk permukaan vertikal, angka Nusset dan angka Grashof dibentuk dengan L, yaitu
tinggi permukaan, sebagai dimensi karakteristik. Jika tebal lapisan-batas tidak besar
dibandingkan dengan diameter silinder (D), perpindahan kalor dapat dihitung dengan
rumus seperti untuk plat vertikal, dengan syarat :
D 35
≥ ...(1)
L Gr 1/L 4

Untuk permukaan isotermal, nilai untuk konstanta ada pada tabel 1 pada lampiran,
dengan GrfPrf > 109 untuk turbulen. Rumus-rumus yang lebih rumit diberikan oleh
Churchill dan Chu dan berlaku untuk rentang angka Rayleigh (Ra = Gr Pr) yang lebih
luas.
0.670 Ra1/ 4
Nu=0.68+ untuk RaL < 109 ...(2)
9/ 16 4 /9
[ 1+ ( 0.492/ Pr ) ]

´ 1/ 2=0.825+ 0.387 Ra1 /6


Nu 8 /27 untuk 10-1 < RaL < 1012
[ 1+ ( 0.492/ Pr )9 /16 ]
dimana Nu adalah koefisien perpindahan kalor konveksi-bebas rata-rata.

 Fluks Kalor Tetap


Percobaan-percobaan yang ekstensif mengenai konveksi-bebas dari permukaan vertikal
atau miring ke air pada kondisi fluks-fluks-kalor-tetap, hasilnya dinyatakan dengan angka
Grashof yang dimodifikasi, Gr* :

¿ gβ q w x 4
Gr x =Gr x Nux =
k v2

Dimana qw ialah fluks kalor dinding. Koefisien perpindahan kalor lokal untuk aliran
laminar dikorelasikan oleh rumus
hx
Nuxf = =0.60(Gr ¿x Pr f )1 /5 ¿
105 < Gr x < 1011 ; qw = konstan
kf
¿
Kriteria untuk aliran laminar dengan menggunakan factor Gr x tidak sama dengan yang
menggunakan Grx. Transisi lapisan batas akan terlihat bermula antara Gr ¿x Pr=3× 1012
dan 4 x 1013 dan berakhir antara 2 x 1013 dan 1014, dan dilanjutkan sampai Gr ¿x Pr=1016.
Untuk daerah turbulen, koefisien perpindahan kalor lokal dikorelasikan oleh
1 /4 ¿
Nux =0.17 ( Gr¿x Pr ) 2 x 1013 < Gr x Pr < 1016 ; qw = konstan

Korelasi yang dihasilkan dari percobaan yang dilakukan dengan air tersebut berlaku juga
untuk udara. Akan tetapi koefisien perpindahan kalor rata-rata untuk kasus fluks kalor
tetap tidak dapat dievaluasi. Jadi, untuk daerah laminar, untuk mengevaluasi hx,
L
1
h́= ∫ hx dx
L0

5
h́= h x= L qw = konstan
4

Persamaan untuk bentuk perpindahan kalor lokal dapat dikorelasikan dengan persamaan
Gr ¿x =Gr x Nux , sebagai berikut

Nu=C (Gr x Pr )m
¿
Dengan menyisipkan Gr x =Gr x Nux didapatkan

m /(1+m)
Nu 1+m =C(Gr ¿x Pr)m atau Nux =C 1 /(1+ m) ( Gr¿x Pr )

Jadi, bila nilai “karakteristik” m untuk aliran laminar dan turbulen dibandingkan dengan
¿
eksponen Gr x , didapatkan

1 m 1
Laminar, m= : =
4 1+ m 5

1 m 1
Turbulen, m= : =
3 1+ m 4

Perumusan Gr* itu mudah digunakan untuk kasus-kasus fluks kalor tetap dan eksponen
karakteristik sangat cocok dengan kerangka yang digunakan untuk korelasi permukaan
isothermal.

Persamaan untuk perubahan hx dengan x pada kedua ragam karakteristik untuk aliran
laminar m = ¼,
1 1/ 4
h x = ( x3 ) =x−1 /4
x

Dalam daerah turbulen m = 1/3, didapatkan

1 1/3
h x = ( x3 ) = konstan terhadap x
x

Jadi, dalam hal konveksi bebas turbulen, koefisien perpindahan kalor lokal hamper tidak
berubah dengan x.

