Anda di halaman 1dari 12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Dasar Teori


II.1.1 Definisi
Pressure drop merupakan istilah yang digunakan untuk
mendeskripsikan penurunan tekanan dari satu titik didalam sistem
(misalnya aliran didalam pipa) ke titik yang lain yang mempunyai tekanan
lebih rendah. Pressure drop juga merupakan hasil dari gaya-gaya friksi
terhadap fluida yang mengalir didalam pipa, yang disebabkan oleh tahanan
fluida untuk mengalir (Geankoplis C. J., 1993).
Penurunan tekanan (pressure drop) adalah istilah yang digunakan
untuk menggambarkan penurunan tekanan dari satu titik dalam pipa atau
tabung ke hilir titik. "Penurunan tekanan" adalah hasil dari gaya gesek pada
fluida ketika mengalir melalui tabung yang disebabkan oleh resistensi
terhadap aliran (Santoso, 2015).
Pada dasarnya aliran fluida dalam pipa akan mengalami penurunan
tekanan atau pressure drop seiring dengan panjang pipa ataupun
disebabkan oleh gesekan dengan permukaan saluran, dan juga ketika aliran
melewati sambungan pipa, belokan, katup, difusor, dan sebagainya. Dan
pada semua pipa lengkung fluida akan mengalami pressure drop, termasuk
pada pipa lengkung 90o, tetapi yang menjadi catatan perbedaan besar
pressure drop tersebut terhadap jari-jari lengkung dan diameter pipa
lengkung tersebut (Priana, 2007).

II.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Pressure Drop


Menurut Geankoplis (1993), pada aliran satu fase, pressure drop
dipengaruhi oleh Reynold number yang merupakan fungsi dari viskositas,
berat jenis fluida dan diameter pipa. Adapun hal-hal yang mempengaruhi
pressure drop (∆P) antara lain adalah :
1. Diameter pipa (D)
Semakin besar diameter pipa, maka semakin kecil penurunan
tekanannya (pressure drop).
2. Berat molekul fluida yang mengalir (M)
Semakin besar berat molekul fluida yang mengalir, maka semakin kecil
presure drop-nya.
3. Faktor friksi (f)
Semakin besar faktor friksinya, maka semakin besar pula pressure drop-
nya (∆P).
4. Panjang pipa (∆L)
Semakin besar panjang suatu pipa, maka semakin besar pula pressure
drop-nya.
II-1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
5. Suhu aliran (T)
Semakin besar suhu suatu aliran, maka semakin besar pula pressure
drop-nya.
6. Velositas massa aliran (G)
Semakin besar velositas massa aliran suatu aliran fluida, maka semakin
besar pula pressure drop-nya.
Hal ini sesuai dengan rumus:
2
2 2
∆LG RT
(p1 -p2 )=4f
DM
........................................II-1

II.1.3 Pengertian Friksi


Gaya gesek atau friksi adalah gaya yang berarah melawan gerak benda
atau arah kecenderungan benda akan bergerak. Gaya gesek muncul apabila
dua buah benda bersentuhan. Gaya gesek antara dua buah benda padat
misalnya adalah gaya gesek statis dan kinetis, sedangkan gaya antara benda
padat dan cairan serta gas adalah gaya stokes (Darmanto, 2012).

II.1.3.1 Friksi pada Pipa Lurus dan Head Loss


Menurut Geankoplis (1993), akibat adanya gesekan antar fluida dan
dinding fluida dalam aliran fluida, maka akan terjadi kehilangan energi
(Head loss). Head loss pada pipa horizontal dapat dihitung dengan
persamaan friksi fanning berikut :

∆L x V2
F = f 2 x D x gc
….…..……………………II-2
Dimana:
f = faktor friksi fanning.
ΔL = panjang pipa (ft)
V = kecepatan aliran (ft/s)
D = diameter pipa (ft)
gc = percepatan gravitasi (ft/s2)

II.1.3.2 Friction Loss pada Ekspansi, Kontraksi dan Pipa Sambungan


Gesekan pada dinding pipa yang mengalir melalui pipa lurus dihitung
dengan menggunakan faktor friksi. Namun jika kecepatan fluida mengalami
perubahan arah dan besar, maka akan terjadi penambahan friction loss. Hal
ini terjadi karena tambahan dari turbulensi karena vortisitas dan faktor
lainnya. Metode untuk memperkirakan friction loss pada sambungan akan
dibahas dibawah ini:

