Anda di halaman 1dari 74

REAKSI SUBSTITUSI DAN ELIMINASI

Agus Rochmat S.Si., M.Farm


Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik
Univesitas Sultan Ageng Tirtayasa
Banten
Kimia Organik - Reaksi Substitusi
2015
dan Eliminasi

Pendahuluan
Polaritas ikatan karbon halogen menjadikan karbon memiliki muatan parsial
positif
Dalam alkil halida, polaritas ini menyebabkan karbon menjadi teraktifasi
dalam reaksi substitusi dengan nukleofilik

REAKSI SUBSTITUSI NUKLEOFILIK (SN2)


+

Atom C elektrofilik mudah diserang oleh nukleofili


(Nu:-) melepas X- (gugus pergi)

Reaksi SN2
Contoh:

CH3Cl + OH CH3OH + Cl

Mekanisme serentak (Hughes-Ingold):


KEADAAN PERALIHAN

HO

C 3 Cl
sp

H
H

sp2

HO

C
H

ikatan CO
mulai tumbuh

- -Cl

Cl

ikatan CCl
makin melemah

H
HO

H
H

Nukleofili (ion hidroksida) menyumbang sepasang elektron bebas melalui


serangan dari arah belakang pada orbital anti ikatan dari atom C pada substrat
(metil klorida)

Alkil Halida
Organo halogen
Alkil halida

Cl

Cl

Cl
Cl

Cl

Cl

CCl3

H
H

Cl

Cl

Aril halida
Halida vinilik

Cl

Cl

Cl

Cl

I
HO

I
H2 H
C C

O
I

Kimia Organik - Reaksi Substitusi


dan Eliminasi

O
C OH

NH2
I

Subtitusi Nukleofilik
Reaksi Umum :

R
Alkil halida

Gugus
pengganti

Produk

Mekanisme
SN1

SN2

Kimia Organik - Reaksi Substitusi


dan Eliminasi

XGugus pergi
(leaving group)

Gugus Pergi (Leaving groups)


Gugus pergi merupakan basa lemah
Reaktivitas: R-I > R-Br > R-Cl >> R-F
L.G. buruk
Kurang reaktif

L.G. baik
Lebih reaktif

Reaksi
umum :

R X + Y
stronger
Basa
base
kuat

Contoh :

R Y + X
weaker
Basa
base
lemah

K>1

F + NaBr
WBBasa

Br + NaF
SB
Basa

lemah

kuat

Br

+ NaI
WB

acetone
I

+ NaBr (s)
SB

Mekanisme SN
Rumus umum laju reaksi : V = k1[RX] + k2[RX][Y]
k1 meningkat
RX =

CH3X

k2 meningkat

k1 ~ 0

k2 ~ 0

V = k2[RX][Y]
(bimolekular)

V = k1[RX]
(unimolekular)

SN2

SN1

Kimia Organik - Reaksi Substitusi


dan Eliminasi

Mekanisme SN2

A. Kinetika
Contoh: CH3I + OH CH3OH + I
V = k[CH3I][OH], bimolekular

Kedua spesi terlibat dalam tahap penentu laju reaksi


Reaktivitas: R-I > R-Br > R-Cl >> R-F
Pemutusan ikatan C-X terlibat dalam penentu laju reaksi
serentak, mekanisme satu tahap
[HO---CH3---I]

CH3I + OH
CH3OH + I

Kimia Organik - Reaksi Substitusi


dan Eliminasi

Mekanisme SN2

B. Stereokimia
Reaksi stereospesifik:
H Br

(R)-()-2-bromooktan

NaOH

HO H

(S)-(+)-2-oktanol

Kimia Organik - Reaksi Substitusi


dan Eliminasi

Reaksi berlangsung
dengan konfigurasi
inversi

Mekanisme SN2
C. Mekanisme

H +
C I
HO
H
H

H
HO C

H
HO C

HH

Konfigurasi inversi

serangan LG dari arah berlawanan

HO

HO

+ I

Kimia Organik - Reaksi Substitusi


dan Eliminasi

HO

Atom C kiral inversi (pembalikan) konfigurasi Walden


Contoh
HO

OH

H
H

-Cl

Cl

Cl

cis-1-kloro-3-metilsiklopentana

C
H
CH3CH2

Br

(R)-2-bromobutana

CH3

CH3

CH3

H 3C

OH

trans-3-metilsiklopentanol

CH3

HO

C
H

Br

CH2CH3

-Br

CH3
HO

H
CH2CH3

(S)-2-butanol

Mekanisme SN2
Halangan sterik minimal

D. Efek Sterik

e.g., RBr + I RI + Br
Senyawa

Kec.Relatif

metil

CH3Br

150

1 RX

CH3CH2Br

2 RX

(CH3)2CHBr

0.008

3 RX

(CH3)3CBr

~0

Halangan
sterik
meningkat

Reaktifitas terhadap SN2:


CH3X > 1 RX > 2 RX >> 3 RX
bereaksi dgn
mekanisme SN2
(k2 large)

lebih
sulit

Tidak bereaksi
dgn mekanisme
SN2
(k2 ~ 0)

