Protein merupakan zat gizi yang sangat penting, karena yang paling erat
hubungannya dengan proses-proses kehidupan. Nama protein berasal dari
bahasa Yunani (Greek) proteus yang berarti “yang pertama” atau “yang
terpenting”. Seorang ahli kimia Belanda yang bernama Mulder, mengisolasi
susunan tubuh yang mengandung nitrogen dan menamakannya protein, terdiri
dari satuan dasarnya yaitu asam amino (biasa disebut juga unit pembangun
protein) (Suharjo & Clara, 1992).
1
Protein merupakan suatu zat makanan yang sangat penting bagi tubuh,
karena zat ini disamping berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur,
Protein adalah sumber asam- asam amino yang mengandung unsur C, H, O
dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. Molekul protein
mengandung pula posfor, belerang dan ada jenis protein yang mengandung
unsur logam seperti besi dan tembaga (Budianto, 2009).
a) Struktur protein
2
b) Umumnya terdiri dari 20 macam asam amino, asam amino tersebut
berikatan secara kovalen satu dengan yang lainnya dalam variasi urutan yang
bermacam-macam membentuk suatu rantai polipeptida.
d) Struktur tidak stabil terhadap beberapa faktor, antara lain, pH, radiasi,
temperatur, dan pelarut organik.
Struktur asam amino dapat dibagi menjadi beberapa bentuk yaitu struktur
primer, sekunder, tersier, dan kuartener.
Struktur sekunder
Struktur tesier
Struktur kuartener
3
Struktur ini melibatkan beberapa polipeptida dalam membentuk suatu
protein. Ikatan-ikatan yang terjadi sampai terbentuknyaa protein sama dengan
ikatan-ikatan yang terjadi pada struktur tersier (Winarno, 1992).
Protein globular
Protein serabut
Pada protein serabut rantai polipetida memanjang pada satu sumbu dan
tidak larut dalam air.
4
c) Fungsi protein
1) Sebagai enzim
Banyak molekul dengan BM kecil serta beberapa ion dapat diangkut atau
dipindahkan oleh protein-protein tertentu.
3) Pengatur pergerakan
4) Penunjang mekanis
Kekuatan dan daya tahan robek kulit dan tulang disebabkan adanya
kolagen, suatu protein yang berbentuk bulat panjang dan mudah membentuk
serabut.
5) Pertahanan tubuh
7) Pengendalian pertumbuhan
5
d) Sumber protein
Sumber protein dibagi menjadi dua yaitu hewani dan nabati. Sumber
protein hewani dapat berbentuk daging dan alat-alat dalam seperti hati,
pankreas, ginjal, paru, jantung , jerohan. Yang terakhir ini terdiri atas babat
dan iso (usus halus dan usus besar). Susu dan telur termasuk pula sumber
protein hewani yang berkualitas tinggi. Ikan, kerang-kerangan dan jenis
udang merupakan kelompok sumber protein yang baik, karena mengandung
sedikit lemak, tetapi ada yang alergis terhadap beberapa jenis sumber protein
hasil laut ini. Jenis kelompok sumber protein hewani ini mengandung sedikit
lemak, sehingga baik bagi komponen susunan hidangan rendah lemak.
Namun kerang-kerangan mengandung banyak kolesterol, sehingga tidak baik
untuk dipergunakan dalam diet rendah kolesterol. Ayam dan jenis burung lain
serta telurnya, juga merupakan sumber protein hewani yang berkualitas baik.
Harus diperhatikan bahwa telur bagian merahnya mengandung banyak
kolesterol, sehingga sebaiknya ditinggalkan pada diet rendah kolesterol
(Sedioetama, 1985). Sumber protein nabati meliputi kacang-kacangan dan
biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, kacang hijau, kacang koro,
kelapa dan lain-lain. Asam amino yang terkandung dalam protein ini tidak
selengkap pada protein hewani, namun penambahan bahan lain yaitu dengan
mencampurkan dua atau lebih sumber protein yang berbeda jenis asam amino
pembatasnya akan saling melengkapi kandungan proteinnya. Bila dua jenis
protein yang memiliki jenis asam amino esensial pembatas yang berbeda
dikonsumsi bersama-sama, maka kekurangan asam amino dari satu protein
dapat ditutupi oleh asam amino sejenis yang berlebihan pada protein lain.
Dua protein tersebut saling mendukung (complementary) sehingga mutu gizi
dari campuran menjadi lebih tinggi daripada salah satu protein itu.
