Anda di halaman 1dari 25

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bahan Baku Pembuatan Asam Nitrat


Salah satu faktor yang menentukan dalam prarancangan suatu pabrik adalah dengan
mengetahui sifat-sifat fisika dan kimia dari zat yang ikut berperan didalamnya. Karena dengan
mengetahui sfat-sifat tersebut maka dapat ditentukan peralatan yang digunakan dan kondisi
operasi yang memungkinkan agar perancangan dapat berjalan dengan baik.
2.1.1 Ammonia
Ammonia merupakan hydrogen nitrida dengan rumus molekul NH 3. Biasanya senyawa ini
didapati berupa gas dengan bau tajam yang khas. Walaupun ammonia memiliki sumbangan
penting bagi keberadaan nutrisi di bumi, ammonia sendiri adalah senyawa kaustik dan dapat
merusak kesehatan.

Ammonia murni pertama kali disusun oleh ilmuwan Inggris Joseph Priestley fisik pada
tahun 1774, dan komposisi yang tepat ditentukan oleh kimiawan Perancis Claude-Louis
Berthollet pada tahun 1785. Metode komersial utama memproduksi amonia dengan proses
Haber-Bosch, yang melibatkan reaksi langsung dari hidrogen unsur dan unsur nitrogen.
N2 + 3H2 → 2NH3
Reaksi ini memerlukan penggunaan katalis, tekanan tinggi (100-1.000 atm), dan suhu
tinggi (400-550 °C [750-1020 ° F]). Beberapa katalis yang berbeda dapat dimanfaatkan.
Biasanya katalis besi yang mengandung oksida besi. Namun, kedua magnesium oksida pada
aluminium oksida yang telah diaktifkan oleh oksida logam alkali dan ruthenium pada karbon
telah digunakan sebagai katalis. Di laboratorium, amonia terbaik disintesis oleh hidrolisis dari
nitrida logam.
Mg3N2 + 6H2O → 2NH3 + 3Mg(OH)2

11
Amonia adalah gas tidak berwarna dengan bau menusuk tajam. Titik didihnya adalah
-33,35 ° C (-28,03 ° F), dan titik bekunya adalah -77,7 ° C (-107,8 ° F). Memiliki panas tinggi
penguapan (23,3 KJ per mol pada titik didihnya) dan dapat ditangani sebagai cairan dalam
wadah termal terisolasi di laboratorium. (Panas penguapan suatu zat adalah jumlah kalori yang
dibutuhkan untuk menguapkan satu mol zat dengan tidak ada perubahan suhu.) Molekul amonia
memiliki piramida bentuk trigonal dengan atom hidrogen tiga pasangan elektron melekat pada
atom nitrogen. Ini adalah molekul polar dan sangat berhubungan karena ikatan hidrogen
antarmolekul kuat. Konstanta dielektrik amonia (22 pada -34 ° C [-29 ° F]) adalah lebih rendah
dari air (81 pada 25 ° C [77 ° F]), sehingga lebih baik pelarut untuk bahan organik. Namun, itu
masih cukup tinggi untuk memungkinkan amonia untuk bertindak sebagai pelarut pengion cukup
baik.
Hidrazin, N2H4, merupakan molekul yang satu atom hidrogen dalam NH3 digantikan oleh
kelompok -NH2. Senyawa murni adalah cairan berwarna seperti asap kendaraan dengan sedikit
bau mirip dengan amonia. Dalam banyak hal menyerupai air di sifat fisiknya. Ia memiliki titik
leleh 2 °C (35,6 ° F), titik didih 113,5 ° C (236,3 ° F), konstanta dielektrik tinggi (51,7 pada 25 °
C [77 ° F]), dan kepadatan 1 g/cm3. Seperti dengan air dan amonia, gaya antarmolekul utama
adalah ikatan hidrogen.
Hidrazin yang terbaik dibuat dengan proses Raschig, yang melibatkan reaksi dari larutan
amonia alkali berair dengan natrium hipoklorit (NaOCl).
2NH3 + NaOCl → N2H4 + NaCl + H2O
Reaksi ini diketahui terjadi dalam dua langkah utama. Amonia bereaksi dengan cepat dan
kuantitatif dengan ion hipoklorit, OCl-, untuk menghasilkan chloramine, NH2Cl, yang bereaksi
lebih lanjut dengan lebih amonia dan basis untuk menghasilkan hidrazin.
NH3 + OCl- → NH2Cl + OH- NH2Cl + NH3 + NaOH → NaCl + N2H4 + H2O
Dalam proses ini ada reaksi merugikan yang terjadi antara hidrazin dan chloramine dan yang
tampaknya dikatalisasi oleh ion logam berat seperti Cu2+. Gelatin ditambahkan ke proses ini
untuk mengais ion logam ini dan menekan reaksi samping.
N2H4 + 2NH2Cl → 2NH4Cl + N2
Ketika hidrazin ditambahkan ke air, dua garam Hydrazinium berbeda diperoleh. N 2H5 +
garam dapat diisolasi, tetapi N2H62+ garam biasanya ekstensif dihidrolisis.
N2H4 + H2O ⇌ N2H5 + + OH- N2H5 + + H2O ⇌ N2H62+ + OH-

12
Hidrazin membakar oksigen untuk menghasilkan gas nitrogen dan air, dengan pembebasan
sejumlah besar energi dalam bentuk panas.
N2H4 + O2 → N2 + 2H2O + panas
Akibatnya, penggunaan non-komersial utama senyawa ini (dan turunannya metil-nya)
adalah sebagai bahan bakar roket. Hidrazin dan turunannya telah digunakan sebagai bahan bakar
dalam rudal, pesawat ruang angkasa (termasuk pesawat ulang-alik), dan peluncur ruang. Sebagai
contoh, program Apollo Lunar Modul itu melambat untuk pendaratan, dan diluncurkan dari
Bulan, oleh oksidasi dari 1: 1 campuran metil hidrazin, H3CNHNH2, dan 1,1-dimethylhydrazine,
(H3C) 2NNH2, dengan dinitrogen tetroksida cair , N 2O4. Tiga ton campuran metil hidrazin yang
diperlukan untuk pendaratan di bulan, dan sekitar satu ton itu diperlukan untuk peluncuran dari
permukaan bulan. Penggunaan komersial utama hidrazin adalah sebagai agen bertiup (untuk
membuat lubang di karet busa), sebagai agen mengurangi, dalam sintesis kimia pertanian dan
obat, seperti algicides, fungisida, dan insektisida.
Hydroxylamine, NH2OH, mungkin dianggap sebagai yang berasal dari amonia oleh
penggantian atom hidrogen dengan kelompok hidroksil (OH). Senyawa murni tidak berwarna,
solid, higroskopis (cepat menyerap air) dan tidak stabil. Harus disimpan pada 0 °C (32 ° F)
sehingga tidak akan membusuk. Meleleh pada 33 ° C (91,4 ° F), memiliki kepadatan 1,2 gram
per cm kubik pada 33 ° C, dan memiliki konstanta dielektrik yang tinggi (ε = 78).
Hydroxylamine dapat dibuat dengan sejumlah reaksi. Sebuah sintesis laboratorium melibatkan
pengurangan cairam kalium nitrit, KNO2, atau asam nitrat, HNO2, dengan ion hidrogen sulfit,
HSO3-. Secara umum, hydroxylamine disimpan dan digunakan sebagai larutan berair atau
sebagai garam (misalnya, NH3OH + NO3-).
Ammonia yang digunakan secara komersial dinamakan ammonia anhidrat. Istilah ini
menujukan tidak adanya air pada bahan tersebut. Karena ammonia mendidih pada suhu -33 oC,
cairan ammonia harus disimpan dalam tekanan tinggi atatu temperature amat rendah. Walaupun
begitu, kalor penguapannya amat tinggi sehingga dapat ditangani dengan tabung reaksi biasa
didalam tungku asap. Ammonium hidroksida adalah larutan NH3 dalam air. Konsentrasi larutan
tersebut diukur dalam satuan Baume. Produk larutan komersial ammonia berkonsentrasi tinggi
biasanya memiliki konsentrasi 26 oBaume (sekitar 30% berat ammonia pada 15,5 oC. Ammonia
umumnya bersifat basa (pKb =4,75), namun dapat juga bertindak sebagai asam yang sangat