C Br
H

H H
H C
H
C Br
H C
H C
H
H
H

Halangan sterik minimal

Kimia Organik - Reaksi Substitusi


dan Eliminasi

Mekanisme SN2

E. Nukleofil Vs
Nukleofilisitas
Jenis Nukleofil :
1. Anions

R X + OH

R OH + X

R X + CN

R CN + X

2. Species netral

R X + H2O

R O H + X
H

R X + R'OH

R O R' + X
H

ROH + HX
hidrolisis

ROR' + HX
alkoholisis

Nukleofilisitas :
Nu sangat baik:
Nu baik:
fair Nu:
Nu buruk:
Nu sangat buruk:

I, HS, RS, H2N


Br, HO, RO, CN, N3
NH3, Cl, F, RCO2
H2O, ROH
Kimia Organik - Reaksi Substitusi
RCO2H
dan Eliminasi

Mekanisme SN1

A. Kinetik

contoh :

CH3
H3C C Br + CH3OH

CH3
H3C C O CH3 + HBr

CH3

CH3

3, tidak melalui SN2


V = k[(CH3)3CBr]

unimolekular

Penetu laju reaksi tergantung hanya pada (CH3)3CBr

Kimia Organik - Reaksi Substitusi


dan Eliminasi

REAKSI SUBSTITUSI NUKLEOFILIK (SN1)


Reaksi SN1
Contoh:

(CH3)3CCl + 2 H2O (CH3)3COH + H3O + Cl

Mekanisme bertahap:
Tahap I (lambat) : Pembelahan heterolitik CCl
CH3

H3C
C 3 Cl
H3C
sp
H3C

C
H3 C

CH3

sangat reaktif
(distabilkan
oleh solvasi air)

zat antara
(karbokation t-butil)

Tahap II (cepat): Reaksi karbokation dengan air di


sekelilinginya + transfer proton ke molekul air lainnya.
CH3

H 3C

H2O
C
H3C C OH
H 3C
H 3C
CH3
H
kation t-butiloksonium
agusrochmat@yahoo.co.id, kimia organik

+ O
H
H

H3C
H3C
H3C

C OH

+ H3O

Karbokation: sp2 planar trigonal (atom C-trivalen dengan muatan formal +1)
serangan Nu:-

H3C
H3C

dari atas

C CH3

peluang sama besar

serangan Nu:dari bawah

Jika atom C kiral, produk serangan dari atas dan dari


bawah merupakan sepasang enantiomer. Karena peluang
serangan dari kedua arah sama besar, campuran
enantiomer itu memiliki nisbah 1:1 (campuran rasemat)

Contoh 1:
CH3
CH3

-Cl

CH3

C CH3

Cl
H

H
(E)-1-kloro-1,3-dimetilsikloheksana

CH3CH2OH

OCH2CH3

CH3CH2OH

CH3

OCH2CH3
CH3
CH3

CH3 H2OCH2CH3
CH3

C CH3

H
CH3CH2OH

(serangan dari atas)

(Z)-1-etoksi1,3-dimetilsikloheksana

CH3 H
2OCH2CH3
CH3
H

CH3CH2OH

OCH2CH3

(serangan dari bawah)

CH3
CH3
OCH2CH3
H

isomer (E)-nya

Contoh 2:
CH3CH2CH2
C
CH3

CH2CH2CH3

-Br

Br

lambat

CH3CH2

CH3

CH2CH3

(S)-3-bromo-3-metilheksana

cepat

CH2CH2CH3

H
H

CH2CH2CH3

CH3

CH2CH3

HO C
CH3

CH2CH3
H2O

(serangan dari
belakang)

-H3O

CH2CH2CH3
HO

CH3
50%(R) CH CH
2
3

campuran rasemat
3-metil-3-heksanol

H
cepat
O

H

CH3CH2CH2

H
C

CH3
CH3CH2

(serangan dari
depan)
CH3CH2CH2

OH

H2O
-H3O

OH

CH3
CH3CH2 50%(S)

Mekanisme SN1

B. Mekanisme
tahap
penentu laju
reaksi

CH3

CH3

RLS: H3C C Br

H3C C

CH3

CH3

CH3
H3C C

+ Br

CH3 H
H3C C O
CH3 CH3

HOCH3

CH3
CH3 H
H3C C O
CH3 CH3

CH3

-H

H3C C O CH3 + HBr

Kimia Organik - Reaksi Substitusi


dan Eliminasi

CH3

Mekanisme SN1
D. Stereokimia: stereorandom
Br
CH3CH2

CH3

H2O

OH
CH3CH2

H
CH3 + CH3CH2

racemic
rasemat

OH2
CH3CH2

+ H
C
CH3
OH2

sp2, trigonal planar

Kimia Organik - Reaksi Substitusi


dan Eliminasi

CH3
OH

Mekanisme SN1
E. Stabilitas Karbokation
Stabilitas R+ : 3 > 2 >> 1 > CH3+
Raktivitas R-X terhadap SN1: 3 > 2 >> 1 > CH3X
CH3+
1 R+

Kemungkinan
penataan ulang

2 R+
3 R+

Kimia Organik - Reaksi Substitusi


dan Eliminasi

SN1 vs SN2
A. Efek pelarut
Jenis pelarut :
nonpolar:
moderat polar:
polar protic:
polar aprotic:

heksan, benzen
eter, aseton, etil asetat
H2O, ROH, RCO2H
DMSO
DMF

CH3

CH3 H

N(CH3)2

Kimia Organik - Reaksi Substitusi


dan Eliminasi

asetonitril
CH3

C N

REAKSI SUBSTITUSI NUKLEOFILIK


SN2

SN1

a) Alkil halida&
pelarut

Metil, 1o, dan 2o (pada


pelarut nonpolar & gas)