6
dari metode Kjeldahl, metode titrasi formol, metode Lowry, metode
spektrofotometri visible (Biuret), dan metode spektrofotometri UV.
O C
O C
NH NH
H C R H C R
Cu2+
C O C O
NH NH
H C R H C R
a. Kelebihan
1. Murah
7
3. Penyimpangan warna jarang ditemukan dibandingkan dengan metode
lain.
b. Kelemahan
4. Terjadi variasi warna pada jenis protein yang berbeda, kurang sensitif
terhadap jenis protein karena absorpsi yang terjadi melibatkan ikatan peptida
yang ada di semua protein, bukan pada gugus samping spesifik.
Metode Spektrofotometri UV
Sifat protein jika dilarutkan dengan asam klorida dan enzim protease
akan menghasilakan asam amino karboksilat. Disisi lain protein dapat
mengalami denaturasi yaitu perubahan struktur protein yang menimbulakn
perubahan sifat fisika, kimia dan biologi bila Protein apabila dipanaskan
dapat mengakibatkan gelombang elektromagnetik tertentu contohnya bisa,
kokain kuman-kuman dan lain-lain.
8
dengan spektrofotometri. Spektrofotometer dapat mengukur serapan di daerah
tampak, UV (200-380 nm) maupun IR (> 750 nm) dan menggunakan sumber
sinar yang berbeda pada masing-masing daerah (sinar tampak, UV, IR).
Monokromator pada spektrofotometer menggunakan kisi atau prisma yang
daya resolusinya lebih baik sedangkan detektornya menggunakan tabung
penggandaan foton atau fototube.
Metode Kjeldahl
1) Kelebihan :
9
iii. Tidak mahal (Jika tidak menggunakan autosistem)
2) Kelemahan :
iii. Protein yang berbeda memerlukan faktor koreksi yang berbeda karena
susunan residu asam amino yang berbeda.
a. Kelebihan
10
b. Kerugian
Metode Lowry
a. Kelebihan :
1. Sangat sensitive
3. Lebih spesifik
b. Kekurangan :
11
menggunakan blanko untuk mengkoreksi absorbansi. Interferensi yang
disebabkan oleh deterjen, sukrosa dan EDTA dapat dieliminasi dengan
penambahan SDS atau melakukan preparasi sampel dengan pengendapan
protein.
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Classis : Bivalvia
Ordo : Veneroidae
Familia : Corbiculidae
Genus : Polymesoda
12
0,40-2,47%, karbohidrat sebesar 2,36-4,95% serta memberikan energi sebesar
69-88 kkal/100 gram daging.
13
6. ALUR PERCOBAAN
a. Persiapan Sampel
1 gram sampel
Residu Filtrat
14
1 ml aquades
Hasil
Hasil
15
7. HASIL PENGAMATAN
No.
Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan Dugaan/Reaksi Kesimpulan
Perc.
1. Persiapan Sampel Sebelum Terbentuk filtrat dan redisu. Filtrat atau latutan
- Ikan kerang kepah: padatan Filtrat berwarna putih keruh sampel kerang
1 gram sampel
berwarna kuning dan residu berwarna kuning kepah berwarna
- Dihancurkan dengan mortal & alu - Aquades: larutan tidak berwarna pudar. putih keruh.
- + 10mL aquades sedikit demi sedikit
- Dimasukkan dalam sentrifuge
- Disentrifuge pada kecepatan 3500 rpm Sesudah
selama 10 menit - Ikan kerang kepih dihancurkan:
- Didekantasi
padatan berwarna kuning pudar
- + 10ml aquades: larutan berwarna
Residu Filtrat kuning pudar dan terdapat
16
Residu= endapan berwarna
kuning pudar
2. Pembuatan Larutan Standar Sebelum Semakin besar kadar larutan Semakin besar
- Larutan standar protein dengan maka perubahan warnanya kadar larutan
1 mL larutan standar protein denga
kadar 1, 2, 3, 4, 5 (mg): larutan serta nilai absorbansi akan standar protein
kadar 1, 2, 3, 4, 5 (mg)
tidak berwarna semakin pekat dan tinggi. semakin besar juna
- Dimasukkan dalam tabung - Reagen biuret: larutan berwarna Reaksi pembuatan reagen nilai
reaksi 1, 2, 3, 4, 5
biru jernih (+) biuret: absorbansinya.