13
lemah (pKa = 9,25). Ammonia dapat terbentuk secara alami maupun sintesis. Ammonia yang
berada di alam merupakan hasil dekomposisi bahan organik.
(Myers, Richard L, 2007 hal. 27-29)
Kegunaan ammonia yaitu sebagai bahan baku urea, methyl amine, ammonium nitrat, dna
asam nitrat. Selain itu,ammonia juga berfungsi sebagai obat-obatan, bahan dasar peledak, kertas
plastic, dan deterjen dan jika dilarutkan ke dalam air maka zat tersebut akan dapat menjadi
pembersih alat perkakas rumah tangga.

Sifat Fisika :
Fase (1 atm, 25oC) : Gas
Titik didih (1 atm) : -33 oC
Titik beku (1 atm) : -77 oC
Suhu kritis : -133 oC
Tekanan kritis : 1657 psi
Spesifik Gravity (20 oC) : 0,817
Viskositas : 50,25
Tekanan uap (pada -33oC) : 100 kPa
Panas pembentukan (Kcal/mol) : -9,368; 25oC; -11,04
pada 0oC
(Perry’s chemical engineers’ handbook – 7th ed)
Sifat Kimia :
1. Bereaksi dengan asam nitrat sebagai berikut :
NH3 + HNO3 → NH4NO3
2. Amonia juga mengalami ionisasi seperti berikut :
2NH3 ⇌ NH4 + + NH2-
3. Pembakaran amonia hasil dengan kesulitan tetapi menghasilkan gas nitrogen dan
air.
4NH3 + 3O2 + panas → 2N2 + 6H2O
Namun, dengan menggunakan katalis dan di bawah kondisi yang suhu yang
sesuai, amonia bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan oksida nitrat, NO,
yang teroksidasi menjadi nitrogen dioksida, NO2, dan digunakan dalam sintesis
industri asam nitrat.
4. Amonia mudah larut dalam air dengan pembebasan panas.
NH3 + H2O ⇌ NH4 + + OH-

2.1.2 Udara
14
Udara merupakan campuran berbagai gas yang tidak berwarna dan tidak berbau yang
memenuhi ruang diatas permukaan bumi. Apabila dipanaskan, udara akan memuai. Udara yang
telah memuai menjadi lebih ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi tekanan udara turun
karena udaranya berkurang. Udara dingin mengalir ketempat udara yang bertekanan udarah
rendah lalu akan menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah, diatas tanah udara menjadi
panas dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas dan turunya udara dingin ini dinamakan
“konveksi”. Manusia serta makhluk hidup lainnya memerlukan udara untuk bernafas, walaupun
memiliki perbedaan cara penggunaan organ penafasannya (paru-paru, insang, kulit, da trakea).
Apabila makhluk hidup bernapas, kandungan oksigen berkurang, sementara kandungan
karbon dioksida bertambah. Ketika tumbuhan menjalani sistem fotosintesa, oksigen kembali
dibebaskan.
Udara terdiri dari 3 unsur utama, yaitu udara kering, uap air, dan aerosol. Kandungan
udara kering adalah 78% Nitrogen, 20%Oksigen, 0,93% Argon, 0,03% Karbon Dioksida,
0,003% gas-gas lain (Neon, Helium, Metana, Kripton, Xenon, Ozon, dan Radon). Uap air yang
ada pada udara berasal dari evaporasi (penguapan) pada laut, sungai, danau, dan tempat berair
lainnya. Dari komponen udara, yang digunakan untuk proses adalah udara oksigen.

Tabel. 2.1 Komponen Udara


Komponen Formula % Volume
Nitrogen N2 78,08
Oksigen O2 20,95
Argon Ar 0,934
Karbondioksida CO2 0,0314
Neon Ne 0,00182
Helium He 0,000524
Metana CH4 0,0002
Kripton Kr 0,000114

Manusia tidak akan bisa hidup di ruangan yang tidak memiliki udara. Manusia juga tidak
akan bisa hidup di dalam ruangan walaupun ruangan tersebut berisi udara jika komposisi

15
penyusun udaranya tidak tepat atau ada bahan berbahaya yang terlarut di dalam udara. Saat ini
kehidupan manusia ditopang oleh komposisi udara.
Macam-macam kandungan gas penyusun udara, yaitu:
1. Oksigen (O2)
Adalah unsur kimia dalam sistem tabel periodik yang mempunyai lambang O dan nomor
atom 8. Merupakan unsur yang mudah bereaksi dengan hampir semua unsur lainnya. Oksigen
merupakan unsur paling melimpah ketiga di alam semesta berdasarkan massa. Gas oksigen
mengisi 20,9% volume atmosfer bumi. Oksigen mengembun pada suhu 90,20 K (-182,95º C,
-297,31º F) dan membeku pada suhu 54,36 K (-218,79º C, -361,82º F), oksigen merupakan zat
yang sangat reaktif dan harus dipisahkan dari bahan-bahan yang mudah terbakar.
Oksigen atau O2 adalah udara yang diperlukan makhluk hidup untuk bernapas. Selain itu,
Oksigen (O2) juga digunakan dalam produksi baja dan untuk pengelasan. Gas oksigen (O 2),
merupakan gas yang diperlukan untuk pembakaran makanan dalam tubuh makhluk hidup.
Pembakaran tersebut menghasilkan energi yang dibutuhkan untuk melakukan segala aktivitas
manusia.
2. Nitrogen (N2)
Adalah unsur kimia dalam sistem periodik unsur yang memiliki lambang N dan nomor
atom 7. Biasanya ditemukan sebagai gas tanpa warna, tanpa bau, tanpa rasa dan merupakan gas
diatomik bukan logam yang stabil, sangat sulit bereaksi dengan unsur atau senyawa lainnya.
Nitrogen mengisi 78,08% atmosfer di bumi dan membentuk banyak senyawa penting seperti
asam amino, amoniak, asam nitrat dan sianida.