2o (pada pelarut polar), 3o,


alilik, dan benzilik

b) Nukleofili

Kuat (biasanya anionik)

Lemah (biasanya netral)

c) Tahapan reaksi

1 tahap: serangan dari


belakang melalui keadaan
peralihan

2 tahap: lepasnya gugus


pergi menghasilkan zat
antara karbokation/
karbonium diikuti oleh
serangan nukleofili dari
dua arah

d) Stereokimia

Inversi (pembalikan)
konfigurasi

Rasemisasi

e) Laju reaksi

Orde kedua
(dwimolekuler); bergantung
pada konsentrasi alkil
halida & nukleofili

Orde pertama
(unimolekuler); hanya
bergantung pada
konsentrasi alkil halida
karena tahap I penentu
laju

SN1 vs SN2
A. Efek pelarut
Mekanisme SN1 didukung oleh pelarut protik polar
Menstabilkan R+, X (relatif RX)

dalam pelarut kurang polar


dalam pelarut lebih polar
R+X
RX

Kimia Organik - Reaksi Substitusi


dan Eliminasi

SN1 vs SN2
A. Efek pelarut
Mekanisme SN2 didukung oleh pelarut polar dan semi polar
destabilisasi Nu,
meningkatkan nukleofilisitas

dalam DMSO,
pelarutan OH- lemah,
OH- lebih reaktif
dalam DMSO
dalam H2O
RX + OH

dalam H2O, OHmembentuk ik. hidrogen


OH- kurang reaktif

ROH + X

Kimia Organik - Reaksi Substitusi


dan Eliminasi

SN1 vs SN2
B. Kesimpulan
V SN1 meningkat (stabilitas karbokation)

RX =

CH3X

3
V SN2 meningkat (efek sterik)

bereaksi terutama
melalui SN2
(k1 ~ 0, k2 besar)

dapat
bereaksi dgn
kedua
mekanisme

bereaksi
terutama melalui
SN1
(k2 ~ 0, k1 besar)

SN2 jika ada Nu baik (V = k2[RX][Nu])


-biasanya dalam pelarut polar aprotik
SN1 dapat terjadi tanpa kehadiran No baik (V = k1[RX])
- biasanya dalam pelarut polar protik (solvolisis)
Kimia Organik - Reaksi Substitusi
dan Eliminasi

REAKSI SN Alkohol
Dengan hidrogen halida, alkohol mengalami reaksi substitusi menghasilkan
alkil halida dan air.

OH + HX R X + H2O

KEREAKTIFAN:

Alkohol 3o > 2o > 1o


HI > HBr > HCl (HF umumnya takreaktif)

Pasangan elektron pada atom O membuat alkohol bersifat basa sekaligus


nukleofilik. Dengan asam kuat, alkohol berperan sebagai akseptor proton:

OH + H A

R OH2 + A

Protonasi alkohol mengubah gugus pergi yang buruk (karena OH basa kuat)

menjadi baik (H2O). Atom karbon juga menjadi lebih positif (karena OH2 lebih
menarik elektron), maka lebih rentan terhadap serangan nukleofilik.

Mekanisme SN1 / SN2


Reaksi SN1
Substrat: Alkohol 2o , 3o , alilik, dan benzilik terprotonasi.
(1)

OH + H

(CH3)2CH

(2) (CH ) CH
3 2
(3)

cepat
(CH3)2CH

OH2 + H2O

lambat
OH2
(CH3)2CH + H2O

(CH3)2CH + Cl

cepat

(CH3)2CH - Cl

(CH3)2CH OH + H3O + Cl
isopropil alkohol

(CH3)2CH Cl + H2O
isopropil klorida

Reaksi SN2
Substrat: Alkohol 1o dan metanol terprotonasi.

X

H
C

H
H

O H
H

via keadaan
peralihan

H + H2O

C
H

kereaktifan
meningkat

3o:

(CH3)3COH + HCl

2o: (CH3)2CHOH + HCl


1o: CH3CH2OH + HCl

25oC
ZnCl2
ZnCl2
kalor

(CH3)3CCl + H2O
(CH3)2CHCl + H2O
CH3CH2Cl + H2O

Nukleofilitas Cl < Br atau I HCl tidak bereaksi dengan alkohol 1o atau 2o


tanpa penambahan ZnCl2 atau asam Lewis yang serupa. Fungsi ZnCl2
protonasi alkohol:

OH + ZnCl2

+ R

ZnCl2

GP yang buruk

Cl

GP yang baik

Cl

ZnCl2

[Zn(OH)Cl2] + H

R + [Zn(OH)Cl2]
ZnCl2 + H2O

Reaksi dengan PBr3


Alkohol juga dapat diubah menjadi alkil halida menggunakan pereaksi
fosforus tribromida (PBr3) atau tionil klorida (SOCl2).
3 ROH + PBr3 3RBr + H3PO3
Contoh:
3 (CH3)2CHCH2OH

-10 s.d. 0OC

+ PBr3

3 (CH3)2CHCH2Br
(5560%)

4 jam

+ H3PO3

Mekanisme reaksi:
(1)

(2)

OH + Br

Br

+ R

PBr2

PBr2 +

Br

Br

Br

SN2

GP yang baik

R Br + HOPBr2
(bereaksi dengan berturut-turut 2 mol
alkohol lagi)

