Anda di halaman 1dari 6

UNSUR TEMBAGA

Harfianti Amiruddin, H311 12 004


PENDAHULUAN
Unsur transisi periode keempat terdiri atas skandium (Sc), titanium (Ti), vanadium
(V), kromium (Cr), mangan (Mn), besi (Fe), kobalt (Co), nikel (Ni), tembaga (Cu), dan seng
(Zn).unsur transisi di alam terutama ditemukan sebagai oksida dan sulfidanya. Hal itu terjadi
karena oksida dan sulfida unsur transisi periode keempat merupakan senyawa yang sukar
larut dalam air. Sifat-sifat unsur berkaitan dengen elektron valensi yaitu elektron yang
mengisi kulit terakhir. Pada unsur transisi, elektron valensinya mengisi subkulit d. Bagi unsur
transisi periode keempat, elektron valensinya berakhir pada subkulit 3d dan cenderung untuk
mengisi orbital s dan d penuh atau setengah penuh.
Salah satu unsur blok d periode keempat yang menarik untuk diketahui lebih dalam
adalah unsur tembaga. Tembaga memiliki banyak kegunaan sehingga pengolahannya sering
dilakukan secara besar-besaran. Walaupun tidak melimpah, tembaga terdistribusi secara luas
sebagai logam. Di Indonesia sendiri, tambang tembaga yang terkenal terdapat di Papua
Tengah (Tembagapura) dan di Sulawesi Selatan (Sangkar Api). Tembaga juga merupakan
salah satu unsur logam blok d periode keempat memiliki sifat khas tersendiri. Salah satunya
yaitu konfigurasi elektron pada tembaga yang tidak umum (tidak sesuai dengan aturan
Aufbau) yang akan dibahas selanjutnya. Oleh karena banyak digunakan dalam kehidupan
sehari-hari, bahasan mengenai unsur tembaga perlu dipelajari lebih lanjut.
ISI
1. Sejarah
Tembaga dipercayai telah ditambang selama 5000 tahun. Pada zaman Yunani, logam
ini dkenal dengan nama chalkos. Tembaga merupakan sumber penting bagi orang-orang
Roma dan Yunani. Lambangnya berasal dari bahasa Latin Cuprum. Dalam tabel periodik,
unsur tembaga menempati posisi dengan nomor atom 29 dan mempunyai bobot atom 63,546
(Anonim, 2012).
2. Kelimpahan di alam
Tembaga ditemukan bebas di alam dan sebagai mineral kalkopirit (CuFeS2), kalkolisit
(Cu2S), dan malakhit (Cu(OH)2CO3) sedangkan dalam unsur bebas ditemukan di Nothern
Michigan, Amerika Serikat. Unsur tembaga terdapat pada hampir 250 mineral, tetapi hanya

sedikit yang komersial. Mineral tembaga utama dalam bentuk deposit oksida adalah krisokola
(CuSiO3.2HO), malasit (Cu(OH)2CO3), dan azurit (Cu3(OH)2(CO3)2) (Wijaya, 2010).
Menurut data tahun 2005, Chili merupakan penghasil tembaga terbesar di dunia,
disusul Amerika Serikat dan Indonesia. Selain penghasil nomor satu, tambang tembaga
terbesar juga dimiliki oleh Chili. Tambang itu terdapat di Chuquicamata, sebelah utara
ibukota Santiago. Sedangkan tambang tembaga terbesar di Indonesia diusahakan oleh
PT.Freeport Indonesia di area Grasberg, Papua. Deposit biji tembaga banyak ditemukan di
Amerika, Chili, Zambia, Zaire, Peru, dan Kanada. Bijih-bijih tembaga yang penting adalah
sulfida, oksida-oksidanya, dan karbonat (Wijaya, 2010).
3. Sifat
Konfigurasi elektron unsur tembaga
Umumnya, pengisian pada unsur transisi periode keempat berakhir pada subkulit d
dan cenderung mengisi orbital s dan d setengah penuh. Konfigurasi elektron yang mengikuti
syarat tersebut adalah tembaga walaupun sesuai dengan aturan Aufbau, yang seharusnya
subkulit 4d terisi lebih dahulu, kemudian elektron berikutnya mengisi subkulit. Pada
tembaga, satu elektron pada subkulit 4s pindah ke subkulit 3d menjadi terisi penuh.
Kenyataan itu terjadi karena konfigurasi elektron setengah penuh atau penuh merupakan
konfigurasi elektron yang stabil (Cotton dan Wilkinson, 1989).
Berikut tabel konfigurasi elektron unsur Cu :
Unsur

Lambang

Nomor

Konfigurasi

Elektron Valensi

Atom
Elektron
4s
3d
Tembaga
Cu
29
[Ar]3d104s1


Sifat Fisika
a. Tembaga merupakan logam yang berwarna kuning kemerahan seperti emas kuning dan
keras bila tidak murni. Sifat logam yang dimiliki tembaga disebabkan karena memiliki
energi ionisasi rendah.
b. Mudah ditempa (liat) dan bersifat mulur sehingga mudah dibentuk menjadi pipa,
lembaran tipis dan kawat.
c. Konduktor panas dan listrik yang baik, kedua setelah perak.
Bentuk
Massa Jenis
Titik Lebur
Titik Didih
Kalor Peleburan
Kalor Penguapan
Kapasitas Kalor
Sifat Kimia