Laboratorium Mekanika Fluida II-2


Departemen Teknik Kimia Industri
FV - ITS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Sudden Enlargement losses
Menurut Geankoplis (1993), jika penampang pipa membesar secara
bertahap, maka kerugian sangat sedikit atau mungkin tidak terjadi. Jika
perubahan itu terjadi secara tiba-tiba, akan menimbulkan kerugian
tambahan karena pusaran dibentuk oleh jet expansi di bagian yang
diperbasar.

Gambar II.1 Profil Aliran Fluida pada Pipa Sudden Enlargement Losses
Friction loss dapat dihitung dengan cara berikut :

A1 2 V1
2 2
(V1-V2)2 V1
hex= = (1- ) =kex ………........................II-3
2α A2 2α 2α

Keterangan :
ℎ𝑒𝑥 = friction loss dalam (J/lb)
𝐾𝑒𝑥 = koefisien expansion loss = (1-A1/A2)2
𝑣1 = kecepatan masuk pada area yang lebih kecil (ft/s)
𝑣2 = kecepatan downstream (ft/s)
𝛼 = 1 untuk aliran turbulen, ½ untuk aliran laminer
A = luas penampang pipa (ft)
2. Sudden Contraction Losses
Menurut Geankoplis (1993), ketika penampang dari pipa mengecil
secara tiba-tiba, aliran tidak dapat mengikuti sekitar sudut yang tajam, dan
friction loss bertambah karena terjadi pusaran.
Friction loss dapat dihitung dengan cara berikut :

A2 2 V2
2 2
V2
hex=0,55 (1- A1) =Kc
2α 2α
…………….…..II-4
Keterangan :
ℎ𝑐 = friction loss
𝛼 = 1 untuk aliran turbulen, ½ untul aliran laminer
𝑣2 = kecepatan rata-rata pada daerah yang lebih kecil (ft).

Laboratorium Mekanika Fluida II-3


Departemen Teknik Kimia Industri
FV - ITS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
𝐾𝑐 = koefisien kontraksi-loss (P1) = 0.55(1-A2/A1)2 untuk english unit
bagian kanan dibagi dengan faktor gc.
A = luas penampang pipa (ft)

Gambar II.2 Profil Aliran Fluida pada Pipa Sudden Contraction Losses
3. Losses in Fitting and Valves
Menurut Geankoplis (1993), sambungan pipa dan katup juga
mengganggu jalur aliran dalam pipa yang menyebabkan friction loss
bertambah. Dalam sebuah pipa pendek dengan banyak sambungan, friction
loss akan lebih besar daripada pipa lurus. Friction loss untuk sambungan dan
katup diberikan sebagai berikut

2
V1
hf= Kf x 2gc
…………………………….…..II-5
Dimana:
𝐾𝑓 = friction loss coefficient yang dapat dilihat pada Tabel II.1
V = kecepatan rata–rata pada head loss pipa untuk sambungan
gc = percepatan gravitasi (ft/s2)
Tabel II.1 Nilai Kf dan L/D pada jenis - jenis Fitting dan Valve
Frictional Loss,
Frictional Loss,
Type of fitting Equivalent Length
number of
or valve of Straight Pipe in
Velocity Heads, Kf
Pipe Diameters, L/D
Elbow , 450 0,35 17
Elbow , 900 0,75 35
Tee 1 50
Return Bend 1,5 75
Coupling 0,04 2
Union 0,04 2
Gate Valve
Wide Open 0,17 9
Half Open 4,5 225
Globe Valve
Laboratorium Mekanika Fluida II-4
Departemen Teknik Kimia Industri
FV - ITS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Wide Open 6 300
Half Open 9,5 475
Angle valve,
2 100
wide open
Ball 70 3500
Swing 2 100
Water Meter,
7 350
disk

4. Frictional Losses in Mechanical Energy Balance


Menurut Geankoplis (1997), friction loss dari gesekan pada pipa lurus
(fanning friction), expansion loss, contraction loss dan kerugian dalam
pemasangan sambungan dan katup semuanya dimasukkan pada persamaan
𝛴F berikut :