Nitrogen mengembun pada suhu 77 K (-196º C) pada tekanan atmosfer dan membeku
pada suhu 63 K (-210º C). Ada dua isotop nitrogen yang stabil yaitu 14N dan 15N. Yang paling
banyak adalah 14N (99,634%) yang dihasilkan dari bintang-bintang dan yang setelahnya adalah
15N.
Nitrogen (N2) dipakai untuk membuat ammonia yang pada gilirannya menjadi bahan baku
pembuatan pewarna, pupuk, bahan peledak, obat – obatan, dan plastik. Gas Nitrogen (N2) sangat
penting untuk tumbuh-tumbuhan. Hal ini disebabkan gas nitrogen merupakan bahan utama
penyubur tanah. Jadi gas nitrogen sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup manusia.

3. Karbondioksida (CO2)

16
Adalah senyawa kimia yang terdiri dari zat atom oksigen yang terikat secara kovalen
dengan sebuah atom karbon, berdasarkan volume rata-rata konsentrasi karbondioksida di
atmosfer bumi 387 ppm. Jumlah ini dapat bervariasi tergantung dari lokasi dan waktu.
Karbondioksida dihasilkan oleh semua hewan, tumbuh-tumbuhan, fungi dan mikroorganisme
pada proses respirasi dan digunakan oleh tumbuhan pada proses fotosintesis.
Karbondioksida tidak mempunyai bentuk cair pada tatanan dibawah 5,1 atm namun
langsung terjadi padat pada temperatur dibawah -78º C. Dalam bentuk padat, karbondioksida
umumnya disebut sebagai es kering. CO2 adalah oksida asam, larutan CO2 mengubah warna
lakmus biru menjadi merah muda.
Pada keadaan standar, rapatan karbondioksida sekitar 1,98 kg/m2. Kira-kira 1,5 kali lebih
berat dari udara. Molekul karbondioksida (O=C=O) mengandung dua ikatan rangkap yang
berbentuk linear. Senyawa ini tidak begitu reaktif dan tidak mudah terbakar, namun bisa
membantu pembakaran garam seperi magnesium.
Selain Oksigen (O2) yang berperan dalam proses pernapasan manusia, karbondioksida
(CO2) juga berperan dalam proses pernapasan manusia. Selain itu, karbondioksida menyebabkan
buah dalam minuman yang menguap atau bersuara mendesis ketika kemasannya dibuka. Karbon
dioksida (CO2) merupakan gas hasil pernapasan. Gas ini sangat diperlukan tumbuhan untuk
proses fotosintesis. Dalam udara, karbon dioksida berfungsi sebagai penyimpan panas yang
dipancarkan oleh bumi. Jika di atas permukaan bumi tidak ada karbon dioksida, bumi akan
menjadi sangat dingin. Namun jika terlalu banyak karbon dioksida maka permukaan bumi akan
menjadi sangat panas.

4. Argon (Ar)

Argon adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Ar dan nomor atom
18. Gas mulia ke-3, di periode 8, argon membentuk 1% dari atmosfer bumi.
5. Karbon monoksida (CO)

Gas ini sangat berbahaya, tidak berwarna dan tidak berbau, berat jenis sedikit lebih ringan
dari udara (menguap secara perlahan ke udara), CO tidak stabil dan membentuk CO 2 untuk
mencapai kestabilan ph gasnya. CO berbahaya karena bereaksi dengan hemoglobin darah
membentuk Carboxy hemoglobin (CO-Hb). Akibatnya fungsi Hb membawa oksigen ke sel- sel
tubuh terhalangi, sehingga gejala keracunan, sesak nafas dan penderita pucat.
17
6. Gas lain dalam udara

Kripton (Kr), neon (Ne), atau xenon (Xe) merupakan gas-gas yang sulit bereaksi dengan
unsur-unsur lain. Neon dan argon banyak digunakan untuk mengisi bohlam (lampu pijar). Gas
Helium (He) dan hidrogen (H2) merupakan gas yang sangat ringan. Oleh karena itu, dalam
atmosfer letaknya di lapisan bagian atas.
Gas-gas tersebut sering digunakan sebagai pengisi balon. Di matahari, terjadi reaksi fusi
(penggabungan) gas-gas hidrogen menjadi helium. Dari reaksi tersebut dihasilkan energi yang
sangat besar. Energi inilah yang merupakan sumber energi bagi kehidupan di bumi.
Ozon (O3,) merupakan salah satu bentuk molekul oksigen. Gas ozon terletak di bagian
adalah cahaya matahari yang mempunyai energi sangat tinggi. Sinar ini sangat berbahaya jika
yang sampai di bumi terlalu banyak. Makhluk hidup memerlukan udara untuk bernapas. Selain
manusia, hewan dan tumbuhan juga memerlukan udara untuk bernapas.
(Myers, Richard L, 2007 hal. 27-29)
Kegunaan udara diantaranya: sebagai pelindung terhadap radiasi sinar matahari (sebagian
sinar matahari d iserap udara sehingga suhu di bumi tidak begitu tinggi), sebagai sumber
berbagai macam zat yang berguna bagi kehidupan (oksigen berguna bagi kehidupan, nitrogen
berguna bagi tumbuhan), sebagai pelindung bumi dari tabrakan-tabrakan dengan benda langit
yang lain, karena meteorit-meteorit bergesekan dengan atmosfer sebelum sampai dibumi.
Udara juga digunakan untuk keperluan komunikasi. Lapisan udara bagian atas atau pada
ketinggian di atas 60 km berdasarkan partikel-partikel ion merupakan pemancar gelombang
radio. Pemancar satelit palapa untuk komunikasi, satelit cuaca untuk mengamati keadaan cuaca
dan satelit komunikasi TDRS (Telementry Data Relay Satellite) untuk membantu mengirimkan
hasil pemotretan ke stasiun bumi. Selain itu, udara juga dapat membantuu terjadi penyerbukkan
bunga dan menyerbuka tanah. Juga melindungi bumi dari radiasi dan mempengaruhi Musim
serta membawa uap air yang akan turun sebagai hujan.