Reaksi dengan SOCl2


ROH + SOCl2 RCl + SO2(g) + HCl(g)
Contoh:
CH2OH

CH2Cl
piridin

+ SOCl2

+ SO2 + HCl
OCH3
(91%)

OCH3

OH +

Cl

Cl

(1)

Mekanisme reaksi:

Cl

adisi
nukleofilik

(2) Cl

GP yang baik

R +


Cl

Cl
R

alkil klorosulfit

(membentuk
garam dengan
piridin)

O

eliminasi

Cl

H N

atau R3N:
ikut mendorong
reaksi ke kanan

SN2

RCl + SO2(g) + HCl(g)

Jika atom C pada alkohol yang bereaksi dengan PBr3 atau SOCl2 kiral, maka:
1. Tahap (1): Tidak ada pemutusan ikatan pada atom C Konfigurasi terjaga
(Retensi konfigurasi).
2. Tahap (2): Reaksi SN2; ikatan pada atom C diputuskan Konfigurasi
terbalikkan (Inversi konfigurasi).
Reaksi keseluruhan: Pembalikan konfigurasi.
Contoh I:
(1)

H
CH3CH2

SOCl2

C* OH

CH3

retensi

H
CH3CH2

CH3

O
C

OSCl

CH3

(S)-2-butil klorosulfit
O

CH3CH2

konfigurasi

(S)-2-butanol
(2)

OSCl

SN2
inversi
konfigurasi

H
Cl

CH2CH3
CH3

(R)-2-klorobutana

+ SO2 + HCl

Contoh II:

(1)
3

H
OH

D
cis-2-deuterio
siklopentanol
(2)

H
3

PBr3
retensi

H
3

D OPBr2
H

konfigurasi

SN2
inversi

konfigurasi
D OPBr2
H

Br
3

H
D

trans-1-bromo-2deuteriosiklopentana

H3PO3

Sintesa Eter Williamson


Pengutuban ikatan OH atom-H bermuatan + alkohol bersifat asam lemah.
Kecuali metanol (pKa = 15,5), alkohol merupakan asam yang sedikit lebih
lemah daripada air (pKa = 15,74) perlu basa yang lebih kuat daripada OH-.
2 ROH + 2 Na/K 2 RO Na/K + H2(g)
ROH + Na :H RO Na + H2(g)
Contoh: 2 (CH3)3COH + 2 K 2 (CH3)3CO K + H2
t-butil alkohol
(berlebih)

kalium t-butoksida

RO Na (natrium alkoksida) Nu:- kuat bereaksi SN2 dengan alkil halida,


alkil sulfonat, atau alkil sulfat eter.
RO Na + R L RO R + Na L
R = metil, 1o, atau 2o; L = Br, I, OSO2R, atau OSO2OR

Gabungan reaksi alkohol dengan Na, dan reaksi antara Na- alkoksida yang
dihasilkan dengan metil halida, alkil halida 1o atau 2o dikenal sebagai sintesis
eter Williamson.
Contoh:
2 CH3CH2CH2OH + 2 Na 2 CH3CH2CH2ONa + H2
natrium propoksida
1-propanol
CH3CH2CH2ONa + CH3CH2 I CH3CH2CH2OCH2CH3 + NaI
etoksi propana
(etil propil eter)
(70%)

REAKSI SN Eter
Pemanasan dialkil eter dengan asam yang sangat kuat (HI, HBr, H2SO4)
menyebabkan terputusnya ikatan CO.
Contoh:
CH3CH2OCH2CH3 + 2 HBr

2 CH3CH2Br + H2O

Mekanisme reaksi:

(1) CH CH O CH CH + H Br
3
2
2
3

-Br

(2)

CH3CH2

Br

OCH2CH3

CH3CH2OCH2CH3

SN2

CH3CH2Br + CH3CH2OH

(3) CH3CH2OH + H Br

CH3CH2

Br

OH
H

SN2
CH3CH2Br + H2O

Untuk eter campuran (tidak simetrik), produk alkohol dan alkil halida yang
terbentuk bergantung pada sifat gugus alkil, yaitu apakah reaksi menempuh
mekanisme SN2 atau SN1.
Contoh:
(1)

H3C
H C
CH3CH2

SN2 H3C

H C
H3C

OCH3 + HI

OH + CH3I

(R)-2-butanol

(R)-2-metoksibutana

metil
iodida

Mekanisme reaksi:

H3C
H C
CH3CH2

OCH3 + H I

H3C

H3C

H
CH3CH2

O
H

CH3 + I

H C
H3C
+ CH3I

OH

(2)

SN1
(CH3)3C I + CH3OH

(CH3)3COCH3 + HI

t-butil iodida

t-butil metil eter

Mekanisme reaksi:

(CH3)3C OCH3 + H I

(CH3)3C

OCH3

H
I

(CH3)3CI

metanol

CH3OH
[(CH3)3C]

REAKSI SN Epoksida
Eter siklik beranggota-tiga sangat terikan (strain) jauh lebih reaktif terhadap
substitusi nukleofilik daripada eter
Katalisis Asam
Membantu pembukaan cincin epoksida dengan membentuk gugus pergi yang lebih baik
(alkohol) pada atom C yang diserang Nu:-.
Ciri-ciri:
Nukleofili lemah;
Serangan Nu:- terjadi pada atom-C yang lebih tersubstitusi, sebab
muatan positif parsialnya lebih besar (lebih karbokationik).