Padat
8.96 g/cm3
1357.77 K (1084.62 C, 1984.32 F)
2835 K (2562 C, 4643 F)
13.26 kJ/mol
300.4 kJ/mol
(25 C) 24.440 J/(mol.K)

a. Tembaga merupakan unsur yang relatif tidak reaktif sehingga tahan terhadap korosi. Pada
udara yang lembab permukaan tembaga ditutupi oleh suatu lapisan yang berwarna hijau
Deret Kimia
logam transisi
yang menarik dari
Golongan, Periode, Blok
11, 4, d
tembaga
karbonat
Massa Atom
63.546(3) g/mol
basa, Cu(OH)2CO3.
Jumlah Elektron Tiap Kulit
2, 8, 18, 1
Bilangan oksidasi
2, 1 (oksida amfoter)
Elektronegatifitas
1.90 (skala Pauling)
b. Tembaga panas dapat
Energi Ionisasi pertama
745.5 kJ/mol
bereaksi dengan uap
Jari - jari Atom
135 pm
Jari jari Kovalen
belerang
dan
138 pm
Struktur Kristal
kubus pusat muka (CCP)
halogen.
Bereaksi
dengan belerang membentuk tembaga(I) sulfida dan tembaga(II) sulfida dan untuk reaksi
dengan halogen membentuk tembaga(I) klorida, khusus klor yang menghasilkan
tembaga(II) klorida.
c. Pada umumnya lapisan tembaga adalah lapisan dasar yang harus dilapisi lagi dengan
nikel atau krom. Pada prinsipnya ini merupakan proses pengendapan logam secara
elektrokimia, digunakan listrik arus searah (DC). Jenis elektrolit yang digunakan adalah
tipe alkali dan tipe asam
4. Kegunaan
Logam tembaga banyak digunakan dalam industri listrik (terutama sebagai penghantar
listrik) karena konduktivitasnya yang tinggi dan untuk pipa air karena tidak reaktif. Di
samping untuk kabel listrik, tembaga banyak digunakan untuk membuat paduan logam
seperti kupranikel (75% Cu dan 25% Ni) banyak digunakan untuk membuat uang logam,
duralium (95,5% Al, 4% Cu, dan 0,5% Mg) banyak digunakan untuk membuat komponen
pesawat, kuningan (70% Cu dan 30% Zn) banyak digunakan untuk membuat alat-alat musik
serta berbagai hiasan, dan perunggu (95% Cu dan 5% Sn) banyak digunakan untuk membuat
patung serta medali (Petruci, 1989).
Tembaga(II) sulfat (CuSO4.5H2O) dikenal dengan nama terusi digunakan untuk fungisida
yaitu pembunuh jamur. Selain itu, juga diperlukan pada saat penyepuhan dan pemurnian
tembaga. Tembaga juga penting untuk kehidupan dan tubuh orang dewasa mengandung lebih
kurang 100 mg. Meskipun dalam jumlah sedikit, tetapi Cu cukup penting, kurang dari 4-5 mg
Cu diperlukan dalam makanan setiap hari. Cu terikat pada protein dalam tubuh sebagai
metaloprotein atau sebagai enzim. Tembaga juga penting dalam dopalmine hidroksilase
berpengaruh pada fungsi otak dan ceruloplasmin berperan dalam
(Petruci, 1989).
5. Isolasi Tembaga

metabolisme Fe

Isolasi tembaga dari bijih sulfida dapat dilakukan dengan proses termal yaitu
pirometalurgi atau dengan proses pelarutan air yaitu hidrometalurgi. Pada proses
pirometalurgi, bijih pekat dipanaskan (proses roasting) dalam kondisi udara terbatas.
Tembaga dapat diperoleh dari oksidasi bijih kalkopirit yang telah dipekatkan. Kemudian,
bijih pekat itu dipanggang. Pemanggangan bertujuan untuk mengubah besi sulfida menjadi
besi oksida, sedangkan tembaga tetap dalam sulfidanya.
4 CuFeS2 + 9 O2 2 Cu2S + 2 Fe2O3 + 6 SO2
Gas SO2 yang dihasilkan dapat digunakan untuk membuat asam sulfat. Fe 2O3 yang
terjadi diikat dengan cara menambahkan SiO2 sehingga membentuk slag. Setelah slag
dipisahkan, Cu2S dipanaskan dan dialirkan udara.
2 Cu2S (l) + 3 O2 (g) 2 Cu2O (s) + 2 SO2 (g)
Penambahan udara dihentikan kira-kira tembaga(I) sulfida telah teroksidasi. Campuran
tembaga (I) oksida dan tembaga (I) sulfida kemudian mengalami reaksi redoks khusus dan
menghasilkan logam tembaga tak murni : Cu2S (l) + 2 Cu2O (s) 6 Cu (l) + SO2 (g)
Kemurnian tembaga yang diperoleh baru sekitar 99%. Untuk memurnikannya,
dilakukan proses elektrolisis. Dalam elekrolisis, tembaga tidak murni ditempatkan pada
anode, elektrolit yang digunakan larutan CuSO4, dan tembaga murni diperoleh di katode.
Reaksi yang tejadi :
Elektrolit