Sifat Fisika :
Fase (1 atm, 25oC) : Gas
Titik didih (1 atm) : -182,95 oC
Titik beku (1 atm) : -218,79 oC
Suhu kritis : 154,77 oC
Tekanan kritis : 50,8 bar
Spesifik Gravity (20 oC) : -
Viskositas : -
18
Tekanan uap (pada -33oC) : 101,3 kPa (1 atm)
Panas penguapan : 6,82 KJ/mol
Kelembaban : 60% relative humidity
(Perry’s chemical engineers’ handbook – 7th ed)
Sifat Kimia :
1. Menempati ruang
2. Mengembang bila dipanaskan dan menyusut bila didinginkan
3. Udara panas mempunyai tekanan yang lebih rendah dari udara dingin
4. Udara yang bergerak memiliki tekanan yang lebih rendah daripada udara diam

2.1.3 Air (H2O)


Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H 2O: satu molekul air tersusun atas dua
atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna,
tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and
temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki
kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam,
beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.

Satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terkait secara kovalen pada satu
atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar,
yaitu pada tekanan 100 KPa (1 bar) dan temperatur 273,15 K (0°C).
Keadaan air yang berbentuk cair merupakan suatu keadaan yang tidak umum dalam
kondisi normal, terlebih lagi dengan memperhatikan hubungan antara hidrida-hidrida lain yang
mirip dalam kolom oksigen pada tabel periodik, yang mengisyaratkan bahwa air seharusnya
berbentuk gas, sebagaimana hidrogen sulfida. Dengan memperhatikan tabel periodik, terlihat
bahwa unsur-unsur yang mengelilingi oksigen adalah nitrogen, flor, dan fosfor, sulfur dan klor.
Semua elemen-elemen ini apabila berikatan dengan hidrogen akan menghasilkan gas pada
temperatur dan tekanan normal. Alasan mengapa hidrogen berikatan dengan oksigen membentuk
fase berkeadaan cair, adalah karena oksigen lebih bersifat elektronegatif ketimbang elemen-
elemen lain tersebut (kecuali flor).
19
Tarikan atom oksigen pada elektron-elektron ikatan jauh lebih kuat dari pada yang
dilakukan oleh atom hidrogen, meninggalkan jumlah muatan positif pada kedua atom hidrogen,
dan jumlah muatan negatif pada atom oksigen. Adanya muatan pada tiap-tiap atom tersebut
membuat molekul air memiliki sejumlah momen dipol. Gaya tarik-menarik listrik antar molekul-
molekul air akibat adanya dipol ini membuat masing-masing molekul saling berdekatan,
membuatnya sulit untuk dipisahkan dan yang pada akhirnya menaikkan titik didih air. Gaya
tarik-menarik ini disebut sebagai ikatan hidrogen.
Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat kimia. Air
berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di bawah tekanan dan temperatur
standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen (H+) yang
berasosiasi (berikatan) dengan sebuah ion hidroksida (OH-).
Dari sudut pandang biologi, air memiliki sifat-sifat yang penting untuk adanya
kehidupan. Air dapat memunculkan reaksi yang dapat membuat senyawa organik melakukan
replikasi. Semua makhluk hidup yang diketahui memiliki ketergantungan terhadap air. Air
merupakan zat pelarut yang penting untuk makhluk hidup dan adalah bagian penting dalam
proses metabolisme. Air juga dibutuhkan dalam fotosintesis dan respirasi. Fotosintesis
menggunakan cahaya matahari untuk memisahkan atom hidroden dengan oksigen. Hidrogen
akan digunakan untuk membentuk glukosa dan oksigen akan dilepas ke udara.
Perairan Bumi dipenuhi dengan berbagai macam kehidupan. Semua makhluk hidup
pertama di Bumi ini berasal dari perairan. Hampir semua ikan hidup di dalam air, selain itu,
mamalia seperi lumba-lumba dan ikan paus juga hidup di dalam air. Hewan-hewan seperti amfibi
menghabiskan sebagian hidupnya di dalam air. Bahkan, beberapa reptil seperti ular dan buaya
hidup di perairan dangkal dan lautan. Tumbuhan laut seperti alga dan rumput laut menjadi
sumber makanan ekosistem perairan. Di samudera, plankton menjadi sumber makanan utama
para ikan.
Peradaban manusia berjaya mengikuti sumber air. Mesopotamia yang disebut sebagai
awal peradaban berada di antara sungai Tigris dan Euphrates. Peradaban Mesir Kuno bergantung
pada sungai Nil. Pusat-pusat manusia yang besar seperti Rotterdam, London, Montreal, Paris,
New York City, Shanghai, Tokyo, Chicago, dan Hong Kong mendapatkan kejayaannya sebagian
dikarenakan adanya kemudahan akses melalui perairan.

20
Tubuh manusia terdiri dari 55% sampai 78% air, tergantung dari ukuran badan.[13] Agar
dapat berfungsi dengan baik, tubuh manusia membutuhkan antara satu sampai tujuh liter air
setiap hari untuk menghindari dehidrasi; jumlah pastinya bergantung pada tingkat aktivitas, suhu,
kelembaban, dan beberapa faktor lainnya. Selain dari air minum, manusia mendapatkan cairan
dari makanan dan minuman lain selain air. Sebagian besar orang percaya bahwa manusia
membutuhkan 8–10 gelas (sekitar dua liter) per hari,[14] namun hasil penelitian yang diterbitkan
Universitas Pennsylvania pada tahun 2008 menunjukkan bahwa konsumsi sejumlah 8 gelas
tersebut tidak terbukti banyak membantu dalam menyehatkan tubuh.[15] Malah kadang-kadang
untuk beberapa orang, jika meminum air lebih banyak atau berlebihan dari yang dianjurkan dapat
menyebabkan ketergantungan. Literatur medis lainnya menyarankan konsumsi satu liter air per
hari, dengan tambahan bila berolahraga atau pada cuaca yang panas.[16] Minum air putih
memang menyehatkan, tetapi kalau berlebihan dapat menyebabkan hiponatremia yaitu ketika
natrium dalam darah menjadi terlalu encer.
Pelarut digunakan sehari-hari untuk mencuci, contohnya mencuci tubuh manusia,
pakaian, lantai, mobil, makanan, dan hewan. Selain itu, limbah rumah tangga juga dibawa oleh
air melalui saluran pembuangan. Pada negara-negara industri, sebagian besar air terpakai sebagai
pelarut.

Air dapat memfasilitasi proses biologi yang melarutkan limbah. Mikroorganisme yang
ada di dalam air dapat membantu memecah limbah menjadi zat-zat dengan tingkat polusi yang
lebih rendah.

Air merupakan cairan singular, oleh karena kapasitasnya untuk membentuk jaringan
molekul 3 dimensi dengan ikatan hidrogen yang mutual. Hal ini disebabkan karena setiap
molekul air mempunyai 4 muatan fraksional dengan arah tetrahedron, 2 muatan positif dari
kedua atom hidrogen dan dua muatan negatif dari atom oksigen.[18] Akibatnya, setiap molekul
air dapat membentuk 4 ikatan hidrogen dengan molekul disekitarnya. Sebagai contoh, sebuah
atom hidrogen yang terletak di antara dua atom oksigen, akan membentuk satu ikatan kovalen
dengan satu atom oksigen dan satu ikatan hidrogen dengan atom oksigen lainnya, seperti yang
terjadi pada es. Perubahan densitas molekul air akan berpengaruh pada kemampuannya untuk
melarutkan partikel. Oleh karena sifat muatan fraksional molekul, pada umumnya, air merupakan
zat pelarut yang baik untuk partikel bermuatan atau ion, namun tidak bagi senyawa hidrokarbon.

