Agus M. H. Putranto
Kata Kunci: ekstraksi cair-cair, asam butirat, TBF, TEF, polusi perairan.
158
Putranto, A. M. H, Metoda Ekstrasi Cair-Cair .............. 159
akan diketahui pelarut mana yang mulai dari 30% - 80% (v/v).
memiliki daya ekstraksi lebih tinggi. Sedangkan perbandingan volume
Industri pengolahan kelapa antara fasa organik (pelarut organik
sawit dalam produksinya menghasil- + diluent) dengan fasa airnya
kan asam-asam lemak yang larut (larutan asam butirat dalam air)
dan tidak larut dalam air. Asam adalah 1 : 1. Campuran fasa organik
stearat, asam palmitat, asam lino- dengan fasa air kemudian dikocok
leat, asam oleat adalah merupakan selama 3 jam sebagai proses kontak
asam-asam lemak tidak bebas yang ekstrasinya, kemudian didiamkan
tidak larut di dalam air dan persen- selama 2 jam untuk penyempurnaan
tasenya cukup besar, sehingga proses pemisahannya. Kemudian di-
asam-asam tersebut dapat dipisah- analisa pada fasa airnya untuk me-
kan dengan mudah yang sekaligus ngetahui kemampuan ekstraksi dari
menjadi produksi utama. Sedangkan masing-masing pelarut organiknya.
asam lemak bebas dengan rantai Ekstraksi cair-cair/Liquid-
karbon pendek sebagai produksi Liquid Extraction (LLE), adalah
tambahan dengan persentase kecil, merupakan sistem pemisahan seca-
kebanyakan larut di dalam air, ra kimia-fisika dimana zat yang akan
sehingga sulit untuk dipisahkan. Hal diekstraksi, dalam hal ini asam-asam
ini yang biasanya diabaikan dan karboksilat atau asam-asam lemak
langsung dibuang sebagai limbah bebas yang larut dalam fasa air,
cair, sehingga mencemari lingku- dipisahkan dari fasa airnya dengan
ngan perairan. Maka dalam pene- menggunakan pelarut organik, yang
litian ini berhasil dipisahkan asam- tidak larut dalam fasa air, secara
asam karboksilat tersebut dari lim- kontak langsung baik kontinyu
bah cairnya, agar tidak mencemari maupun diskontinyu (Coeure et al,
lingkungan dan nantinya dapat 1965).
dimurnikan untuk dijual lagi, Sistem ekstraksi cair-cair
sehingga dapat mengurangi beaya (Liquid-liquid Extraction) dengan
operasional penanganan limbahnya. menggunakan pelarut organik untuk
Dalam penelitian ini dipergunakan memisahkan asam-asam organik,
limbah model dengan variasi mendapatkan perhatian dikalangan
persentase volume (v/v) pelarut para peneliti, beberapa tahun
organo fosfor terhadap diluentnya belakangan ini. Terutama pemakai-
Putranto, A. M. H, Metoda Ekstrasi Cair-Cair .............. 161
O
H3C (CH2)3 O
xx
H3C (CH2)3 O P O xx H O C R
H3C (CH2)3 O
O H O C R
H
Gambar 2. Ikatan hidrogen antara molekul air dengan asam karboksilat
O
C8H17
C8H17 N H O C R
C8H17
Gambar 3. Reaksi ikatan TIOA/TAA dengan asam karboksilat
nik dan fasa air adalah (Δρ ≥ 0,1 sekunder akan membentuk amida
tasi proses pengendapan dan sistem destilasi. Hal ini hanya akan
volume TBF dan TEF akan semakin dengan pertambahan jumlah volume
meningkatkan harga koefisien pelarutnya. Yaitu, mulai dari 0,06
partisinya. Hal ini bisa diterima, untuk 5 g/L asam butirat dengan
dikarenakan semakin besar konsen- pelarut TBF, 0,05 untuk 5 g/L asam
trasi ekstraktan akan menaikkan butirat dengan pelarut TEF dan 0,04
daya ekstraksinya. Namun perlu untuk 10 g/L asam butirat dengan
diingat bahwa, semakin besar pelarut TBF dan 0,03 untuk 10 g/L
konsentrasi pelarut TBF dan TEF, asam butirat dengan pelarut TEF
akan meningkatkan pula viskositas pada 30% v/v campuran pelarut
pelarut pada organiknya dan organik hingga 0,86 untuk asam
kelarutan dari pelarut tersebut dalam butirat 5 g/L asam butirat dengan
fasa airnya. Hal ini akan berakibat pelarut TBF dan 0,77 untuk 10 g/L
pada proses dekantasi antara fasa asam butirat dengan pelarut TEF
organik dan fasa air akan makin sulit pada 80% v/v campuran pelarut
terpisah, yang akhirnya akan organiknya. Apabila ditinjau dari
menambah waktu dekantasi menjadi jumlah gugus karboksilat yang
lebih lama. Dilain pihak dengan dimiliki oleh asam butirat, maka
menaikkan volume pelarut, akan asam ini adalah asam dengan satu
meningkatkan biaya operasionalnya, gugus karboksilat. Apabila ditinjau
sehinga akan merugikan pihak dari panjang rantai karbon yang
industri sebagai pengolah limbah. terikat pada masing-masing pelarut
Untuk itu dalam penilitian ini dibatasi organiknya (TBF dan TEF), disini
dengan penggunaan pelarut TBF tampak bahwa semakin panjang
dan TEF hingga maksimum 80% v/v. rantai karbon, akan semakin kuat
Dari hasil penelitian nampak memutus ikatan hidrogen antara
bahwa besarnya koefisien partisi asam butirat dengan air. Dengan
dari kedua konsentrasi asam butirat bertambahnya rantai karbon akan
meningkat seiring dengan bertam- meningkatkan kepolaran pelarutnya,
bahnya volume pelarut organik sehingga dapat meningkatkan
dalam campuran pelarut dengan reaktivitas gugus fosforilnya dan
diluent (dodekana). Kenaikan terse- menghasilkan koefisien partisi lebih
but merambat secara linier sesuai besar.
