Anda di halaman 1dari 13

Pengertian Limbah

Posted by Budi Setiawan


Date: January 03, 2015
in: Limbah

Sampah (Sumber: jakarta.kompasiana.com)


Mungkin beberapa sebagian belum mengetahui pengertian limbah. limbah merupakan
buangan atau sisa yang dihasilkan dari suatu proses atau kegiatan dari industri maupun
domestik (rumah tangga). Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2014, limbah
adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan.
Berdasarkan dari wujud limbah yang dihasilkan, limbah dibagi menjadi tiga yaitu limbah
padat, limbah cair dan gas dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Limbah padat adalah limbah yang berwujud padat. Limbah padat bersifat kering,
tidak dapat berpindah kecuali ada yang memindahkannya. Limbah padat ini misalnya,
sisa makanan, sayuran, potongan kayu, sobekan kertas, sampah, plastik, dan logam
2. Limbah cair adalah limbah yang berwujud cair. Limbah cair terlarut dalam air, selalu
berpindah, dan tidak pernah diam. Contoh limbah cair adalah air bekas mencuci
pakaian, air bekas pencelupan warna pakaian, dan sebagainya.
3. Limbah gas adalah limbah zat (zat buangan) yang berwujud gas. Limbah gas dapat
dilihat dalam bentuk asap. Limbah gas selalu bergerak sehingga penyebarannya
sangat luas. Contoh limbah gas adalah gas pembuangan kendaraan bermotor.
Pembuatan bahan bakar minyakjuga menghasilkan gas buangan yang berbahaya bagi
lingkungan.
Menurut A. K. Haghi, 2011 menyatakan bahwa berdasarkan Sumber yang menghasilkan
limbah dapat dibedakan menjadi lima yaitu:
1. Limbah rumah tangga, biasa disebut juga limbah domestik.
2. Limbah industry merupakan limbah yang berasal dari industri pabrik.
3. Limbah pertanian merupakan limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan pertanian,
contohnya sisa daun-daunan, ranting, jerami, kayu dan lain-lain.
4. Limbah konstruksi didefinisikan sebagai material yang sudah tidak digunakan lagi
dan yang dihasilkan dari proses konstruksi, perbaikan atau perubahan. Jenis material
limbah konstruksi yang dihasilkan dalam setiap proyek konstruksi antara lain proyek
pembangunan maupun proyek pembongkaran (contruction and domolition). Yang

termasuk limbah construction antara lain pembangunan perubahan bentuk


(remodeling), perbaikan (baik itu rumah atau bangunan komersial). Sedangkan limba
demolition antara lain Limbah yang berasal dari perobohan atau penghancuran
bangunan.
5. Limbah radioaktif, limbah radioaktif berasal dari setiap pemanfaatan tenaga nuklir,
baik pemanfaatan untuk pembangkitan daya listrik menggunakan reaktor nuklir,
maupun pemanfaatan tenaga nuklir untuk keperluan industri dan rumah sakit. Bahan
atau peralatan terkena atau menjadi radioaktif dapat disebabkan karena pengoperasian
instalasi nuklir atau instalasi yang memanfaatkan radiasi pengion.
Limbah digolongkan menjadi dua berdasarkan polimer penyusun mudah dan tidak
terdegradasinya antara lain:
1. Limbah yang dapat mengalami perubahan secara alami (degradable waste = mudah
terurai), yaitu limbah yang dapat mengalami dekomposisi oleh bakteri dan jamur,
seperti daun-daun, sisa makanan, kotoran, dan lain-lain.
2. Limbah yang tidak atau sangat lambat mengalami perubahan secara alami
(nondegradable waste = tidak mudah terurai), misanya besi, plastik, kaca, kaleng, dan
lain-lain.
Jenis limbah ada 5 berdasarkan sifatnya yaitu:
1. Limbah korosif adalah limbah yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan dapat
membuat logam berkarat
2. Limbah beracun adalah limbah yang mengandung racun berbahaya bagi manusia dan
lingkungan. Limbah ini mengakibatkan kematian jika masuk ke dalam laut.
3. Limbah reaktif adalah limbah yang memiliki sifat mudah bereaksi dengan oksigen
atau limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi dan dapat
menyebabkan kebakaran.
4. Limbah mudah meledak adalah limbah yang melalui proses kimia dapat menghasilkan
gas dengan suhu tekanan tinggi serta dapat merusak lingkungan.
5. Limbah mudah terbakar adalah limbah yang mengandung bahan yang menghasilkan
gesekan atau percikan api jika berdekatan dengan api.
Limbah yang dihasilkan dari proses atau kegiatan industri antara lain:
1. Limbah padat: sisa sparepart, tong bekas, kain bekas, besi, dll
2. Limbah cair: bahan kimia, hasil pelarut, air bekas produksi, oli bekas, dll
3. Limbah gas: gas buangan kendaraan bermotor, gas buangan boiler, gas hasil
pembakaran dll
Limbah yang dihasilkan dari proses atau kegiatan rumah tangga (domestik) antara lain:

1. Limbah padat: sisa makanan, tinja manusia dll


2. Limbah cair: urine manusia, air bekas cucian, air bekas mandi dll
3. Limbah gas: asap dapur, asap hasil pembakaran sampah, dll
Semakin banyak limbah yang dihasilkan akan dapat menyebabkan dampak terhadap
lingkungan. Limbah yang dihasilkan bisa berdampak positif dan negatif terhadap lingkungan.
Perlu dilakukan pengolahan limbah untuk mengurangi dampaknya terhadap lingkungan.
Beberapa factor yang mempengaruhi kualitas limbah antara lain volume limbah, kandungan
bahan pencemar, dan frekuensi pembuangan limbah. Untuk mengatasi limbah ini diperlukan
pengolahan dan penanganan limbah.
Pengolahan limbah dapat dilakukan berdasarkan beberapa hal yaitu:
1. Pengolahan menurut tingkatan perlakuan
2. Pengolahan menurut karakteristik limbah
Menurut perkiraan National Urban Development Srtategy (NUDS) tahun 2003 rata rata
volume limbah domestik yang dihasilkan per orang sekitar 0,5 0,6 kg/hari.
Sumber:
A.K. Haghi. (2010). Waste Management. Canada :Nova Science.
Kristanto, P, 2002, Ekologi Industri, Penerbit ANDI, Yogyakarta
Luis F. Diaz, M. De Bertoldi, WBidlingmaier. Compost Science and Technology.
Amsterdam:Elsevier.
Mahida,U.N., 1984. Pencemaran Air dan Pemanfaatan Limbah. Rajawali. Jakarta.
Nusa Idaman Said.(2011).Pengelolaan Limbah Domestik.Jakarta: BPPT.
Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun
Sofian. (2011). Sukses Membuat Kompos dari Sampah.Jakarta Selatan: Agromedia Pustaka.
Suharto.Ign. (2011). Limbah Kimia dalam Pencemaran Air dan Udara. Yogyakarta : CV.
Andi Offset.
Yulipriyanto. (2010). Biologi Tanah dan Strategi Pengelolaannya. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Limbah merupakan suatu barang (benda) sisa dari sebuah kegiatan produksi yang tidak
bermanfaat/bernilai ekonomi lagi. Limbah sendiri dari tempat asalnya bisa beraneka ragam,
ada yang limbah dari rumah tangga, limbah dari pabrik-pabrik besar dan ada juga limbah dari
suatu kegiatan tertentu. Dalam dunia masyarakat yang semakin maju dan modern,
peningkatan akan jumlah limbah semakin meningkat. Logika yang mudah seperti ini;
dahulunya manusia hanya menggunakan jeruk nipis untuk mencuci piring, namun sekarang
manusia sudah menggunakan sabun untuk mencuci piring sehingga peningkatan akan limbah
tak bisa dielakkan lagi.
Limbah sendiri dikelompokkan menjadi tiga, yakni:
1. Berdasarkan Wujudnya
Pada pengelompokan limbah berdasarkan wujud lebih cenderung di lihat dari fisik limbah
tersebut. Contohnya limbah padat, disebut limbah padat karena memang fisiknya berupa
padat, sedangkan limbah cair dikarenakan fisiknya berbentuk cair, begitu pula dengan limbah
gas.
Limbah Gas, merupakan jenis limbah yang berbentuk gas, contoh limbah dalam bentuk Gas
antara lain: Karbon Dioksida (CO2), Karbon Monoksida (CO), SO2,HCL,NO2. dan lain-lain.
Limbah cair, adalah jenis limbah yang memiliki fisik berupa zat cair misalnya: Air Hujan,
Rembesan AC, Air cucian, air sabun, minyak goreng buangan, dan lain-lain.
Limbah padat merupakan jenis limbah yang berupa padat, contohnya: Bungkus jajanan,
plastik, ban bekas, dan lain-lain.
2. Berdasarkan sumbernya
Pada pengelompokan limbah nomor 2 ini lebih difokuskan kepada dari mana limbah tersebut
dihasilkan. Berdasarkan sumbernya limbah bisa berasal dari:
Limbah industri; limbah yang dihasilkan oleh pembuangan kegiatan industri
Limbah Pertanian; limbah yang ditimbulkan karena kegiatan pertanian
Limbah pertambangan; adalah limbah yang asalnya dari kegiatan pertambangan
Limbah domestik; Yakni limbah yang berasal dari rumah tangga, pasar, restoran dan
pemukiman-pemukiman penduduk yang lain.
3. Berdasarkan senyawa
Berdasarkan senyawa limbah dibagi lagi menjadi dua jenis, yakni limbah organik dan limbah
anorganik.
Limbah Organik, merupakan limbah yang bisa dengan mudah diuraikan (mudah membusuk),
limbah organik mengandung unsur karbon. Contoh limbah organik dapat anda temui dalam
kehidupan sehari-hari, contohnya kotoran manusia dan hewan.
Limbah anorganik, adalah jenis limbah yang sangat sulit atau bahkan tidak bisa untuk di
uraikan (tidak bisa membusuk), limbah anorganik tidak mengandung unsur karbon. Contoh
limbah anorganik adalah Plastik dan baja.

Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)


Selain pengelompokan limbah-limbah diatas masih ada lagi jenis limbah yang lain, yakni
limbah B3. Dari pengertian umumnya limbah merupakan suatu barang sisa yang bisa berupa
padat, cair dan gas. Limbah B3 sendiri
merupakan jenis limbah yang sangat berbahaya, suatu limbah dapat dikatakan sebagai limbah
B3 jika mengandung bahan yang berbahaya serta beracun karena sifat dan konsentrasinya
bisa mencemari lingkungan dan membahayakan kehidupan manusia dan lingkungan. Limbah
B3 sendiri masih memiliki beberapa karateristik lagi yakni; Beracun, mudah meledak mudah
terbakar, bersifat korosif, bersifat reaktif, dapat menyebabkan infeksi dan masih banyak lagi.
Cara pembuangan limbah
Limbah, baik limbah cair, padat, gas dan limbah B3 memiliki cara tersendiri dalam
penanganan pembuangan. Limbah B3 tidak bisa disamakan pembuangannya dengan limbah
cair ataupun limbah padat begitu pula sebaliknya. Untuk penanganan limbah cair sendiri
masih dibagi lagi menjadi beberapa bagian, untuk lebih jelasnya perhatikan bagaimana cara
penanganan limbah di bawah ini.
Penanganan limbah Cair
Penanganan limbah Cair sangatlah sulit, setiap bahan yang berbeda harus ditangani dengan
cara yang berbeda pula. Dalam penanganan limbah cair terdapat beberapa cara yakni sebagai
berikut ini:
Pengolahan primer
Pengolahan sekunder
Pengolahan tersier
Desinfeksi
Pengolahan lumpur
Pengolahan limbah padat
Pada pengolahan limbah padat berbeda dengan penanganan limbah cair, dalam penanganan
limbah padat dibagi dalam beberapa cara yakni:
Penimbunan terbuka
Sanitary landfill
Daur ulang
Insinerasi
Dijadikan kompos
Pengolahan limbah Gas
Untuk penanganan limbah gas lebih ditekankan pada bagaimana mencegah gas pencemar

tersebut mencemari lingkungan, misalnya dengan memasang filter (penyaring) pada knalpot
kendaraan bermotor, pengendap siklon, mengontrol emisi gas buang dan masih banyak lagi.
Pengolahan limbah B3
Pengolahan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) memiliki cara yang berbeda,
berhubung jenis limbah ini bisa menimbulkan bahaya bagi lingkungan maka penanganan
dengan benar haruslah diperhatikan. Untuk pembuangan limbah B3 haruslah berhati-hati
karena tidak bisa dibuang begitu saja, limbah haruslah diolah terlebih dahulu baik melalui
pengolahan fisik, biologi dan kimia dengan tujuan dapat menghilangkan efek berbahaya yang
terdapat didalam limbah. Berikut ini beberapa cara pengolahan limbah B3:
Kolam penyimpanan (surface impoundments)
Sumur dalam/Sumur injeksi
Secure landfill/lanfill untuk limbah B3
Limbah telah menjadi persoalan penting di negeri ini, untuk menciptakan negeri yang bersih
dan sehat tentunya harus kita mulai dengan cara hidup bersih dan sehat pula. Untuk itu
mulailah dengan kehidupan sehari-hari misalnya saja membersihkan halaman rumah, selokan
didepan rumah dan juga sadarkan diri akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya.
Kesadaran ini juga harus dilakukan oleh semua pihak, terutama jangan lagi ada pabrik-pabrik
yang membuang limbah di sungai. Selain merugikan bagi kesehatan limbah yang di buang di
sungai juga bisa membawa efek yang lain, misalnya saja biota sungai seperti ikan, plankton
dan tanaman air akan mati. Sungai yang tercemar juga akan sangat buruk dipandang,
mestinya sungai bisa kita manfaatkan sebagai tempat rekreasi dan mencari rezeki namun jika
sudah tercemar seperti ini mau bagaimana lagi. Semoga kedepannya Indonesia menjadi
negara yang bersih, sehat dan bersih dari limbah.