H2C

CH3

CH3
2,2-dimetiloksirana

H2C
+

+++
C CH3

CH3

CH3OH

H
OH

menyerupai
karbokation 3o

H
O

OCH3

H2C C CH3
CH3

HOCH2C(CH3)2OCH3

2-metoksi-2-metil-1-propanol

Katalisis Basa
Memerlukan nukleofili kuat, sebab gugus pergi merupakan ion alkoksida yang sangat
basa.
Nukleofili menyerang pada atom C yang kurang tersubstitusi, karena halangan
steriknya minimum (mekanisme SN2).

O
H2C

C CH3
H

atom C-1o
kurang terhalangi

CH3CH2

O
CH2 CH CH3
OCH2CH3

OH

H OCH2CH3

CH2 CH CH3
OCH2CH3

1-etoksi-2-propanol

Ikatan karbon-logam:

C M

ionik
(M = Na, K)

parsial
(M = Mg, Li)

kovalen
(M = Pb, Sn, Hg, Tl)

- +
Organomagnesium halida (R MgX) basa kuat & nukleofili kuat. Nu:- kuat
reaksi SN2 pada epoksida (eter siklik beranggota-3)

Contoh:
- +

MgBr +

H sp3

CH2CH
CH3

H
H
CH3

H
O MgBr

Nu:-

CH3
C

O
+
H MgBr
2

C
sp

CH2CHOH
CH3

+ Mg2+ + Br

menyerang atom C yang kurang tersubstitusi (ciri khas SN2)

REAKSI ELIMINASI
Agus Rochmat, S.Si
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Banten
2008

Eliminasi
Reaksi Umum :
Eliminasi alkil halida: dehidrohalogenasi
H X
C C

alkil halida

+ B

C C + BH + X

basa
kuat

produk
(alkena)

Mekanisme
E1

E2

Kimia Organik - Reaksi Substitusi


dan Eliminasi

Basa kuat : KOH/ethanol; CH3CH2ONa/CH3CH2OH; tBuOK/tBuOH

Alkil Halida
Reaksi E2
Contoh 1:
CH3CHBrCH3 + C2H5ONa

CH3CH2OH

CH2=CHCH3 +NaBr + C2H5OH

55oC

(79%)

Mekanisme serentak:
C2H5O
H
H

CH3

Br

C2H5O

H
C
H

CH3

Br

CH2= CHCH3 + Br + C2H5OH

Ikatan HCCX harus sebidang agar pertumpang-tindihan orbitalorbital yang membentuk ikatan pada alkena berlangsung efektif.
Konformasi yang disukai ialah anti periplanar: H dan Br
berposisi anti (konformasi silang) lebih stabil.
B

B
H

Br
C

Br H

H
C

C
Br

Pada konformasi sin periplanar, H dan Br berposisi sin


(konformasi tindih) kurang stabil.

Br

Jika ada > 1 produk alkena, pada umumnya, alkena yang lebih stabil, yaitu yang ikatan
rangkapnya lebih tersubstitusi oleh gugus alkil, menjadi produk utama (aturan Zaitsev).
Contoh 2:
2-bromo-2-metilbutana
(2 jenis atom H- 2 produk alkena)

OCH2CH3

CH3CH
H
CH3CH2O

Mekanisme E2 via keadaan peralihan


(tidak digambarkan)

H (1o)

H2C
C

Br

Produk dari H 1o:

CH3

(2o)

H2C
2-metil-1-butena
(31%) produk minor

Produk dari H 2o:

CH3CH

2 substituen alkil
(kurang tersubstitusi)

CH3

C(CH3)2

CH2CH3 + C2H5OH + Br

3 substituen alkil
(lebih tersubstitusi)
+ C2H5OH + Br

2-metil-2-butena (69%) produk utama

REAKSI SUBSTITUSI
NUKLEOFILIK (SN)

Pada kondisi tertentu, alkena yang kurang tersubstitusi dapat menjadi produk

REAKSI ELIMINASI (E)

Contoh 3:

dominan (aturan Hofmann).


CH3

Alkil Halida
Reaksi E2

CO +

(CH3)3

CH3CH2

Mekanisme Serentak

CH3

Konformasi HCCX

Stereospesifisitas

Reaksi E1
Alkohol

75oC

CH3

Aturan Zaitsev
Aturan Hofmann

Br

(CH3)3COH

H2C

CH2CH3

H3CHC

(72,5%)

C(CH3)2

(27,5%)

Basa t-butoksida sangat meruah (bulky) dan interaksi dengan pelarut t-butil
alkohol membuatnya lebih besar lagi:

CH3
CH3 C O

CH3

H O C CH3
CH3
CH3
Akibatnya, keadaan peralihan yang terbentuk pada eliminasi atom H-
internal (2o) akan sangat berdesakan.