168 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 6 No.2, Agustus 2009 (158 – 172)
1
KoefisienPartisi
0.8
0.6
0.4
0.2
0
30 40 50 60 70 80
Persentase Vol Pelarut Organik
TBF TEF
Gambar 4. Koefisien Partisi Asam Butirat 5 g/L antara pelarut TBF dan TEF
0.9
0.7
KoefisienPartisi
0.5
0.3
0.1
-0.1 30 40 50 60 70 80
Persentas e Vol Pelarut Organik
TBF TEF
Gambar 5. Koefisien Partisi Asam Butirat 10 g/L antara pelarut TBF dan TEF
Putranto, A. M. H, Metoda Ekstrasi Cair-Cair .............. 169
55
Persentase Asam
45
Terkestraks
35
25
15
5
30 40 50 60 70 80
Pers entas e Vol Pelarut Organik
TBF TEF
55
Persenatse Asam
45
Terkestraks
35
25
15
5
30 40 50 60 70 80
Persentase Vol Pelarut Organik
TBF TEF
asamnya, yang berarti sulit terion limbah cair industri kelapa sawit,
dalam larutan, sehingga menyebab- karena bernilai ekonomis dan
kan asam dalam posisi sedikit atau dapat membersih-kan perairan
tidak terdesosiasi. Dalam sistem dari polusi lingkungan.
ekstraksi cair-cair, maka asam yang 2. Semakin tinggi persentase
terekstraksi adalah asam yang volume TBF dan TEF dalam -
dalam posisi tidak terdesosiasi. pelarut organo phosphor (TEF +
Namun secara garis besar dapat Dodekan) akan dapat mening-
dilihat bahwa dengan peningkatan katkan kemampuan ekstraksi ter-
jumlah pelarut organo phosphor hadap asam butirat yang terkan-
akan meningkatkan jumlah asam dung dalam limbah cair industri
yang terkestraksi. Peningkatan kelapa sawit, dengan kemampu-
kemampuan ekstraksi linier dengan an ekstraks maksimum 53,34%
peningkatan konsentrasi TBF dan pada konsentrasi 80% v/v TBF
TEF dalam komposisi antara pelarut dan 52,78 pada 80% v/v TEF.
dengan diluennya. Tidak terdapat 3. Pelarut TBF ternyata memiliki
perbedaan yang berarti pada kemampuan ekstraksi lebih baik
penggunaan pelarut organik antara daripada TEF, walaupun selisih-
TBF dan TEF untuk mengekstreaksi nya tidak terlampau besar, baik
asam butirat, dikarenakan hanya untuk konsentrasi asam butirat 5
selisih dua rantai karbon saja. g/L maupun 10 g/L dalam limbah
Namun demikian TBF sedikit lebih cair industri kelapa sawit. Hal ini
unggul dalam kemampuan sesuai dengan mekanisme reak-
ekstraksinya, karena terdiri dari si dan sifat sebagai pelarut
empat buah rantai karbon organiknya, yaitu semakin
dibandingkan dengan TEF yang panjang rantai karbon akan me-
hanya meiliki dua rantai karbon saja. ningkatkan daya ekstraksinya.
KESIMPULAN SARAN
Dari hasil penelitian ini dapat Demi perkembangan sains
disimpulkan bahwa: dan tekonologi serta permintaan dari
1. Ekstraksi cair-cair merupakan kalangan pengusaha agroindustri,
metode/cara yang baik untuk maka perlu dilakukan inovasi untuk
memisahkan asam butirat dari menemukan pelarut organik yang
172 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 6 No.2, Agustus 2009 (158 – 172)