Inversi Gula
Laju inversi gula adalah laju reaksi hidrolisis sukrosa menjadi
fruktosa dan glukosa dan memiliki orde reaksi yang merupakan pangkat-
pangkat dalam persamaan laju reaksi kimia. Disakarida sukrosa adalah
berupa gula pasir biasa, Sukrosa adalah suatu disakarida yang dapat
dihidrolisis menjadi glukosa dan fruktosa (Bird, 1991).
Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hidrogen dan oksigen
yang terdapat dalam alam. Karbohidrat sangat beranekaragam sifatnya.
Misalnya, sukrosa (gula pasir) dan kapas, keduanya adalah karbohidrat.
Salah satu perbedaan utama antara pelbagai tipe karbohidrat ialah ukuran
molekulnya. Gula merupakan zat optis aktif. Bila cahaya terpolarisasi
linier jatuh pada bahan optis aktif, maka cahaya yang keluar bahan akan
tetap terpolarisasi linier dengan arah bidang getar terputar terhadap arah
bidang getar semula.
INVERSI GULA 1
Sifat optis aktif zat dispesifikasikan dengan sudut putar jenis.Sudut
putar bidang polarisasi sebanding dengan sudut putar jenis dan konsentrasi
bila sudut putar jenis diketahui dan sudut putar bidang polarisasi dapat
diukur, maka konsentrasi (kadar) zat optis aktif dapat ditentukan (hal ini
merupakan prinsip yang digunakan untuk menentukan kadar zat optis.
Gula inversi adalah campuran D-glukosa dan D- fruktosa yang
diperoleh dengan hidrolisis asam atau enzimatik dari sukrosa. Enzim yang
mengkatalis hidrolisis sukrosa disebut invertase,bersifat spesifik untuk
ikatan β-Dfruktofuranosida dan terdapat dalam ragi dan lebah (madu
terutama terdiri dari gula inversi). Berdasarkan teori bahwa mayoritas gula
adalah fruktosa dan fruktosa membelokkan cahaya ke kiri. Gula yang
terdiri dari Sukrosa maupun Glukosa memutar cahaya ke kanan. Sukrosa
memiliki rotasi +66,5° (positif) produk yang dihasilkan glukosa[α]=
+52,7° dan fruktosa [α] = -92,4o mempunyai rotasi netto negatif.Dengan
mengetahui pembelokan cahaya yang dihasilkan oleh larutan gula, dapat di
analisa jenis/komposisi gula yang ada dalam larutan tersebut
Sudut putar jenis jenis dapat dihitung :
𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑎𝑡𝑖
𝛼= 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔 (𝑑𝑚)𝑥 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 ( ⁄𝑚𝐿)
Reaksi inversi gula :
INVERSI GULA 2
dapat digolongkan kedalam reaksi orde satu, C12H22O11 +
H2O C6H12O6 + C6H12O6. Dan rumus yang digunakan ln Csc/C = Kt
dan Ks = (1/b) ln(Ccs/Cs) untuk mencari K1 dari persamaan tersebut perlu
diketahui konsentrasi sukrosa mula-mula pada waktu t (Fessenden,1992).
Pada umumnya konstrasi reaktan dapat diketahui dengan jalan
titrasi, tetapi untuk menitrasi campuran sukrosa, glukosa dan fruktosa
adalah sangat sulit. Karena itu untuk mengetahui konsentrasi sukrosa dapat
dipakai cara polarimeter. Hal ini berdasarkan pemutaran bidang polarisasi,
dimana sukrosa dan glukosa akan memutar bidang polarisasi ke kanan dan
fruktosa akan memutar sudut polasrisasi kekiri yang lebih kuat. Larutan
sukrosa murni memutar bidang polarisasi ke kanan. Walaupun hidrolisis
sudah berjalan, maka glukosa dan fruktosa akan terbentuk, sehingga
pemutaran bidang polarisasi ke kanan akan diperkecil. Pada akhir reaksi,
dimana sukrosa habis, larutan menjadi memutar bidang polarisasi ke
kiri (Harjadi,1990).
1 𝐶 1 (𝑎0 − 𝑎𝑎 )
𝐾 = ln ( ) = 𝑙𝑛
𝑡 𝐶0 𝑡 (𝑎𝑡 − 𝑎𝑎 )
Dimana a0 adalah sudut pemutar mula-mula, at adalah pemutaran waktu t,
dan aa adalah sudut pemutaran akhir (Harjadi,1990).
Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu konsentrasi,
luas permukaan sentuhan, suhu, dan katalis. Oleh karena itu, reaksi kimia
dapat berjalan cepat atau lambat. Dalam industri, reaksi kimia perlu
dilangsungkan pada kondisi tertentu agar produknya dapat diperoleh
dalam waktu yang sesingkat mungkin. Reaksi dapat dikendalikan dengan
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhinya. Aplikasinya dalam
kehidupan sehari-hari adalah pembuatan kopi atau teh yang menggunakan
pelarut bersuhu tinggi dengan tujuan untuk meningkatkan laju reaksi
(Achmad,2001).
Dalam hidrolisia sukrosa, atom H dari asam klorida atau asam
asetat berfungsi sebagai katalisator. Katalisator adalah zat, ion atau gugus
yang mempercepat atau memperlambat reaksi, tetapi pada akhir reaksi
dilepas kembali dalam bentuk asalnya (tidak mengalami perubahan).
INVERSI GULA 3
Katalisator dibagi menjadi dua jenis yaitu katalisator positif dan katalisator
negatif. Dimana katalisator positif adalah katalisator yang mempercepat
reaksi dan katalisator negatif adalah katalisator yang memperlambat/
menghentikan reaksi. Istilah katalisator biasanya digunakan untuk
katalisator positif,sedangkan katalisator negatif digunakan istilah inhibitor
atau poison (racun)(Achmad,2001).
Polarimeter adalah instrumen ilmiah yang digunakan untuk
mengukur sudut rotasi yang cara penggunaannya adalah dengan
melewatkan cahaya terpolarisasi melalui zat optik aktif. Beberapa zat
kimia aktif optik dan terpolarisasi (searah) cahaya akan berputar balik ke
kiri (berlawanan arah jarum jam) atau kanan (searah jarum jam) ketika
melewati zat ini. Dan jumlah dimana cahaya diputar dikenal dengan sudut
rotasi. Sebelum digunakan polarimeter haruslah dikalibrasikan dulu hal ini
ditujukan untuk mempermudah dalam hal pengamatan (Oxtoby,2001).
Polarimetri adalah suatu cara analisa yang didasarkan pada
pengukuran sudut putaran (optical rotation) cahaya terpolarisir oleh
senyawa yang transparan dan optis aktif apabila senyawa tersebut dilewati
sinar monokromatis yang terpolarisir tersebut. Senyawa optis aktif adalah
senyawa yang dapat memutar bidang getar sinar terpolarisir. Zat yang
optis ditandai dengan adanya atom karbon asimetris atau atom C kiral
dalam senyawa organik, contoh : kuarsa ( SiO2 ), fruktosa. Cahaya
monokromatik pada dasarnya mempunyai bidang getar yang banyak
sekali. Bila dikhayalkan maka bidang getar tersebut akan tegak lurus pada
bidang datar. Bidang getar yang banyak sekali ini secara mekanik dapat
dipisahkan menjadi dua bidang getar yang saling tegak lurus. Yang
dimaksud dengan cahaya terpolarisasi adalah senyawa yang mempunyai
satu arah getar dan arah getar tersebut tegak lurus terhadap arah
rambatnya.
Prinsip dasar polarimetris ini adalah pengukuran daya putar optis
suatu zat yang menimbulkan terjadinya putaran bidang getar sinar
terpolarisir. Pemutaran bidang getar sinar terpolarisir oleh senyawa optis
aktif ada 2 macam, yaitu :
INVERSI GULA 4
1. Dexro rotary (+), jika arah putarnya ke kanan atau sesuai putaran jarum
jam.
2. Levo rotary (-), jika arah putarnya ke kiri atau berlawanan dengan
putaran jarum jam.