- + 5mL reagen biuret pada
masing-masing tabung reaksi - CuSO4.5H2O (aq) + 2NaOH Berdasarkan hasil
- Dikocok hingga homogen Sesudah (aq) → Cu(OH)2 (aq) + perhitungan
- Diinkubasi pada suhu 37ºC - Larutan standar protein dengan Na2SO4 (s) + 5H2O (l) diperoleh
selama 10 menit
kadar 1, 2, 3, 4, 5 (mg) + reagen - Cu(OH)2 (aq) ⇌ Cu2+ (aq) + persamaan larutan
- Didiamkan pada suhu ruang
selama 30 menit biuret: 2OH- (aq) standar protein
- Diukur absorbansinya dengan 1mg: lar. berwarna biru jernih yaitu :
alat spektrofotometer UV-Vis
2mg: lar. berwarna ungu jernih (+) Y=0,0416x+0,0474
pada panjang gelombang 540
nm 3mg: lar. berwarna ungu jernih (+) R2=0,9858
4mg: lar. berwarna ungu jernih
Hasil
(++)
5mg: lar. berwarna ungu jernih
17
(++)
- Diinkubasi: tidak ada perubahan
warna
- Didiamkan: tidak ada perubahan ( aq) + Cu2+(aq) →
warna
- Diukur absorbansinya:
A(1mg) = 0,090
A(2mg) = 0,121
A(3mg) = 0,183
A(4mg) = 0,217
A(5mg) = 0,250
(aq)
18
3. Penentapan Absorbansi Larutan Blanko Sebelum Larutan blanko jika Larutan blanko
- Aquades: larutan tidak berwarna ditambahkan reagen biuret berwarna biru
1 mL aquades - Reagen biuret: larutan berwarna akan berwarna biru. setelah
biru jernih (+) penambahan
- Dimasukkan dalam tabung reagen biuret. Nilai
reaksi
Sesudah absorbansinya 0.
- + 5mL reagen biuret
- Dikocok hingga homogen - Aquades + reagen biuret: larutan
- Diinkubasi pada suhu 37ºC berwarna biru jernih
selama 10 menit ( aq) + Cu2+(aq) →
- Diinkubasi: larutan berwarna biru
- Didiamkan pada suhu ruang
jernih
selama 30 menit
- Diukur absorbansinya dengan - Didiamkan: larutan berwarna biru
alat spektrofotometer UV-Vis jernih
pada panjang gelombang 540
- Diukur absorbansinya:
nm
A=0
Hasil (aq)
19
4. Penetapan Absorbansi Larutan Sampel Sebelum Larutan sampel jika Larutan sampel
- Filtrat sampel: larutan putih keruh ditambahkan reagen biuret kerang kepah
1 mL larutan Sampel - Reagen biuret: larutan berwarna bereaksi positif yaitu memiliki
biru jernih (+) berwarna ungu. absorbansi sebesar
- Dimasukkan dalam tabung 0,123 dengan kadar
reaksi
Sesudah protein sebesar
- + 5mL reagen biuret
- Dikocok hingga homogen - Aquades + reagen biuret: larutan 1,8168%
- Diinkubasi pada suhu 37ºC berwarna biru (-) sedikit keruh
selama 10 menit
- Diinkubasi: larutan berwarna biru
- Didiamkan pada suhu ruang
(-) sedikit keruh ( aq) + Cu2+(aq) →
selama 30 menit
- Diukur absorbansinya dengan - Didiamkan: larutan berwarna biru
alat spektrofotometer UV-Vis (-) sedikit keruh
pada panjang gelombang 540
nm - Diukur absorbansinya:
A = 0,123
Hasil
(aq)
20
Kerang kepah memiliki
kandungan protein sebesar
7,06-16,78% (Suaniti,2007).
21
8. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada percobaan ini hal yang pertama dilakukan adalah :
a. Persiapan Sampel
Langkah pertama yaitu 1 gram sampel protein yang dalam percobaan
kali ini berasal dari kerang kepah, dihancurkan menggunkan mortal dan alu.
Kemudian dimasukkan ke tabung sentrifuge dan ditambahkan 10 mL
aquades. Dilanjutkan dengan mensentrifuge sampel dengan kecepatan 3500
rpm selama 10 menit. Lalu disaring agar memperoleh sampel yang murni
tanpa pengotor sehingga tidak mengganggu hasil absorbansinya. Dihasilkan
filtrat berwarna putih dan residu berupa endapan berwarna putih
kekuningan.