Pengelolaan sampah
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Halaman ini belum atau baru diterjemahkan sebagian dari
bahasa Inggris.
Bantulah Wikipedia untuk melanjutkannya. Lihat panduan penerjemahan
Wikipedia.

Artikel ini membutuhkan lebih banyak catatan kaki untuk


pemastian.
Silakan bantu memperbaiki artikel ini dengan menambahkan catatan kaki dari
sumber yang terpercaya.

Tong sampah biru di Berkshire, Inggris

Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, daur ulang, atau


pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yang
dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya
terhadap kesehatan, lingkungan, atau estetika. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk
memulihkan sumber daya alam (resources recovery). Pengelolaan sampah bisa melibatkan
zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metode dan keterampilan khusus untuk masingmasing jenis zat.
Praktik pengelolaan sampah berbeda beda antara negara maju dan negara berkembang,
berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan dan antara daerah perumahan
dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yang tidak berbahaya dari pemukiman dan
institusi di area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah,
sedangkan untuk sampah dari area komersial dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan
pengolah sampah.
Metode pengelolaan sampah berbeda-beda tergantung banyak hal, di antaranya tipe zat
sampah, lahan yang digunakan untuk mengolah, dan ketersediaan lahan.

Daftar isi

1 Tujuan

2 Metode Pembuangan
o

2.1 Penimbunan darat

3 Daur ulang
o

3.1 Pengolahan kembali secara fisik

3.2 Pengolahan biologis

3.3 Pemulihan energi

4 Metode pencegahan dan pengurangan

5 Konsep pengelolaan sampah

6 Bencana sampah yang tidak dikelola dengan baik

7 Lihat juga

8 Pranala luar

Tujuan
Pengelolaan sampah merupakan proses yang diperlukan dengan dua tujuan:

mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis


(pemanfaatan sampah), atau

mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi


lingkungan hidup.

Metode Pembuangan
Penimbunan darat
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Penimbunan darat

Penimbunan darat sampah di Hawaii.

Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk membuang


sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan ini biasanya
dilakukan di tanah yang tidak terpakai, lubang bekas pertambangan, atau lubang-lubang
dalam. Sebuah lahan penimbunan darat yang dirancang dan dikelola dengan baik akan
menjadi tempat penimbunan sampah yang higienis dan murah. Sedangkan penimbunan darat
yang tidak dirancang dan tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah
lingkungan, di antaranya angin yang berbau sampah, menarik berkumpulnya hama, dan
adanya genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah adalah gas metana dan karbon
dioksida yang juga sangat berbahaya.

Kendaraan pemadat sampah penimbunan darat.

Karakteristik desain dari penimbunan darat yang modern di antaranya adalah metode
pengumpulan air sampah menggunakan bahan tanah liat atau plastik pelapis. Sampah
biasanya dipadatkan untuk mengurangi volume dan menambah kestabilannya, dan ditutup
untuk tidak menarik hama (biasanya tikus). Banyak penimbunan sampah mempunyai sistem
pengekstrasi gas yang dipasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan
dialirkan keluar dari tempat penimbunan dan dibakar di menara pembakar atau dibakar di
mesin berbahan bakar gas untuk membangkitkan listrik.

Daur ulang
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daur ulang

Proses pemilahan sampah yang masih memiliki nilai secara materiil untuk digunakan kembali
disebut sebagai daur ulang (reuse). Ada beberapa cara daur ulang, pertama adalah mengambil
bahan sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil energi dari bahan yang bisa dibakar
untuk membangkitkan listrik.
Pengolahan kembali secara fisik

Baja yang dibuang, dan kemudian dipilah di fasilitas Central European Waste
Management, Eropa.

Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang, yaitu mengumpulkan dan
menggunakan kembali sampah yang dibuang, contohnya botol bekas pakai yang
dikumpulkan untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang
sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang
sudah tercampur.
Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminium, kaleng baja
makanan/minuman, Botol HDPE dan PET, botol kaca, kertas karton, koran, majalah, dan
kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa didaur ulang. Daur

ulang dari produk yang kompleks seperti komputer atau mobil lebih susah, karena bagianbagiannya harus diurai dan dikelompokkan menurut jenis bahannya.
Pengolahan biologis
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Pengkomposan

Pengkomposan.

Material sampah organik, seperti residu tanaman, sampah makanan, atau kertas, bisa diolah
dengan menggunakan proses biologis menjadi kompos, atau dikenal dengan istilah
pengkomposan. Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagai pupuk dan gas metana
yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.
Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik pengkomposan adalah Green Bin
Program di Toronto, Kanada,[1] di mana sampah organik rumah tangga, seperti sampah dapur
dan potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus untuk dikomposkan.
Pemulihan energi
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sampah menjadi energi

Bagian dari fasilitas digesti anaerobik di pengolahan sampah biologis Lbeck di


Jerman, 2007

Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara
menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya menjadi
bahan bakar tipe lain. Daur ulang melalui cara perlakuan panas bervariasi mulai dari
menggunakannya sebagai bahan bakar memasak atau pemanas, sampai penggunaannya untuk
memanaskan boiler untuk menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisis dan
gasifikasi adalah dua bentuk perlakuan panas yang saling terkait, ketika sampah dipanaskan

pada suhu tinggi dengan keadaan anaerobik. Proses ini biasanya dilakukan di wadah tertutup
pada tekanan tinggi. Pirolisa dari sampah padat mengubah sampah menjadi produk berzat
padat, gas, dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar untuk menghasilkan energi atau
dimurnikan menjadi produk lain. Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk
seperti karbon aktif. Gasifikasi dan gasifikasi busur plasma yang canggih digunakan untuk
mengkonversi material organik langsung menjadi gas sintetis (campuran antara karbon
monoksida dan hidrogen). Gas ini kemudian dibakar untuk menghasilkan listrik dan uap.

Metode pencegahan dan pengurangan


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Minimalisasi sampah

Sebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah pencegahan zat sampah
terbentuk, atau dikenal juga dengan "pencegahan sampah". Metode pencegahan termasuk
penggunaan kembali barang bekas pakai, memperbaiki barang yang rusak, mendesain produk
supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali (seperti tas belanja katun menggantikan
tas plastik), mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekali pakai
(contohnya kertas tisu), dan mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit
untuk fungsi yang sama (contoh, pengurangan bobot kaleng minuman[2]).

Konsep pengelolaan sampah


Terdapat beberapa konsep tentang pengelolaan sampah yang berbeda dalam penggunaannya,
antara negara-negara atau daerah. Beberapa yang paling umum, multikonsep yang digunakan
adalah:

Diagram dari hirarki limbah.

Hierarki sampah - hierarki sampah merujuk kepada " 3 M " mengurangi


sampah, menggunakan kembali sampah dan daur ulang, yang
mengklasifikasikan strategi pengelolaan sampah sesuai dengan keinginan
dari segi minimalisasi sampah. Hierarki limbah yang tetap menjadi dasar
dari sebagian besar strategi minimalisasi sampah. Tujuan hierarki sampah
adalah untuk mengambil keuntungan maksimum dari produk-produk
praktis dan untuk menghasilkan jumlah minimum limbah.

Perpanjangan tanggung jawab penghasil sampah (Extended Producer


Responsibility). EPR adalah suatu strategi yang dirancang untuk
mempromosikan integrasi semua biaya yang berkaitan dengan produkproduk para produsen di seluruh siklus hidup produk tersebut ke dalam
pasar harga produk. EPR dimaksudkan untuk menentukan akuntabilitas
atas seluruh siklus hidup produk dan kemasan yang dibawa ke pasar. Ini
berarti perusahaan yang membuat, mengimpor dan/atau menjual produk

diminta untuk bertanggung jawab atas produk mereka sejak manufaktur


hingga akhir dari masa penggunaannya.

Prinsip pengotor membayar - prinsip pengotor membayar adalah prinsip di


mana pihak pencemar membayar dampak dari aktivitasnya ke lingkungan.
Sehubungan dengan pengelolaan limbah, umumnya merujuk kepada
penghasil sampah untuk membayar sesuai dengan volume dan jenis
sampah yang dibuang.

Bencana sampah yang tidak dikelola dengan baik


1. Longsor tumpukan sampah
2. Sumber penyakit
3. Pencemaran lingkungan
4. Menyebabkan banjir

Anda mungkin juga menyukai