Churhill dan Chu menunjukkan bahwa Persamaan ( ) dapat diubah agar berlaku untuk
kasus fluks kalor tetap jika angka Nusselt rata-rata didasarkan atas fluks kalor dinding
dan beda suhu pada pusat plat (x = L/2). Hasilnya adalah
1 /4
0.67 ( Gr ¿L Pr )
´ 1/L 4 ( Nu
Nu ´ L −0.68 ) = 4/ 9
[ 1+ ( 0.492/Pr )9 /16 ]
´ L =q w L / ( k ∆´T ) dan ∆´T =T w pada L/2 - T∞
Dimana Nu

B. Konveksi Bebas Dari Silinder Horizontal

Pada silinder horizontal, persamaan Nusselt yang lebih spesifik dapat digunakan.
1/6
GrPr
Nu 1/ 2=0.6+ 0.387
{[ 1+ ( 0.559/ Pr ) 9/ 16 16 /9
] } untuk 10-5 < GrPr < 1012

Persamaan yang lebih sederhana tetapi berlaku hanya pada aliran laminar dari 10-6 < GrdPr <
109 :
0.518 ( Gr d Pr )1/ 4
Nud =0.36+ 4 /9
[ 1+ ( 0.559/ Pr )9/ 16 ]
Persamaan perpindahan kalor dari silinder horizontal ke logam cair
1/4
Nud =0.53 ( Gr d Pr 2 )

C. Konveksi Bebas Dari Plat Horizontal


 Permukaan Isotermal

Koefisien perpindahan-kalor rata-rata dan plat-rata horizontal dihitung dengan memakai


konstanta yang diberikan pada tabel 1 pada lampiran. Dimensi karakteristik yang
digunakan dalam persamaan ini ialah panjang sisi bagi bujur-sangkar, rata-rata kedua
dimensi untuk siku-empat, dan 0,9d untuk piring bundar. Kesesuaian dapat dicapai jika
dimensi karakteristik :
A
L=
P
Dimana A adalah luas, dan P merupakan perimeter basah (wetter perimeter) permukaan
itu. Dimensi karakteristik ini juga berlaku untuk bidang berbentuk taksimetri.

 Fluks Kalor Tetap


Untuk fluks kalor tetap pada plat horizontal, dapat digunakan persamaan jika muka yang
dipanaskan menghadap ke atas
´ L =0.13 ( Gr L Pr )1 /3 untuk GrL Pr < 2 × 108
Nu
´ L =0.16 ( Gr L Pr )1 /3 untuk 2 × 108 < GrL Pr < 1011
Nu
Sedangkan untuk muka yang menghadap kebawah, digunakan
´ L =0.58 ( Gr L Pr )1 /5 untuk 106 < GrL Pr < 1011
Nu
Dalam persamaan di atas semua sifat, kecuali β, dievaluasi pada suhu Te yang
didefinisikan dengan
T e =T w −0.25 ( T w −T ∞ )

dan Tw adalah suhu dinding rata-rata yang, seperti terdahulu, dihubungkan dengan fluks
kalor oleh
qw
h́=
T w −T ∞
Angka Nusselt, seperti dahulu, dibentuk oleh

´ = h́ L = q w L
Nu L
k ( T w −T ∞ ) k

 Benda Bentuk Tak Teratur


Tidak ada persamaan umum yang berlaku untuk benda padat yang bentuknya tak teratur.
Namun, dapat digunakan
´ f =C ( Gr f Pr f )m
Nu
dengan C = 0,775 dan m = 0,208 untuk silinder vertikal yang tingginya sama dengan
diameternya. Angka Nusselt dan angka Grashof dievaluasi dengan menggunakan
diameter sebagai panjang karakteristik.

DAFTAR PUSTAKA
Holman, J. P. 1991. Perpindahan Kalor Edisi 6. Jakarta: Erlangga.
LAMPIRAN

Tabel 1 Konstanta persamaan untuk permukaan isotermal

Anda mungkin juga menyukai