22
mL reagen biuret. Dalam pereaksi biuret terkandung 3 macam reagen yaitu
reagen yang pertama adalah CuSO+ dalam aquades dimana reagen ini
berfungsi sebagai penyedia ion Cu2+ yang nantinya akan membentuk
kompleks dengan protein berwarna biru dimana ion kupri Cu2+ dari pereaksi
biuret dalam suasana basa akan bereaksi dengan polipeptida atau ikatan-
ikatan peptida yang menyusun protein dan membentuk senyawa kompleks
yang berwarna ungu atau violet. Reagen yang kedua adalah K-Na-Tartrat
yang berfungsi untuk mencegah terjadinya reduksi pada Cu2+ sehingga tidak
mengendap. Reagen yang ketiga adalah NaOH dimana fungsinya adalah
membuat suasana basa. Suasana basa akan membantu pembentukan
Cu(OH)2 yang nantinya akan menjadi Cu2+ dan 2OH-Persamaan reaksinya
adalah:
CuSO4 (aq) + 2NaOH (aq) → Cu(OH)2 (aq) + Na2SO4(aq) + 5H2O
Cu(OH)2→ Cu2+ + 2OH-
(aq)
Didapatkan warna biru jernih (+) pada konsentrasi 1, warna ungu
jernih (+) pada konsentrasi 2 dan 3 mg/mL dan warna ungu jernih (++) pada
konsentrasi 4 dan 5 mg/mL. Dilanjutkan dengan menginkubasi pada suhu
37˚C selama 10 menit. Fungsinya agar protein terdenaturasi dengan
melepasakan hydrogen pada strukturnya sehingga protein dapat bereaksi
secara optimum dengan ion Cu2+. Didapatkan warna biru jernih (+) pada
konsentrasi 1,warna ungu jernih (+) pada konsentrasi 2 dan 3 mg/mL dan
23
warna ungu jernih (++) pada konsentrasi 4 dan 5 mg/mL. Terakhir diukur
nilai absorbansinaya dengan alat spektrofotometer UV-Vis dengan panjang
gelombang 540 nm. Pada percobaan ini, panjang gelombang 540 nm
digunakan sebagai panjang gelombang untuk menganalisis kadar protein di
dalam sampel karena pada panjang gelombang ini terjadi penyerapan cahaya
maksimal pada sampel. Dengan kata lain, pada panjang gelombang ini, sinar
yang dipancarkan oleh spektrofotometer paling banyak diserap oleh sampel.
Oleh karena itu, pengukuran pada panjang gelombang 540 nm ini
menghasilkan pengukuran yang akurat. Semakin tinggi intensitas cahaya
(absorbansi) yang diserap oleh spektrofotometer maka semakin tinggi pula
kandungan protein yang terdapat dalam sampel kerang kepah. Data
absorbansi kelima larutan standar yang diukur dengan panjang gelombang
540 nm sebagai berikut :
Konsentrasi Nilai
Absorbansi
1 mg/mL
0,090
2 mg/mL
0,121
3 mg/mL
0,183
4 mg/mL
0,217
5 mg/mL
0,250
Diubah dalam bentuk grafik :
0.200
0.150
0.100
0.050
0.000
0 1 2 3 4 5 6
Konsentrasi (mg)
R2 = 0,9858
24
Persamaan garis singgung tersebut nantinya akan digunakan untuk
menghitung kadar protein dalam larutan sampel.
25
(aq) + Cu2+ (aq) →
(aq)
y = 0,0416x + 0,0474
Y = 0,0377 x + 0,0881
0,265 = 0,0377 x + 0,0881
0,123 − 0,0474
𝑥= = 1,8173 𝑚𝑔/𝑚𝑙
0,0416
26
Perhitungan %kadar protein pada sampel :
1,0003 𝑔𝑟𝑎𝑚 1000,3 𝑚𝑔
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 = = = 100,03 𝑚𝑔/𝑚𝑙
10 𝑚𝑙 10 𝑚𝑙
𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
%kadar = 𝑥 100%
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
1,8173 𝑚𝑔/𝑚𝑙
%kadar = 𝑥 100%
100,03 𝑚𝑔/𝑚𝑙
= 1,8168%
Hal ini sesuai dengan teori dari kadar protein.
9. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan diperoleh konsentrasi protein dalam sampel kerang kepah
sebesar 1,8173 mg/mL dan Kadar protein pada sampel tempe dalam persen
per 100 gram = 1,8168%.
10. JAWABAN PERTANYAAN
1. Buatlah kurva standar konsentrasi vs absorbansi! Dengan bantuan kurva
standar tersebut, tentukan kadar protein sampel!