REAKSI SUBSTITUSI
NUKLEOFILIK (SN)

halida menghasilkan produk alkena yang secara stereoisomerik berlainan

REAKSI ELIMINASI (E)

reaksi stereospesifik

Alkil Halida
Reaksi E2

Jika atom C dan C kiral, pasangan diastereomer dari substrat alkil

Contoh 4:
Br Br

CH CH

Mekanisme Serentak
Konformasi HCCX

1,2-dibromo-1,2-difeniletana
n = 2 maks. 4 stereoisomer;
yang ada hanya 3

Aturan Zaitsev
Aturan Hofmann

C6H5

Stereospesifisitas
1,2-dibromo-1,2-difenil etana
trans-1-kloro-2-metil
sikloheksana

Reaksi E1
Alkohol

Br

Br

H
C6H5

(1S, 2R)

C6H5
Br

Br
C6H5

(1R, 2S)

pasangan enantiomer
(campuran rasemat)

next

C6H5

dan

H
H

Br bidang
simetri
Br
C6H5

bentuk meso

REAKSI SUBSTITUSI
NUKLEOFILIK (SN)
REAKSI ELIMINASI (E)

Alkil Halida
Reaksi E2
Mekanisme Serentak
Konformasi HCCX

Br C
C6H5

C6H5
H
Br

C6H5
C

C6H5

C
H

(Z)-1-bromo-1,2-difeniletena

(1S, 2R)

Aturan Zaitsev

Br

Aturan Hofmann
Stereospesifisitas
1,2-dibromo-1,2-difenil etana
trans-1-kloro-2-metil
sikloheksana

Reaksi E1

H
C6H5

Br
Br

Alkohol

next

C6H5

C 6H

Br

H
C 6H

prioritas lebih tinggi

back

REAKSI SUBSTITUSI
NUKLEOFILIK (SN)

Bayangan cerminnya, (1R, 2S), juga menghasilkan alkena (Z), tetapi


bentuk meso diastereomeriknya menghasilkan alkena (E).

REAKSI ELIMINASI (E)


Alkil Halida
Reaksi E2
Mekanisme Serentak
Konformasi HCCX

H
C6H5 C
Br

C6H5
H
Br

meso

Aturan Zaitsev

C6H5

Br

C6H5
H

(E)-1-bromo-1,2-difeniletena

Aturan Hofmann

Stereospesifisitas
1,2-dibromo-1,2-difenil etana
trans-1-kloro-2-metil
sikloheksana

C6H5

C6H5

Br

Reaksi E1
Alkohol

Br

C 6H

C 6H

Br

prioritas lebih tinggi

Jika alkil halida merupakan halosikloalkana, agar terjadi reaksi E2, atom
H dan gugus pergi X harus 1,2-trans dan diaksial sehingga keduanya
saling anti.

back

REAKSI SUBSTITUSI
NUKLEOFILIK (SN)
REAKSI ELIMINASI (E)
Alkil Halida
Reaksi E2
Mekanisme Serentak

Contoh 5:
Cl

Ada 2 konformasi kursi yang mungkin pada trans-1-

Konformasi HCCX

kloro-2-metilsikloheksana, yaitu

Aturan Zaitsev
Aturan Hofmann

CH3

Stereospesifisitas
1,2-dibromo-1,2-difenil etana
trans-1-kloro-2-metil
sikloheksana

Reaksi E1

H
H

(e,e)

Alkohol

next

H
Cl
CH3

CH3 H

H
H
(a,a) Cl

1,2-trans
& diaksial

REAKSI SUBSTITUSI
NUKLEOFILIK (SN)
REAKSI ELIMINASI (E)

Reaksi E2 hanya berlangsung pada konformer (a,a) sebab atom-H dan Cl


saling anti. Namun, konformer ini jauh kurang stabil daripada (e,e), maka
reaksinya berjalan lambat.

Alkil Halida
Reaksi E2
Mekanisme Serentak
Konformasi HCCX

H3C

H3C

Aturan Zaitsev

Aturan Hofmann
Stereospesifisitas

Cl

Cl

1,2-dibromo-1,2-difenil etana
trans-1-kloro-2-metil
sikloheksana

Reaksi E1
Alkohol

CH3

3-metilsikloheksena
(100%)
back

REAKSI SUBSTITUSI
NUKLEOFILIK (SN)

CH3

C OH + CH3 C OCH2CH3
SN1
CH3
CH3
t-butil alkohol
t-butil etil eter
CH3

REAKSI ELIMINASI (E)


Alkil Halida
Reaksi E2

CH3

Reaksi E1
Alkohol

CH3

CH3

83%

80% C2H5OH

C Cl 20% H O
2
o
25 C
CH3

E1

H2C C

CH3
CH3

metilpropena
17%

Reaksi E1 pada alkil halida selalu bersaing dengan SN1, dan


reaksi SN1 selalu mendominasi.
sintesis alkena dengan eliminasi- HX hampir selalu lebih baik
rendemennya jika dicapai dengan reaksi E2
next

REAKSI SUBSTITUSI
NUKLEOFILIK (SN)

Tahap 1 sama untuk E1 maupun SN1 (tahap penentu laju)

CH3

Alkil Halida
Reaksi E2

C Cl

CH3

+ Cl

CH3

CH3

Reaksi E1
Alkohol

CH3

CH3

REAKSI ELIMINASI (E)

Tahap 2 = SN1 jika pelarut menjadi nukleofili

CH3
CH3

C + Sol O H

(CH3)3C OSol

CH3

(CH3)3COSol
+ H

Tahap 2 = E1 jika pelarut menjadi basa

Sol O H

H C C(CH3)2
H2

CH3

+ SolOH2
H2C C
CH3
back

REAKSI SUBSTITUSI
NUKLEOFILIK (SN)
REAKSI ELIMINASI (E)
Alkil Halida

Pemanasan kebanyakan alkohol dengan asam kuat seperti H2SO4 atau


H3PO4 menyebabkan mereka kehilangan satu molekul air dan membentuk
alkena
dehidrasi (eliminasi air)