∆L v2 v21 v22 v21


Σ F=4f +Kex + Kc + Kf
D 2 2 2α 2
…………………………II-6
Jika semua kecepatan v1,v2 dan v3 semuanya sama, kemudian faktor dari
persamaan diatas menjadi bentuk yang lebih sederhana yaitu :

∆L v2
Σ F= (4f +Kex +Kc +Kf )
D 2 .......................................II-7
Dimana :
𝛴𝐹 = jumlah friksi
∆𝐿 = perbedaan panjang pipa
a. Pressure Drop dan Faktor friksi dalam aliran laminer
Untuk bilangan Reynold dibawah 2100 yaitu pada aliran laminar maka :
16 16
f= =
Nre Dv / 
...........................................II-8

Ketika cairan berada dalam keadaan aliran laminer dalam pipa,


kemudian untuk cairan Newtonian tekanan potongnya diberikan dengan
perubahan radius dibandingkan gerak.

dvz
rz = - 
dr
..............................................II-9
Menggunakan hubungan ini dan membuat suatu kesetimbangan
momentum shell pada fluida dalam shell silindris. Kuantitas (P1 – P2) atau
Pf adalah kehilangan tekanan berhubungan dengan friksi. Lalu  adalah

Laboratorium Mekanika Fluida II-5


Departemen Teknik Kimia Industri
FV - ITS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
konstan dan friction loss Ff adalah :

P1  P2  N.m J
Ff = = atau (SI) …………………….II-10
 kg kg
ft.lbf
Ff = (English) …………………….II-11
lbm

Ini adalah kehilangan energi mekanik berhubungan dengan friksi


permukaan untuk pipa (N.m/kg) pada fluida dan bagian dari  F untuk
kehilangan friksi pada persamaan kesetimbangan energi mekanik. (P1 –
P2)f untuk kehilangan friksi permukaan berbeda dengan (P1 – P2) yaitu
head velocity atau potential head (Geankoplis, 1997).
b. Pressure drop dan faktor friksi dalam aliran turbulen
Pada aliran turbulen seperti aliran laminer, faktor friksi juga
tergantung pada bilangan Reynold. Bagaimanapun, tidak mungkin
untuk diprediksikan secara teori faktor friksi Fanning untuk aliran
turbulen seperti yang dilakukan pada aliran laminer. Faktor friksi
harus ditemukan dengan melakukan percobaan dan itu tidak hanya
tergantung pada bilangan Reynold tetapi juga pada kekasaran
permukaan pipa. Pada aliran laminer, kekasaran permukaan piapa
tidak mempunyai akibat yang berarti.
Faktor friksi lalu digunakan dalam rumus dibawah ini untuk
memprediksikan friction loss Pf atau Ff :

L.v 2
Pf = 4f ……………………………..II-12
2D

L.v 2
Pf = 4f (English) ……………………………..II-13
2 gc

pf L.v 2
Ff = II-14
= 4f ………………….…………..II-14
 2D

L.v 2
Ff = 4f
D.2 gc …..…….……………………II-15

II.1.4 Hubungan Kekasaran Pipa dengan Friksi


Friksi mengakibatkan kelajuan sebuah objek berkurang. Besarnya
hambatan aliran karena gesekan sangat bergantung dari kekasaran dinding
pipa. Dari hasil percobaan diketahui bahwa makin kasar dinding pipa makin
besar terjadinya penurunan atau kehilangan tekanan aliran. Jenis gesekan
Laboratorium Mekanika Fluida II-6
Departemen Teknik Kimia Industri
FV - ITS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
ini dikenal dengan gesekan aliran dan besarnya tahanan itu sendiri diukur
dengan koefisien gesekan (Adbinagar, 2007).

II.1.5 Deskripsi Alat di dalam Laboratorium


1. Manometer (M1 – M12)
Manometer adalah alat ukur tekanan dan manometer tertua adalah
manometer kolom cairan. Alat ukur ini sangat sederhana, pengamatan
dapat dilakukan langsung dan cukup teliti pada beberapa daerah
pengukuran. Manometer kolom cairan biasanya digunakan untuk
pengukuran tekanan yang tidak terlalu tinggi (mendekati
tekanan atmosfir) (Rahayu, 2009).