INVERSI GULA 5
6. Spatula kaca 1 buah
7. Kertas saring 1 buah
VI. ALUR
1. Persiapan Alat
Aparatus Polarimeter
- disiapkan
- dikeluarkan tabung (kuvet ) dari dalam
bak polarimeter
- dicuci hingga bersih
- dibilang dengan pelarut yang aan dipakai
sebagai pelarut zat optis aktif yang akan
dianalisis
- dikeringkan
-
Alat siap digunakan
2. Penentuan titik nol pelarut (yang dalam inversi gula adalah air)
Kuvet bersih
Skala yang
terbaca
INVERSI GULA 6
3. Pengukuran sudut putar jenis sampel
Tabung sampel
Sudut putar
Tabung sampel
Sudut putar
VII. REAKSI-REAKSI
C12H22O11 (s) + H2O (l) C6H12O6 (aq) + C6H12O6 (aq)
INVERSI GULA 7
VIII. HASIL PENGAMATAN
No Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan Dugaan / Reaksi Kesimpulan
Sebelum Sesudah
1. Persiapan Alat
Aparatus Polarimeter
- disiapkan
- dikeluarkan tabung (kuvet ) dari dalam
bak polarimeter
- dicuci hingga bersih
- dibilang dengan pelarut yang aan dipakai
sebagai pelarut zat optis aktif yang akan
dianalisis
- dikeringkan
-
Alat siap digunakan
INVERSI GULA 8
2. Penentuan titik nol pelarut (yang dalam inversi gula Aquades : Skala air yang Dari percobaan
adalah air) larutan tidak diamati : 56,0 yang telah
berwarna dilakukan dapat
Kuvet bersih Panjang tabung disimpulkan
21 cm = 2,1 dm bahwa sudut putar
- diisi dengan air (dipastikan tidak ada air adalam 0⁰
gelembung udara dalam tabung)
- dimasukkan dalam bak polarimeter
- dibaca skala
Skala yang
terbaca
3. Pengukuran Sudut Putar jenis sampel Aquades : Aquades + C6H22O11 (s) + H2O (l) Gula merupakan
larutan tidak gula : Selulosa senyawa yang
Tabung sampel berwarna larutan gula C6H12O6 (aq) + C6H12O6 bersifat optis
Gula : 10 % tidak (aq) aktif sehingga
- dikosongkan (dikeluarkan isinya) berbentuk berwarna Glukosa Fruktosa dapat memutar
kristal dan skala yang bidang
- diisi dengan sampel yang akan diukur sudut
berwarna diamati Sukrosa α = + 66,5⁰ polarisasi
putarnya yaitu larutan gula 10% massa gula 80,1⁰ Glukosa α = + 52,7⁰ cahaya
- diamati sudut putar bagi larutan gula 10% 10 gram skala sudut Fruktosa α = + 92,4⁰ sukrosa dapat
- dihitung sudut putar putar larutan terhidrolisis
gula 80,1 – menjadi glukosa
Sudut putar 56,0 = 24,1⁰ dan fruktosa
panjang
tabung : 21
INVERSI GULA 9
cm = 2,1 dm
larutan gula
disaring :
larutan tidak
berwarna
4. Pengukuran sudut putar sampel dari waktu kewaktu Aquades : Aquades + C6H22O11 (s) + H2O (l) Semakin besar t
larutan tidak gula + HCl : Selulosa (waktu) maka
Tabung sampel berwarna larutan tidak C6H12O6 (aq) + C6H12O6 sudut putar
Larutan Gula berwarna (aq) semakin kecil
- dikossongkan (dikeluarkan isinya)
: berwarna Sudut putar : Glukosa Fruktosa
kekuningan 0 menit : 29,5⁰
- diisi dengan campuran larutan 25 mL larutan
HCl : larutan 5 menit : 15,3⁰
gula dan 10 mL larutan HCl 2 N tidak 10 menit : 7,05⁰
- diamati sudut putar dengaan cara seperti berwarna 15 menit : -0,8⁰
sebelumnya dri waktu ke waktu, 20 menit : -1,5⁰
13,26,39,52,65,78 25 menit : -3,5⁰
- dihitung sudut putar
Sudut putar
INVERSI GULA 10
IX. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada percobaan ini dilakukan inversi terhadap gula sukrosa.
Percobaan inversi gula bertujuan untuk menentukan orde reaksi dari
inversi gula dengan menggunakan alat polarimeter. Prinsip dasar
polarimetris ini adalah pengukuran daya putar optis suatu zat yang
menimbulkan terjadinya putaran bidang getar sinar terpolarisir. Pemutaran
bidang getar sinar terpolarisir oleh senyawa aktif ada dua macam yaitu:
1. Dexrorotary , (+) jika arah putarannya kekanan atau sesuai dengan
putaran jarum jam.
2. Levorotary, (-) jika arah putarannya kekiri atau berlawanan dengan
putaran jarum jam.
Sampel yang digunakan dalam percobaan ini adalah gula. Gula
merupakan sukrosa, dimana sukrosa dibuat dari gabungan dua gula yang
sederhana yaitu glukosa dan fruktosa (monosakarida). Dalam air, sukrosa
akan mengalami reaksi hidrolisis menghasilkan glukosa dan fruktosa yang
ditunjukkan sebagai berikut.
+H2O
INVERSI GULA 11
a. Mempersiapkan apparatus polarimeter.