Alkohol
Mekanisme E1 (Whittmore)
Penataan Ulang

Kereaktifan meningkat

Urutan Kereaktifan

1o
2o

H2SO4 pekat

CH3CH2OH

CH2= CH2 + H2O

180oC

+ H2O

OH
skloheksena (80%)

3o (CH3)3COH

H2SO4 20%
85oC

(CH3)2C=CH2 + H2O
metilpropena (84%)

Berkebalikan dengan alkil halida yang umumnya mengikuti reaksi E2,


dehidrasi alkohol reaksi E1 (Whittmore)

REAKSI SUBSTITUSI
NUKLEOFILIK (SN)
REAKSI ELIMINASI (E)

Tahap 1

CH3
CH3

Alkil Halida

OH

Urutan Kereaktifan
Penataan Ulang

+ H O

cepat

H
ion hidronium
(asam)

CH3

Alkohol
Mekanisme E1 (Whittmore)

CH3 H
CH3

O H + H2O

C
CH3

alkohol terprotonasi
(ion alkiloksonium)

Tahap 2

CH3 H
CH3

C
CH3

lambat

O H

CH3

C + H2O
(reaksi endoterm)
CH3
karbokation
CH3

Tahap 3

CH3
+
H2C C
H CH3

cepat

H2C C

CH3

CH3
metilpropena

+ H3O

REAKSI SUBSTITUSI
NUKLEOFILIK (SN)
REAKSI ELIMINASI (E)
Alkil Halida
Alkohol
Urutan Kereaktifan
Mekanisme E1 (Whittmore)
Penataan Ulang

Beberapa alkohol 1o dan 2o mengalami penataan ulang kerangka karbon


selama dehidrasi.

CH3
CH3 C

CH CH3

CH3 OH

H3PO4 85%
80oC

3,3-dimetil-2-butanol

3,3-Dimetil-2-butanol

CH3
H3C
+
C C
C CH(CH3)2
H3C
CH3
H2C
H3C

Perubahan ukuran cincin

2,3-dimetil-2-butena
(80%)

2,3-dimetil-1-butena
(80%)

Penataan ulang ini terjadi dengan geseran hidrida atau geseran


metanida yang mengubah karbokation yang kurang stabil menjadi
lebih stabil

next

REAKSI SUBSTITUSI
NUKLEOFILIK (SN)
REAKSI ELIMINASI (E)
Alkil Halida
Alkohol

Tahap 1

CH3
CH3 C

CH3

CH CH3 + H O

CH3 OH

CH3 C

CH3 OH2

Urutan Kereaktifan
Mekanisme E1 (Whittmore)

CH3

3,3-Dimetil-2-butanol
Perubahan ukuran cincin

+ H2O

Tahap 2

Penataan Ulang

CH CH3

CH3

CH3 C

CH CH3
CH3 OH2

CH3 C
CH3

CH CH3

karbokation 2o
(kurang stabil)

Tahap 3
Penataan ulang berupa geseran metanida (migrasi anion metil). selama
geseran-1,2 ini, anion tidak pernah betul-betul meninggalkan substrat.
back

next

REAKSI SUBSTITUSI
NUKLEOFILIK (SN)
REAKSI ELIMINASI (E)

CH3
CH3 C

CH3
+
CH3 C CH CH3
CH3

CH CH3

H3C

Alkil Halida

CH3

Alkohol

CH3 C

Urutan Kereaktifan

CH CH3
CH3

Mekanisme E1 (Whittmore)

karbokation 3o
(lebih stabil)

Penataan Ulang
3,3-Dimetil-2-butanol
Perubahan ukuran cincin

Tahap 4

H3C b H
CH2 C C CH3

a
CH3
H
back

H3C
(a)

CH3

CH3 CH C

CH2

disubstitusi ( 20%)

(b)

H3C CH3
CH3 C C CH3
tetrasubstitusi ( 80%)

aturan
Zaitsev

REAKSI SUBSTITUSI
NUKLEOFILIK (SN)
REAKSI ELIMINASI (E)
Alkil Halida
Alkohol

Penataan ulang juga dapat mengubah ukuran cincin.

H3C

OH
CH CH3 H, kalor
- H2 O

Urutan Kereaktifan

penataan
ulang

Mekanisme E1 (Whittmore)
Penataan Ulang
3,3-Dimetil-2-butanol
Perubahan ukuran cincin

H3C
CHCH3

H3C

CHCH3

CH3

CH3

-H

CH3
1,2-dimetilsikloheksena

CH3

Eliminasi
Produk mengikuti aturan Zaitsev :
alkena lebih stabil, dihasilkan lebih banyak

Br

Br

EtONa
EtOH

+
61%

EtONa
EtOH

+
20%

+
71%

29%

Kimia Organik - Reaksi Substitusi


dan Eliminasi

19%

Mekanisme E2
Mekanisme E2 : eliminasi bimolekuler
Reaksi adalah bimolekul, V tergantung pada konsentrasi RX dan B
V = k[RX][B]
Tahap penentu laju reaksi melibatkan konsentrasi B
reactivity: RI > RBr > RCl > RF

kekuatan ikatan RX meningkat

Tahap penentu laju reaksi melibatkan pemutusan ikatan RX


(Reaksi tidak tergantung pada jenis RX apakah 1, 2, atau 3)
Kimia Organik - Reaksi Substitusi
dan Eliminasi

Mekanisme E2
A. Satu tahap, mekanisme serentak:

C C

C C

X
C C
B H

Br
+ OH-

Zaitsev

Kimia Organik - Reaksi Substitusi


dan Eliminasi

Mekanisme E2
B. Anti elimination

H
C

X
C

X
anti periplanar
syn periplanar
-kebanyakan molekul
-tetapi eklips!
dapat mengadopsi
konformasi lebih mudah
Eliminasi E2 biasanya terjadi ketika H dan X adalah anti

Kimia Organik - Reaksi Substitusi


dan Eliminasi

Mekanisme E2
B. Anti elimination
Contoh :

CH3
Br

EtONa
EtOH

+
major

CH3
Br

"
"
major

Kimia Organik - Reaksi Substitusi


dan Eliminasi

minor

Mekanisme E2
B. Anti elimination
Penjelasan contoh :
Br harus aksial untuk menjadi anti terhadap H:

H
H

CH3

CH3

tetapi
but

Br
Br anti terhadap kedua H
produk berorientasi Zaitsev

Br
Br anti hanya pada H yang
memberikan produk
berorientasi non-Zaitsev

Kimia Organik - Reaksi Substitusi


dan Eliminasi

Mekanisme E1
A. Mekanisme E1
Mekanisme E2:
Br

EtONa
EtOH

+
major

minor

V = k[RBr][B]
Reaktivitas: RI > RBr > RCl > RF (tidak ada efek 1, 2, 3)
Namun jika:
Br

EtOH

Maka :
V = k[RBr] E1
Reaktivitas: RI > RBr > RCl > RF
dan: 3 > 2 > 1

+
major

minor

(melibatkan pemutusan RX)


(melibatkan R+)

Kimia Organik - Reaksi Substitusi


dan Eliminasi

Mekanisme E1
A. Mekanisme E1

Step
Tahap
1: 1:
Penentu(RLS)
laju

+ Br
Br
EtOH + HBr

Step
Tahap
2: 2:

+ EtOH2
H
EtOH

- R+ dapat mengalami penataan ulang


eliminasi biasanya terjadi dengan kehadiran basa kuat
Kimia Organik - Reaksi Substitusi
dan Eliminasi

Subtitusi Vs Eliminasi
A. Reaksi unimolekuler (SN1, E1) atau bimolekuler (SN2, E2)?
V = k1[RX] + k2[RX][Nu / B]
faktor ini akan membesar jika konsentrasi Nu atau B
meningkat
Reaksi bimolekular (SN2, E2) didukung oleh
konsentrasi Nu baik atau B kuat yang tinggi
faktor ini akan bernilai nol jika konsentrasi Nu atau B
juga nol
reaksi unimolekular (SN1, E1) terjadi pada ketidak
hadiran Nu baik atau B kuat
Kimia Organik - Reaksi Substitusi
dan Eliminasi

Subtitusi Vs Eliminasi
B. Bimolekular: SN2 or E2?
Rate = kSN2[RX][Nu] + kE2[RX][B]
menyebabkan penurunan V SN2,
tidak berpengaruh pada V E2
E2 lebih dominan

1. Struktur substrat: halangan sterik

Br

NaOEt

91%
Br

efek sterik
meningkat

"

9%
+

13%
Br

Br

"
tBuOK

87%

100%
O

15%
Kimia Organik - Reaksi Substitusi
Nu memiliki efek sterik yang besar
dan Eliminasi

+
85%

Subtitusi Vs Eliminasi
B. Bimolekular: SN2 or E2?
2. Basa Vs Nukleofil
basa yang lebih kuat mendukung E2
nukleofil yang baik mendukung SN2

Br

NaI

100%

good Nu
weak B

OCH3 +

good Nu
strong B

NaOCH3
40%
tBuOK

60%
OtBu +

5%

Kimia Organik - Reaksi Substitusi


dan Eliminasi

95%

poor Nu
strong B

Subtitusi Vs Eliminasi
C. Unimolekular: SN1 or E1?

OH2
Br

OH

H2O

(weak B,
poor Nu)

H
OH2

V = k[R+][H2O]
tidak ada kontrol terhadap rasio SN1 dan E1

Kimia Organik - Reaksi Substitusi


dan Eliminasi

Subtitusi Vs Eliminasi
D. Kesimpulan
1. bimolekular: SN2 & E2
Didukung oleh konsentrasi tinggi dari Nu baik atau B kuat
Nu baik, B lemah : I, Br, HS, RS, NH3, PH3

mendukung SN2

Nu baik, B kuat

: HO, RO, H2N

SN2 & E2

Nu buruk, B kuat

: tBuO (sterically hindered)

mendukung E2

Substrat:
1 RX lebih sering SN2 (kecuali dengan tBuO)
2 RX bisa SN2 dan E2 (tetapi lebih sering E2)
3 RX hanya E2
Kimia Organik - Reaksi Substitusi
dan Eliminasi

Subtitusi Vs Eliminasi
D. Kesimpulan
2. unimolekular: SN1 & E1
Terjadi pada ketidakhadiran dari Nu baik atau B kuat
Nu buruk, B lemah: H2O, ROH, RCO2H
Substrat:
1 RX
2 RX
3 RX

SN1 and E1 (hanya dengan penataan ulang)

SN1 and E1 (dapat terjadi penataan ulang)

Kimia Organik - Reaksi Substitusi


dan Eliminasi

tidak dapat
mengontrol
rasio
SN1 to E1

Anda mungkin juga menyukai