Gambar II.3 Alat Pressure Drop di Laboratorium


2. Fitting
 Tee (T1-T20)
Sambungan tee merupakan sambungan yang seringkali ditemukan
dalam suatu sistem perpipaan. Pada umumnya sambungan ini berfungsi
mengalirkan aliran fluida menuju dua arah yang berbeda dalam satu
siklus tertentu yang dipasang secara parallel (Anshori, 2013).

Laboratorium Mekanika Fluida II-7


Departemen Teknik Kimia Industri
FV - ITS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar II.4 Fitting Tee


 Globe Valve (GV1 – GV8)
Globe valve ini pada umumnya sama dengan gate valve namun valve
ini harga pressure drop-nya tinggi dan direkomendasikan untuk
pengaturan aliran fluida (McCabe,1993).

Gambar II.5 Globe Valve


 Union (U1-U15)
Salah satu jenis sambungan pipa, biasanya digunakan sebagai
sambungan akhir untuk menghubungkan pipa satu dengan lainnya
dalam suatu rangkaian instalasi pipa (Dedy, 2013).

Gambar II.6 Union


 Elbow (E1-E12)
Siku dalam sistem perpipaan digunakan untuk mengubah arah aliran
fluida dengan menyambungkan sebuah pipa dengan pipa yang lain. Siku
adalah pipa fitting dipasang antara dua batang pipa atau tabung untuk
memungkinkan perubahan arah, biasanya 90° atau 45° (Dedy, 2013).

Gambar II.7 Elbow 900

Laboratorium Mekanika Fluida II-8


Departemen Teknik Kimia Industri
FV - ITS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
3. Pipa PVC
Pipa PVC (Poly Vinyl chloride) adalah pipa yang terbuat dari Vinyl
yaitu semacam plastik. Pipa PVC memiliki sifat yang tahan lama, tidak
berkarat, kuat, ringan, tahan terhadap zat kimia, murah harganya dan
mudah instalasinya (Dedy, 2013).

Gambar II.8 Pipa PVC


4. Pompa
Pompa yang digunakan dalam laboratorium adalah pompa
sentrifugal. Salah satu jenis pompa pemindah non positif adalah pompa
sentrifugal yang prinsip kerjanya mengubah energi kinetis (kecepatan)
cairan menjadi energi potensial (dinamis) melalui suatu impeller yang
berputar dalam casing. Pompa sentrifugal digunakan untuk
memberikan atau menambah kecepatan pada cairan dan merubahnya
menjadi tinggi tekan (head) (Kurniawan, 2011).

Gambar II.9 Pompa Sentrifugal

II.1.5 Perhitungan Pressure Drop


1. Perhitungan Pressure Drop secara Teoritis
Untuk perhitungan ∆P secara teoritis digunakan 3 jenis metode yang
berbeda yaitu dengan menghitung faktor friksi dengan menggunakan
persamaan Fanning Chen, Churciil dan dengan diagram Moody. Sehingga
setelah mendapatkan faktor friksi, menghitung gaya Friksi yang berada
di pipa kurus, pada fitting dan valve.
Setelah itu menjumlah seluruh gaya Friksi yang terjadi dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
∑F = Hf + F
………….………….…….II-16
Setelah itu menghitung Pressure Drop dengan menggunakan rumus:

Laboratorium Mekanika Fluida II-9


Departemen Teknik Kimia Industri
FV - ITS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

∆P = ∑F x ρ .….………………….……II-17

0,079
f=
NRe1/4

2. Perhitungan Pressure Drop Praktikum


Untuk perhitungan Pressure Drop yang diperoleh dari hasil praktikum
yaitu diperoleh nilai h yang selanjutnya diperoleh
∆P = ρ ×g ×∆h .….....…………………….II-18

3. Perhitungan Faktor Friksi menurut Churcill (1977)


Churchill menyatakan bahwa persamaannya mencakup untuk semua
nilai Nre dan 𝜀/𝐷
Dimana :