21
Konsep tentang sel sebagai larutan yang terbalut membran, pertama kali dipelajari oleh
ilmuwan Rusia bernama Troschin pada tahun 1956. Pada monografnya, Problems of Cell
Permeability, tesis Troschin mengatakan bahwa partisi larutan yang terjadi antara lingkungan
intraselular dan ekstraselular tidak hanya ditentukan oleh permeabilitas membran, namun terjadi
akumulasi larutan tertentu di dalam protoplasma, sehingga membentuk larutan gel yang berbeda
dengan air murni.

Pada tahun 1962, Ling melalui monografnya, A physical theory of the living state,
mengutarakan bahwa air yang terkandung di dalam sel mengalami polarisasi menjadi lapisan-
lapisan yang menyelimuti permukaan protein dan merupakan pelarut yang buruk bagi ion. Ion
K+ diserap oleh sel normal, sebab gugus karboksil dari protein cenderung untuk menarik K+
daripada ion Na+. Teori ini, dikenal sebagai hipotesis induksi-asosiasi juga mengutarakan tidak
adanya pompa kation, ATPase, yang terikat pada membran sel, dan distribusi semua larutan
ditentukan oleh kombinasi dari gaya tarik menarik antara masing-masing protein dengan
modifikasi sifat larutan air dalam sel. Hasil dari pengukuran NMR memang menunjukkan
penurunan mobilitas air di dalam sel namun dengan cepat terdifusi dengan molekul air normal.
Hal ini kemudian dikenal sebagai model two-fraction, fast-exchange.

Keberadaan pompa kation yang digerakkan oleh ATP pada membran sel, terus menjadi
bahan perdebatan, sejalan dengan perdebatan tentang karakteristik cairan di dalam sitoplasma
dan air normal pada umumnya. Argumentasi terkuat yang menentang teori mengenai jenis air
yang khusus di dalam sel, berasal dari kalangan ahli kimiawan fisis. Mereka berpendapat bahwa
air di dalam sel tidak mungkin berbeda dengan air normal, sehingga perubahan struktur dan
karakter air intraselular juga akan dialami dengan air ekstraselular. Pendapat ini didasarkan pada
pemikiran bahwa, meskipun jika pompa kation benar ada terikat pada membran sel, pompa
tersebut hanya menciptakan kesetimbangan osmotik selular yang memisahkan satu larutan dari
larutan lain, namun tidak bagi air. Air dikatakan memiliki kesetimbangan sendiri yang tidak
dapat dibatasi oleh membran sel.

Para ahli lain yang berpendapat bahwa air di dalam sel sangat berbeda dengan air pada
umumnya. Air yang menjadi tidak bebas bergerak oleh karena pengaruh permukaan ionik,
disebut sebagai air berikat (bahasa Inggris: bound water), sedangkan air di luar jangkauan
pengaruh ion tersebut disebut air bebas (bahasa Inggris: bulk water).
22
Air berikat dapat segera melarutkan ion, oleh karena tiap jenis ion akan segera tertarik
oleh masing-masing muatan fraksional molekul air, sehingga kation dan anion dapat berada
berdekatan tanpa harus membentuk garam. Ion lebih mudah terhidrasi oleh air yang reaktif,
padat dengan ikatan lemah, daripada air inert tidak padat dengan daya ikat kuat. Hal ini
menciptakan zona air, sebagai contoh, kation kecil yang sangat terhidrasi akan cenderung
terakumulasi pada fase air yang lebih padat, sedangkan kation yang lebih besar akan cenderung
terakumulasi pada fase air yang lebih renggang, dan menciptakan partisi ion seperti serial
Hofmeister sebagai berikut:
Mg2+ > Ca2+ > H+ >> Na+

NH+ > Cs+ > Rb+ > K+

ATP3- >> ATP2- = ADP2- = HPO42-

I- > Br- > Cl- > H2PO4-


Catatan : densitas air berikat semakin tinggi ke arah kanan.

Interaksi antara molekul air berikat dan gugus ionik diasumsikan terjadi pada rentang
jarak yang pendek, sehingga atom hidrogen terorientasi ke arah anion dan menghambat interaksi
antara populasi air berikat dengan air bebas. Orientasi molekul air berikat semakin terbatas
permukaan molekul polielektrolit bermuatan negatif antara lain DNA, RNA, asam hialorunat,
kondroitin sulfat, dan jenis biopolimer bermuatan lain. Energi elektrostatik antara molekul
biopolimer bermuatan sama yang berdesakan akan menciptakan gaya hidrasi yang mendorong
molekul air bebas keluar dari dalam sitoplasma.
Pada umumnya, konsenstrasi larutan polielektrolit yang cukup tinggi akan membentuk
gel. Misalnya gel agarose atau gel dari asam hialuronat yang mengandung 99,9% air dari total
berat gel. Tertahannya molekul air di dalam struktur kristal gel merupakan salah satu contoh
kecenderungan alami setiap komponen dari suatu sistem untuk bercampur dengan merata.
Molekul air dapat terlepas dari gel sebagai respon dari tekanan udara, peningkatan suhu atau
melalui mekanisme penguapan, namun dengan turunnya rasio kandungan air, daya ikat ionik
yang terjadi antara molekul zat terlarut yang menahan molekul air akan semakin kuat.
Meskipun demikian, pendekatan ionik seperti ini masih belum dapat menjelaskan
beberapa fenomena anomali larutan seperti, perbedaan sifat air di dalam sitoplasma oosit hewan
katak dengan air di dalam inti sel dan air normal turunnya koefisien difusi air di dalam Artemia
23
cyst dibandingkan dengan koefisien air yang sama pada gel agarose dan air normal lebih
rendahnya densitas air pada Artemia cyst dibandingkan air normal pada suhu yang sama anomali
trimetilamina oksida pada jaringan otot
Kedua kandungan air normal, dan air dengan koefisien partisi 1,5 yang dimiliki
mitokondria pada suhu 0-4 °C. Fenomena anomali larutan ini dianggap terjadi pada rentang jarak
jauh yang berada di luar domain pendekatan ionik.
Energi pada molekul air menjadi tinggi ketika ikatan hidrogen yang dimiliki menjadi
tidak maksimal, seperti saat molekul air berada dekat dengan permukaan atau gugus
hidrokarbon. Senyawa hidrokarbon kemudian disebut bersifat hidrofobik sebab tidak membentuk
ikatan hidrogen dengan molekul air. Daya ikat hidrogen pada kondisi ini akan menembus
beberapa zona air dan partisi ion, sehingga dikatakan bahwa sebagai karakter air pada rentang
jarak jauh. Pada rentang ini, molekul garam seperti Na2SO4, sodium asetat dan sodium fosfat
akan memiliki kecenderungan untuk terurai menjadi kation Na+ dan anionnya.