0.150
0.100
0.050
0.000
0 1 2 3 4 5 6
Konsentrasi (mg)
27
Y = 0,0416x + 0,0474
0,123 = 0,0416x + 0,0474
0,123 − 0,0474
𝑥= = 1,8173 𝑚𝑔/𝑚𝑙
0,0416
1,0003 𝑔𝑟𝑎𝑚 1000,3 𝑚𝑔
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 = = = 100,03 𝑚𝑔/𝑚𝑙
10 𝑚𝑙 10 𝑚𝑙
28
Indrasti, N. S. (2003). Pedoman Pengolahan Kacang Tanah. Jakarta: Erlangga.
Ketaren, S. (1986). Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: Universitas Indonesia
Press.
Lehninger, Albert. 1982. Principles of Biochemistry third book. Maryland:
Worth Publisher. inc. (terj: Thenawijaya, Maggy. Dasar-Dasar Biokimia
jilid 3. Jakarta: Penerbit Erlangga).
RI, D. G. (1988). Daftar Komposisi Bahan Pangan. Jakarta: Universitas
Indonesia Press.
Sedioetama, A. D. (1985). Ilmu Gizi Jilid I. Jakarta: Penerbit Dian Rakyat.
Suaniti, N.M. 2007. Pengaruh EDTA Dalam Penentuan Kandungan Timbal
dan Tembaga Pada Kerang Hijau (Mytilus viridis). Laboratorium Kimia,
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universita Udayana Denpasar Bali. Vol.2 No. 1.
Sudarmaji, Slamet , dkk. 2007. Analisis bahan Makanan dan Pangan. Penerbit
Liberty.
Suharjo, & Clara, M. K. (1992). Prinsip-prinsip Ilmu Gizi. Yokyakarta:
Kasinius.
Suprapto, J. (2001). Stastik Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga.
Suryono H. 2006. Daya dan Kestabilan Buih Putih Telur Itik Tegal dengan
Penambahan Asam Asetat pada Umur Simpan yang Berbeda [skripsi].
Bogor: Program Studi Teknologi Hasil Ternak. Fakultas Peternakan
Institut Pertanian Bogor.
TIM. 2014. Petunjuk Praktikum Biokimia. Surabaya: UNESA University Press.
Winarno, F. (2004). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka.
Winarno. (1992). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka.
29
12. Lampiran
Lampiran (Perhitungan)
c. 𝑉1 𝑥 𝑀1 = 𝑉2 𝑥 𝑀2 d. 𝑉1 𝑥 𝑀1 = 𝑉2 𝑥 𝑀2
𝑉1 𝑥 4 𝑚𝑔 = 10 𝑚𝑙 𝑥 3 𝑚𝑔 𝑉1 𝑥 3 𝑚𝑔 = 10 𝑚𝑙 𝑥 2 𝑚𝑔
10 𝑚𝑙 𝑥 3 𝑚𝑔 10 𝑚𝑙 𝑥 2 𝑚𝑔
𝑉1 = 𝑉1 =
4 𝑚𝑔 3 𝑚𝑔
𝑉1 = 7,5 𝑚𝑙 𝑉1 = 6,67 𝑚𝑙
e. 𝑉1 𝑥 𝑀1 = 𝑉2 𝑥 𝑀2
𝑉1 𝑥 2 𝑚𝑔 = 10 𝑚𝑙 𝑥 1 𝑚𝑔
10 𝑚𝑙 𝑥 1 𝑚𝑔
𝑉1 =
2 𝑚𝑔
𝑉1 = 5 𝑚𝑙
30
Grafik Larutan Standar Protein
0.300
y = 0.0416x + 0.0474
0.250 R² = 0.9858
Absorbansi
0.200
0.150
0.100
0.050
0.000
0 1 2 3 4 5 6
Konsentrasi (mg)
Jawab:
Y = 0,0416x + 0,0474
0,123 = 0,0416x + 0,0474
0,123 − 0,0474
𝑥= = 1,8173 𝑚𝑔/𝑚𝑙
0,0416
𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
%kadar = 𝑥 100%
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
1,8173 𝑚𝑔/𝑚𝑙
%kadar = 𝑥 100%
100,03 𝑚𝑔/𝑚𝑙
= 1,8168%
31
Lampiran Foto
Persiapan sampel
32
Penentuan kurva standar
33
5. Diukur absorbansinya pada λ
540 nm dengan
spektrofotometer UV-Vis
34
ditambahkan 5 mL reagen selama 10 menit. Lalu
biuret. Lalu dikocok. didiamkan selama 15 menit.
35