Dalam mempersiapkan apparatus polarimeter, yang
pertama kali dilakukan adalah mengeluarkan kuvet dari polarimeter
kemudian dicuci dengan aquades sebersih mungkin. Hal ini dilakukan
agar kuvet tidak terkontaminasi dengan zat lain, karena aquades
merupakan larutan yang bebas pengotor. Kemudian kuvet tersebut
dikeringkan beberapa saat hingga kering. Untuk memperkecil
kemungkinan kesalahan terjadi dalam pengamatan maka lebih baik
tabung (kuvet) dibilas dengan pelarut yang akan dipakai sebagai
pelarut zat optis aktif yang akan dianalisis. Setelah bersih dan
dikeringkan, kuvet siap dipakai.
INVERSI GULA 12
Kuvet yang telah berisi larutan gula 10%, dimasukkan kedalam
polarimeter larutan tersebut dimasukkan ke dalam kuvet pada alat
polarimeter dengan hati-hati sampai tidak ada gelembung udara di
dalam tabung. Karena jika terdapat gelembung udara pada tabung
dapat mempengaruhi skala yang akan diamati. Setelah kuvet terisi oleh
larutan sukrosa maka kuvet tersebut dimasukkan ke dalam alat
polarimeter. Diketahui panjang kuvet 2,1 dm. Kemudian diamati
cahaya gelap terangnya dan dilihat skalanya. Dari pengamatan ini
diketahui putaran yang diamati. Kemudian menghitung sudut putar
jenis sampel (α), yang diperoleh dari perbedaan skala pengukuran titik
nol air dan sudut putar larutan gula 10% :
80,10 – 56,00 = 24,10
Dengan menggunakan rumus :
putaran yang diamati
[α] = panjang tabung dalam dm kadar ( gram per mol )
Dari perhitungan tersebut diketahui bahwa sudut putar sukrosa
sebesar 114, 760 , sudut putar yang kami peroleh berbeda dengan sudut
putar sukrosa sesuai teori yaitu sebesar 66,5o.
INVERSI GULA 13
Kemudian kuvet yang berisi campuran larutan gula dan HCl
dimasukkan kedalam polarimeter dan melakukan pengamatan sudut
putar dari waktu ke waktu yaitu pada waktu : 0, 5, 10, 15, 20, dan 25
menit. Nilai skala yang didapat dapat digunakan untuk menghitung
nilai dengan menggunakan rumus berikut :
putaran yang diamati
panjang tabung dalam dm kadar gr / mL
INVERSI GULA 14
Pada percobaan ini digunakan cara integral untuk menentukan
orde reaksi. Metode yang digunakan adalah metode grafik dan non
grafik. Untuk membuktikan orde yang tepat pada reaksi, maka
dihitung orde 1 dan juga orde 2 agar dapat dilihat orde mana yang
paling tepat. Pada pembuktian orde 1 dengan menggunakan metode
grafik diperlukan data ln (a-x) dan waktu (s). Data (a-x) ini diperoleh
dari sudut putar pada tiap waktu. Rumus yang digunakan untuk
menghitung sudut putar adalah sebagai berikut :
skala yang diamati
α= mg
panjang kuvet (dm)x kadar sukrosa (mL)
INVERSI GULA 15
Grafik orde 1 {ln (a-x) vs t(s)}
t (s) a (a-x)
0 140,48 -
Data (a-x) diatas dibuat mutlak agar dapat dihitung nilai ln(a-x)
t (s) a (a-x) ln (a-x)
0 140,48 - -
Dari data di atas, dapat dibuat grafik orde 1 ln(a-x) terhadap waktu (s)
INVERSI GULA 16
Grafik Orde 1
5.000
4.500
4.000
3.500
ln (a-x) 3.000
2.500
2.000 y = -0.0014x + 4.0998 orde 1
1.500 R² = 0.337 Linear (orde 1)
1.000
0.500
0.000
0 500 1000 1500 2000
t (s)
Dari data di atas, dapat dibuat grafik untuk orde 2 dengan data 1/(a-x)
terhadap waktu (s) :
INVERSI GULA 17
Grafik Orde Dua
0.05
0
0 500 1000 1500 2000
-0.05
1/(a-x) -0.1
y = -0.0001x + 0.0098 Y-Values
-0.15 R² = 0.1629 Linear (Y-Values)
-0.2
-0.25
-0.3
t (s)
INVERSI GULA 18
a 1/a ln a (a-x) 1/(a-x) ln (a-x)
INVERSI GULA 19
Berdasarkan nilai k pada tiap waktu untuk orde 1 dan 2 maka
dapat ditentukan orde reaksi yang paling tepat. Pada orde 1
k1=k2=k3=k4=k5 sedangkan pada orde 2 k1≠k2=k3≠k4=k5. Karena
pada data orde 1 k1=k2=k3=k4=k5 maka dapat disimpulkan orde
reaksi yang paling tepat adalah 1.
X. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan yaitu :
1. Orde reaksi laju inversi gula yakni berorde reaksi 1 dengan data metode
grafik diperoleh R2 sebesar 0,3370. Serta dilihat dari metode non grafik
INVERSI GULA 20
2. Berikan sedikitnya 3 contoh zat optis selain gula dan berapa sudut
putarnya berdasarkan kajian pustaka dan pengamatan anda?
Jawab:
Kloroform, sudut putarnya : +52,00
Calciferol dalam aseton : + 82,60
Calciferil dalam kloroform : + 52,00
INVERSI GULA 21
LAMPIRAN FOTO
1 buah spatula
INVERSI GULA 22
1 set alat polarimeter
Gula secukupnya
HCl 2 N
Aquades
Kertas saring
INVERSI GULA 23
SUDUT PUTAR AIR
GAMBAR KETERANGAN
Mempersiapkan alat polarimeter
dengan menghubungkan kabel
dengan sumber listrik dan dinyalan
dalam bentuk tombol on / off
INVERSI GULA 24
Cahaya yang didapatkan harus benar
– benar terang
INVERSI GULA 25
Memasukkan larutan gula kedalam
kuvet
INVERSI GULA 26
Mengambil larutan HCl sebanyak 10
mL dan dimasukkan kedalam grlas
kimia yang berisi larutan gula dan
diaduk hingga homogen
INVERSI GULA 27
Hasil sudut putar 5 menit keempat
sebesar -1,5⁰
INVERSI GULA 28
LAMPIRAN PERHITUNGAN
Mula – mula
Diketahui : Sudut putar gula (sukrosa) = 66,5
Ditanya :
𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑎𝑡𝑖
[𝛼] = 𝑔𝑟
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 (𝑑𝑚)𝑥 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 ( ⁄𝑚𝐿)
66,5
= 𝑔𝑟
2,1 𝑑𝑚 𝑥 0,1 ( ⁄𝑚𝐿)
= 316,7 ⁰
[α] = 63,8 ⁰
[α] = -93,8 ⁰
INVERSI GULA 29
LAMPIRAN PERHITUNGAN
Diketahui :
10 gram
Kadar (C) = = 0,1 gram/mL
100 mL
Ditanya : α = ….?
Jawab :
Sukrosa 10%
24,10
α = 2,1 𝑥 0,1 = 114, 760
INVERSI GULA 30
Sukrosa mulai mengalami hidrolisis menit ke 5
15,30
α = = 72, 860
2,1 𝑥 0,1
Sukrosa mulai mengalami hidrolisis menit ke 10
7,050
α = = 33,570
2,1 𝑥 0,1
Sukrosa mulai mengalami hidrolisis menit ke 15
− 0,80
α = = − 3,810
2,1 𝑥 0,1
Sukrosa mulai mengalami hidrolisis menit ke 20
−1,50
α = = −7,140
2,1 𝑥 0,1
Sukrosa mulai mengalami hidrolisis menit ke 25
− 3,80
α = = −18,10
2,1 𝑥 0,1
INVERSI GULA 31
Grafik orde 1 {ln (a-x) vs t(s)}
t (s) a (a-x)
0 140,48 -
Data (a-x) diatas dibuat mutlak agar dapat dihitung nilai ln(a-x)
t (s) a (a-x) ln (a-x)
0 140,48 - -
INVERSI GULA 32
Dari data di atas, dapat dibuat grafik orde 1 ln(a-x) terhadap waktu (s)
Grafik Orde 1
5.000
4.500
4.000
3.500
3.000
ln (a-x)
2.500
y = -0.0014x + 4.0998 orde 1
2.000
R² = 0.337 Linear (orde 1)
1.500
1.000
0.500
0.000
0 500 1000 1500 2000
t (s)
INVERSI GULA 33
Grafik Orde Dua
0.05
0
0 500 1000 1500 2000
-0.05
-0.1
1/(a-x)
Y-Values
y = -0.0001x + 0.0098
-0.15 R² = 0.1629 Linear (Y-Values)
-0.2
-0.25
-0.3
t (s)
Orde 1
ln (a-x) = ln a – kt
k = ln a – ln (a-x) /t
INVERSI GULA 34
k4 = (4,945 - 1,966) / 1200 = 0,002
Orde 2
1/(a-x) = 1/ a + kt
1 1
−
k = a a−x
𝑡
INVERSI GULA 35