Dalam seni air dipelajari dengan cara yang berbeda, ia disajikan sebagai suatu elemen
langsung, tidak langsung ataupun hanya sebagai simbol. Dengan didukung kemajuan teknologi
fungsi dan pemanfaatan air dalam seni mulai berubah, dari tadinya pelengkap ia mulai merambat
menjadi obyek utama. Contoh seni yang terakhir ini, misalnya seni aliran atau tetesan (sculpture
liquid atau droplet art).
Kegunaan air sebagai zat pelarut yang penting untuk makhluk hidup dan adalah bagian
penting dalam proses metabolisme. Air juga dibutuhkan dalam fotosintesis dan respirasi.
Fotosintesis menggunakan cahaya matahari untuk memisahkan atom hidroden dengan oksigen.
Hidrogen akan digunakan untuk membentuk glukosa dan oksigen akan dilepas ke udara. Air juga
berfungsi sebagai air minum untuk menghindari dehidrasi; jumlah pastinya bergantung pada
tingkat aktivitas, suhu, kelembaban, dan beberapa faktor lainnya. Selain dari air minum, manusia
mendapatkan cairan dari makanan dan minuman lain selain air.
Air juga berfungsi sebagai pelarut. Pelarut digunakan sehari-hari untuk mencuci,
contohnya mencuci tubuh manusia, pakaian, lantai, mobil, makanan, dan hewan. Selain itu,
limbah rumah tangga juga dibawa oleh air melalui saluran pembuangan. Pada negara-negara
industri, sebagian besar air terpakai sebagai pelarut. Air dapat memfasilitasi proses biologi yang
melarutkan limbah. Mikroorganisme yang ada di dalam air dapat membantu memecah limbah
menjadi zat-zat dengan tingkat polusi yang lebih rendah.
24
(Myers, Richard L, 2007 hal. 298-302)

Sifat Fisika :
Fase (1 atm, 25oC) : Cair tak berwarna
Titik didih (1 atm) : 100 oC
Titik beku (1 atm) : 0 oC
Suhu kritis : 374 oC
Tekanan kritis : 218 atm
Spesifik Gravity (20 oC) : 1,0
Viskositas : 0,894
Densitas (25oC) : 0,998 g/cm3
Kelarutan : -
Kemurnian : 100 %
(Perry’s chemical engineers’ handbook – 7th ed)
Sifat Kimia :
1. Air adalah zat kimia yang istimewa, terdiri dari dua atom hidrogen dan satu atom
oksigen. Panjang ikatan O--H = 95.7 picometers Sudut H--O---H = 104.5° Energi
ikatan O-H = 450 kJ/mol Momen dipol = 1.83 debyes
2. Elektrolisis
2H2O(l) → 2H2 (g) + O2 (g)

Gas hidrogen dan oksigen yang dihasilkan dari reaksi ini membentuk gelembung
pada elektrode dan dapat dikumpulkan. Prinsip ini kemudian dimanfaatkan untuk
menghasilkan hidrogen dan hidrogen peroksida (H2O2) yang dapat digunakan
sebagai bahan bakar kendaraan hydrogen.

3. Atom-atom hidrogen tertarik pada satu sisi atom oksigen, menghasilkan molekul
air yang mempunyai muatan positif pada atom hidrogen dan muatan negatif pada
atom oksigen. Karena muatan yang berlawanan tersebut di dalam molekul air
saling tarik menarik dan membuatnya menjadi lengket. Sisi positif dari suatu
molekul air tertarik pada sisi negatif dari molekul yang lain.
4. Molekul air berbentuk seperti huruf V disebabkan karena struktur geometrinya
yang tetrahedral (109,50) dan keberadaan pasangan elektron bebas pada atom
oksigen.
5. Bersifat polar karena adanya perbedaan muatan.
6. Sebagai pelarut yang baik karena kepolarannya.
7. Bersifat netral (pH=7) dalam keadaan murni
25
2.2 Asam Nitrat
Asam nitrat adalah larutan asam kuat yang mempunyai nilai pKa sebesar -2. Di dalam air,
asam ini terdisosiasi menjadi ion-ionnya, yaitu ion nitrat NO3− dan ion hidronium (H3O+).
Garam dari asam nitrat disebut sebagai garam nitrat (contohnya seperti kalsium nitrat atau
barium nitrat). Dalam temperatur ruangan, asam nitrat berbentuk uap berwarna merah atau
kuning.

Asam nitrat dan garam nitrat adalah seseatu yang berbeda dengan asam nitrit dan
garamnya, garam nitrit.
Sebagai mana asam pada umumnya, asam nitrat bereaksi dengan alkali, oksida basa, dan
karbonat untuk membentuk garam, seperti amonium nitrat. Karena memiliki sifat mengoksidasi,
asam nitrat pada umumnya tidak menyumbangkan protonnya (yakni, ia tidak membebaskan
hidrogen) pada reaksi dengan logam dan garam yang dihasilkan biasanya berada dalam keadaan
teroksidasi yang lebih tinggi.Karenanya, perkaratan (korosi) tingkat berat bisa terjadi. Perkaratan
bisa dicegah dengan penggunaan logam ataupun aloi anti karat yang tepat.
Asam nitrat memiliki tetapan disosiasi asam (pKa) 1,4: dalam larutan akuatik, asam nitrat
hampir sepenuhnya (93% pada 0.1 mol/L) terionisasi menjadi ion nitrat NO 3 dan proton
terhidrasi yang dikenal sebagai ion hidronium, H3O+.
HNO3 + H2O → H3O+ + NO3-
Asam nitrat dibuat dengan mencampur nitrogen dioksida (NO2) dengan air. Menghasilkan
asam nitrat yang sangat murni biasanya melibatkan distilasi dengan asam sulfat, karena asam
nitrat membentuk sebuah azeotrop dengan air dengan komposisi 68% asam nitrat dan 32% air.
Asam nitrat kualitas komersial biasanya memiliki konsentrasi antara 52% dan 68% asam nitrat.
Produksi komersial dari asam nitrat melalui proses Ostwald yang ditemukan oleh Wilhelm
Ostwald.