1 ε/D 5.0452 ε 1.1098 5,8056


=-4.0log [0.2698 ( ) - log (0.3539 ( ) + )]
√f D Nre D Nre0.8981
16
-1
7 0.9 ε
A= (2.457ln (( ) +0.27 ) )
Re D
16
37530
B= ( )
Re
Keterangan:
f = Faktor friksi persamaan Churchill
𝜀 = Nilai Roughness (m)
D = Diameter dalam (m)
Dvρ
Re = Bilangan Reynold ( )
μ
4. Perhitungan Faktor Friksi menurut Chen (1979)
Chen juga menyatakan persamaan untuk faktor friksi mencakup semua
range dari Nre dan 𝜀 /D
1
12
8 12
f = 8 (( ) +(A+B)-1.5 )
Re
Keterangan :
f = Faktor friksi persamaan Churchill
𝜀 = Nilai Roughness (m)
D = Diameter dalam (m)
Dvρ
Nre = Bilangan Reynold ( )
μ

Laboratorium Mekanika Fluida II-10


Departemen Teknik Kimia Industri
FV - ITS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.2 Jurnal Aplikasi Industri

Analisa Pressure Drop Pada Instalansi Pipa Alat Uji Rugi- Rugi Aliran
Menggunakan CFD FLUENT 6.0
Sepfitrah1 , Yose Rizal2
Progam Studi Teknik Sipil Universitas Pasir Pangairan
2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh
geometri komponen pipa dan kekasaran penampang pipa terhadap kinerja
pompa dan pressure drop yang ditimbulkan, kemudian melakukan simulasi
aliran fluida untuk mengetahui rugi-rugi aliran dalam pipa dengan
mengunakan program Computational Fluid Dynamicspaket program
FLUENT 6.0. Metode dan objek yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan sebuah rangkaian pemipaan dengan mengunakan berbagai
macam jenis komponen pemipaan.Alat ini berupa Instalasi Alat Uji Rugi-
Rugi Aliran yang terdapat di Laboratorium Fenomena Dasar STTP
Pekanbaru. Pompa sentrifugal merupakan merupakan jenis pompa yang
paling banyak digunakan, karena daerah operasinya yang luas dari tekanan
rendah sampai tekanan tinggi. Efisiensi dari performa pompa akan tercapai
maksimal apabila desain atau perancangan sistem instalasi pemipaannya
dilakukan dengan cermat dan tepat. Salah satu gangguan atau hambatan
yang sering terjadi dan tidak dapat diabaikan pada aliran yang
menggunakan pipa adalah kehilangan energi akibat gesekan (mayor losses)
dan minor losses (adanya perubahan arah, perubahan penampang serta
gangguan-gangguan lain yang mengganggu aliran normal). Secara langsung
distribusi dan aliran fluida di dalam instalasi pipa tidak dapat diamati.Hal
ini menimbulkan kesulitan dalam menganalisanya. Untuk itu perlu
dilakukan sebuah simulasi yang mendekati kondisi aktual aliran fluida di
dalam instalasi pemipaan tersebut.Simulasi yang umum digunakan adalah
menggunakan perangkat lunak komputer CFD (Computational Fluid
Dynamics). Alat uji rugi-rugi aliran yang terdapat pada laboratorium
fenomena dasar mesin jurusanteknik mesin, STT Pekanbaru, digunakan
sebagaiobjek penelitian. Pada alat ini terpasang komponen-komponen
pemipaan yang biasa diaplikasikan di industri maupun rumah tangga.
Diketahui adanya kehilangan energi disepanjang line pipa alat uji rugi-rugi
aliran ini, mengakibatkan debit aliran yang berbeda dengan spesifikasi
pompanya.Spesifikasi pompa yang digunakan dalam alat uji ini adalah 43
L/min (kapasitas maksimum) akan tetapi kapasitas maksimum yang dapat
dialirkan pompa setelah. Dari hasil pengujian yang dilakukan secara aktual
besarnya debit aliran yang dihasilkan pompa tampa melakukan
pembebanan, dan apabila terhubung dengan pipe line 1 maksimal 29 l/min
dengan putaran pompa 2812 rpm, dan bila terhubung dengan pipe line 2
debit aliran 35 l/min dengan putaran pompa 2849 rpm.

Laboratorium Mekanika Fluida II-11


Departemen Teknik Kimia Industri
FV - ITS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Laboratorium Mekanika Fluida II-12


Departemen Teknik Kimia Industri
FV - ITS

Anda mungkin juga menyukai