: CuSO4 Cu2+ + SO42-

Anode

: Cu Cu2+ + 2e-

Katode

: Cu2+ + 2e- Cu
Cu Cu
Anode

Katode

Dengan mengatur voltase yang digunakan, tembaga akan berpindah dari anoda ke katode.
Logam-logam yang lebih mudah dioksidasi dari pada Cu, seperti Fe dan Zn akan teroksidasi
membentuk ion Fe2+ dan Zn2+ yang tetap berada dalam larutan. Logam-logam yang sukat
teroksidasi daripada Cu, seperti Ag, Au, dan Pt akan terendapkan (lumpur anode).
Proses hidrometalurgi, yaitu ekstraksi logam dengan proses pelarutan. Digunakan
hingga abad ke-20, dan hanya logam khusus perak dan emas. Secara umum proses
hidrometalurgi terdiri dari tiga tahapan utama yaitu pelumeran (leaching), pemekatan
(concentration), dan pemulihan (recovery). Tahap pelumeran merupakan tahap peremukan
bijih dengan pengguyuran dengan reaksi tertentu seperti asam sulfat encer untuk ekstraksi
tembaga atau ion sianida untuk ekstrasi perak dan emas, persamaan reaksinya yaitu
(Sugiyarto, 2003):
2CuFeS2 (s) + H2SO4 (aq) + 4O2 (g) 2CuSO4(aq) + Fe2O3(s) + 3S(s) + H2O(l)

4Au(s) + 8CN- (aq) + O2 (g) + H2O (l) 4 [Au(CN)2]- (aq) + 4OH- (aq)
Jadi, dalam proses hidrometalurgi, belerang dibebaskan dalam bentuk ion sulfat dalam larutan
dan belerang padatan, bukan sebagai gas belerang dioksida sebagaimana dihasilkan pada
proses pirometalurgi. Pada tahap pelumeran dipakai larutan bakterium thiobacillus
ferrooxidan hingga dikenal sebagai proses biohidrometalurgi. Fungsi bakteri adalah
mengoksidasi sulfida dalam metal sulfida tidak larut menjadi sulfat terlarut. Larutan encer ion
metal ini dipisahkan, kemudian dipekatkan. Akhirnya metal dapat diperoleh melalui proses
pengendapan kimiawi yaitu reaksi mendesak misalnya dengan logam besi untuk ekstraksi
tembaga dan zink untuk ekstrasi emas menurut reaksi (Sugiyarto, 2003):
CuSO4 (aq) + Fe (s) FeSO4 (aq) + Cu (s)
2[Au(CN)2]- + Zn (s) 2Au (s) 2Au (s) + [Zn(CN)4]- (aq)
Pada tahap akhir, logam dapat pula diperoleh secara elektrokimia, dan gas oksigen hasil dapat
digunakan untuk oksidasi pada tahap awal menurut persamaan reaksi (Sugiyarto, 2003) :
Anode : 2H2O (l) O2 (g) + H+ (aq) + 4eKatode : 2Cu2+ + 4e- 2Cu (s)
PENUTUP
Tembaga adalah unsur logam transisi blok d periode keempat, golongan IIB dalam
tabel periodik yang memilki nomor atom 29 dan bobot atom 63,546. Tembaga ditemukan
dalam unsur bebas di alam dan sebagai mineral, walaupun tidak melimpah, tembaga
terdistribusi secara luas sebagai logam. Tembaga memiliki sifat fisika dan kimia yang khas,
akibat penyusunan konfigurasi elektron tembaga memenuhi kecenderungan mengisi orbital s
dan d penuh atau setengah penuh. Tembaga banyak digunakan dalam industri listrik
(terutama sebagai penghantar listrik), membuat paduan logam, ion Cu2+ digunakan sebagai
fungisida, dan dalam jumlah sedikit juga penting dalam metabolisme tubuh. Adapun isolasi
tembaga dari bijih sulfida dapat dilakukan dengan proses termal yaitu pirometalurgi atau
dengan proses pelarutan air yaitu hidrometalurgi.
DAFTAR PUSTAKA
Cotton, F. A., dan Wilkinson, G., 1989, Kimia Anorganik Dasar, Universitas Indonesia,
Jakarta.
Petruci, H., 1989, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, Erlangga, Jakarta.

Wijaya, T, H., 2010, Analisa Struktur Paduan akibat Pengaruh Temperatur Pemanasan dan
Pendinginan terhadap Sifat Mekanik dan Ekspansi Termal Paduan Cu Pb Sn sebagai
Bushing, Thesis, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Anda mungkin juga menyukai