26
Asam nitrat dapat dibuat dengan mereaksikan 200 gram potasium nitrat (KNO3) ke dalam
larutan asam sulfat (H2SO4) 96% 106 ml, kemudian mendistilasi campuran ini di titik didih asam
nitrat (83 °C) sampai hanya tersisa kristal putih potasium hidrogen sulfat (KHSO 4), di tabung
reaksinya.
Asam nitrat dibuat dengan reaksi nitrogen dioksida (NO2) dengan air.
3 NO2 + H2O → 2 HNO3 + NO

Biasanya, oksida nitrat dihasilkan oleh reaksi reoxidized oleh oksigen di udara untuk
menghasilkan tambahan nitrogen dioksida.
Menggelegak nitrogen dioksida melalui hidrogen peroksida dapat membantu untuk
meningkatkan hasil asam.
2 NO2 + H2O2 → 2 HNO3
Larutan asam nitrat kelas komersial biasanya antara 52% dan 68% asam nitrat. Produksi
asam nitrat adalah melalui proses Ostwald, dinamai kimiawan Jerman Wilhelm Ostwald. Dalam
proses ini, amonia anhidrat teroksidasi untuk oksida nitrat, dengan adanya platinum atau rodium
kasa pada suhu tinggi sekitar 500 K dan tekanan 9 bar.
4 NH3 (g) + 5 O2 (g) → 4 NO (g) + 6 H2O (g) (ΔH = -905,2 kJ)
Nitrat oksida kemudian direaksikan dengan oksigen di udara untuk membentuk nitrogen
dioksida.
2 NO (g) + O2 (g) → 2 NO2 (g) (ΔH = -114 kJ / mol)

Hal ini kemudian diserap dalam air untuk membentuk asam nitrat dan nitrit oksida.

3 NO2 (g) + H2O (l) → 2 HNO3 (aq) + NO (g) (ΔH = -117 kJ / mol)

Oksida nitrat bersepeda kembali untuk reoksidasi. Atau, jika langkah terakhir dilakukan di udara:

4 NO2 (g) + O2 (g) + 2 H2O (l) → 4 HNO3 (aq)


HNO3 encer yang diperoleh dari proses distilasi menghasilkan terkonsentrasi sekitar 68%
oleh massa. Konsentrasi lebih lanjut untuk 98% dapat dicapai dengan dehidrasi dengan H2SO4
pekat. Dengan menggunakan amonia yang berasal dari proses Haber, produk akhir dapat
dihasilkan dari nitrogen, hidrogen, dan oksigen yang berasal dari udara dan gas alam sebagai
satu-satunya bahan baku.

27
Sebelum pengenalan proses Haber untuk produksi amoniak pada tahun 1913, asam nitrat
diproduksi menggunakan proses Birkeland-Eyde, juga dikenal sebagai proses busur. Proses ini
didasarkan pada oksidasi nitrogen atmosfer oleh oksigen atmosfer untuk oksida nitrat pada suhu
yang sangat tinggi. Busur listrik digunakan untuk menyediakan suhu tinggi, dan hasil hingga 4%
oksida nitrat diperoleh. Oksida nitrat didinginkan dan teroksidasi oleh oksigen atmosfer tersisa
untuk nitrogen dioksida, dan ini kemudian diserap dalam asam nitrat encer.

Di laboratorium, asam nitrat dapat dibuat oleh dekomposisi termal tembaga (II) nitrat,
menghasilkan nitrogen dioksida dan oksigen gas, yang kemudian melewati air untuk
memberikan asam nitrat.
2 Cu (NO3)2 → 2 CuO (s) + 4 NO2 (g) + O2 (g)
Rute alternatif adalah dengan reaksi massa kira-kira sama dari setiap garam nitrat seperti
natrium nitrat dengan 96% asam sulfat (H2SO4), dan penyulingan campuran ini pada titik didih
asam nitrat ini dari 83 ° C. Sebuah residu nonvolatile dari sulfat logam tetap di kapal distilasi.
Merah asam nitrat yang diperoleh dapat dikonversi menjadi asam nitrat putih.
2 NaNO3 + H2SO4 → 2 HNO3 + Na2SO4
NOx terlarut dapat segera dihapus menggunakan tekanan rendah pada suhu kamar (10-30
menit pada 200 mmHg atau 27 kPa) untuk memberikan asam nitrat berasap putih. Prosedur ini
juga dapat dilakukan di bawah tekanan rendah dan suhu dalam satu langkah untuk menghasilkan
kurang gas nitrogen dioksida.
Encer asam nitrat dapat terkonsentrasi dengan distilasi hingga asam 68%, yang
merupakan azeotrop didih maksimal mengandung 32% air. Di laboratorium, konsentrasi lebih
lanjut melibatkan distilasi dengan baik asam sulfat atau magnesium nitrat yang bertindak sebagai
agen dehidrasi. Distilasi tersebut harus dilakukan dengan alat semua kaca pada tekanan
berkurang, untuk mencegah dekomposisi asam. Industri, asam nitrat sangat terkonsentrasi
diproduksi dengan melarutkan nitrogen dioksida tambahan dalam asam nitrat 68% dalam menara
absorpsi. Oksida nitrogen terlarut yang baik dilucuti dalam kasus asam nitrat berasap putih, atau
tetap dalam larutan untuk membentuk merah marah nitrat.
Asam nitrat adalah asam korosif dan agen pengoksidasi kuat. Bahaya utama yang
ditimbulkan oleh itu adalah luka bakar kimia seperti melakukan hidrolisis asam dengan protein
(amida) dan lemak (ester) yang akibatnya terurai jaringan hidup (misalnya kulit dan daging).
Asam nitrat pekat noda kulit manusia kuning karena reaksinya dengan keratin tersebut. Ini noda
28
kuning berubah oranye ketika dinetralkan. Efek sistemik tidak mungkin, bagaimanapun, dan
substansi tidak dianggap sebagai karsinogen atau mutagen.
Standar pengobatan pertolongan pertama untuk tumpahan asam pada kulit, seperti untuk
agen korosif lainnya, irigasi dengan sejumlah besar air. Cuci dilanjutkan selama setidaknya
sepuluh sampai lima belas menit untuk mendinginkan jaringan sekitar luka bakar asam dan untuk
mencegah kerusakan sekunder. Pakaian yang terkontaminasi akan segera dihapus dan kulit yang
mendasari dicuci secara menyeluruh.
Menjadi agen oksidasi yang kuat, reaksi asam nitrat dengan senyawa seperti sianida,
karbida, serbuk logam dapat meledak dan orang-orang dengan banyak senyawa organik, seperti
terpentin, yang kekerasan dan hypergolic (yaitu diri memicu). Oleh karena itu, harus disimpan
jauh dari pangkalan dan organik.
Kegunaan asam nitrat (HNO3) yaitu sebagai bahan baku pembuatan berbagai bahan
peledak, diantaranya trinitrotoluena atau TNT. Digunakan pula dalam proses pemurnian logam.
Sebagai contoh platina, emas dan perak. HNO3 digunakan dalam proses desain barang-barang
berbahan tembaga, perunggu dan kuningan. Campuran antara asam klorida pekat dan asam nitrat
pekat, dengan perbandingan 3:1, biasa digunakan sebagai pelarut logam mulia, yaitu emas dan
platina. Campuran tersebut biasa disebut dengan Aqua Regia atau air raja. HNO3 digunakan pula
untuk menghilangkan atau membersihkan peralatan proses dari kerak kalsium dan magnesium
yang menempel di dalamnya.
(Myers, Richard L, 2007 hal. 194)
Sifat Fisika :
Fase (1 atm, 25oC) : Cair tak berwarna
Titik didih (1 atm) : 122 oC
Titik beku (1 atm) : -42 oC
Suhu kritis : 247 oC
Tekanan kritis : 68 atm
Spesifik Gravity (20 oC) : 1,51
Viskositas : 12,8
Densitas (25oC) : 1,41 g/cm3
Panas pembentukan (ᴧHf) gas : -134,31 KJ/mol
Panas pembentukan (ᴧHf) solid -174 KJ/mol
Panas pembentukan (ᴧHf) cair : -184 KJ/mol
Kelarutan : Larut dalam air
Kemurnian : 95 %
Entropi gas 1 bar : 266,39 J/mol K
Entropi cair 1 bar : 156 J/mol K

29
(Perry’s chemical engineers’ handbook – 7th ed)
Sifat Kimia :
1. Nitrasi
Asam nitrat direaksikan dengan gliserin membentuk nitrogliserin.
C3H5(OH)3 + 3HNO3 → C3H5(ONO2)3 + 3H2O
2. Asam nitrat dapat terbentuk dari amonia
4HNO3 + 5O2 → 4NO + 6H2O
2NO + O2 → 2NO2
3NO2 + H2O → 2HNO2 + NO
3. Amonia direaksikan dengan Natrium Bisulfat menghasilkan Natrium Nitrat dan
Asam Sulfat
HNO3 + NaSO4 → NaNO3 + H2SO4
4. Logam-logam mulia Au dan Pt tidak dapat berekasi dengan HNO3
5. HNO3 terhadap logam
Disini terbentuk oksida bukan logam dengan martabat yang tertinggi, yang
kemudian berubah menjadi logam.
6HNO3 → 3H2O + 6NO2 + 1 ½ O2
S + 3O → SO3
SO3 + H2O → H2SO4
6HNO3 + S → H2SO4 + 6NO2 + 2H2O
6. Campuran HNO3 dan HCL dalam perbandingan 1 : 3 disebut aqua regia. Logam-
logam mulia tidak dapat bereaksi dengan HCl atau HNO 3 dapat larut dalam aqua
regia.

2.3 Proses Pembuatan Asam Nitrat


Proses pembuatan Asam Nitrat ada 5 macam proses yaitu sebagai berikut :
a. Proses Winconsin

Proses Winconsin merupakan proses thermal fiksasi langsung nitrogen dan


oksigen dari udara. Pada proses ini udara dipanaskan pada temperature di atas 200 oC
dengan mengkontakkannya dengan suatu lapisan bahan bakar batuan magnesia yang

30
apans dan kemudian dengan cepat didinginkan, menghasilkan nitrogen oksida. Kemudian
nitrogen oksida yang dihasilkan masuk ke dalam striper.
Kesulitas proses ini adalah mempertahankan temperature yang sangat tinggi
dalam waktu yang lama.

Gambar 2.1 Flow diagram Proses Winconsin

b. Proses Birkeland Eyde


Proses Birkeland Eyde merupakan pembakaran langsung antara oksigen dan
nitrogen dalam suatu busur listrik pada suhu 3000 oC. Hasil dari busur listrik berupa
Nitrogen Monoksida (NO) yang selanjutnya dilarutkan dalam air sehingga membentuk
asam nitrat. Reaksinya sebagai berikut :
N2 + O2 → 2NO
2NO + O2 → 2NO2 (pada 600 oC)
3NO2 + H2O → 2HNO3 + NO

31
Gambar 2.2 Flow Diagram Proses Birkeland Eyde

c. Proses Valentiner

Pada proses Valentiner, asam nitrat dihasilkan dengan mereaksikan Chile Salpeter
(mineral yang mengandung NaNO3) dengan asam sulfat pekat. Bisulfate diperoleh
sebagai produk samping.secara sederhana, rekasinya sebagai berikut :

NaNO3 + H2SO4 → NaHSO4 + HNO3

32
Gambar 2.3 Flow Diagram Proses Valentiner

d. Proses Nuklir

Nitrogen dioksida dapat diperoleh dengan cara meradiasikan udara pada


reactor nuklir. Asam nitrat dapat diperoleh sebagai produk samping reaktor nuklir.
Tetapi penerapan proses ini membutuhkan investasi yang sangat besar.

Gambar 2.4 Flow Diagram proses nuklir

e. Proses Ostwald

Proses Ostwald berdasarkan oksidasi katalitik dari ammonia dengan udara


pada suhu 800 – 940 oC membentuk asam nitrat. Dari segi teknis dan biaya,
proses ini jauh lebih baik dari proses lainnya. Pada proses ini, ammonia dan
oksigen direaksikan dengan bantuan katalis. Hasil reaksi berupa gas NO dan H 2O.
gas – gas ini kemudian didinginkan, dengan kelebihan oksigen, NO dioksidasi
menjadi NO2 dan dengan kondensat H2O akan membentuk HNO3.

Proses Ostwald memiliki 3 bagian penting :

1. Oksidasi ammonia menjadi nitrogen monoksida sebagai berikut :

4NH3 + 5O2 → 4NO + 6H2O

33
Oksidasi ammonia adalah reaksi eksotermis dengan ᴧH = -24,8 kcal/mol. Reaksi
dilaksanakan menggunakan katalis Platina – Rhodium pada temperature 900oC.

2. Oksidasi nitrogen monoksida menjadi nitrogen dioksida dengan oksidator


udara melalui persamaan sebagai berikut :

2NO + O2 → 2NO2 + N2O4


3. Absorpsi ammonia oleh air membentuk asam nitrat melalui reaksi berikut :
3NO2 + H2O → 2HNO3 + NO

Gambar 2.5 Flow diagram Proses Ostwald

Tabel 2.2 Perbandingan proses- proses pembuatan asam nitrat


Parameter Proses Winconsin Proses Birkeland Proses Valentiner Proses Ostwald
Eyde
Bahan baku N2 dan O2 N2 dan O2 NaNO3.H2SO4 NH3 dan O2
Kondisi Operasi:

Tekanan Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi

34
Suhu >2000oC >3000oC Tinggi 800 – 900 oC
Biaya Operasi Besar Besar Besar Relatif Kecil
Kualitas produk Tanpa produk Tanpa produk Bisulfat sebagai HNO3 50-68%
samping samping produk samping tanpa produk
samping
Dampak Gas buang tinggi Gas buang tinggi Gas buang tinggi Gas buang rendah
lingkungan

Beberapa alasan dipilihnya modifikasi proses Otswald :

1. Bahan baku berupa ammonia, oksigen, dansteam mudah diperoleh dengan jumlah yang
memadai.

2. Menyingkirkan kebutuhan menara absorpsi dan kerugian yang menyertainya.

3. Produk yang dihasilkan menghasilkan nitrogen dioksida dalam jumlah kecil sehingga
tidak membutuhkan proses bleaching.

35

Anda mungkin juga menyukai